Kata Majemuk A. Hakikat Kata Majemuk Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan lainnya erat sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru. Dalam bahasa Indonesia selanjutnya kata majemuk disebut juga bentuk senyawa atau susunan senyawa (kompositum). Contoh : Mata sapi, arti baru
: telur ceplok (bahasa jawa)
Sapu tangan, arti baru : selembar kain untuk lap muka B. Bentuk Unsur Kata Majemuk 1. Bentuk unsur kata majemuk berupa satu kata dan satu pokok kata. Contoh : Daya tahan Kamar kerja 2. Bentuk unsurnya berupa pokok kata dan pokok kata. Contoh : Jual beli Simpan pinjam 3. Salah satu bentuk unsurnya berupa bentuk kompleks. Contoh : Meninggal dunia
bukan
Buku harian
bukan
me + tinggal dunia buku hari + an
Bentuk meninggal dan harian dalam kata majemuk di atas adalah unsur yang merupakan bentuk kompleks. Sebagai kata majemuk , bentuk-bentuk itu bukan berasal dari kata tinggal dan hari. Dengan demikian bentuk majemuk di atas bukanlah kata majemuk yang berimbuhan , melainkan kata majemuk yang salah satu unsurnya berbentuk kompleks. C. Ciri-ciri Kata Majemuk 1. Kedua unsurnya menunjuk/membentuk / menimbul-kan pengertian baru. Contoh : Matahari
: gumpalan gas raksasa yang pijar
Satu benda satu pengertian. Kapal terbang
: pesawat yang dapat terbang
Satu benda satu pengertian 2. Hubungan antara kedua unsurnya sangat erat dan rapat sehingga tidak dapat dipertukarkan atau bolak-balik. Contoh: Bentuk majemuk Tidak dapat dijadikan Panjang tangan Tangan panjang Laki bini Bini laki Mata sapi Sapi mata Kamar mandi Mandi kamar Tinggi hati Hati tinggi Sapu tangan Tangan sapu Anak angkat Angkat anak Tanggung jawab Jawab tanggung Contoh: panjang tangan : suka mencuri Tangan panjang : tangan yang (memang) panjang 3. Hubungan kedua unsure sangat rapat dan erat sehingga diantara keduanya tidak dapat disisipi unsure lain. Contoh : Mata sapi sebagai bentuk majemuk berbeda pengertiannya dengan matanya sapi , mata dan sapi, mata dari sapi, dan sebagainya. Meja hijau
bukan
meja yang hijau
Jago merah
bukan jago yang merah
Mata kaki
bukan mata dan kaki
4. Hubungan antara kedua unsur sangat rapat dan erat sehingga jika diberi afiks harus kena pada seluruh kata dan tidak boleh disisipkan diantara kedua unsur Contoh : Dipertanggungjawabkan
bukan dipertanggungkan jawab
Ibu bapaknya
bukan ibunya bapak
D. Macam-macam Kata Majemuk a. Kata majemuk berdasarkan sifatnya 1. Kata majemuk bersifat endosentris
Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti dari gabungan kata-kata di dalam kata majemuk tersebut. Contoh: Sapu tangan
intinya
sapu
Mata hari
intinya
mata
2. Kata majemuk bersifat ekosentris Kata majemuk ekosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsure-unsurnya tidak memiliki unsur inti. Contoh: Laki bini
intinya
pada laki atau bini
Tua muda
intinya
pada tua atau muda
b. Kata majemuk berdasarkan arti 1. Kata majemuk wajar Kata majemuk wajar adalah kata majemuk yang artinya tidak merupakan kiasan. Contoh: Indah permai Yatim piatu 2. Kata majemuk kiasan Kata majemuk kiasan adalah kata majemuk yang artinya merupakan kias. Contoh: Panjang tangan Besar kepala c. Kata majemuk berdasarkan susunannya 1. Kata majemuk berangkaian adalah kata majemuk yang unsure-unsurnya tidak saling menguasai dan tidak saling menerangkan. Susunannya terdiri atas: a) Kata benda + kata benda Contoh: Laki bini Ibu bapak b) Kata keadaan + kata keadaan
Contoh: Tinggi rendah Panas dingin c) Kata kerja + kata kerja Contoh: Naik turun Timbul tenggelam 2. Kata majemuk berlengkapan Kata majemuk berlengkapan adalah kata majemuk yang unsure satunya menerangkan atau melengkapi unsure yang lain. Susunannya terdiri atas: a) Kata benda + kata benda Contoh: Air mata Ibu jari b) Kata benda + kata keadaan Contoh: Tanah lapang Bini muda c) Kata benda + kata kerja Contoh: Kursi goyang Kamar tidur d) Kata keadaan + kata keadaan Contoh: Putih bersih Kurus kering e) Kata keadaan + kata benda Contoh: Keras hati Tinggi hati
f) Kata keadaan (warna) + kata benda Contoh: Kuning langsat Hijau daun g) Kata kerja + kata benda Contoh: Angkat kaki Banting stir h) Kata kerja + kata keadaan Contoh: Omong kosong Jual mahal i) Bentuk lain + kata bilangan Contoh: Celaka tiga belas Dua sejoli d. Kata majemuk berdasarkan sifat dan strukturnya Berdasarkan sifat dan strukturnya, George keraf mengelompokkan kata majemuk menjadi beberapa golongan sebagai berikut. 1. Dwandwa Dwandwa ialah kata majemuk yang struktur unsure-unsurnya sederajat atau setara. Berdasarkan kesenyawaan unsure-unsurnya, kata majemuk dwandwa dibedakan atas 4 golongan seperti di bawah ini. a) Kata majemuk setara sejalan Contoh: Hancur lebur Lemah gemulai b) Kata majemuk setara berdampingan Contoh : Kampung halaman Kaki tangan
c) Kata majemuk berlawanan Contoh: Laba rugi Besar kecil 2. Tatpurusa Kata majemuk tatpurusa adalah kata majemuk yang bagian kedua dari unsureunsurnya memberi penjelasan pada bagian pertama. Berdasarkan hubungan antar unsure-unsurnya kata majemuk tatpurusa atau bertingkat dibedakan atas beberapa bentuk seperti berikut: a) Hubungan kualitatif Kata pada ruas kedua merupakan sifat/ keadaaan dari kata ruas pertama. Contoh: Air terjun Gunung berapi b) Hubungan kuantitatif Kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai bagian keseluruhan. Contoh: Setengah mati Setengah jalan c) Hubungan perbandingan Kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua. Contoh: Biru laut Bulat telur d) Hubungan limitative Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama Contoh: Keras kepala Panjang tangan e) Hubungan timbale balik Kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau sebaliknya.
Contoh: Uang bantuan Daerah kabupaten f) Hubungan sangkut paut Kata pada ruas pertama dan kedua masing-masing menyatakan benda berdiri sendiri yang merupakan hubungan sangkut paut tertentu. Contoh: (1) Merupakan sangkut paut asal (dari) Contoh: Batu kali Air mata (2) Merupakan sangkut paut alat (mempergunakan) Contoh: Radio listrik Setrika listrik (3) Merupakan sangkut paut (di) Contoh: Cacing tanah Cacing tambang (4) Merupakan sangkut paut hasil (menghasilkan) Contoh: Mata air Kelenjar ludah (5) Merupakan sangkut paut bahan (dari bahan) Contoh: Rumah batu Gelas kaca (6) Merupakan sangkut paut mempunyai (ber) Contoh: Sepatu roda Sepeda motor
(7) Merupakan sangkut paut tujuan (untuk) Contoh: Alas meja Buku pelajaran 3. Karmadharaya Kata majemuk karmadharaya ialah kata majemuk yang unsure kedua menjelaskan unsure pertama. Unsur keduanya itu merupakan sifat. Kata majemuk karmadharaya bersifat endosentris. Contoh: Rumah tua Darah dingin 4. Bahuvrihi Kata majemuk bahuvrihi adalah kata majemuk dwandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi untuk menjelaskan satu kata benda lain. E. Pembagian Kata Majemuk Menurut Mees (1983) Menurut Mees (1983) kata majemuk digolongkan atas 3 kelompok, yaitu: 1. Kata majemuk kopulatif (gabung) Kata majemuk kopulatif adalah kata majemuk yang kedua unsurnya sederajat atau setara, tidak saling menentukan yang dikelompokkan atas: a. Bersusun sederajat Contoh: Sanak saudara Ayam itik b. Bersusun berlawanan Contoh: Siang malam Jauh dekat c. Bersusun berdampingan, yang maksudnya mengeraskan kualitas Contoh: Cantik molek Suka ria
2. Kata majemuk determinative (menentukan) Dalam kata majemuk determinative kata pertama ditentukan oleh kata yang kedua. a. Kata yang kedua menentukan yang pertama (DM) Contoh: Sapu tangan Kereta api b. Kata yang kedua menyifatkan kata yang pertama Contoh: Orang tua Raja muda c. Kata yang kedua member nama atau gelar pada kata yang pertama. Contoh: Arek Surabaya Bunga mawar d. Kata yang kedua menegaskan kata yang pertama. Contoh: Kuning langsat Hijau daun e. Kata yang pertama ada hubungannya dengan perbuatan atau pekerjaan kata kedua. Contoh: Meja makan Tempat tidur 3. Kata majemuk posesif (kepunyaan/ pemilikan) a. Persenyawaan yang mengandung arti kiasan. Contoh: Panjang tangan Buah bibir b. Gelar atau panggilan kepada seseorang yang mempunyai sifat seperti yang tersebut pada kedua unsurnya. Contoh: Si kepala botak
Si rambut panjang c. Kata yang kedua menerangkan kata yang pertama dalam arti “kepunyaan”. Contoh: Bibir sumur Daun pintu F. Penulisan Kata Majemuk 1. Kata majemuk yang sudah senyawa benar ditulis serangkai. Contoh: Purbakala Saputangan 2. Kata majemuk yang kesenyawaannya agak kurang ditulis terpisah dengan memberikan garis pemisah atau tidak. Contoh: Ibu-bapa Anak tangga Sebenarnya penulisan kata majemuk menjadi lebih baik jika ditulis serangkai. Hal itu untuk membantu kita agar secara eksplisit dapat membedakan antara frase biasa dengan kata majemuk. Misalnya: Meriam menangkis serangan udara Kerata api malam cepat Pasar malam amal G. Pengulangan Pada Kata Majemuk Pengulangan pada kata majemuk adalah pengulangan pada seluruh unsurnya. Contoh: Mata pelajaran
mata pelajaran-mata pelajaran
Lomba tari
lomba tari-lomba tari
Hal yang tidak mungkin adalah jika pengulangan tersebut terjadi pada contoh di bawah ini. Contoh: Mata pelajaran
mata-mata pelajaran
Lomba tari
lomba-lomba tari
H. Pengafikan pada kata majemuk Pengafikan pada kata majemuk harus kena pada seluruh kata. Contoh: Surat kabar: persuratkabaran Tanggungjawab: bertanggungjawab Beberapa bentuk cara pengafikan di bawah ini adalah contoh yang salah: Tanggungjawab: pertanggungan jawab Surat kabar: persuratan kabar I. Persamaan dan Perbedaan Kata Majemuk dengan Aneksi 1. Persamaan kata majemuk dengan aneksi. a. Keduanya merupakan gabungan dua kata. b. Jenis kata yang membentuk keduanya, sama. 2. Perbedaan kata majemuk dengan aneksi Sebenarnya perbedaan antara kata majemuk dan aneksi cukup banyak, namun dalam bab ini hanya disebutkan beberapa saja sebagai berikut: a. Kata majemuk menimbulkan makna baru sedangkan aneksi tidak. b. Penambahan unsure baru di tengah kata majemuk menimbulkan perubahan makna sedangkan pada aneksi tidak. Kata majemuk : orang tua --- orang yang tua (berubah arti) Aneksi : orang tua --- orang yang tua (maknanya tua) c. Kedua unsure kata majemuk dapat dirangkaikan sedangkan pada aneksi tidak dapat dirangkaikan. Kata majemuk : matahari menjadi matahari (betul) Aneksi : mata ibu menjadi menjadi mata ibu (betul)