PROGRAM KERJA TIM TB DOTS RS. DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
RS.DR.H.MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN ANGGARAN 2016 0
PROGRAM KERJA PELAYANAN DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (DOTS TB) RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2016
I.
PENDAHULUAN Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) merupakan pengamatan
jangka pendek pelayanan secara langsung pada penderita TB. TB DOTS merupakan salah satu indicator mutu penerapan standar pelayanan Rumah Sakit. Rumah Sakit Marzoeki Mahdi melaksanakan penanggulangan TB dengan strategi DOTS, sebuah strategi yang direkomendasikan oleh WHO karena terbukti merupakan strategi paling efektif. Strategi DOTS terdiri dari lima komponen utama yaitu pemeriksaan dahak secara mikroskopis, pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, pengawasan langsung pengobatan oleh Petugas Menelan Obat (PMO), jaminan ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang bermutu dan adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang baku. Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi dan merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective. Dengan dibuatnya program DOTS diharapkan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya penemuan kasus TB, dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tercapainya tingkat kesembuhan yang diharapkan. II. LATAR BELAKANG TB Paru masih merupakan masalah utama bagi kesehatan masyarakat, karena merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular, dan peringkat ke 3 dari 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia. Pusat Komunikasi Publik Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan RI, melaporkan bahwa pada tahun 2009 diperkirakan terdapat 528.000 kasus TB baru, dan mengakibatkan kematian sebesar 91.000 jiwa pertahun. Angka prevalensi TB tahun 2009 diperkirakan sebesar 100 per 100.000 penduduk. Penanggulangan TB secara nasional telah dilakukan sejak tahun 1969. Pada saat itu, penanggulangan TB dilakukan melalui Puskesmas dengan paduan obat jangka panjang (INH, Para Amino Acid dan Streptomisin) selama 1-2 tahun
1
pengobatan. Sedangkan penggunaan obat jangka pendek dengan paduan INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol selama 6 bulan, baru dimulai sejak tahun 1977. Penerapan program DOTS yang dititik beratkan pada Puskesmas, ternyata belum menuai hasil yang menggembirakan, karena baru menjangkau sebagian kasus TB yang ada. Survey prevalensi tahun 2004 tentang pola perilaku pengobatan pasien TB menunjukkan bahwa 49% pasien TB di Jawa, 44% pasien TB di Sumatera dan 31% pasien TB di wilayah Indonesia Timur, dating berobat pertama kali ke rumah sakit maupun BP4, sehingga tidak terjangkau program DOTS. Oleh karena itu, agar target tercapai, maka strategi DOTS harus diekspansi ke seluruh unit pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit maupun BP4. Secara umum rumah sakit memiliki potensi yang besar dalam penemuan kasus TB (case finding), namun ada keterbatasan dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan pengobatan (case holding). Sedangkan Puskesmas, meskipun mempunyai kelebihan dalam case holding, namun ada keterbatasan dalam case finding. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara RS dan Puskesmas dalam
upaya penanggulangan TB secara terpadu, melalui
pembentukan Jejaring DOTS. Program DOTS di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dilaksanakan oleh Tim DOTS yang dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur sejak tahun 2010. Tugas pokok Tim DOTS adalah melaksanakan semua kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan TB Paru strategi DOTS, baik pengelolaan strategi internal rumah sakit maupun hubungan kerjasama dengan pihak pengelola P2TB strategi DOTS di Dinkes kota Bogor.
2
III. TUJUAN a. Tujuan Umum : Mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan morbiditas dan mortalitas pada kasus TB di Indonesia. b.
Tujuan Khusus : Meningkatkan penemuan kasus TB yang diukur berdasarkan : Proporsi pasien TB BTA positif di antara suspek Proporsi pasien TB BTA positif di antara semua pasien TB paru Proporsi pasien TB anak Angka konversi Angka kesembuhan
IV.SASARAN 1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB. 2. Tersosialisasinya program TB DOTS terutama keseluruh petugas medis (dokter dan perawat) di instalasi rawat inap dan rawat jalan. 3. Tersedianya poli DOTS yang dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan standar. 4. Tersedianya obat program (FDC). 5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan teknis Tim DOTS TB sesuai standar. 6. Terlaksananya pelayanan pasien di poli DOTS. 7. Termonitoringnya pencatatan dan pelaporan pasien TB sesuai dengan strategi DOTS. 8. Terevaluasinya program TB DOTS dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor. V.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1.Sosialisasi program DOTS TB kepada Komite Medik 2.Sosialisasi program DOTS TB pada unit-unit terkait di internal RS 3.Melengkapi fasilitas unit DOTS 4.Menyediakan obat program (FDC) 5.Mengajukan pelatihan bagi petugas DOTS baik yang sudah dilatih maupun yang belum dilatih DOTS 6.Melakukan pelayanan pasien TB DOTS sesuai dengan program Hospital DOTS Linkage 7.Melakukan pencatatan di formulir-formulir yang telah disediakan 8. Melakukan pelaporan per triwulan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor VI.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1.Memperkuat kerjasama dan koordinasi antar unit di dalam RS. DR. H Marzoeki Mahdi, sehingga dapat meningkatkan penemuan kasus pasien TB atau tersangka TB. 2.Memberikan penyuluhan baik secara langsung, maupun melalui brosur atau pamflet.
3
3.Melakukan monitoring pemberian OAT berdasarkan catatan TB 01. 4.Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program TB Nasional untuk memantau penatalaksanaan pasien. 5.Menyediakan biaya operasional 6.Mengadakan pertemuan berkala TIM DOTS 7.Membuat laporan dan evaluasi tiap triwulan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor. 8.Mengikuti rapat koordinasi dan evaluasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor. VII.JADWAL RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016 No
Kegiatan 1
1
Sosialisasi DOTS TB ke unit
2 3 4 5 6
terkait internal RS Pelatihan TIM DOTS Melakukan penyuluhan TB Rapat berkala TIM DOTS In house training Membuat pencatatan pasien
7
TB Membuat evaluasi
8
laporan per
triwulan
2
3
4
5
Tahun 2016 6 7 8
9
10
11
dan ke
Dinkes Kota Bogor Mengambil OAT (FDC) ke Dinkes VIII.RENCANA ANGGARAN 1. In house training TB DOTS 2. Anggaran pertemuan berkala tim DOTS 3. AnggaranpelaporankeDinkes 4. Ongkospengambilan OAT keDinkes 5. Biaya ATK 6. Biayapelaporanpasienmangkir Total
: Rp 4.500.000 : Rp 1.800.000 : Rp 800.000 : Rp 600.000 : Rp 500.000 : Rp 600.000 : Rp 8.800.000
IX.PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Pencatatan dilakukan oleh petugas pencatatan dan pelaporan yang telah ditentukan. 2. Pelaporan a. Laporan per triwulan Jumlah suspek TB Jumlah pasien dengan TB BTA (+) Jumlah pasien TB anak Jumlah pasien Drop Out
4
12
Jumlah pasien yang dirujuk Kendala yang ada di lapangan
b. Laporan per tahun Rekapan hasil per triwulan Proporsi pasien TB BTA positif diantara yang suspek Proporsi pasien TB BTA positif diantara semua pasien TB paru Proporsi pasien TB anak Angka Konversi Angka kesembuhan Angka Drop Out Kendala yang ada di lapangan
5