YESUS di INDIA Kehidupannya Yang Tak Diketahui, Sebelum dan Sesudah Penyaliban
HOLGER KERSTEN
JESUS LIVED IN INDIA Holger Kersten
Terbitan ke 1, oleh Elemet Books Limited 1994 Terbitan ke 2, oleh Penguin Books India, 2001 ISBN 9780143028291
Judul Terjemahan : Yesus di India xvi + 365 halaman, ukuran 14.8 x 21 cm
Penerjemah Penyunting Desain & Lay Out
: ................................... : Ekky O. Sabandi : D. Sumarta
Cetakan Pertama: Oktober 2015
Penerbit: email:
[email protected]
PRAKATA
Pada tahun 1973, dan murni kejadian kebetulan yang menguntungkan, bahwa saya pertama kali menyeberang dari teori bahwa Yesus telah hidup di India, dan akhirnya meninggal di sana juga. Skeptis meskipun tanpa penguburan tentang masalah itu, saya memutuskan untuk berusaha menelusuri kembali jalan kehidupan Yesus secara keseluruhan. Saya segera menghadapi rintangan pertama: tidak ada sumber kontemporer yang dapat menopang penelitian ilmiah yang cermat pada masa sekarang yang cukup memberikan keterangan sangat baik yang diperlukan tentang sejarah Yesus. Siapakah pria itu? Dari mana dia berasal? Kemana dia pergi? Mengapa ia nampak begitu asing dan misterius bagi sebayanya? Apa dia sebenarnya sesudah itu? Menindaklanjuti penelitian saya, akhirnya saya datang ke India, dimana saya menjadi kenal dengan beberapa orang yang telah menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk meneliti seluruh permasalahan tentang Yesus di India. Dari mereka saya menerima kekayaan informasi yang menakjubkan, bersama dengan dorongan besar dan dukungan yang berharga. Setelah buku ini diterbitkan untuk pertama kalinya, di Jerman tahun 1983, saya menerima ratusan surat dari pembaca yang antusias yang tidak hanya mengungkapkan kesenangan dan keheranan, tapi
iii
Yesus di India
juga membuat sejumlah besar komentar yang berharga dan saransaran penting. Tetapi saya sangat lebih berterima kasih kepada kritikus yang tajam yang menghabiskan waktu dengan sungguhsungguh untuk menguji pernyataan yang saya buat, dan karenanya membuat saya sekarang mampu untuk memberikan koreksi atas sedikit ketidakcermatan yang asli ada. Dengan cara ini, lebih dari kurun waktu sepuluh tahun, sebuah karya yang telah diperbaiki telah berkembang yang memiliki kapasitas untuk menyinggung bahkan referensi terkecil dan paling khusus mengenai asal mula ajaran Yesus bagi orang India. Juga dalam sepuluh tahun ini, buku ini telah diterjemahkan ke dalam tidak kurang dari lima belas bahasa yang berbeda (termasuk bahasa Kroasia, Polandia, Korea, dan Cina telah ada sepuluh edisi dalam bahasa Brasil). Cerita kelangsungan hidup Yesus dan kehidupannya di India sudah sepantasnya mendapat perhatian di seluruh penjuru dunia. Beberapa penegasan yang saya buat mungkin nampak berani, bahkan beberapa mustahil, tetapi saya telah berusaha memberikan bukti yang kuat untuk semua pernyataan yang telah saya kemukakan dan mendukung dengan referensi/rujukan pada sumber asli yang dapat dipercaya. Tetap ada kesempatanyang sungguh-sungguh untuk penilaian mendatang dalam berbagai disiplin ilmu perorangan. Belum menjadi bagian dari tujuan saya untuk merusak pandangan orang tentang agama Kristen, jauh dari sekedar membiarkan pembaca muram dikelilingi oleh shards keyakinan yang hancur. Ini hanyalah masalah kepentingan terbesar masa sekarang untuk menemukan jalan kembali lagi kepada asal mula kepada kebenaran universal dan sentral dari pesan Kristus, yang telah didistorsikan hampir melebihi pengakuan oleh ambisi kotor dan institusi-institusi yang lebih atau kurang sekuler yang telah merebut kekuasaan relijius untuk diri mereka sendiri bahkan sejak awal abad yang disebut Jaman Kristen.
iv
Prakata
Buku ini tanpa pernyataan keyakinan baru, oleh karena itu; ini hanyalah usaha untuk membuka jalan ke masa depan yang baru, yang berlandaskan kuat pada para ahli spritual dan agama yang benar pada masa lalu. Jangan berpikir saya sedang mendongeng; Bangun dan buktikan hal- hal sebaliknya! Semua sejarah gerejawi Apakah suatu bentuk kesalahan paksaan __Johan Wolfgang von Goethe Holger Kersten, Freinburg im Breisgau, Maret 1993
v
vi
Daftar Isi
Prakata Pendahuluan 1. KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI Penemuan Nicolai Notovitch Siapakah Notovitch? Kritik dan Para Pengkritik Perjalanan Notovitch ke Ladakh Sebuah Tatanan Misterius
iii xi 1 1 9 13 18 21
2. SIAPAKAH YESUS? Sumber-sumber Sekuler Injil-injil Kesaksian Paul Kesimpulan Perjalanan Saya ke Pegunungan Himalaya
23 23 26 32 35 36
3. Musa DAN PUTRA TUHAN Asal-usul Yahudi Siapakah Musa itu? Makan Musa di Kashmir
47 47 52 60 vii
Yesus di India
Dari Penaklukan ke Pengasingan Banjir di Kashmir Kashmir, ‘Tanah yang Dijanjikan’ Sepuluh Suku Israel Yang Hilang
66 71 75 77
4. MASA KECIL YESUS Bintang Pria Bijaksana Siapakah Ketiga Orang Bijak Itu? Persisnya Bagaimana Anda Menemukan Sebuah Reinkarnasi? Perjalanan ke Mesir
85 85 88
5. KEBIJAKAN TIMUR DI BARAT Ekspansi Agama Budha Therapeut, Essens dan Nazarenes Yesus di Nazarene Essenes: Kaum Kristen Sebelum Yesus Ajaran Kaum Essenes di Qumran Budha dan Yesus: Sebuah Perbandingan Ajaran Budha dalam Ajaran Yesus Apakah Yesus Seorang Yahudi Ortodoks? Pengganti Kaum Essenes dan Nazarenes
101 101 108 114 120 130 137 144 148 151
6. RAHASIA YESUS Orang Yang Bagaimanakah Ini? Reinkarnasi Dalam Perjanjian Baru Kristenitas dan Gnostics Laknat Justinian Keajaiban – dari Yesus di India
157 157 161 167 171 176
viii
90 97
Daftar Isi
Krishna dan Kristus
183
7. KAIN KAFAN – SEBUAH PENINGGALAN YESUS 187 Tuduhan dan Pemeriksaan 187 Kain Kafan Turin 197 Potret Edessa 203 Kesatria Misterius 212 Analisa Ilmiah terhadap Kafan 218 Apakah Yesus Mengorbankan hidup? 221 Radiokarbon tahun 1988 228 8. ‘KEMATIAN’ DAN ‘KEBANGKITAN’ Dua Pemakaman dalam Injil Yahya Dalam Makam Tuhan ‘Zat Pengharum’ yang Misterius Penyaliban Fakta Medis Luka di Pinggang dan Minuman Keras Jejak di Kain Makam – Batu yang Terbuka ‘Bangkit’ atau ‘Bangun’
233 233 236 243 246 255 262 273 280
9. SETELAH KEBANGKITAN Paus Bertemu Yesus di Damascus Perjalanan ke Surga Yesus yang ‘Benar’ dalam Islam Yesus di Kashmir Makam Yesus di Srinagar Yesus atau Paul?
287 287 291 308 313 322 335
ix
Yesus di India
APPENDIX Tabel Kronologis Kaum ‘Nazarenes’
339 339 342
CATATAN KAKI Bab 1: Kehidupan Yesus yang Tak Diketahui Bab 2: Siapakah Yesus? Bab 3: Musa dan Putra Tuhan Bab 4: Masa Kecil Yesus Bab 5: Kebijaksanaan Timur dan Barat Bab 6: Rahasia Yesus Bab 7: Kafan – Sebuah Peninggalan Yesus Bab 8: ‘Kematian’ dan ‘Kebangkitan’ Bab 9: Setelah Penyaliban
344 344 345 346 347 348 351 352 354 357
BIBIOGRAPHY Index of Persons Index of Places
360
x
Pendahuluan Kekuasaan ilmu pengetahuan dan teknologi selama tiga abad yang lalu telah disertai oleh sekulerisasi yang cepat terhadap dunia (Barat) kita dan resesi simultan yang berturut-turut dalam keyakinan beragama. Pemujaan atas rasionalisme materialis dan berusaha keras untuk menjelaskan setiap segi keberadaan manusia telah membawa kepada penipisan serius dalam kehidupan spiritual, relijius dan emosional, dan bahkan akhirnya membawa kepada hilangnya kepercayaan dalam perikemanusiaan. Tidak kurang signifikan diantara sebab-sebab meluasnya jurang pemisah antara agama dan ilmu pengetahuan–antara keyakinan dan pengetahuan– telah menjadi perilaku Gereja-gereja yang telah berdiri sejak lama. Karena ketakutan akan kehilangan kedudukan terkemukanya dalam lingkungan sekuler, mereka memaksakan hak dimana mereka sepenuhnya tidak memilikinya; dalam bidang pengetahuan empiris. Ini semata-mata menekankan kebutuhan akan perbedaan yang lebih besar antara para ahli. Keretakan/perpecahan yang dihasilkan antara pemikiran ilmiah dan kepercayaan relijius telah menyajikan kepada setiap orang yang berpikir dengan dilema yang jelas tak terpecahkan. Sentimen spiritual telah menjadi sangat terbatas karena barisan orang yang secara umum menyangsikan kejujuran pesan Yesus telah tumbuh jumlahnya, dan doktrin Kristen telah berubah makin menjadi persoalan yang diperdebatkan. Bahkan ajaran inti yang ditanamkan dalam tradisi gerejawi – seperti sifat Tuhan, sifat Kristus, sifat Gereja dan Wahyu
xi
Yesus di India
ketuhanan – telah menjadi topik pembicaraan yang antusias di tengah para ahli ilmu agama dan orang awam. Ketika ajaran Gereja Kristen yang paling sentral dan mendasar tidak lagi diterima sebagai kebenaran mutlak, bahkan ditengah hirarki dan pimpinan gereja sendiri, kematian gereja itu tak bisa disangkal sudah ada di tangan. Pesan dari bangku gereja kosong begitu jelas. Menurut survei statistik yang dilakukan di Jerman pada tahun 1992, hanya satu dari empat warga negara yang menganut ajaran Gereja yang lebih tua tentang Yesus, sedangkan tidak kurang dari 77 persen dari mereka yang ditanya apakah mungkin menjadi Kristen tanpa menjadi milik suatu gereja dijawab pihak / golongan yang setuju. Dan bukan dalam sektor tunggal dari penduduk (seperti yang dikategorikan oleh survei tsb) melakukan mayoritas mempercayai dogma Kristen bahwa Yesus dikirim oleh Tuhan. Dengan desakan mereka yang nyaring bahwa pernyataan kepercayaan tradisional dan ditentukan secara dogmatis memiliki aplikasi umum (liberal), Gereja sendiri telah mempercepat penolakan sifat ortodok/ kekolotan Kristen. Jadi apa yang sekarang disebut agama Kristen dalam hal bukanlah tentang Sabda Kristus tetapi suatu hal yang lain: Paulinisme–untuk doktrin seperti yang kita ketahui sekarang bersandar, dalam semua hal utamanya, bukan pada pesan Yesus, tetapi pada ajaran Paul yang berbeda sama sekali. Agama Kristen modern hanya berkembang ketika Paulinisme diumumkan/disebarluaskan sebagai agama negara. Manfred Mezger memuji ahli ilmu agama Protestant Swiss, Emil Brunner pada persoalan itu; Emil Brunner telah menyebut Gereja suatu kesalahpahaman. Dari suatu panggilan, sebuah doktrin dibangun; dari komuni (kerukunan) bebas, suatu badan hukum yang sah; dari sebuah asosiasi bebas, sebuah mesin hirarkhi. Anda mungkin mengatakan bahwa ini menjadi, dalam semua unsurnya dan dalam keseluruhan disposisinya, lawan pasti dari apa yang dimaksudkan.
xii
Pendahuluan
Seseorang muncul dalam suatu masa kegelapan, membawa pesan penuh harapan, pesan cinta dan kebajikan–dan apa yang orang lakukan dengan itu? Mereka mengubahnya menjadi dokumentasi, diskusi, kontensi (pernyataan), dan komersialisme! Akankah Yesus benar-benar telah menginginkan segala sesuatu yang belakangan terjadi dalam namanya? Hampir tidak. Selama hidupnya di Palestina Yesus nyata-nyata membuat ketidaksenangannya dengan staf pegawai Gereja (Yahudi) sungguh jelas, menjauhkan dirinya dari hukum Gereja dan sumber kitab Injil, desakannya terhadap pemeliharaan kesenangan verbal dengan mempertentangkan interpretasi seperti yang dikehendaki, hirarkhinya yang berbelit, dan pemujaan yang kultus dan pemujaan berhala yang terkait. Yesus mencoba menciptakan hubungan dekat antara Tuhan dan umat Manusia, bukan untuk membangun saluran birokrasi untuk melaluinya. Tetapi suara Yesus tidak lagi sampai pada kita secara sangat alami mengatur kebiasaan. Akses terhadap ajarannya hanya diperoleh melalui perantara dari hirarkhi yang memiliki hak istimewa. Yesus telah diatur, dimonopoli, disusun. Dimana saja kepercayaan yang benar dan hidup telah menghilang, digantikan dengan kepercayaan dogmatis yang berpikiran sempit dan kaku, cinta dari tetangga seseorang dan toleransi yang Yesus ajarkan telah digantikan dengan fanatisme berbudi-sendiri. Perselisihan atas apa yang didefinisikan sebagai keyakinan ‘benar’ telah meninggalkan sapuan kesengsaraan, kontensi (pernyataan) dan pertumpahan darah sepanjang gariswaktu Gereja Kristen. Kontroversi itu telah menjadi hebat dari masa rasul naik sampai jaman kita, dan masih berlanjut untuk mengangkat hambatan paling problematik untuk rekonsiliasi antara berbagai umat Kristen. Ahli ilmu agama Protestan, Heinz Zahrnt menulis: Saya telah menderita trauma yang amat mendalam dalam
xiii
Yesus di India
karir saya sebagai seorang ahli ilmu agama. Saya merasa kotor, malu, terhina dan dipermalukan–tetapi bukan oleh kaum atheis, mereka yang menolak Tuhan, orang yang mengejek, atau yang menyangsikan yang meskipun tak bertuhan, sering sangat menyayang–tidak, oleh para ahli dogma: oleh mereka yang hidup dengan surat tentang ajaran, pemikiran yang hanya memberi mereka pandangan yang benar tentang Tuhan. Saya telah terluka di hati yang paling dalam, dalam suatu hal yang membuat saya tetap hidup meski dalam kedukaan: kepercayaan saya terhadap Tuhan... Karena perasaan relijius adalah bagian dari proses pendewasaan dalam masyarakat modern, paling sering turun ke kategori irasional, dan kemudian dianggap sebagai tak bisa dibuktikan, dan sangat tidak nyata. Pikiran dan tindakan yang logis muncul sendiri untuk menentukan realita/kenyataan. Berkurangnya kepentingan transedental secara bertahap karena tidak pernah dialami secara pribadi. Dan alasan utama untuk hal ini adalah kesalahpahaman mendasar terhadap sifat Tuhan. Ketuhanan tidak jauh dari kita pada suatu jarak yang secara mistis jelas, tetapi di dalam diri kita masingmasing. Ini harus memberikan inspirasi bagi kita untuk membawa hidup kita dalam keharmonisan dengan yang serba Maha–untuk mengenali eksistensi kita yang singkat di Bumi sebagai bagian dari Keutuhan yang abadi. Selama berabad-abad, pemikiran orang Barat telah memandang orang dengan salah sebagai makhuk yang terpisah dari Tuhan. Dalam abad dua puluh yang “diterangi”, pemikiran orang Barat modern nampak kurang menentu dibandingkan waktu sebelumnya tentang jawaban yang mungkin atas pernyataan manusia yang paling kuno yaitu tentang Tuhan dan arti kehidupan. Di seluruh dunia, pusatpusat spiritual baru telah tumbuh, berusaha memberikan jawaban ini–pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan ajaran staf pegawai Gereja yang dipegang kuat. Semacam agama dunia gereja masa depan ada dalam pengawasan. Ini bergerak ke arah realisasi-diri, ke arah penelitian Pencerahan, ke arah visi mistis dan sempurna tentang
xiv
Pendahuluan
konteks eksistensi individu, dan semua ini dengan sarana perenungan, pengetahuan-diri dan meditasi. Dorongan yang paling kuat untuk mengangkat internalisasi agama semacam itu telah selalu datang, dan terus datang, dari Timur, terutama dari India. Orang Barat sekarang harus mengorientasi dirinya dalam pengertian yang paling harfiah dari kata–belok ke arah fajar timur. Asia Timur adalah asal dan sumber pengalaman kami tentang dunia sebelah dalam (diri manusia). Kita seharusnya tidak mengharap percaya kepada Tuhan akhirnya terhapus, kita juga tidak takut akan kerusakan spiritual dan moral. Sungguh, kami dapat mengharap untuk pengecambahan/persemaian benih Jiwa, berbunganya kehidupan dalam (diri manusia). Tidak ada penghapusan penuh atas kepercayaan relijius yang menunggu kita. Sebaliknya, mekarnya kesadaran spiritual di tangan, dan ini bukan hanya bagi sedikit orang yang terpilih tetapi untuk semua dalam pelukan gereja agama dunia. Lagipula, tujuannya bukanlah dalam dunia penampilan luar orang mogok, tetapi merepresentasikan bangkitnya spiritual/keagamaan yang agung, kembalinya kepada nilai-nilai yang sangat sulit ditanamkan, jalan yang benar untuk ‘pembebasan dari kejahatan’. Melalui Pengetahuan (tentang Kebenaran) Semua kejahatan tercuci bersih Orang yang Diterangi kebenaran berdiri kokoh Membubarkan awan khayalan Seperti matahari yang bersinar di langit yang tak bermendung. __ Budha
xv
xvi
Bab Satu KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
Penemuan Nicolai Notovitch Menjelang akhir tahun 1887, sejarawan Rusia dan pelajar keliling Nicolai Notovitch, pakar sejarah Rusia, mencapai Himalaya di negara bagian Kashmir, di India Utara, pada salah satu di banyak perjalanannya ke Timur. Dia berencana untuk melanjutkan ekspedisi dari Srinagir, ibukota Kashmir, ke wilayah Ladakh di seberang Himalaya Raya. Bersamanya dia memiliki cukup dana untuk membekali dirinya dengan memadai, dan untuk menyewa juru tafsir dan sepuluh pembawa surat untuk menyertai dirinya dan pembantunya. Setelah suatu perjalanan penuh petualangan, setelah sukses dan berani menghadapi cobaan dan kesulitan, kafilah itu akhirnya mencapai Zoji-la setinggi 3.500 meter pada sebuah perbatasan antara ‘Lembah Bahagia’ Kashmir dan dataran ‘bulan’ yang gersang di Ladakh. Zoji-la, bisa dijalani hanya selama beberapa bulan pada tahun itu, pada saat itu merupakan satu-satunya rute masuk dari Kashmir ke negeri yang asing dan terpencil itu[1]. Notovitch menulis dalam buku hariannya, ‘benar perbedaan besar yang saya alami, meninggalkan daerah luar kota yang menyenangkan dan terbuka dan orang-orang Kashmir yang tampan untuk mengadakan perjalanan ke gunung-gunung di Ladakh yang menakutkan dan 1
YESUS DI INDIA
tandus, dengan para penghuninya yang tak berjenggot dan tegap’. Orang-orang Ladakh yang kuat namun begitu segera terbukti menjadi kumpulan yang ramah dan ‘sangat terbuka’. Notovitch akhirnya sampai di biara Buddha, dimana sebagai seorang Eropa, dia diberi penyambutan yang hangat yang jauh lebih ramah daripada yang mungkin diharapkan Muslim Asia. Dia menanyai seorang lama, mengapa dia harus diperlakukan dengan lebih baik seperti ini, dan percakapan berikut terjadi: ‘Orang Muslim hanya punya sedikit persamaan dengan agama kami. Benar, pada waktu yang baru lalu mereka mmbuat suatu kampanye yang semuanya berhasil untuk memaksa sejumlah penganut Budha kami untuk masuk dalam Islam. Itu telah menyebabkan kami kesulitan besar untuk mengubah kembali Muslim ex-Budha ini kembali ke jalan Tuhan yang sebenarnya. Sekarang orang-orang Eropa berbeda sama sekali. Mereka tidak hanya mengakui prinsip-prinsip monotheisme yang penting, mereka memiliki hampir sebanyak hak untuk dianggap pemuja Budha sebagaimana orang lama dari Tibet itu sendiri. Satu-satunya perbedaan antara Kristen dengan kami adalah bahwa setelah mengangkat doktrin besar Budha, orang Kristen sepenuhnya memisahkan diri darinya dengan menciptakan bagi mereka sendiri Dalai Lama yang berbeda. Dalai Lama kami sendiri mempertahankan anugerah ketuhanan melihat kemuliaan Budha, dan kekuatan untuk bertindak sebagai perantara antara Bumi dan Surga.’ ‘Siapa Dalai Lama Kristen yang sedang anda bicarakan?’ Tanya Notovitch. ‘Kami memiliki Anak Tuhan, kepadanya kami tujukan sembahyang kami yang kuat, dan yang pada saat dibutuhkan kami memohon untuk mengetengahkan bagi kami dengan Tuhan kami yang satu dan tak dapat dibagi...’ ‘Saya bukan bercerita tentangnya, Sahib! Kami terlalu menghormati orang yang anda kenal sebagai Anak dari satu Tuhan– bukan bahwa kami melihat dia hanya seorang Anak, cukup menjadi 2
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
sempurna di tengah semua orang yang terpilih. Roh Budha benarbenar bereinkarnasi pada orang yang keramat/suci yaitu Issa, yang tanpa bantuan senapan atau pedang, telah menyebarkan pengetahuan tentang agama kami yang besar dan benar ke seluruh dunia. Saya bicara sebagai ganti Dalai Lama duniawi anda, orang yang anda beri gelar “Bapak Gereja”. Ini adalah dosa besar; mungkinkah jemaah dimaafkan orang yang telah sesat karena hal itu.’ Dan juga mengatakan, sembahyangnya.
Lama
segera
memutar
roda
Memahami Lama bisa jadi menyinggung Paus, Notovitch menyelidiki lebih lanjut. ‘Anda mengatakan pada saya bahwa seorang Anak Budha, Issa, menyebarkan agama anda di Bumi. Siapakah dia?’ Pada pertanyaan ini, lama membuka matanya lebar dan menatap pengunjungnya dengan heran. Setelah menuturkan beberapa kata yang tak bisa dimengerti si penafsir, dia menjelaskan: ‘Isa adalah seorang nabi besar, salah satu dari yang pertama setelah dua puluh dua Buddha. Dia lebih hebat daripada Dalai Lama yang lain, karena dia mengangkat bagian intisari spiritual Tuhan kami. Dialah yang telah memberi penerangan kepada anda, yang telah membawa kembali dalam lipatan agama jiwa yang berbuat salah, dan yang mengizinkan setiap orang bisa membedakan antara baik dan jahat. Namanya dan perbuatannya dicatat dalam tulisan suci kami.’ Pada kali ini Notovitch merasa sungguh terpesona pada kata-kata lama, untuk Nabi Isa, ajarannya, kesyahidannya, dan rujukannya ke Kristen Dalai Lama semakin mengingatkan kepada Yesus Kristus. Dia meminta penafsiran untuk tidak meninggalkan satu katapun yang dikatakan si Lama itu. ‘Dimana tulisan ini sekarang ditemukan? Dan oleh siapa aslinya 3
YESUS DI INDIA
ditulis?’ Dia akhirnya bertanya kepada rahib/biarawan itu. ‘Kitab Injil utama, ditulis selama berabad-abad di India dan Nepal menurut berbagai sumber sejarah, ditemukan di Lhasa sampai jumlah beberapa ribu. Ada salinan di dalam beberapa yayasan biara utama, dibuat oleh para lama selama persinggahan mereka di Lhasa pada waktu yang berbeda, dan disajikan oleh mereka sesudahnya kepada biara mereka sendiri dalam ingatan ziarah mereka ke rumah tuan besarnya. Dalai Lama kami.’ ‘Tapi anda diri anada sendiri–apakah tidak punya salinan yang berkaitan dengan nabi Isa?’ ‘Kami tidak punya. Biara kami bukan biara yang penting, dan sejak pendiriannya, pergantain lama kami hanya memiliki beberapa ratus naskah yang disimpan di dalamnya. Biara yang besar memiliki ribuan salinan. Tetapi ini merupakan benda yang suci, dan bukan untuk anda lihat di sembarang tempat.’ Notovitch memutuskan untuk berusaha menguji Kitab Injil ini pada kesempatan lain perjalanannya. Kemudian dia pergi ke Hemis (Byang-ccbub-bsm-gling orang Tibet ‘Pulau perenungan untuk kesempurnaan’), ‘salah satu biara yang paling berbeda di negara itu.’ Disana dia menyaksikan salah satu festival keagamaan tradisional yang terjadi beberapa kali tiap tahun, dan sebagai tamu kehormatan kepada lama dia punya kesempatan untuk menemukan banyak hal tentang adat istiadat dan kehidupan seharihari biarawan lamais. Dia akhirnya berhasil memutar percakapan menuju ke ketertarikan yang utama, dan kepada kesenangannya mempelajari bahwa dalam biara sungguh-sungguh ada Kitab Injil tentang nabi Isa yang misterius, yang hidupnya nampak melahirkan kesamaan yang mengejutkan dengan cerita Yesus dari Nazarene. Tetapi untuk saat itu tamu diwajibkan untuk menunda pencarian tentang penyelidikannya, untuk hanya menemukan buku-buku di tengah beribu-ribu buku yang akan menghabiskan banyak waktu. 4
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
Kembali ke Leh, Notovitch mengirimi kepala biara Hemis suatu hadiah yang berharga dengan harapan dia diizinkan untuk kembali dalam waktu dekat, dan mungkin menangkap pandangan sekilas pada bagian akhir Kitab Injil sebelumnya. Suatu kesempatan bahwa, sedikit waktu kemudian sementara sedang berkuda di dekat Hemis, dia terjatuh dari kudanya, mendarat dengan kaku sehingga kakinya patah, dan terpaksa terdorong untuk mempercayakan dirinya dalam perawatan para biarawan. Sembuh di tempat tidur, dia mengajukan permohonan sepenuh hati, dan dua jilid besar daun yang telah berwarna kuning karena termakan usia akhirnya dibawa kepadanya. Pendeta kepala biara pria sendiri yang membaca dengan keras dokumen luar biasa itu, yang ditulis kebanyakan dalam ayatayat tunggal yang tidak saling mengikuti satu sama lain. Notovitch membuat catatan penting dari terjemahan penafsirannya di dalam buku harian perjalanannya. Kemudian, suatu waktu setelah ekspedisinya berakhir, dia menyusun ayat-ayat itu dalam susunan kronologis dan berhasil meruntutkan banyak teks yang terpisah sehingga memberikan cerita yang berkelanjutan. [2] Isinya mungkin diuraikan dengan ringkas (menggunakan terjemahan bahasa Perancis sebagai dasar): Bagian pendahuluan yang pendek mendahului deskripsi ringkas tentang sejarah awal orang Israel dan kehidupan Musa/Musa. Kemudian disusul sebuah cerita tentang bagaimana Jiwa abadi memutuskan untuk menjelma pada bentuk manusia ‘sehingga dia mungkin menunjukkan dengan contohnya sendiri bagaimana kemurnian moral diperoleh, dan dengan membebaskan jiwa dari kematiannya yang kejam/kasar, mencapai tingkat kesempurnaan yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Surga, yang tidak berubah dan diatur oleh kebahagiaan abadi’. Dan juga seorang bayi yang bersifat ketuhanan lahir di Israel yang jauh, dan diberi nama Isa [3]. Suatu waktu selama empat belas tahun hidupnya, anak lakilaki itu tiba di daerah Sind (Indus) dalam perusahaan para saudagar, ‘dan dia menetap di tengah bangsa Arya, di tanah yang dicintai 5
YESUS DI INDIA
Tuhan, dengan maksud menyempurnakan dirinya dan belajar dari hukum Budha yang agung’. Isa muda mengadakan perjalanan melalui tanah lima sungai (Punjab) [4], singgah sementara dengan ‘Jains[5] yang berbuat salah’, dan kemudian berproses menjadi Jagannath, ‘dimana para pendeta putih Brahma memuliakannya dengan penyambutan yang gembira.’ Di Jagannath Isa/Yesus belajar membaca dan memahami kitab Veda. Tetapi dengan memerintahkan kaum Sudra kasta terendah, dia mendatangkan ketidaksenangan para Brahmana, yang merasa posisi dan kekuasaannya terancam. Setelah menghabiskan enam tahun di Jagannath, Rajagaha, Benares, dan kota suci lainnya, dia terpaksa meninggalkan para Brahmana yang sakit hati atas dilanjutkannya untuk mengajarkan bahwa bukan kehendak Tuhan bahwa nilai manusia harus ditentukan oleh kasta mereka. Ada korelasi yang luar biasa antara cerita di dalam teks yang ditemukan oleh Notovitch dan cerita kitab Injil, suatu korelasi yang dapat memancarkan cahaya terhadap kepribadian Yesus sendiri– khususnya dalam hal apa yang ia katakan. Isa-nya Notovitch menentang penyalahgunaan sistem kasta, yang merampas kasta yang lebih rendah dari hak dasar manusia yang mereka miliki, mengatakan, ‘Tuhan bapak kami tidak membuat perbedaan antara anak-anaknya, semua yang ia cintai sama.’ Dan kemudian pada perjalanannya, ia mengangkat persoalannya dengan ketaatan yang kaku dan tidak manusiawi, ke surat hukum, yang menyatakan bahwa ‘Hukum dibuat untuk Manusia, untuk menunjukan jalan kepadanya.’ Dia menghibur orang-orang yang lemah: ‘Hakim yang abadi, Jiwa yang abadi, yang membentuk tapak dan jiwa–Dunia yang tak dapat dibagi... akan berproses dengan keras melawan mereka yang merebut Hak-Nya untuk diri mereka sendiri.’ Ketika para pendeta menantang Isa untuk membuat keajaiban, untuk membuktikan kemahakuasaan dari Tuhannya, dia menjawab dengan pedas, ‘Keajaiban dari Tuhanku telah ditunjukkan bahkan sejak hari pertama alam semesta diciptakan; hal itu terjadi setiap 6
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
hari dan setiap saat. Mereka yang tidak bisa merasakan hal itu berarti dirampas dari salah satu anugerah kehidupan yang paling indah.’ Menentang kekuasaan para pendeta, dia membuat posisinya begitu jelas: ‘Begitu lama saat orang tidak punya pendeta, mereka diatur oleh hukum alam dan mereka menjaga kesempurnaan jiwa mereka. Jiwa mereka ada dalam kehadiran Tuhan, dan hidup bersama dengan Bapak yang mereka tidak perlu mengambil jalan mediasi berhala atau binatang, tidak pula pada api, seperti yang dipraktikkan disini. Anda katakan bahwa matahari harus disembah/ dipuja, seperti halnya ruh kebaikan dan ruh kejahatan, baiklah, saya beritahu anda bahwa doktrin anda adalah doktrin yang sama sekali salah, karena matahari tidak punya kekuatan atas dirinya sendiri, tetapi semata-mata melalui kehendak sang Pencipta yang tak bisa dilihat, yang membuatnya ada, dan yang menghendakinya menjadi bintang untuk menerangi waktu siang, dan untuk menghangatkan waktu kerja dan menyemai benih Manusia.’ Teks Notovitch terus mengurai bagaimana Isa pergi lebih jauh ke barisan Himalaya, sampai Nepal, dimana dia tetap tinggal selama enam tahun dan membaktikan dirinya untuk mempelajari Kitab Injil para penganut Budha. Doktrin yang ia ajarkan secara luas disana sederhana dan jelas, dan terutama ditujukan untuk mengangkat orang yang tertindas dan yang lemah, yang matanya ia buka kepada kesalahan para pendeta. Akhirnya dia berpindah ke arah Barat, melewati berbagai negara sebagai seorang pendeta keliling. Dia juga memberikan petunjuk kepada para pendeta Persia, yang membuangnya satu malam dengan harapan bahwa dia akan cepat dimakan binatang buas. Tetapi Allah mengizinkan Isa untuk sampai di Palestina dengan selamat, dimana pria bijaksana bertanya kepadanya ‘Siapa anda, dan dari negara mana anda berasal? Kami belum pernah mendengar tentang anda dan bahkan belum tahu nama anda.’ ‘Saya seorang Israel, ‘Isa menjawab, ‘dan pada hari kelahiran saya, saya melihat dinding Jerusalem dan mendengar isak tangis 7
YESUS DI INDIA
saudara laki-laki saya dalam perbudakan dan ratapan saudara perempuan saya yang dikutuk hidup di tengah penyembah berhala. Dan jiwa saya sangat berduka ketika saya mendengar bahwa saudara laki-laki yang telah melupakan Tuhan yang benar. Sebagai seorang anak, saya tinggalkan orangtua saya di rumah untuk hidup di tengah orang lain. Tetapi setelah mendengar penderitaan hebat yang diderita saudara laki-laki saya, saya kembali ke tanah dimana orangtua saya tinggal, untuk membawa saudara laki-laki saya kembali ke kepercayaan leluhur kami, suatu kepercayaan yang memerintahkan kita untuk sabar di Bumi sehingga kita mungkin meraih kebahagiaan yang sempurna dan tertinggi di Alam Baka.’ Luar biasa cara teks ini setuju/cocok dalam semua hal pokoknya dengan informasi yang diberikan dalam Kitab Injil. Kedua naskah darimana lama di biara Hermis membacakan dengan keras kepada Notovitch, memilih semua bagian yang berkenaan dengan Yesus, merupakan koleksi dari berbagai tulisan orang Tibet. Yang asli telah disusun dalam bahasa orang India, bahasa Pali [6], selama dua abad pertama masehi, dan disimpan dalam biara di dekat Lhasa yang langsung menggabungkan diri dengan Istana Potala Dalai Lama. Kembali ke Eropa, Notovitch berusaha berhubungan dengan beberapa orang gereja yang terkemuka dari pejabat tinggi untuk memberi tahu mereka tentang temuannya yang terkemuka. Orang metropolitan, Kiev, menasihatinya dengan sangat kuat untuk tidak mempublikasikan apa yang ia temukan, tetapi menolak memberikan alasan. Di Paris, Cardinal Rotelli menjelaskan bahwa publikasi atas naskah itu hanya akan memberikan bahan bakar bagi mereka yang benci, memanang rendah, atau salah mengerti tentang ajaran Kitab Injil, dan belum waktunya saat ini. Di Vatican, seorang teman dekat Paus menyatakan ini: ‘Apa baiknya mencetak ini? Tak seorang pun akan memandang sebagai hal yang penting, dan anda hanya akan mendapatkan banyak musuh. Tetapi anda masih sangat muda. Jika ini pertanyaan tentang uang, saya dapat 8
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
mengatur pembayaran sebagai pengganti catatan anda, untuk memperhitungkan kembali pekerjaan yang telah anda lakukan dan waktu yang telah dihabiskan...’ Notovitch menolak tawaran itu. Hanya kritikus, sejarawan agama dan orientalis Ernest Renan yang menunjukkan ketertarikan terhadap catatan itu. Tetapi kemudian, menjadi jelas bagi Notovitch bahwa Renan tertarik semata-mata untuk menggunakan bahan itu untuk tujuannya sendiri, sebagai seorang anggota Academic Francaise, dan karenanya dia tidak menindaklanjuti proposalnya. Lama setelah dia berusaha menerbitkan naskah itu, tetapi itu tidak menyebabkan banyak keributan. Kekuatan dan pengaruh Gereja Kristen sangat besar sehingga keraguan tentang keotentikan ajaran resmi gereja tidak diizinkan suatu kepercayaan. Kritik dan skeptis/keraguan dianggap sebagai orang bid’ah tak bertuhan, dan diberangus dan diboikot. Pada saat itu Notovitch sendiri tidak dalam posisi untuk mengumpulkan dukungan ilmiah yang cukup untuk bukti dokumenternya untuk meyakinkan bahwa hal itu akan mendapat perhatian serius dan secara ilmiah.
Siapakah Notovitch? Nicolai Alexandrovich Notovitch[7] lahir pada tanggal 25 Agustus 1858 di Kerch, Crimea, anak kedua dari seorang pendeta Yahudi. Sedikit yang diketahui tentang masa kecilnya, tetapi dia terbukti mendapatkan pendidikan di sekolah yang cukup bagus saat dia menjadi seorang pemuda di Universitas Petersburg, dimana jurusan yang ia ambil adalah sejarah. Tetapi sebelum itu, mengikuti pengenalan wajib militer di Rusia pada tahun 1874. Nicolai Notovitch menjalani pelatihan militernya pada usia sekitar tujuh belas tahun, dan kemudian berperang di kampanye Serbia melawan Turki pada tahun 1876. Segera setelah ia ambil bagian pada perang Serbia–Turki (1877 – 1878). Nampak bahwa Notovitch 9
YESUS DI INDIA
Nikolai Notovitch
juga bertugas dalam militer selama masa menjadi mahasiswa, karena dalam pengumuman singkat dalam Surat Kabar Harian Daily News tanggal 23 Juni 1894 kami membaca bahwa dia telah menjadi pegawai dengan Cossacks.’ Selama tahun 1880-an dia menulis dan memproduksi drama, Mariage Ideali, yang mendapat sedikit sambutan publik. Dia lalu menulis yang lain berjudul Gallia, yang mana dia juga menyusun musik isidental. Studi sejarah Notovitch telah menimbulkan antusiasme bagi gagasan pan-Slavic. Dimana saudara laki-lakinya Osip, yang telah meraih gelar Doktor sebagai seorang ahli hukum di St. Petersburg, kembali ke pencarian filosofi dan sastra, Nicolai lebih tertarik pada pengaruh politik Rusia terhadap peristiwa-peristiwa dunia. Namun 10
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
kedua bersaudara itu bekerja sebagai wartawan setelah selesai studinya. Pada tahun 1873 Osip Notovitch memperoleh jabatan sebagai redaktur seni pada surat kabar harian di St. Petersburg, kemudian (tahun 1883), Nicolai juga bekerja untuk harian ini sebagai koresponden untuk Orient. Notovitch bersaudara ada di tengah orang yang merasa dipaksa oleh kebijakan yang sangat anti-Semitic dari Tsar Alexander III, dan ini menggerakan Osip untuk bergabung dengan Gereja Orthodox Rusia ketiak masih seorang pemuda. Nicolai harus mengambil langkah yang sama, karena dia secara umum mengakui ketaatannya kepada agama Orthodox Rusia di jurnal Perancis La Paix. Tahun 1887 menyaksikan munculnya terbitan pertamanya Notovitch, sebuah terjemahan dalam bahasa Perancis tentang karya seorang Jendral Rusia, yang mendokumentasikan dukungannya tehadap ide aliansi Perancis-Rusia[8]. Karya keduanya diterbitkan di Perancis pada Tahun 1890, juga berkenaan dengan Question de l’Alliance Franco-Russe. Dari tahun 1883 sampai 1887, sebagai koresponden surat kabar Novaya Vremiya, Notovitch mengadakan sejumlah perjalanan melalui Balkans, Kaukakus, Asia Tengah dan Persia. Ini membawanya bertemu dengan Aloysius Rotelli (18831891), yang merupakan utusan Paus di Istambul dari Januari 1883 sampai Mei 1887, dan yang kemudian mempertimbangkan Notovitch sebagai Cardinal (pejabat tinggi gereja) di Paris. Tahun 1887 Notovitch berangkat pada perjalanan pentingnya ke india. Tanggal tinggalnya di Kashmir dan Ladakh dapat ditetapkan antara 14 Oktober dan sekitar 26 November. Kegiatannya sesudah itu utamanya memfokuskan pada bidang sastra. Dia tinggal dalam waktu yang lama di Paris, dimana dari tahun 1889 ke depan dia menerbitkan begitu banyak artikel di pers–contohnya pada Le Figaro, Le Journali dan La Science Fraicaise. Dan ini karena Notovitch sepenuhnya mengharapkan diterbitkannya cerita penganut Budha tentang kehidupan Yesus diblokir oleh sensor di tanah asalnya, meminta sifat kebijakan 11
YESUS DI INDIA
pejabat yang membatasi pada permasalahan agama disana, bahwa ia menyerahkan naskahnya kepada penerbit di Paris. Namun begitu, kutipan pertamanya dalam bahasa Rusia dari bukunya, diterjemahkan dalam bahasa Jerman, muncul tahun 1895 dalam jurnal Vera I Razum (No.22, hal. 575-614), telah berhasil lulus sensor. Tak lama setelah karyanya La Vie Inconnue de Jesus Christ terbit, menjelang akhir tahun 1895, Notovitch ditangkap saat berkunjung ke St. Petersburg, dan dipenjara di Benteng Peter dan Paul. Kegiatan sastranya dituduh ‘berbahaya bagi negara dan masyarakat’, dia diasingkan ke Serbia tanpa percobaan oleh kepala departemen kementerian. Hukumannya berakhir pada tahun 1897, tetapi sementara dia di Serbia, Notovitch menulis beberapa artikel tentang ‘petualangannya yang luar biasa’, yang terbit tanpa nama dalam jurnal La Science Francise [9]. Dan dalam novelnya Une Francaise en Siberie tema utamanya adalah riwayat hidup seorang revolusioner Rusia. Dalam perjalanan kembalinya yang diperpanjang ke Mesir pada pertengahan tahun 1898, Notovitch mendirikan rumah penerbitan di Paris untuk memproduksi jurnal dua mingguan La Russie, yang membahas tentang hubungan politik dan ekonomi. Dalam jurnal itu dia terus menerbitkan karangan dan laporannya sendiri. Pada tanggal 2 Juni 1899, Notovitch diterima dalam Societe d’Histoire Diplomatique yang ternama, keanggotaan yang terbentuk dari para diplomat tingkat tinggi dan sejarawan yang terkemuka, dan dimasukkan unsur pokok dari keluarga Rothschild. Dari tahun 1903 sampai 1906 Notovitch nampak tinggal di sebuah flat di London, setidaknya untuk sementara. Dia lalu mungkin kembali lagi ke Rusia. Ditentukan dari tahun 1906 ada juga suatu kontrak panjang yang disusun antara dia dan Shah Persia yang memperinci bangunan jalan dan saluran pipa di Iran[10]. Pada tahun 1910 edisi lain dalam bahasa Rusia tentang cerita penganut Budha tentang kehidupan Yesus, The Life og Saint Issa, diterbitkan. Sampai tahun 1916, Nicolai Alexandrovitch Notovitch dinamai 12
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
dalam katalog jurnal Rusia sebagai redaktur dan penerbit berbagai majalah di St. Petersburg [11]. Tetapi setelah itu, tidak satupun jejak tunggal Notovitch dijumpai dimanapun. Mungkin dia menjaga untuk tidak terlalu mencolok atau untuk menghindari perhatian publik, bersembunyi dari banyak serangan yang disusun oleh lawan-lawannya. Bahkan mungkin bahwa penghasut militan itu sekali dan untuk semua dikeluarkan dari peredaran.
Kritik dan Para Pengritik Menyusul terbitnya edisi pertama bukunya Notovitch pada tahun 1894, sebuah artikel diterbitkan dalam jurnal Inggris The Nineteenth Century pada bulan Oktober tahun yang sama oleh ahli terkenal tentang India dari Jerman, Max Muller, yang dalam artikel itu ia mengungkapkan bahwa penemuan Notovitch adalah sebuah penipuan. Dalam karyanya Professor Oxford, Muller–yang dia sendiri belum pernah ke India–menerbitkan surat ditengarai 29 Juni 1894, dimana seorang pegawai kolonial Inggris, yang telah dihubungi Muller, menjelaskan bahwa keberadaan Notovitch di Ladakh ‘tidak didokumentasikan’. Motif Muller dapat dilihat dengan sangat baik dari surat yang ia tulis pada tahun 1856 kepada seorang teman: ‘India jauh lebih matang untuk agama Kristen daripada Roma atau Yunani pada masa St. Paul [12].’ Dia menambahkan bahwa dia tidak ingin pergi ke India sebagai seorang misionaris sendiri karena hal itu akan membuatnya tergantung pada yang berkuasa, dan berlanjut: “Saya seharusnya ingin tinggal selama sepuluh tahun dengan cukup tenang dan belajar bahasa, berusaha mencari teman, dan kemudian melihat apakah saya siap untuk ambil bagian dalam melakukan sesuatu yang mungkin membantu menjatuhkan kejahatan kuno dari keahlian pendeta India, dan menciptakan pembukaan untuk pendidikan Kristen yang sederhana.” 13
YESUS DI INDIA
Dua halaman dari buku Harian Dr Marx, di halaman mana ia menulis bahwa Notovitch pernah ia rawat karena sakit gigi.
Ini menunjukkan dengan cukup jelas apa yang sebenarnya ada alam pikiran Muller, dan pada saat yang sama menunjukkan motivasi para lawan yang berulang kali menyerang Notovitch. Tidak lama setelah artikel ini, pada bulan Mei-Juni 1895, J. Archibald Douglas, seorang guru pada perguruan Government College di Agra, membuka jalannya ke Ladakh, dari mana dia berusaha membuka Notovitch sebagai seorang penipu. Laporannya muncul pada bulan April tahun 1896 dalam Orientalischen Bibliografie [13] di bawah judul yang mengerikan ‘Dokumen membuktikan Notovitch Menipu!’ Awalnya Douglas tidak menemukan jejak Notovitch di Ladakh, tetapi dia segera diharuskan mengakui konfirmasi dengan dokter, Karl Marx. Akhirnya menurut dugaan orang, dia membayar kunjungan ke biara Hemis dalam laporannya yang kemudian Douglas mengatakan bahwa kepala biara Hemis belum pernah 14
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
bertemu dengan Notovitch. Terbitnya The Nineteenth Century pada bulan April 1896 memuat pernyataan Douglas pada pengaruh bahwa lama, sedang dihadapkan dengan naskah Notovitch, secara spontan berteriak: ‘sun,sun,sun, manna mi dug!’ yang oleh Douglas ditafsirkan bermakna ‘Bohong, bohong, bohong, tidak ada apa-apa selain kebohongan’. Hal yang luar biasa disini adalah bahwa katakata yang dikutip tidak punya arti apa-apa dalam bahasa Tibet, atau dalam dialek Tibet, atau untuk masalah itu dalam bahasa Asiatic lainnya. Tetapi Douglas mendapat pernyataan ini, dia bermaksud untuk mengubah pernyataan ini menjadi dokumen resmi dengan menambahkan segel dan tandatangannya. Setelah artikel yang dibuat Douglas, Professor Max Muller menambahkan permintaan maaf yang berlebihan kepada para biarawan Hemis karena pada awalnya pernah menganggap bahwa Notovitch telah disesatkan oleh para biarawan. Dia berbicara tentang ‘penghancuran’ Tuan Notovitch oleh Archibald Douglas. Jadi kami punya dua kesaksian: kesaksian wartawan Rusia Notovitch, dan kesaksian Professor Inggris Douglas. Fakta bahwa Douglas mengatakan dia tidak melihat tulisan yang ditemukan Notovitch tentu tidak membuktikan bahwa tulisan itu tidak pernah ada. Kenyataannya ada saksi mata lain, baik sebelum maupun sesudah Notovitch, yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri tulisan yang diperebutkan di Hemis. Empat puluh tahun sebelumnya, kunjungan Notovitch ke Hemis Lamasery, suatu hal yang pasti/dapat dipercaya, Ny. Harvey menguraikan sebuah naskah berbahasa Tibet yang menyebutkan Yesus dalam bukunya The Adventures of a Lady in Tartary, Tibet, China, and Kashmir, yang terbit tahun 1853. Setelah Notovitch, ada beberapa saksi mata yang melihat dokumen terkait sebelum akhirnya menghilang. Salah satunya 15
YESUS DI INDIA
adalah biarawan India Swami Abhedananda, yang nama pemberiannya adalah Kalipasad Chandra (lahir tahun 1866), yang belajar di Oriental Seminary di Kalkuta, dan yang kemudian berkunjung ke Inggris, dimana dia bertemu Max Muller. Pada tahun 1922 Abhedananda pergi berziarah ke Tibet, dan dari catatan buku harian yang ia buat tentang perjalanan itu dia kemudian menyusun sebuah buku yang berjudul Kashmir and Tibet. Dalam perjalanan ke Tibet dia mengunjungi biara Hemis dimana, karena dia telah mendengar tentang penemuan Notovitch, dia bertanya kepada para biarawan di biara itu apakah cerita orang Rusia itu benar. ‘Mereka memberitahu saya bahwa laporan itu sepenuhnya benar’ (hal.230). Kepala biara lalu membawa pengunjung itu melewati ruangan biara sampai tiba di sebuah rak, dari mana dia mengangkat sebuah naskah dan menunjukkan kepadanya. Naskah ini dikatakan merupakan salinan dari naskah asli yang disimpan di biara Marbour di dekat Lhasa, si lama itu menjelaskannya. Atas permintaan Abhedananda kepala biara itu membantunya membuat terjemahan naskah itu. Sampai kemudian Abhedananda menjadi skeptis terhadap publikasi Notovitch–tetapi ketika dia melihat naskah itu untuk dia sendiri, dia tidak ragu lagi bahwa penemuan kontroversial itu asli. Tidak lama setelah Abhedananda, pada tahun 1925, arkeolog dan pelukis Rusia Nicolas Roerich, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di India, membuat referensi lebih lanjut dalam bentuk cetakan pada tulisan berbahasa Tibet yang melaporkan bahwa Yesus telah kembali dari Himalaya ke Palestina pada usia dua puluh sembilan tahun [14]. Dalam menindaklanjuti penelitiannya, Roerich mengadakan penyelidikan tentang dokumen itu di tengah orang-orang Ladakh, dan mempelajari ‘legenda Isa dalam berbagai bentuk. Para penduduk setempat tidak tahu apa-apa tentang buku yang diterbitkan itu (yaitu Notovitch), tetapi mereka mengetahui legenda itu dan berbicara dengan penghormatan penuh terhadap Isa.’ [15] 16
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
Setelah itu, Lady Henrietta Merrick menjelaskan keberadaan tulisan itu dalam bukunya In teh World’s Attick, yang terbit tahun 1931. Dia menulis: ‘Di Leh adalah legenda kristus yang disebut “Isa”, dan dikatakan bahwa biara Hemis memegang dokumen berharga
Biara Hemis terletak di ketinggian hampir 4000 meter di tengah pegunungan Himalaya, sekitar 34 Km jauhnya dari ibu kota Ladakh, Leh.
17
YESUS DI INDIA
yang berusia seribu lima ratus tahun yang menceritakan masamasa yang ia lalui di Leh, dimana dia diterima dengan gembira dan dimana dia menyebarkan ajarannya.’ [16] Pada tahun 1933, seorang ibu muda Swiss bernama Madame Elisabeth Caspari mengunjungi biara Hemis saat berziarah ke Gunung Kailasa. Dia adalah salah satu dari kelompok kecil di perusahaan Ny. Clarence Gasque, presiden organisasi yang disebut Asosiasi Kepercayaan Dunia. Pustakawan biara menunjukkan kepadanya sebuah naskah dan berkata, ‘Buku-buku ini bercerita tentang Yesus tinggal disini.’ Dan Madame Caspari segera mengambil salah satu dari ketiga buku yang ditunjukkan kepadanya. Tak satupun dari para wanita sekarang yang pernah mendengar tentang penemuan Nicolai Notovitch, dan karenanya mereka tidak begitu memperhatikan karangan itu. Naskah-naskah itu terbukti dikeluarkan dari biara itu pada suatu ketika sesudahnya.
Perjalanan Notovitch ke Ladakh Segera setelah terbitnya buku Notovitch, suara-suara kritis terdengar di seluruh Eropa, diangkat oleh orang-orang yang menganggap tugas merekalah untuk berusaha membuat Notovitch diam, dan bahkan menanyakan apakah perjalanannya ke Ladakh pernah terjadi. Tetapi perjalanan itu dibuktikan dengan baik tidak hanya oleh laporan Notovitch sendiri tetapi oleh sejumlah sumber bebas–ada sumber-sumber lain yang membuatnya sangat mungkin untuk merekonstruksi perjalanannya dan untuk meraih pandangan objektif tentang peristiwa itu. Pada musim gugur tahun 1887, Notovitch berangkat ke India sebagai seorang koresponden untuk jurnal Rusia, Novaya Vremiya, dan mengunjungi Kashmir dan Ladakh dalam masa dari tanggal 14 Oktober sampai sekitar akhir November. Dalam tulisan Notovitch La Russie ditengarai 1 Maret 1900 ada deskripsi singkat dari perjalanan kelilingnya: ‘...... saya mengunjungi Baluchistan, 18
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
Afghanistan, dan bagian utara India, serta provinsi-provinsi yang terletak antara Indus dan perbatasan Afghanistan [17]. Data geografis dan kronologis dijelaskan dengan Frankfurter Zeitung, yang memuat pengumuman bahwa Notovitch telah tinggal di Kota Simla, terletak pada ketinggian 2180 meter di tebing gunung Himalaya, dan kemudian pergi dari sana untuk menuju ke daerah barat laut India, pertama-tama pergi ke Quetta (sekarang di Pakistan, di dekat perbatasan Afghanistan). Pada perjalanan kembali dari Afghanistan ke India, Notovitch mengikuti hulu sungai Indus ke Rawalpindi. Dari sana dia berbelok ke tenggara dan mengadakan perjalanan ke Amritsar di Punjab, dimana dia mengunjungi Golden Temple (candi emas), tempat suci utama pada Sikh. Meninggalkan Amritsar dia pergi mengunjungi makam Maharajah Ranjit Singh (1780-1839) di Lahore, dan dari sana pada tanggal 14 Oktober 1887 naik kereta kembali ke Rawalpindi. Disana ia mengumpulkan barang-barangnya dengan bantuan pembantunya yang berbahasa Perancis (yang disewa dari koloni Perancis Pondicherry di India bagian selatan), dan berangkat ke Kashmir melalui kaki pegunungan Himalaya dengan kereta kuda. Pada petang hari tanggal 19 oktober mereka sampai di ibukota Kashmir, Srinagar. Notovitch menggambarkan kesan pertamanya dengan grafik: ‘Sesampainya di kota itu sendiri, orang melihat seluruh barisan perahu dan rumah-rumah yang terapung dimana seluruh keluarga tinggal bersama.’ Dia tinggal di Hotel Nedou yang terkenal, membuka seluruh tahun ini (yang sekarang masih ada, dan dari mana penjelajah Swedia Sven Hedin berangkat untuk ekspedisi Trans-Himalaya pada awal tahun 1900-an). Selama tinggal di kota itu, Notovitch berkenalan dengan orang Perancis yang dipanggil Peychaud, yang merawat kebun anggur Maharajah Pratap Singh. Peychaud meminjami Notovitch seekor anjing yang telah menyertai ekspedisi di gunung Pamir dua setengah bulan sebelumnya. Seminggu kemudian, pada tanggal 27 Oktober, Notovitch 19
YESUS DI INDIA
Buku-buku di perpustakaan biara terbuat dari lembaran-lembaran yang diikat dengan kain sutra berwarna dan dilindungi dengan jilid yang terbuat dari kayu.
berangkat dari Srinagar untuk melanjutkan perjalanannya ke Ladakh, dan hanya dua hari sesudahnya dia bertemu dengan Sir Francis Younghusband (1863-1942, belakangan diangkat sebagai Komisaris Tinggi Kashmir) di Mateyan, dimana dia kebetulan membuat persinggahan selama perjalanan petualangannya dari Peking ke Rawalpindi. Selama bagian berikutnya dari perjalanannya ke Ladakh, Notovitch mengumpulkan beberapa batu mani yang di atasnya terukir rumus keramat orang Tibet Om mani pe hum, yang belakangan ia wariskan kepada museum Trocadero Palace di Paris [18] . Sampai masa sekarang ada bagian pabrik Kashmiri di Musee de I’Homme yang terdaftar atas namanya. Sebagai rasa terima kasih atas koleksinya, dia kemudian diangkat sebagai anggota Legiun Perancis d’Honneur. [19] 20
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI
Notovitch menghabiskan malam tanggal 3-4 November di biara Hemis, dimana dia terjaga karena sakit gigi yang parah. Di mengirimkan kurir dari Ladane Charitable Dispensary, Karl Rudolph Marx (juga Marx-Weiz), seorang utusan milik Moravian Bersaudara[20], telah mempelajari obat di Edinburg, dan sejak bulam Desember 1866 telah menjadi direktur rumah sakit di Leh. Buku harian Dr. Marx menjelaskan bahwa dia benar-benar merawat/ mengobati Notovitch. Notovitch, yang telah merencanakan untuk mengadakan perjalanan kembali ke Kashmir, menderita karena jatuh dari kudanya yang menyebabkan kaki kanannya patah di bawah lutut. Kecelakaan itu terjadi di dekat biara ‘Piatek’ (barangkali Spitok Gompa, dPe-thub di Tibet). Pengumuman pada Frankfurter Zeitung yang disebutkan sebelumnya menjelaskan peristiwa ini. Notovitch lalu membiarkan dirinya dibawa kembali ke biara Hemis, dimana bagian naskah yang berharga dibacakan untuknya. Kebanyakan informasi mengenai kehidupan dan karya Nicolai Notovitch berasal dari pekerjaan penelitian Dr. Norbert Klatt, yang diterbitkan dalam Orientierungan Nr 13/1986 oleh Evangelische Zentralstelle fur Weltanschauungensfragen.
Sebuah Tatanan Misterius Tatanan mistik dari Nath Yogis (juga disebut Gorakath atau Navnath), yang ditemukan pada banyak bagian di India, telah mempertahankan Hindu Sutra lama yang dikenal sebagai Natha Namavali, yang menceritakan orang suci Isha Nath, yang dikatakan telah datang ke India pada usia empat belas tahun. Setelah ia kembali ke negara asalnya dan mulai menyebarkan ajaran disana, dia menjadi korban sebuah konspirasi dan disalib. Dengan menggunakan kekuatan Yogis yang telah ia peroleh di India dia mampu bertahan dari eksekusi itu, dan akhirnya–dengan bantuan kekuatan supranatural dari guru India-nya Chetan Nath, seorang 21
YESUS DI INDIA
Guru Nath–dia datang sekali lagi ke India, dimana dia dikatakan telah mendirikan biara Ashram di tengah kaki pegunungan yang terhampar di pegunungan Himalaya. Shaivite (berkisah-Shiva) Nath Yogis, dengan mudah dikenali oleh pendengarnya yang luas, mempresentasikan salah satu perintah Hindu tertua dari para rahib, yang aslinya hilang dalam temaramnya sejarah, pada suatu saat sebelum kelahiran Yesus dan awal dari jaman kita, waktu yang mungkin kebetulan dengan Mahayana Buddhism (Budhaisme Mahayana). Bertentangan dengan banyak aturan dan aliran Hindu yang lain, Nath Yogis tidak mengenal sistem kasta dan keunggulan para Brahmana. Mereka memandang semua orang sebagai saudara, dan menerima semua pencari ke dalam tingkatan mereka tanpa mempedulikan latar belakang dan status mereka. Sejajar dengan sikap Yesus terhadap para pendeta candi Yerusalem dan terhadap orang non-Yahudi, Samaritans dan orang yang berdosa akan sulit dihilangkan. Saat penelitian modern terhadap kehidupan Yesus bangkit, benar-benar tidak mungkin untuk menyangkal Yesus tinggal di India. Juga tidak ada sumber sejarah yang bisa dipercaya, juga tidak ada indikasi dalam kitab Injil, untuk memberi kita informasi lebih banyak daripada sedikit keterangan yang telah kami miliki tentang bagian hidupnya yang paling mungkin (entah dimana antara usia dua belas dan tiga puluh tahun). Hampir seolah-olah kehidupan Yesus benar-benar dimulai pada usia tiga puluh tahun, ketika dia dibaptis oleh Yohanes. Dalam Lukas sendiri kita temukan satu kalimat yang memberi saran: ‘Dan Yesus meningkat dalam kebijaksanaan dan tingginya, dan menyukai Tuhan dan manusia’ (Lukas 2:52).
22
Bab Dua SIAPAKAH YESUS?
Sumber-sumber Sekuler Kepribadian manusia Yesus dari Nazareth merupakan hal tunggal yang telah memiliki dampak terbesar pada pikiran dan perhatian orang di seluruh dunia, sementara juga menggambarkan pusat/inti dari buku yang tak terhitung jumlahnya dan isi perdebatan yang seru. Jadi kepribadian Yesus sebagai Savior (Juru Selamat) sepanjang garis teologi gerejawi resmi, dan yang telah ditulis dengan tujuan khusus untuk mendukung kepercayaan orang Kristen jaman itu, atau mengubah orang lain kepada agama Kristen. Selama jaman Renaissance di Eropa bahwa pemikir pertama muncul, dan di jaman Pencerahan, pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas, yang untuk pertama kalinya penelitian diterbitkan yang menanyakan apakah Yesus dari Nazareth benar-benar pernah hidup. Dari abad kesembilan belas, metodemetode ilmiah penelitian sejarah mulai diterapkan pada bukubuku Perjanjian Baru, dan untuk institusi ini penelitian sistematis terhadap kehidupan Yesus yang mungkin dipuji penuh oleh teologi Protestan Jerman, telah bertanggung jawab atas kemajuan yang paling signifikan dalam penelitian historis dan kritis. Para pencari kebenaran yang paling terkenal, dokter dan ahli teologi Albert Schweitzer, menganggap penelitiannya dalam kehidupan Kristus sebagai yang terpenting dan kemajuan yang 23
YESUS DI INDIA
keras dalam pemahaman agama secara pribadi. Sekarang sulit bagi kita untuk meraba apa rintangan mental yang harus diatasi untuk sampai pada pandangan historis tentang kehidupan Yesus. Menurut Schweitzer ini benar-benar ketidakpuasan, dan bahkan membuat antipati, yang membantu perkembangan pendekatan yang paling ilmiah. ‘Menemukan sebanyak mungkin tentang kehidupan Yesus merupakan sama dengan mengangkat gereja dengan kebenaran dasarnya, sebuah pertanyaan untuk pengetahuan yang meliputi sebuah perjuangan yang lebih menyakitkan dan lebih bersamasama dibandingkan yang sebelumnya.’ Lebih dari 100.000 monograf telah ditulis tentang Yesus, jadi hasil dari semua penelitian ini ke dalam sejarah Yesus hanya bisa diuraikan sebagai hal yang mengecewakan. Siapakah Yesus Kristus? Kapan ia dilahirkan? Seperti apa wajahnya? Kapan ia disalib? Kapan, bagaimana, dan dimana ia meninggal? Buku-buku yang ditulis pada dua abad pertama jaman kita memuat terlalu sedikit indikasi untuk memberi kita informasi nyata tentang Yesus Kristus. Sumber-sumber kuno berikutnya merupakan pengakuan kepercayaan yang berpihak yang menjamin kepercayaan terhadap Yesus sebagai Messiah dan Putra Tuhan. Jelas tidak mungkin untuk menemukan perjanjian yang benar-benar objektif meskipun dalam literatur/rujukan sekuler. Akibatnya adalah bahwa ilmu pengetahuan modern masih tidak mampu memberikan tahun pasti kelahiran Yesus. Rentang tahun yang mungkin dari tahun ketujuh sampai keempat sebelum perubahan dari Sebelum Masehi dan Masehi. Kristus lahir selama kekuasaan Herod, yang meninggal empat tahun sebelum ‘Jaman Kristen’ kita (yaitu 4 SM!). Masa kecil Yesus dan masa dewasanya hampir seluruhnya diabaikan dalam Kitab Injil meskipun tahuntahun awal kehidupan sangat penting bagi pembentukan watak seseorang. Bahkan dalam cerita yang samar-samar tentang masa pendek dimana dia mengadakan kerja publik kita temukan hanya informasi yang sangat sedikit tentang kehidupannya. Sejarawan 24
SIAPAKAH YESUS?
yang sejaman bahkan nampaknya tidak pernah mendengar tentang Yesus, atau menganggapnya sebagai tak berharga untuk disebutkan. Bagaimana sejarawan bisa membuat tidak ada referensi sama sekali untuk peristiwa yang banyak keajaiban dan luar biasa yang diuraikan dalam Kitab Injil? Tacitus (sekitar 55-120 Masehi) dalam Annals [1] menyebut ‘aliran takhyul’ agama Kristen, yang memperoleh namanya dari Kristus tertentu yang dilaporkan telah dieksekusi pada masa Kaisar Tiberius di bawah Gubernur Pontius. Cerita ringkas ini ditulis oleh sejarawan Roma sekitar tahun 108 Masehi–sekitar delapan puluh tahun setelah penyaliban–dan didasarkan pada cerita yang beredar pada saat itu. Pliny [2] yang lebih muda (sekitar tahun 61114 Masehi) dan Suetonius [3] (sekitar tahun 65-135 Masehi) juga menyebutkan aliran Kristen, tetapi tidak memiliki satu kata tunggal untuk mengatakan tentang seorang Yesus Kristus. Sejarawan Suetonius adalah bendahara Kekaisaran Romawi Hadrian, dan karenanya memiliki akses terhadap dokumen negara dalam arsip kekaisaran. Berdasarkan dokumen-dokumen itu, ia membuat catatan tentang semua peristiwa sejarah yang penting yang telah terjadi selama kekuasaan kaisar sebelumnya. Termasuk suatu peristiwa yang terjadi pada jaman Kaisar Claudius, yang berkuasa dari tahun 41 sampai 54 Masehi. Claudius tidak mengeluarkan orang Yahudi dari Roma karena mereka di bawah pengaruh ‘Kristus’ tertentu, dan telah menyebabkan rakyat gelisah. Ini menunjukkan bahwa telah ada pengikut agama Kristen di Roma sekitar tahun 50 Masehi. Sejarawan Yahudi, Joseph Ben Matthias (37 Masehi-sekitar 100), yang menjadi warga negara Roma dan menggunakan nama Flavius Josephus, menerbitkan sebuah karya yang mengagumkan berjudul The Antiquities of the Jesus pada sekitar tahun 93. Karya ini menggambarkan semacam sejarah dunia dari waktu diciptakan sampai awal kekuasaan Kaisar Nero, dan dimaksudkan khususnya untuk memperkenalkan kepada pembaca yang bukan 25
YESUS DI INDIA
Yahudi tentang sejarah Yahudi. Dia memberikan cerita politik dan masyarakat yang sangat rinci pada jaman Yesus, dan mengacu juga pada Yohanes Pembaptis, Herod, dan Pontius Pilate, tetapi hanya ada satu sebutan terpencil dari nama Yesus Kristus, dan itu merujuk kepada seorang laki-laki bernama James (Jacob) ‘yang merupakan saudara laki-laki Yesus, yang mereka sebut Kristus’. Tidak sampai abad ketiga sebuah karya dibuat oleh tangan seorang kristen– sebuah pemalsuan yang berjudul Testimonium Flavianum, dimana si Yahudi Josephus rupa-rupanya diubah menjadi kaum Kristen dan memperlihatkan keajaiban dan Kebangkitan Kristus [4]. Tetapi pujangga gereja, Justin Martyr, Tertullian dan Cyprian dengan jelas tidak sadar akan perubahan hati orang Kristen semacam itu, dan Origen [5] (sekitar 185-254) berpendapat dengan mengatakan lebih dari sekali bahwa Josephus tidak percaya pada Kristus. Penulis Justus dari Tiberias, juga seorang Yahudi, adalah seumur Joshepus dan tinggal di Tiberias, di dekat Capernaum dimana Yesus dikatakan sering tinggal. Dia menulis sejarah panjang yang dimulai dengan Musa dan berlanjut sampai jamannya sendiri, tetapi sekalipun dia tidak pernah menyebut nama Yesus. Seorang sarjana Yahudi yang terkenal Philo dari Alexandria adalah sejaman dengan Yesus; sejumlah lima puluh dari tulisannya telah sampai pada kita. Dia membuktikan sesuatu yang spesial pada tulisan Injil dan pada sekte Yahudi, tetapi dia juga tidak pernah memiliki satu katapun tentang Yesus [6]. Ini hanya dari orang anti Kristen yang sakit hati Celsus bahwa sedikit fakta sejarah dapat dikumpulkan– meskipun dia hampir tidak memuji siapa yang ia sebut Yesus yang ‘ideal’. Tulisan Celsus yang suka berperang memuat suatu informasi yang diuji dalam rincian yang lebih besar dalam buku ini kemudian.
Kitab-Kitab Injil Satu sumber nyata untuk penelitian sejarah nampaknya akan menjadi koleksi Kitab Injil yaitu Perjanjian Baru, Sub judul baru, 26
SIAPAKAH YESUS?
Injil-injil istilah latin untuk ‘Kitab Injil’ adalah eu-angelion, yang berarti ‘berita baik’. Ini ada sebagai kata gabungan lama sebelum agama Kristen menerapkan pada pesan Yesus. Salah satu judul yang diberikan kepada Kaisar Augustus, misalnya, adalah Sang Penyelamat Dunia, dan hari lahirnya disebut sebagai ‘hari euangelion’. Perjanjian Baru berisi empat Kitab Injil yang dinamai Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Itu mempresentasikan seleksi dari jumlah Kitab-kitab Injil yang jauh lebih besar yang digunakan di tengah berbagai komunitas dan sekte agama Kristen permulaan sebelum Perjanjian Baru secara resmi dikumpulkan. Naskahnaskah yang kemudian dikeluarkan disebutkan apocrypha/tidak asli ( dari bahasa Latin apo-kryphos ‘tersembunyi’, oleh karena itu ‘lebih samar’). Banyak yang dirusak, tetapi sebagian yang bertahan memberikan keterangan yang sangat mendua arti dan membangkitkan minat terhadap seorang Yesus dari Nazareth. Jumlah dan perbedaan kelompok keagamaan yang terancam terpecah pada komunitas Kristen awal menjadi faksi-faksi/ kelompok-kelompok dan menyebabkan perselisihan dalam Umat kristen. Pengarang Romawi Ammianus Marcellinus berkomentar: ‘bukan saja binatang yang haus darah yang saling mengamuk dalam hal banyak orang Kristen menyerang saudaranya dalam hal kepercayaan.[7] Bahkan penguasa Gereja Clement dari Alexandria merasakan pertikaian itu di atas berbagai ajaran kepercayaan sebagai ganjalan terbesar dalam menyebarkan kepercayaan itu [8]. Dan Celsus, Kritikus keras terhadap agama Kristen pada abad kedua, menulis bahwa unsur tunggal yang dipegang berbagai kelompok adalah kata sifat ‘Kristen’ [9]. Di permukaan kebanyakan dari tulisan yang berbeda secara mendasar tentang kehidupan, tindakan dan perkataan Kristus, pemimpin Gereja awal hanya melihat satu jalan keluar dari situasi yang kacau itu yang membawa ke arah kerusakan total komunitas yang bertikai: penyatuan, penutupan barisan, dengan secara resmi membuktikan sekelompok Kitab Injil 27
YESUS DI INDIA
yang terpilih yang telah dibuat setuju. Papias dan Hierapolis, yang diperhitungkan diantara Apostolic Fathers, berusaha untuk melakukan hal ini sekitar tahun 110 Masehi, tetapi gagal karena penolakan dari komunitas perorangan. Itu bukan sampai akhir abad kedua yang Irenaeus–yang bahkan kemudian harus percaya pada ancaman hukuman suci–berusaha sekali dan untuk semua untuk mengadakan keempat Kitab Injil itu dalam aturan agama yang masih dianggap vali sampai sekarang. Pedoman memasukkan keempat kitab Injil itu adalah bahwa semuanya dapat secara langsung ditelusuri kepada murid Yesus, meskipun hal itu juga tidak mulus. Tetapi tetap mungkin untuk menentukan dengan pasti tidak ada naskah asli–lagipula, tidak ada petunjuk dimana yang asli itu pernah terletak. Untuk menentukannya sama-sama tidak mungkin, bahkan dalam pengertian yang mendekati sekalipun. Tanggal yang mungkin, menurut penelitian terbaru, untuk Markus tidak lama sebelum tahun 70 Masehi, untuk Matius tidak lama setelah tahun 70 Masehi, untuk Lukas kira-kira antara 75 Masehi dan 80 Masehi (beberapa penulis lebih suka tanggal yang dekat dengan tahun 100 Masehi), dan nampak bahwa Kitab Injil Yohanes tidak ditulis sampai selambat dekade pertama abad kedua. Jadi jika Yesus disalib sekitar 30 Masehi, catatan yang ditulis pertama tentang keberadaannya terbukti tidak berasal sampai setelah dua atau tiga generasi berlalu (untuk waktu yang mengesampingkan surat Paul, yang meminta perlakuan khusus). Tiga Kitab Injil pertama–Matius, Markus, Lukas–sangat mirip satu sama lain. Sesungguhnya, Matius dan Lukas nampak banyak berasal dari isi tekstual dari Markus. Oleh karena itu, Kitab Injil tersebut menurut Markus yang resmi berisi uraian beberapa kejadian yang tidak tercakup dalam Matius atau Lukas, dan karenanya keduanya menggantikan cerita-cerita yang tidak ada persamaan dalam Markus atau dinyatakan dengan sangat berbeda dari keduanya. Ini menunjukkan bahwa kedua Kitab Injil yang belakangan menggunakan semacam ‘proto-Markus’ sebagai 28
SIAPAKAH YESUS?
sumber, yang dibentuk ke dalam naskah resmi hanya secara berurutan. Banyak yang telah ditulis oleh para ahli agama untuk mendukung keberadaan proto-teks yang hipotesis ini, tetapi ahli agama Gunther Bornkamm percaya bahwa ‘usaha untuk menyusun kembali proto-Markus tetap merupakan pekerjaan yang sia-sia[10]. Dalam naskah Markus ada bukti keinginan untuk menjaga status keimanan Yesus serahasia mungkin. Yesus tidak mengizinkan pernyataan bahwa ia adalah al Maseh, dan dia sangat melarang para muridnya untuk menyatakan hal seperti itu (Markus 8:30). Dalam Matius, Yesus digambarkan sebagai penyempurnaan agama Musa, dan saat al Maseh diumumkan oleh para nabi. Telah lama diterima oleh para ahli agama bahwa Kitab Injil memusatkan pada penggambaran Yesus sebagai Kata Membuat Sempurna. Dan lagi, penulis Matius terbukti bukan sejarawan, dan tak pernah bermaksud untuk menulis cerita yang kronologis atau biografi Yesus. Penulis Kitab Injil Lukas memasukkan sejumlah peristiwa sejarah yang berbeda dalam ceritanya tentang kehidupan Yesus. Dan meskipun begitu, tidak ada cerita kehidupan yang padu muncul. Lagi, lalu ada kekurangan dasar landasan sejarah, kronologi yang asli-pasti tidak ada lagi bahan biografi yang tersedia karena komunitas Kristen awal inipun tidak lagi memiliki data seperti itu. Bahkan pada tingkat awal ini, tokoh sejarah Yesus telah didorong jauh ke dalam latar belakang sesuai kesan relijiusnya. Naskah Lukas berisi utamanya di Yunani dan Romawi. Disini Yesus tidak lagi seorang al Maseh nasional tetapi Penyelamat Dunia. Pada satu hal, Kitab Injil Lukas bahkan secara langsung bertentangan dengan Kitab Injil Markus dan Matius: versinya tentang kata-kata akhir Yesus mengirimkan Rasul ke dunia mengajarkan kepada semua bangsa, sedangkan pada bab ke-24 dalam Lukas sesuatu yang bertentangan jelas dinyatakan: ‘mereka 29
YESUS DI INDIA
diperintah untuk tinggal... di kota Yerusalem, sampai kamu diberi kekuatan dari yang di atas’ (Lukas 24:49). Dalam Undang-undang Rasul (berkaitan dengan penulis Kitab Injil Lukas), kehadiran para murid di Yerusalem disebutkan lebih dari satu kali, dan dengan penekanan khusus. Penulis berusaha keras untuk membuktikan bahwa Yerusalem adalah titik pusat asal agama Kristen, meskipun fakta sejarah bahwa komunitas Kristen telah ada di tempat lain. Lukas membuat titik tempat tinggal dengan keajaiban Pantekosta untuk menunjukkan bagaimana keberadaan sekte Kristen di luar Palestina dapat dianggap sebagai radiasi dari pusat. Dengan keajaiban ‘ketuhanan’ para murid tibatiba menerima anugerah bisa berbicara dalam ‘bahasa asing’, jadi memberikan solusi sederhana terhadap permasalahan potensial tentang rintangan bahasa. Kitab Injil yang dianggap berasal dari Yohanes tidak diragukan merupakan yang terakhir dari semua cerita resmi tentang kehidupan Yesus. Tulisan kaum Kristen awal pertama menyebutkan keberadaan kitab Injil pada pertengahan abad kedua. Beberapa baris dari catatan pada daun lontar yang ditulis dalam bahasa Latin, yang ditemukan oleh sejarawan Inggris, Grenfell, menunjukkan bahwa Kitab Injil tidak bisa lebih tua dari awal abad kedua. Ini merupakan karya yang lebih filosofis yang disusun atas dasar, dan melengkapi, tiga Kitab Injil pertama. Irenaeus menyatakan bahwa pengarang Yohanes adalah laki-laki yang disebut Yohanes yang merupakan favoritnya Yesus, tetapi pendapat ini dapat dengan jelas dikesampingkan karena nelayan sederhana dari Galilee itu hampir tidak dididik dengan cukup luas dalam bidang teologi dan filsafat, atau begitu paham bahasa Latin, sebagaimana yang terbukti dari si pengarang Kitab Injil. Dalam Kitab Injil Yohanes ada keterangan otentik tentang kehidupan Yesus, tetapi dengan sungguh-sungguh disisipkan dalam matiks filosofi keagamaan yang berpusat pada Yesus. Ditambahkan, ada jarak waktu sedikitnya delapan puluh tahun 30
SIAPAKAH YESUS?
antara Penyaliban dan penulisan Kitab Injil, jadi meskipun isi buku itu berkaitan erat dengan gagasan-gagasan Yesus, buku itu hanya mewujudkan alat yang sangat lemah untuk penelitian tentang kehidupan Yesus. Dalam sejumlah besar tulisan teologis Protestan, yang disebut Collection of Jesus’ Sayings (juga dikenal sebagai Q atau Logia) baru-baru ini telah disesuaikan dengan kepentingan yang sangat besar. Rudolf Bultmann meyakini bahwa Perkataan itu dipaksakan dalam komunitas orang Palestina yang sangat awal; itu adalah milik tradisi tertua dari komunitas ini. Tetapi Bultmann menambahkan, ‘Tidak ada kepastian bahwa kata-kata dari lapisan tradisi tertua ini benar-benar diucapkan Yesus. Mungkin lapisan ini sendiri punya latar belakang sejarah sendiri yang lebih kompleks.’ Dia melanjutkan, ‘Tradisi itu mengumpulkan perkataan Tuhan, mencetak ulang perkataan itu, dan menambahkannya. Lebih lanjut, jenis perkataan itu, dan menambahkannya. Lebih lanjut, jenis perkataan lainnya juga dikumpulkan, sehingga beberapa dari kata itu tercantum dalam Collection of Sayings telah akan dimasukkan ke mulut Yesus oleh orang lain.’ Sejarawan sekarang mampu menggambarkan cerita kehidupan Pontius Pilatusdan kehidupan Herold dengan sangat lengkap– tokoh-tokoh yang perhatian utamanya hanya hubungan mereka dengan Yesus. Biografi yang sama lengkapnya tentang orang sejaman lainnya, dan bahkan tokoh-tokoh terkemuka dari jaman permulaan, juga tersedia. Jadi beberapa baris yang tidak lengkap yang berisi sedikit keterangan deskriptif semua ada disana adalah untuk menunjukkan kehidupan Yesus sampai usia ketiga puluh tahun, dan bahkan ini terlalu sedikit untuk digunakan sebagai bukti dokumenter. Seorang sarjana Perjanjian Baru di Tubingen, Ernst Kasemann, menjumlahkan hasil itu untuk menentukan penelitian itu ke dalam kehidupan Yesus: Hal yang menghancurkan menemukan betapa sedikitnya [tentang apa yang dikatakan Perjanjian Baru tentang 31
YESUS DI INDIA
Yesus] dapat diuraikan sebagai aslinya…. Semua yang dapat dihubungkan dengan suatu tingkat keyakinan terhadap sejarah Yesus itu sendiri adalah sedikit katakata dari Sermon di Gunung, beberapa perumpamaan, konfrontasi dengan Pharisees, dan beberapa frase ganjil lainnya disana sini. [11] Para ahli Injil masih tidak setuju diantara mereka sendiri tentang ‘kutipan’ yang mana yang secara asli dapat dianggap berasal dari Yesus. Dalam bukunya The Unknown of Jesus (Unbekannte Jesus-Worte [12]), sejarawan keagamaan Joachim Jeremis mempersempit pemilihan hanya pada dua puluh satu kutipan yang jelas dikeluarkan dari mulut Yesus. Dan kritukus teologi Bultmann berpendapat bahwa ‘kepribadian Yesus, gambaran jelas tentang dirinya dan kehidupannya, telah menghilang di balik penarikan kembali.[13]
Kesaksian Paul Dokumen paling awal mengenai Yesus adalah tulisan Paul. Paul berasal dari keluarga Yahudi yang kuat, dan memperoleh kewarganegaraan Romawi melalui ayahnya, yang membayar harga tinggi untuk itu. Ini mengizinkan dia untuk mengganti nama asli Yahudinya, Saul, menjadi Paul (Paulus). Menjadi bagian kelas bangsawan, dia terbawa dalam tradisi Pharisaic yang kuat. Dia mendapatkan pendidikan yang panjang dan sungguh-sungguh, memperoleh pengetahuan yang luar biasa tentang bahasa Latin, dan juga banyak membaca puisi dan filosofi Yunani. Pada usia sekitar delapan belas atau dua puluh (setelah Penyaliban Yesus), dia pergi ke Yerusalem dan mencurahkan diri ke dalam penelitian teologi yang intensif sebagai seorang mahasiswa Gamaliel I. Dia lalu menjadi pengikut yang sangat fanatik, berpikiran sempit, jujur, sangat taat pada hukum, dan lawan yang paling bersemangat dari sekte Kristen awal yang ia lihat sebagai ganjalan bagi kemajuan 32
SIAPAKAH YESUS?
profesinya. Bahkan Paul pergi sejauh mungkin untuk menerapkan sebagai pendeta tinggi untuk izin khusus untuk menyiksa para pengikut Kristus yang melewati batas Yerusalem, berharap bahwa kegiatan besar yang ia maksudkan untuk ditampilkan dalam menjalankan kegiatan ini juga akan membuat kesan atas hirarkhi keagamaan. Kemudian, di dekat Damaskus, dia tiba-tiba diliputi oleh aura Yesus yang kuat dan ajarannya, terbentur juga oleh kenyataan potensi yang tidak diimpikan yang diperoleh oleh jabatannya. Dia menjadi mabuk oleh gagasan bahwa dia mungkin mengambil pesan pemimpin spiritual atas gerakan ke masa depan yang besar-besaran. Saat dengan Yesus dan para Rasul, hampir tidak ada naskah sejarah tunggal tentang Paul sendiri. Segala sesuatu yang kita tahu tentang dia berasal dari surat-surat (surat dari sahabat) yang ditujukan untuknya dan Undang-undang dari para Rasul, dan ini cenderung memiliki pandangan yang tendensius/berpihak, sebagian atau seluruhnya adalah pemalsuan, atau ditempelkan bersama dari beberapa bagian naskah aslinya. Surat-surat kepada Timothy dan Titus, dan surat kepada orang Yahudi diajarkan dengan sangat palsu. Keotentikan surat-surat kepada Ephesians dan Colossians, dan surat kedua kepada Thessalonians, dilombakan dengan panasnya. Apa yang disebut agama Kristen sekarang adalah penyampaian ajaran yang diciptakan oleh Paul, dan harus dengan lebih benar disebut Paulinisme. Sejarawan keagamaan Wilhelm Nestle mengemukakan hal penting, ‘agama Kristen’ adalah agama yang didirikan oleh Paul; ini menggantikan Kitab Injil Kristus dengan Kitab Injil tentang Kristus [14]. Dalam pengertian ini, Paulinisme berhubungan dengan kesalahan tafsir dan pemalsuan ajaran Kristus yang nyata dengan cara yang dinilai dan diatur oleh Paul. Telah lama diterima oleh penelitian teologis bahwa agama Kristen dari Gereja yang diatur, dengan ajaran sentralnya penyelamatan melalui kematian Yesus 33
YESUS DI INDIA
sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk orang lain, didasarkan pada kesalahan penafsiran. ‘Semua aspek agama Kristen yang indah dapat ditelusuri sampai Yesus, semua yang tidak indah sampai ke Paul’, kata ahli teologi Overbeck [15]. Dengan mendasarkan harapan penyelamatan dengan kuat pada kematian dari anak pertama Tuhan, Paul nyata mengambil langkah mundur yang buruk ke agama bangsa Semit yang primitif pada jaman prasejarah, ketika setiap ayah diwajibkan mempersembahkan anak pertamanya dalam pengorbanan berdarah. Paul juga membuka jalan untuk doktrin gerejawi tentang dosa asli di Trinitas ketuhanan. Selama awal abad kedelapan belas yang lalu, negarawan dan filosof Inggris Lord Bolingbroke (16781751) dapat membedakan dua kepercayaan keagamaan yang jauh berbeda dalam Perjanjian Baru: kepercayaan Yesus dan kepercayaan Paul [16]. Begitu juga Kant, Lessing, Fichte dan Schelling juga dengan tajam membedakan antara ajaran Yesus dan apa yang ‘para Rasul’ buat tentang di luar itu. Banyak teolog modern yang sangat punya reputasi telah datang untuk mendukung dan mempertahankan pengamatan-pengamatan ini. Paul, si pengikut setia yang tidak sabar, sangat berbeda dengan Rasul asli, ‘lambang toleransi’ (seperti yang diuraikan teolog A. Deissman tentang dia [17]), membuka keretakan diantara ‘penganut yang benar’ dan ‘bukan penganut’. Paul menempatkan sedikit penekanan pada kata-kata nyata dan ajaran Yesus, tetapi dipenuhi dengan ajarannya sendiri. Dia menempatkan Yesus pada tumpuan dan membuatnya menjadi tokoh Kristus yang tidak pernah Yesus inginkan. Sekarang sebuah pemahaman baru yang mendalam tentang agama Kristen mungkin dengan menolak semua yang jelas-jelas palsu, dan dengan kembali ke yang benar, ajaran Yesus yang tidak luntur dan esensi nyata dari kepercayaan relijius. Bahwasanya kita masih bisa datang pada pemahaman baru itu mungkin membuat lebih mudah untuk memaafkan Paul atas penyimpanannya, karena mungkin bahwa tanpa Paul dan teman 34
SIAPAKAH YESUS?
pengikut setia yang fanatik, tidak ada sama sekali pengetahuan tentang Yesus yang diteruskan. Teolog Grimm meletakkannya dalam kulit kacang: ‘Tetapi secara mendalam ajaran ini mungkin telah mendarah daging dalam pikiran orang Kristen, mereka masih tidak tahu-menahu tentang Yesus yang sebenarnya.[18]
Kesimpulan Sumber-sumber yang dikenal ternyata tidak dapat membuktikan informasi rinci atau mendasar tentang seorang yang bersejarah yaitu Yesus. Oleh karena itu, sumber-sumber seperti dokumentasi yang ditemukan oleh Nicolai Notovitch di Ladakh mungkin mengisi kesenjangan yang sangat penting tentang apa yang diketahui tentang kehidupan Kristus, kalau tidak ada catatan sejarah. Namun begitu, penemuan yang sangat mengejutkan itu–yang memancarkan cahaya pada bayangan terdalam agama ‘Kristen’–nampak tidak memiliki relevansi sama sekali kecuali dipandang dalam konteks hasil akhir yang diberikan oleh penelitian sejarah yang objektif dan panjang, membebaskan semua dogmatism kelembagaan. Penelitian ilmiah dan kebebasan ilmiah keduanya diperlukan jika sebuah gambaran manusia Yesus muncul bersama secara bertahap, benar untuk kehidupan. Barangkali sekarang hanya mungkin untuk mempelajari siapakah Yesus itu dan apa yang sebenarnya ia inginkan, dengan mempelajari tradisi yang ia ilhami, hasil dari ajarannya, moralnya yang mulia, dan etikanya yang sangat dalam dan sifat spiritualnya. Apa yang dikatakan Albert Schweitzer pada tahun 1913 lebih valid sekarang daripada yang pernah: ‘Agama Kristen modern harus selalu disiapkan untuk menghadapi kemungkinan bahwa kesejarahan Yesus dapat diungkapkan setiap saat.[19] Dan Rudolf Bultmann mengatakan, ‘Tidak akan mengejutkan saya setidaknya jika mereka sekarang menemukan tulang Yesus! [20] 35
YESUS DI INDIA
Perjalanan Saya ke Pegunungan Himalaya Pada tahun 1973, sebuah laporan pendek muncul dalam mingguan[21] utama Jerman yang menguraikan bagaimana seorang professor India menyatakan dengan sangat serius telah menemukan kuburan Yesus Kristus di India. Artikel itu bahkan disertai dengan foto yang menunjukkan kuburan yang dimaksudkan. Professor itu secara terus terang menyatakan bahwa Yesus tidak hanya menghabiskan masa mudanya di India, tetapi selamat dari penyaliban dengan menggunakan suatu teknik, sebelum kembali ke India. Disana dia hidup sebagai guru yang berpindah-pindah tempat sampai dia meninggal pada usia yang sangat tua, dan tubuhnya dikuburkan di ibukota Kashmir, Srinagar. Ini merupakan pernyataan yang sungguh mengherankan– dan jurnal yang berani menerbitkan itu sepantasnya dibanjiri dengan ribuan surat penuh dengan protes yang mencaci dan menghancurkan. Tetapi beberapa surat berisi pernyataan tertarik dari orang yang berpikiran lebih terbuka yang selalu mencurigai ada sesuatu tentang cerita bohong yang alim dalam versi lama tentang kelahiran perawan, kebangkitan, dan kenaikan Yesus. Nampaknya tidak mengejutkan bahwa tak satupun orang yang skeptis pernah menindaklanjuti pertanyaan dimana Yesus sebenarnya telah dikuburkan–karena meskipun berbagai keajaiban Yesus dianggap bisa dijelaskan satu jalan atau lainnya, sungguh mungkin bagi tubuh Yesus hanya untuk bangkit ke udara, ‘diangkat ke surga’ seperti yang dinyatakan Lukas (25:51) lagipula, tidak ada ruang bagi permasalahan fisik dalam bidang spiritual. Setelah bertahun-tahun penelitian selama para professor universitas saya dapat muncul dengan tanpa apa-apa selain ketidakpuasan, bukan untuk mengatakan mengelak, jawaban untuk pertanyaan saya tentang tokoh historis Yesus, saya putuskan bahwa setelah saya menyelesaikan bagian saya sebagai 36
SIAPAKAH YESUS?
guru agama, saya sendiri akan pergi ke India untuk mengadakan penelitian saya sendiri. Maka dari itu, saya terbang dari Mesir ke India pada awal 1979, dan mendarat di Bombay. Dari sana saya pergi dengan kereta dan bus ke kaki gunung Himalaya di Dharmasala, dimana Dalai Lama bertahan sejak penerbangannya dari Tibet tahun 1959. Keinginan saya adalah untuk menanyainya dengan penuh hormat untuk surat pengenal kepada kepala biara di biara Hemis, sebuah surat yang juga akan mengakui izin saya untuk melihat naskah yang telah Notovitch tulis tentang naskah itu selama hampir seratus tahun sebelumnya. Setelah menunggu empat hari untuk menghadap, saya akhirnya menerima dokumen berharga itu, lengkap dengan tanda tangan Sri Dalai Lama keempat belas. Saya melanjutkan perjalanan darat saya ke Kashmir, dimana saya mendengar bahwa drama misteri terkenal yang juga diuraikan Notovitch ditampilkan beberapa hari kemudian. Festival itu, dikenal oleh orang Tibet sebagai Cham atau Setchu, menghormati orang suci Budha dan nabi Pasambhava, dan terjadi hari ke sembilan sampai kesebelas bulan kelima kalender Tibet. Sekarang mungkin mencapai Leh, ibukota Ladakh, cukup nyaman dengan dua hari perjalanan dengan bus di atas jajaran wilayah terpencil bagian barat Himalaya Raya. Ketika saya akhirnya sampai di Hemis, festival itu telah baru saja berlangsung. Ada kerumunan besar dimana, meskipun negara itu telah dibuka bagi orang asing hanya lima tahun sebelumnya, sejumlah besar turis Barat nampak jelas. Saya tidak punya keinginan untuk membuat kehadiran saya atau tujuan saya diketahui sementara keriuhan sedang berlangsung, jadi saya kembali ke Leh, dimana saya biarkan tiga minggu berlalu sebelum saya kembali sekali lagi ke Hemis. Hemis adalah biara terbesar, terkaya, dan paling penting di Ladakh. Namanya berasal dari bahasa Dardic[22] hem atau hen (Sansekerta hima ‘salju’), yang cenderung menunjukkan bahwa ada permukiman disini sebelum budaya Tibet sekarang. Kesabaran dan ketekunan mereka sifat baik yang penting 37
YESUS DI INDIA
yang harus orang asing buktikan bahwa mereka memilikinya, jadi saya mendapat sedikit perhatian untuk memulainya. Saya bergabung dengan para biarawan di dapur, yang nampak agak seperti laboratorium ahli kimia jaman pertengahan, dimana saya minum teh mentega yang diberi garam dan menunggu. Saat petang mendekat, seorang biarawan menunjukkan kepada saya sebuah ruangan kecil dimana saya dapat tidur. Selama hari-hari berikutnya, saya ditinggal bersama peralatan saya sendiri, dan saya menghabiskan waktu berkeliling melalui jalan biara yang remangremang, berjalan jauh ke tepian kota, dan hanya menemani teman saya di dapur ketika saya merasakan rasa sakit karena lapar. Di pagi hari yang keempat selama saya tinggal di biara itu, seorang biarawan muda muncul di sel saya dan mengajak saya untuk mengikutinya. Saya dibawa melalui pintu yang gelap dan menaiki tangga kayu, ke dalam daerah yang lebih tinggi dari biara itu yang belum saya kunjungi sampai saat itu. Akhirnya saya sampai ke atap bangunan candi yang agung. Di atas teras luas di bawah tempat berlindung dari atap rumah yang menonjol di atas pintu ke ruangan paling atas dari kompleks itu, sekumpulan biarawan sedang duduk mengelilingi meja yang mengagumkan. Seorang biarawan yang berusia setengah baya duduk di sisi yang jauh dari meja itu lalu menyapa saya dengan bahasa Inggris yang hampir tanpa cela. Dialah Nawang-Tsering, sekretaris sang Sri (His Holiness) Dungsey Rinpoche, telah mendengar keinginan saya dan ingin bicara dengan saya. Sambil menunggu, saya belajar dari Nawang-Tsering bahwa bekas kepala biara Hemis, yang juga kepala Duk pa Kagyu pa sekte Budhisme Tibet, telah menghilang sejak serangan Tibet oleh tentara komunis Cina. Kepala Biara itu, yang pada saat itu telah mengikuti pendidikan yang lebih tinggi di negara asalnya Tibet, menolak meninggalkan tanah kelahirannya tanpa orangtuanya, tidak ingin meninggalkan mereka pada nasib yang tidak pasti, dan kemudian dia sendiri tidak diizinkan pergi. Setelah sementara waktu, tentara 38
SIAPAKAH YESUS?
komunis melarang semua hubungan dengannya, dan yang terakhir mendengar tentang High Lama adalah bahwa dia adalah tahanan di sebuah kamp buruh. Setelah lima belas tahun yang selama itu tidak ada berita lebih lanjut tentang dia yang terdengar, kepala biara itu dinyatakan meninggal, dan penggantinya dicari dalam bentuk reinkarnasi muda, enam tahun setelah waktu yang diperkirakan sebagai kematiannya, lama itu terpancar pada anak laki-laki berusia dua tahun yang tinggal di dekat gunung Dalhouise (Darjeeling) di timur laut India, dan yang ditahbiskan sebagai Drug Rinpoche pada tahun 1975 pada usia dua belas tahun. Penasehat anak laki-laki itu adalah Dungsey Riponche tua, dan tahun-tahun antara penemuannya dan pentahbisannya dihabiskan dalam belajar dan pengajaran yang intensif. Di tengah biarawan itu, saya tak berbuat apa-apa melihat seseorang berusia sekitar tiga puluh tahun, yang jelas bukan orang asli Tibet karena ia berwajah mirip orang Barat. Ternyata bahwa laki-laki muda itu adalah seorang Australia, telah tinggal di biara Hemis selama beberapa tahun, dan berbahasa Tibet dengan lancar. Dia menunjukkan ketertarikan pada penelitian saya. Ketika saya akhirnya dipanggil menghadap, orang Australia itu menyertai saya untuk bertindak sebagai penerjemah bagi Orang Suci itu, yang hanya bisa berbahasa Tibet. Kami memasuki sebuah ruangan beratap rendah yang dihias dengan bagus sekali, dimana seorang laki-laki tua yang patut dimuliakan sedang duduk dalam posisi seperti Budha di atas singgasana kecil. Di depannya ada sebuah cangkir teh perak yang ada hiasannya di atas bidang kecil. Setelah membungkuk kepadanya dengan tangan berlipat, saya diizinkan duduk di depannya di atas karpet. Pandangan saya bertemu sepasang mata yang waspada dan bercahaya yang memancarkan kebajikan dan kebijaksanaan, bersemayam di wajah yang tersenyum dihiasi oleh guratan keriput dan jenggot tipis putih. Saya menunjukkan kepadanya surat pengenal saya, dan berusaha 39
YESUS DI INDIA
untuk menyampaikan kepadanya betapa pentingnya naskah ini bagi keseluruhan umat Kristen. Dengan senyum pengertian, lama yang bijaksana itu memerintahkan saya untuk menemukan dahulu Kebenaran untuk diri saya sendiri, sebelum berusaha menyampaikannya ke seluruh dunia. Si Australia hanya menerjemahkan sedikit dari apa yang di katakan si lama kepada saya. Akhirnya, laki-laki tua itu memberitahu saya bahwa Kitab Injil yang dinyatakan telah dicari, tetapi tidak dapat ditemukan. Potongan berita itu menampar saya seperti baut dari biru, dan dalam keguncangan dan kekecewaan saya pergi. Kata-kata si lama mungkin berarti bahwa biara akan menyimpan rahasia berharganya selama bertahun-tahun. Tetapi kemudian saya berusaha untuk menemukan bahwa buku harian tua ditengarai abad kesembilan belas terletak di Misi Gereja Moravian di Leh, dimana utusan sarjana Tibet, Dr. Karl Marx telah menyebutkan tinggalnya Notovitch di biara Hemis. Dalam perjalanan kembali ke Leh, saya segera mencari Misi Moravian, yang didirikan oleh perintah Jerman tahun 1885. Missionaris (pekabar Injil) Zealous Christian telah datang ke Tibet lama sebelumnya. Pendeta Capuchin berulang kali mengunjungi Lasha dari awal abad keempat belas, dengan harapan mengubah orang Tibet menjadi Kristen–suatu usaha keras yang tidak dianugerahi kesuksesan. Ketika misionaris Kristen memberitahu orang Tibet bahwa Kristus telah mengorbankan dirinya di tiang Salib untuk penyelamatan manusia, dan akhirnya bangkit hidup lagi, orang Tibet menerima keseluruhan cerita dan sebagai sesuatu yang telah mereka ketahui semua dan berseru dengan antusiasnya, ‘Itulah dia’ para penganut Budha yang alim sangat yakin bahwa Kristus adalah inkarnasi dari Pasambhava. Misionaris itu sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka sebaiknya berhenti untuk mengubah (keyakinan) penduduk itu, bukan karena mereka menghadapi terlalu banyak resistensi, tetapi sebaliknya, karena 40
SIAPAKAH YESUS?
ajaran mereka ditafsirkan sebagai penjelasan ajaran yang telah diproklamirkan oleh Skyamuni, Padsambhava, dan orang suci penganut Budha lainnya[23]. Sekarang ada lebih sedikit dari 200 orang Kristen di seluruh penduduk Ladakh. Romo Razu, direktur Misi Kristen, seorang yang lahir di Tibet, menerima saya dengan baik dan memberitahu saya sejarah dari Misi itu. Tetapi dia tidak bisa menunjukkan kepada saya buku harian berharga yang merupakan alasan utama kunjungan saya, karena buku harian tsb. telah menghilang secara misterius tiga atau empat tahun lalu. Seorang utusan Gereja Moravian dari Zurich telah tinggal di Leh saat itu, dan cucu Dr. Francke, partner Dr. Marx, juga telah tinggal di rumah itu selama waktu tertentu. Pendeta yang ramah itu tidak punya penjelasan atas menghilangnya buku itu, tetapi dia mengingat bahwa Profesor Hassnain dari Srinagar telah mengambil gambar beberapa halaman yang relevan bertahuntahun sebelumnya. Hassnain adalah seorang professor yang
Buddha Maitreya (yaitu Buddha yang akan datang) di Mulbek, dimana orang-orang Islam Kashmir bertemu dengan orang-orang Buddha Ladakh. 41
YESUS DI INDIA
menyampaikan kepada reporter majalah Stern dengan informasi untuk laporan yang terbit tahun 1973. Setelah melakukan usaha lebih lanjut untuk menelusuri buku harian yang hilang tsb di perpustakaan kota dan perpustakaan desa di dekatnya untuk para pengungsi Tibet, Chaglamsar, saya memutuskan untuk mengakhiri tinggal saya di ‘daratan bulan’ Ladakh dan mengadakan perjalanan kembali ke ‘Lembah Bahagia’ di Kashmir. Di dekat desa Mulbek ada sebuah patung relief Maitreya, Juru Selamat Budha yang kedatangannya di masa mendatang dijanjikan oleh Sakyamuni, dipahat pada sebuah dinding batu vertikal, setinggi dua belas meter (Plate 5). Nama Maitreya terkait dengan Aramaic meshiah yang terus diharapkan orang Yahudi sebagai Penyelamat mereka.
Peta Provinsi Jammu dan Kashmir di sebelah utara India 42
SIAPAKAH YESUS?
Kashmir kadang disebut Switzerland-nya India karena lembah-lembahnya yang subur dan danau-danaunya yang besar dan tenang, dan sungai-sungainya yang jernih, dikelilingi oleh pegunungan berhutan hijau, terhampar di kaki ‘atap dunia’. Surga ini telah menarik orang-orang yang berasal jauh dari daerah itu bahkan sejak jaman kuno, dan khususnya selama jaman Keemasan Kashmir, ketika para peziarah datang ke lembah-lembah hijau dari seluruh penjuru dunia untuk mempelajari ajaran Budha Gautama di kaki sarjana Kashmir yang terkemuka. Kashmir dianggap sebagai pusat Budhaisme Mahayana, bangku sekolah yang bernilai spiritual dan usaha keras budaya yang agung. Perubahan daerah itu ke Islam telah meninggalkan hanya penggalan-penggalan biara yang luas, candi-candi dan ajaran estetika. Meskipun lokasinya yang idilis, Srinagar adalah kota yang
Pemandangan dari bukit ‘Takhta Sulaiman’ di atas Srinagar memperlihatkan ‘rumah-rumah perahu’ dan ‘kebun-kebun terapung’ di sepanjang tepian Danau Dal. 43
YESUS DI INDIA
bising dan bergolak, bersenandung dengan kegiatan perdagangan. Kota itu terbentang antara dan di atas beberapa danau, di sebelah kiri tepian Danau Dal, dan karenanya terjalin oleh sejumlah air yang telah memberikan Srinagar suasana kota Venice di Timur. Sejumpah penduduk yang cukup banyak tinggal di perahu-perahu rumah yang terletak di sejumlah besar saluran/kanal kota tua itu, atau ditambatkan di tepian danau dan di samping ‘kebun terapung’. Perahu-perahu rumah itu sangat bervariasi dalam rancangan dan konstruksinya, dari donga yang sederhana sampai istana-istana terapung yang diukir dengan artistik dan mewah yang memiliki segala kenyamanan dan kesenangan–tergantung pada kekayaan si pemilik. Jalan yang pendek keluar kota, pada sebuah danau kecil, saya temukan tempat tidur dan papan di atas sebuah perahu kecil yang tua tetapi aneh, yang disediakan sebagai rumah saya untuk selama musim itu. Dari perahu ini mungkin dikayuh kemanapun di kota itu, tertutup oleh perahu-perahu taksi, shikaras. Armada kecil perahu yang sangat banyak digerakkan oleh para pedagang yang mengangkut semua kebutuhan hidup. Bahkan sebuah kantor pos kecil di air mengadakan putaran harian. Tak perlu dikatakan, sangat menyenangkan tinggal di tempat yang idilis seperti itu, dan banyak orang Eropa dan Amerika tertarik untuk menghabiskan waktu yang lebih lama di perahu-perahu rumah ini, mungkin sambil belajar bahasa Sansekerta, mungkin hanya menikmati sentuhan tempat itu–setidaknya sampai pecahnya kerusuhan di tahun 1989. Dari perahu saya dapat mencapai Universitas modern Kashmir dengan berjalan kaki selama sepuluh menit, dan saya menghabiskan banyak waktu disana, karena ini adalah tempat dimana Professor Hassnain mengajar. Dia adalah orang yang ingin saya hubungi di Srinagar, dan orang yang telah banyak saya dengar. Professor Hassnain adalah sarjana yang dikenal internasional, pengarang beberapa buku, professor tamu di Jepang dan Amerika, Direktur Pusat Penelitian Kashmir untuk Penelitian penganut 44
SIAPAKAH YESUS?
Penulis bersama Professor Hasnain di kebunnya di Srinagar, Ibukota Kashmir, tahun 2006.
Budha, dan anggota Konferensi Internasional untuk Penelitian Arkeologi di Chicago. Dan lagi sampai masa pensiunnya tahun 1985 dia adalah direktur eksekutif untuk semua museum, koleksi, dan arsip di Kashmir, bekerja dan kantornya di Kementerian Budaya. Setelah saya ceritakan kepadanya tentang harapan dan rencana saya, dia mulai dengan antusiasme besar untuk menceritakan kepada saya tentang penelitiannya sendiri, menanggalkan semua janjinya sampai hari berikutnya. Setelah beberapa jam percakapan yang menyenangkan, dia menutup kantornya dan mengundang saya untuk berkunjung ke rumahnya. Meskipun kedudukannya begitu penting, Professor Hassnain tetap seorang yang sederhana, ramah, dan menyenangkan. Selama pertemuan kami, saya mempelajari semua yang telah ia kelola selama dua puluh lima tahun terakhir untuk menemukan 45
YESUS DI INDIA
tentang tinggalnya Yesus di India. Tetapi semua buktinya–fakta, implikasi, asosiasi, hubungan nyata–bisa dianggap tidak lebih dari sekedar memberikan kontribusi pada hipotesa yang meragukan, jika bukan tidak jelas, kecuali juga dipandang dalam cahaya penelitian yang paling baru tentang kehidupan Yesus. Penemuan sang Professor harus ditempatkan pada pijakan ilmiah yang kuat, dan asal mula yang benar dan bukti ajaran Yesus yang terungkap. Hanya kemudian bisa ada tiga pertanyaan yang diajukan: Mungkinkah Yesus benar-benar telah mengadakan perjalanan ke India pada masa mudanya? Bisakah dia bertahan dari Penyaliban (bukan segera setelah naik ke ‘surga’)? Mungkinkah dia benar-benar kembali ke India, meninggal dalam usia tua di Srinagar? Tanpa penyelidikan pendahuluan seperti itu, orang membawa tradisi agama Kristen mungkin dimaafkan atas hilangnya cerita kehidupan Yesus di India dengan senyum kasihan. Sungguh sulit untuk melawan arus hampir dua ribu tahun konvensi yang telah berurat berakar. Semua sama, hanya karena sebuah cerita telah dituturkan selama dua ribu tahun tidak berarti bahwa cerita itu benar.
46
Bab Tiga MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN Asal-usul Yahudi Penelitian modern adalah pendapat bahwa Ibrahim, kepala keluarga Yahudi, sebenarnya adalah seorang yang bersejarah, dan lahir pada abad kedelapan belas SM. Menurut Perjanjian Lama Yahweh memberikan perintah kepadanya, ‘Keluarlah kamu dari negerimu, dan keluargamu. Dan dari rumah ayahmu, ke tanah yang akan menunjukimu’ (Kejadian 12:1). Tetapi dimanakah rumah asli nenek moyang Ibrahim? Kejadian 29 menceritakan bagaimana cucu Ibrahim Yakub mengadakan perjalanan ke tempat tinggal pamannya dari ibu, Laban di tanah ‘anak-anak dari timur’. Bahkan lebih jelas, dalam buku itu Joshua nenek moyang orang-orang Israel dikatakan aslinya berasal dari timur. Jadi kata Tuhan Yesus Israel, Ayahmu bertempat tinggal di sisi lain air bah di masa lalu, bahkan Terah, ayah Ibrahim, dan ayah Nachor, dan mereka melayani tuhan-tuhan yang lain. Dan saya mengambil ayahmu Ibrahim dari sisi lain air bah, dan membawanya ke seluruh tanah Canaan, dan melihat gandakan benihnya dan membawa Issac. (Joshua 24: 2-3) 47
YESUS DI INDIA
Sebuah tanda dari Haran.
Beberapa halaman dalam Kejadian menunjukkan bahwa rumah pertama Ibrahim adalah di daerah Haran. Menurut Kejadian 12:4, saat Ibrahim tinggal di Haran itulah dia diperintah oleh Tuhan untuk meninggalkan tanah airnya. Kemudian, Ibrahim mengirimkan pembantu tertuanya kembali ke Haran ‘ke negeriku, dan ke keluargaku’, untuk mencarikan seorang istri untuk putranya, Issac (Kejadian 24:4). Haran umumnya dianggap sebuah tempat di dataran rendah Mesopotamia yang sekarang disebut Harran atau Eski-Charran (Turki modern). Tetapi, ada sebuah kota kecil di India utara yang disebut Haran, beberapa kilometer di sebelah utara Srinagar (ibukota Kashmir), dimana bekas dinding kuno telah digali dan ditanggali oleh para arkeolog lama sebelum jaman Kristen (Plates 7 dan 8). Walaupun tidak mungkin lagi untuk merekonstruksi pengembaraan suku Yahudi yang suka berpindah-pindah itu secara rinci, ada bukti untuk menunjukkan bahwa sekitar tahun 1739 SM mereka mulai membuka jalannya menuju Mesir di bawah kepemimpinan Yakub. Pendeta Mesir dan sejarawan Metho melaporkan bahwa ‘orang dari budaya tani dengan tak terduga muncul dari timur, 48
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Penggalian di Haran, 12 kilometer di sebelah Utara Srinagar 49
YESUS DI INDIA
Lukisan Dinding di Pekuburan Mesir. Atas: Seorang Pejabat Mesir menerima kaum pengembara berbahasa Semit. Orang-orang dari suku berbahasa Semit dapat dibedakan dari orang-orang Mesir melalui warna kulitnya yang lebih cerah dan perbedaan bentuk tubuh mereka. Yusuf datang ke Mesir bersama sekelompok orang yang seperti ini.
dengan berani memasuki negeri kami, dan dengan paksa merampas kepemilikan atasnya, tanpa menghadapi perlawanan yang berarti’. Lukisan dinding di bilik pemakaman orang Mesir dengan jelas menggambarkan para penakluk ini sebagai berwarna kulit cerah dan berambut hitam. 50
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Pidato yang disampaikan Stephen dalam pembelaannya sendiri, seperti yang dikutip dalam Undang-undang Apostles, memberikan cerita ringkas bagaimana Ibrahim, nenek moyang Yahudi, dipaksa pergi ke tanah yang ingin Tuhan Yang Agung tunjukkan kepadanya. Dia berangkat dari ‘tanah Chaldeans, dan bermukim di Charran’ (Kisah Rasul-Rasul 7:4), mengadakan perjalanan melalui Mesopotamia. Tidak mungkin bahwa keluarga yang berpindah-pindah membuat Ibrahim menyebutkan tempat di Mesopotamia barat laut, dimana mereka kadang bertempat tinggal, setelah tempat asalnya sendiri. Dari Harran kelompok itu akhirnya terus ke Canaan, dimana Ibrahim menjadi bapak dari putranya Issac, yang pada gilirannya menjadi ayah Yakub dan Esau. Dua belas anak laki-laki lahir dari Yakub, yang menjadi nenek moyang suku-suku Yahudi. Yusuf, anak termuda kedua dari dua belas putra Yakub, dijual oleh para saudara laki-lakinya yang iri hati ke perbudakan di Mesir, dimana Hyksos berkuasa saat itu. Di Mesir, Yusuf naik ke jabatan yang berkuasa besar sebagai penguasa kedua di Pharaoh. Tak lama sesudah itu, ketika Canaan dilanda kelaparan, kesebelas saudara laki-laki Yusuf mendengar bahwa ‘ada jagung di Mesir’, dan berangkat ke tanah itu. Yusuf memperlihatkan dirinya kepada saudara-saudaranya, dan meminta ayahnya, Yakub, dan seluruh suku bergabung dengannya di Mesir, dimana mereka pertama menetap di provinsi Goshen–sebuah permukiman orang Semit tercatat dari waktu ini dan terletak di barat laut delta Nile telah didokumentasikan. Para Yahudi cepat memenuhi seluruh tanah itu, mendapatkan kekayaan, pengaruh dan kekuasaan. Gambaran ‘Yahudi’ aslinya diterapkan bukan pada kelompok nasional atau etnis, tetapi kepada setiap orang yang tidak punya tempat tinggal tetap dan dengan sedikit hak, yang nasibnya adalah untuk melayani orang Mesir sebagai bentuk buruh murahan dan kemudian sebagai buruh paksaan murah, seperti yang terbukti dalam sumber-sumber yang ditengarai dari abad keempat belas dan 51
YESUS DI INDIA
ketiga belas SM. Cerita rinci yang diberikan dalam Keluaran 1:11– dimana leluhur bangsa Israel diwajibkan untuk membangun kota Pithon dan Raamses–dengan kuat menunjukkan bahwa Raamses II (1290-24 SM) adalah yang bertanggung jawab atas penindasan pharaoh. Pada saat itulah, atau tak lama sesudahnya, beberapa suku Semit meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Musa, untuk mencari tanah bagi ayah mereka, tanah, susu dan madu yang telah dijanjikan oleh Yahweh.
Siapakah Musa itu? Nama pria yang melahirkan hukum-hukum sosial dan keagamaan di India kuno adalah Manu. Pemberi hukum di Mesir disebut Manes. Cretan yang mengkodekan hukum Yunani kuno–hukum yang ia pelajari di Mesir–disebut Minos. Pemimpin suku Yahudi dan pengajar Sepuluh Perintah disebut Musa. Manu, Manes, Minos, dan Musa adalah para penyumbang terpenting pada perikemanusiaan dunia, semua memiliki pola dasar yang sama. Keempatnya berdiri di dekat buaian peradaban penting dunia kuno. Keempatnya menelurkan dan mengadakan masyarakat seperti pendeta yang teokratik. Dalam bahasa Sansekerta, manu berarti seorang pria yang istimewa, seorang pemberi hukum. Ketika peradaban mulai berkembang, selalu ada orang tertentu yang membawa kebesaran/ kejayaan; mereka dicintai oleh khalayak ramai dan sangat efisien dalam segala hal yang mereka kerjakan. Sebagai ganti kekuatan tangan semata, yang berfungsi sebagai hukum tertinggi bagi orangorang primitif, kekuatan pemimpin kultural dan spiritual ini ditarik dari Yang Tertinggi, atau Tuhan. Pria seperti itu diberkati dengan aura misteri, dan keaslian manusianya menjadi berubah. Mereka 52
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
dianggap sebagai para nabi atau pembawa pesan Tuhan, karena mereka sendiri dapat memberikan cahaya terhadap mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi di masa prasejarah. Di tangan mereka yang terampil, setiap fenomena fisik diubah menjadi perwujudan kekuatan dari surga, yang mereka panggil atau mereka tekan sesuai keinginan. Tukang sihir (pesulap) di Israel dan India, misalnya, tentu mengetahui bagaimana memasukkan ular ke dalam ketidaksadaran sehingga mereka dapat menampilkannya kaku seperti sebatang tongkat, sebelum memindahkannya kembali ke kondisi normalnya–ini masih dilakukan oleh para ahli sihir India. Dan selalu ada amivalensi dalam peran pemimpin spiritual seperti itu. Ketaatan harfiah terhadap ayat-ayat dari Manu yang digabungan dengan Brahmana (kasta yang paling berpengaruh, pendeta) untuk menumbangkan struktur sosial Veda, yang akhirnya membawa kepada pengerasan masyarakat menjadi sistem kasta yang kaku terkunci dalam kerangka hukum dan pantangan yang mencekik. Musa dibuat memainkan peran alim yang serupa dalam kaitannya dengan orang-orang Israel, ‘Putra Tuhan’. Etimologi (asal kata) dari nama Musa masih diperdebatkan. Di kalangan orang Mesir, mos berarti ‘anak’ (atau secara harfiah ‘lahir’, seperti dalam Thut-Musa, ‘Thot lahir’). Menurut asal kata dalam Injil, berdasarkan unsur-unsur Yahudi, nama itu berasal dari mo’ai’ dan use ‘menyelamatkan’, mengacu pada legenda bayi ‘Musa’ yang ditemukan dalam keranjang ilalang yang terapung (Keluaran 2:10). Tidak mungkin membentuk gambaran tetap tentang orang bersejarah Musa, karena tradisi telah meninggalkan sejumlah pertanyaan yang tak terjawab. Penelitian sejarah terhadap Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Musa jelas bukan penulis ‘lima buku Musa’ yang dihubungkan dengannya.kenyataannya, lima buku pertama dari Kitab Perjanjian Lama, dalam bentuk yang kita miliki sekarang, dikumpulkan dari tradisi lisan dan tertulis selama berabad-abad. Kurangnya keseragaman dalam kosa kata, 53
YESUS DI INDIA
kontradiksi dan pengulangan, dan perbedaan dalam ajaran teologi dasar semuanya merupakan bukti kuat bahwa berbagai sumber digunakan. Tetapi meskipun banyak yang dikaburkan/dihilangkan dengan berlalunya masa ribuan tahun yang mempengaruhi, setidaknya telah terbangun bahwa Musa adalah asli seorang tokoh sejarah. Kita bisa mengasumsikan bahwa ia tumbuh menjadi dewasa dalam istana yang megah, diangkat oleh para pendeta, dan memperoleh tingkat pendidikan yang tinggi sehingga dia menjadi berpengaruh sebagai penguasa dalam semua bagian negara. Musa menggunakan campuran doktrin murni yang aneh dan praktik gaib yang aneh–suatu campuran yang jelas tertutupi dengan mantra Vedic serta unsur-unsur ritual keagamaan Mesir. Maksudnya sesudah itu adalah memproklamirkan adanya satu Tuhan, Tuhan bangsa Israel, disamping tidak ada Tuhan lain yang harus disembah. Dan dia diwajibkan untuk mengambil jalan ‘ajaib’ untuk meminjamkan bobot kepada keinginan Tuhan–seperti serupa dengan kekuatannya. Sikap pegawai Gereja telah menolak mitologi Yunani dan Romawi sebagai akar keagamaan kepercayaan Kristen, tetapi cerita tentang Musa telah diterima in toto, tetapi mungkin sulit untuk diterima bahwa Tuhan menaruh rasa dendam digambarkan sebagai api melahap adalah Tuhan yang sama dalam kitab Perjanjian baru. Siapapun yang melawan Musa dalam pencarian kekuatannya dihancurkan. Api adalah metode yang digunakan untuk penghapusan seperti itu, dan juga sering digunakan untuk menunjukkan kekuatan–bagi Musa nampak sering untuk jalan, menggambarkan maksudnya daripada dengan cara membakar. Dia terbukti memiliki keragaman cara gaib pada masa pembuangannya. Menyusul kemunculannya sebelum pria bijak dan ahli sihir Mesir (Keluaran 7:8-13), Musa diakui seorang tukang sihir hebat bahkan di tengah orang Yunani kuno. Di awal jaman Kristen, tulisan yang sebenarnya diragukan tentang isi sihir disusun untuk pelengkap 54
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Musa sedang memancarkan cahaya dari sebuah balok kayu (lebih mirip dengan tanduk), sebagaimana Bacchus dikatakan sering melakukan hal tersebut. Patung buatan Michelangelo.
ahli sihir, menghubungkan diri mereka dengan kekuasaan Musa. Edisi ‘Keenam’ dan ‘Ketujuh buku tentang Musa’, yang muncul akhir-akhir ini, kembali pada tradisi Mesir, memberikan campuran mantra, ilmu sihir, jampi-jampi dan naskah yang berisi doktrin esoteric (yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu) dari berbagai latar belakang. Dalam bukunya ‘The Biblican Musa’ [1], yang terbit tahu 1928, Jens Juergens menunjukkan bahwa para pendeta Mesir mampu 55
YESUS DI INDIA
membuat bubuk mesiu dan menggunakannya dalam petasan atau suar primitif sejak enam ribu tahun yang lalu. Penelitian yang dilakukan oleh arkeoggris Professor Flinders Petrie [2] juga membuktikan bahwa Musa menggunakan kekuasaannya bukan hanya atas candi-candi Mesir, tapi juga atas tambang di daerah Sinai–termasuk tambang sulfur di Gnefru, yang telah digali sejak abad kelima sebelum Masehi. Jadi Musa tahu tentang produksi bubuk mesiu melalui pelatihan kependetaannya, dan komposisi (sulfur, salt-petre, dan arang) secara teknis cukup sederhana. Ketika para warganya menolak mengikuti kata-katanya (dan ia berceramah cukup panjang, ‘dari pagi sampai rata’, Keluaran 18:14), dia dapat memanggil ‘api yang membara’ yang dijamin memiliki efek yang dikehendaki [3]. Sebagai wakil dari Tuhannya yang berapi-api, Musa dapat memesan/meminta apa yang ia inginkan, dan jika seseorang terbukti enggan untuk datang kadang dengan kontribusi berat yang ia minta, sebuah demonstrasi kekuatannya yang mengesankan merupakan segala hal yang bisa mengembalikan kedamaian–seperti yang telah terjadi di Bukit Sinai (Keluaran 19:1-25). Ketika Korah dan kaumnya memberontak terhadap Musa, 250 pria ‘dimakan’ api (Bilangan 16:1-35), dan tak lama setelah itu tidak kurang dari seribu lebih binasa dalam nyala api ketika mereka memberontak melawan Musa. Pada kesempatan lain, dua anak laki-laki Aaron melakukan percobaan dalam tempat beribadat dengan ‘api aneh di depan Tuhan, yang dia perintahkan mereka tidak’, dan terbakar sampai mati (Leviticus 10:1-7). Nampak bahwa meskipun Musa mungkin telah menderita luka bakar yang parah dalam ledakan sehingga dia terpaksa memakai perban kepala (Keluaran 34:29-35). Musa masih sangat dianggap sebagai pemberi hukum yang besar, tetapi Sepuluh Perintah nyata menunjukkan tidak lebih dari ringkasan hukum yang dibuat yang telah dipaksakan terhadap orang-orang Timur Dekat dan India lama sebelum jaman Musa. Ajaran yang sama bahkan ditemukan diantara hukum terkenal 56
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
yang diajarkan oleh Raja Amorite Hammurabi dari Babilonia (17281686 SM) lima ratus tahun lebih awal. Semua hukum ini mungkin didasarkan pada Rig Veda India abad lama. Musa juga bukan perintis monoteisme. Suasana satu Tuhan yang tak kelihatan dan maha kuasa, pencipta Alam semesta, Bapak dari cinta dan kebajikan, rasa kasihan, kepekaan, dan kepercayaan, telah lama terbukti dalam Veda dan dalam tradisi yang menjadi Nordic Edda. Zarathustra, pendiri Zoroastrianisme, juga menyatakan dengan jelas Tuhannya sebagai Satu dan Satusatunya. Dalam lontar Prisse (ditengarai sekitar seribu tahun sebelum Musa) Tuhan berkata tentang dirinya sendiri: ‘Aku adalah yang tak terlihat yang menciptakan surga dan segala sesuatu. Akulah Tuhan Tertinggi, dengan wujudku Sendiri, dan tidak ada yang sama. Aku kemarin, dan Aku tahu besok. Pada semua makhluk hidup yang ada Akulah hukumnya.’ Tuhan yang Satu ini tanpa ada yang menyamai disebut Mesir sebagai ‘tak bernama’, ‘Yang namanya tak bisa dikatakan’, jauh sebelum Musa: Nuk pu Nuk ‘aku siapa aku’. (bandingkan ini dengan cerita dalam Keluaran 3:14, dimana Tuhan menyatakan: Aku adalah Aku.’) Tidak ada lagi keraguan bahwa Musa benar-benar ada. Namun ‘Keajaibannya’ kebanyakan didasarkan pada tradisi yang lebih tua– misalnya pada legenda tuhan Bacchus kuno (aslinya Arab), yang diselamatkan dari air seperti Musa, yang menyeberangi Laut Merah dengan berjalan kaki, yang menuliskan hukum pada lembaran batu, yang tentaranya dibimbing oleh gumpalan api, dan yang dahinya memancarkan cahaya. Epic India yang disebut Ramayana menceritakan tentang pahlawan Rama, yang memimpin orang-orangnya pada perjalanan melalui jantung Asia akhirnya mencapai India lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Rama juga seorang pembuat hukum dan pahlawan 57
YESUS DI INDIA
dengan kekuatan yang luar biasa. Dia menyebabkan mata air memancar di gurun yang ia lewati bersama orang-orangnya (bandingkan Keluaran 17:6), memberi mereka dengan semacam makanan dari surga untuk dimakan (bandingkan Keluaran 16:3-35), dan membasmi wabah yang mematikan dengan minuman keramat soma, air kehidupan India. Akhirnya dia menduduki ‘tanah yang dijanjikan’, Sri Lanka, setelah memohon hujan api agar dijatuhkan pada si raja. Untuk mencapai Sri Lanka, dia menyebrangi lautan melalui jembatan tanah yang dibuka oleh gelombang rendah di suatu tempat yang masih dikenal sebagai Jembatan Rama. Seperti Musa, Rama juga digambarkan dengan kilasan cahaya yang mengalir dari kepalanya (sinar orang yang diberi petunjuk, Plate 13). Zarathusthra, seperti Musa, juga memiliki api keramat yang dapat dia gunakan dalam berbagai cara. Menurut pengarang Yunani Eudoxus, Aristoteles, dan Hermodoros dari Syracuse, Zoroaster (yaitu Zarathusthra) hidup sekitar lima ribu tahun sebelum Musa, seperti dia, berdarah bangsawan, diambil dari ibunya, dan ditinggalkan di alam liar. Di usianya yang ketiga belas dia menjadi nabi agama baru. Disuarakan oleh gemuruh petir, Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam bentuk cahaya, duduk di atas singgasana api di gunung suci Albordj, dikelilingi oleh nyala api. Akhirnya, Zoroaster mengembara dengan para pengikutnya ke ‘tanah yang dijanjikan’ yang terpencil, dan datang ke tepi pantai dimana, dengan bantuan Tuhan, air terbelah sehingga orang-orang terpilih-Nya bisa menyeberang laut dengan berjalan kaki. Mungkin episode yang paling akrab dalam sejarah Yahudi dimulai dengan keluarnya suku Israel dari Mesir di bawah kepemimpinan Musa, untuk mencari tanah lain untuk tinggal sebagai bangsa baru yang merdeka. Tanah Goshen, dimana orang Israel tinggal sebelumnya, belum terletak dibalik semua kesulitan tetapi pasti di bagian timur delta Nile (sungai Nil). Bacaan dalam Injil menyebutkan perubahan saat itu, yang bertepatan dengan 58
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
pengusiran Hyksos pada awal abad ke-18 dinasti di bawah Amasis I. Rute langsung dari Laut Merah ke Palestina ada di timur laut, tetapi orang-orang Palestina menutup jalan disana. Mengapa Musa tidak lalu mengambil rute melalui Beersheba–tempat dimana Yakub membangun tempat perlindungan, dan kaya akan tradisi perayahan–tetap merupakan misteri penuh. Dia justru mengambil rute ke selatan. Menjelang bulan ketiga Pelariannya, orang-orang itu tiba di Sinai. Mungkin di atas gunung yang sekarang dikenal sebagai Jebel Musa (gunungnya Musa) tempat terjadinya demonstrasi yang mengesankan dari Tuhan Yahweh. Menurut tradisi Injil, orang Israel tetap disana selama delapan bulan sebelum memutuskan untuk pindah menuju Tanah Yang Dijanjikan. Tetapi usaha pertamanya gagal, dan orang-orang Israel harus mengembara di alam liar selama lebih dari empat puluh tahun, atau yang Injil sebutkan (empat puluh adalah angka mistik yang menggambarkan ‘jumlah yang besar’). Setibanya di lembah Sungai Jordan, Musa merasakan bahwa dia tak lama di dunia ini (Ulangan 31:2). Menyadari hal itu, tidak akan diberikan kesempatan untuk menemui orang-orangnya di akhir perjalanan panjang mereka, dia menanyakan ulang hukum yang harus dianggap keramat di Tanah Yang Dijanjikan itu, memberikan perintah terakhirnya, menunjukkan kepada mereka kantor-kantor yang harus mereka ambil alih setelah sungai Jordan diseberangi, disampaikan dengan pidato perpisahan, dan terakhir mendaki Gunung Nebo untuk melihat ‘tanah susu dan madu’ sebelum dia meninggal. Disana dia menemui ajalnya (Ulangan 34:5)–tetapi tempat pemakamannya tetap merupakan misteri, ‘karena....tak seorang pun tahu kuburannya sampai sekarang’. Itulah semua yang lebih mengejutkan bahwa kuburan Musa harus dicari karena Injil memberikan keterangan yang sangat rinci tentang tempat, lengkap dengan nama-namanya: Dan Musa pergi dari dataran Moab ke atas Gunung Nebo, ke puncak Pisgah, yang ada di atas Jericho.....di atas menghadap Beth-peor... (Ulangan 34:1,6) 59
YESUS DI INDIA
Nampak sama tidak mungkinnya bahwa orang Israel tidak akan merencanakan tempat pemakaman yang berharga dari penyelamat dan pemimpin besarnya: beberapa sisa potongan masih bisa dilihat di suatu tempat. Beberapa tetap ada–tetapi bukan di Palestina. Adanya di India utara.
Makam Musa di Kashmir Injil menyebut lima peristiwa penting dalam hubungannya dengan tempat kuburan Musa (Ulangan 34:1-7): Dataran Moab, Gunung Nebo (di pegunungan Abarim), puncak gunung Pisgah, Beth-peor, dan Heshbon. Tanah yang Dijanjikan di seberang Jordania telah jelas diperuntukkan bagi anak-anak Israel, dan bukan untuk semua orang Yahudi (Bilangan 27:12). Jika mungkin menemukan tempat yang disebutkan dalam naskah itu, lokasi yang benar dari Tanah yang Dijanjikan juga akan menjadi jelas. Makna harfiah dari abeth-peor adalah ‘tempat yang terbuka’, mungkin mengacu pada lembah yang terbuka di atas sebuah dataran. Sungai Jhelum di utara Kashmir disebut Behat di Farsi (persia), dan kota kecil Bandipur pada titik dimana lembah Jhelum terbuka di atas dataran yang luas Lake Wular yang dulu disebut Behat-poor. Kemudian Behat-poor nampak menjadi Behat-poor pertama dan kemudian Bandipur di distrik Sopore 70 kilometer utara Srinagar, ibukota Kashmir. Sekitar 20 kilometer timur laut Bandipur terletak desa kecil Hasba atau Hasbal. Ini yang dalam Injil disebut Heshbon (Ulangan 4:46), yang disebut dalam kaitannya dengan Beth-peor dan Pisgah. Di lereng Pisgah (sekarang Pishnag), ke utara bandipur, hanya 1,5 kilometer timur laut desa Aham-Sharif, sebuah mata air alami memberikan air dengan khasiat pengobatan. Lembah itu dan dataran Mowu berhubungan dengan Dataran Moab, padang 60
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Sketsa yang menunjukkan peta di sekitar area mana ‘Kuburan Musa’ berada: Gunung Nebo (Nebu), puncak Gunung Pisgah (Pishga), di Pegunungan Abarim (Ablu/Abul), Beth-peor (Bandipur), Heshbon (Hazbal), dan Dataran Moab. 61
YESUS DI INDIA
rumput pegunungan yang indah sekali sekitar 5 kilometer barat daya Gunung Nebo. Gunung Nebo adalah gunung tunggal di jajaran Abarim, dan selalu disebut dalam hubungannya dengan Beth-peor[5]. Gunung Nebo, juga disebut Baal Nebu atau niltoop, memberikan pandangan Bandipur yang baik sekali dan seluruh dataran tinggi Kashmir. Dan Tuhan berkata kepadanya, Inilah tanah yang Aku janjikan sampai Ibrahim, sampai Isaac, dan sampai Yakub, katakan, Aku berikan sampai benihmu. Aku telah membuat kamu melihatnya dengan matamu, tetapi kamu seharusnya tidak pergi kesana kemari. Jadi Musa pembantu Tuhan meninggal disana di tanah Moab, menurut kata-kata dari Tuhan. Dan dia menguburkannya di suatu lembah di tanah Moab, berhadapan dengan Beth-peor: tetapi tak seorangpun mengetahui makamnya sampai sekarang ini. (Ulangan 34:4-6) Kelima peristiwa yang disebut itu karenanya harus ditemukan di satu lokasi yang dijelaskan dengan baik. Memungkinkan untuk pergi sejauh desa Aham-Sharif–sekitar 12 kilometer dan Bandipur–dengan mobil. Dari sini, berjalan adalah satu-satunya cara untuk mencapai desa kecil Buth di kaki gunung Nebo, mendaki ke arah barat selama sekitar satu jam menyusuri jalan setapak dengan kaki telanjang. Bentuk gunung dan tumbuhtumbuhan suburnya sangat mengingatkan pada pegunungan di Eropa. Jalan kecil itu menyeberangi beberapa tanah lapang sebelum akhirnya mencapai dusun kecil Buth langsung di bawah gunung Nebo. Wali rishii adalah wali pegawai makam itu. Dia mengantar para pengunjung ke suatu daerah di atas desa itu yang mencerminkan kebun yang tak berpagar, dan yang berisi tempat keramat seperti kabin. Gubuk sederhana ini berfungsi sebagai 62
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
makam orang suci Islam, Sang Bibi, seorang pertapa perempuan, dan yang berisi dua dari pengikutnya. Di satu sisi, dalam bayangan bangunan kayu kecil, terletak sebuah tiang batu yang tak bertuan yang timbul sekitar satu meter dari tanah dan hampir semua tertutup rumput: inilah batu kuburan Musa.
Batu Nisan kuburan Musa. Penjaganya, Wali Rishi, yang jongkok di sampingnya, mengaku sebagai keturunan Yahudi.
Wali rishii menjelaskan bahwa para rishis telah merawat kuburan itu lebih dari 2700 tahun. Segalanya sesuai dengan tradisi: kuburan itu ada di dekat dataran Moab, dekat puncak Pisgah, di atas Gunung Nebo, diseberangi Beth-peor, dan tempat itu memberikan pemandangan yang baik sekali akan ‘tanah, susu, dan madu’ yang segar dan mekar, hijau selamanya, surga yang sebenarnya. 63
YESUS DI INDIA
Dalam hamparan yang sama, seperti di bagian lain Kashmir, ada cukup sedikit tempat yang Injil sebut, sebagai tambahan satu atau dua tempat yang disebut Muqam-i-Musa, ‘tempat Musa’. Di utara Pisgah terbentang desa kecil Heshbon (Ulangan 4:44-49), yang sekarang disebut Hasbal. Dan di Bijbihara, selatan Srinagar, sebuah tempat di pinggiran sungai masih disebut sebagai ‘tempat mandi Musa’, dimana ada batu gaib yang disebut Ka-Ka-Bal atau Sang-i-Musa (Batu Musa). Menurut legenda, batu itu–sekitar 70 kilogram beratnya– dianggap muncul sendiri dan tetap berhenti sekitar satu meter dari tanah jika sebelas orang menyentuhnya dengan satu jari sambil menyanyikan mantra gaib ‘Ka-ka, ka-ka’. Angka sebelas menunjukkan suku Israel. Sebuah tempat lain yang disebutkan setelah Musa adalah
Dataran yang meluas di luar kota Bandipur (dahulunya Behatpoor dan Beth-Peor) dengan rawa-rawa Danau Wular.
64
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Ini adalah ‘Tempat Mandi Nabi Musa’ di Bijbihara (46 kilometer di sebelah Selatan Srinagar), dan sebuah batu singa yang dikatakan berusia sekitar 5000 tahun.
‘Batu Musa’ atau Kar-Ka-Bal, dengan batu mana dikatakan bahwa Musa sering mempertunjukkan kemampuan saktinya.
65
YESUS DI INDIA
di dekat Auth Wattu (Delapan Jalan) di distrik Handwara. Batubatu di pertemuan sungai Jhelum dan Sind (ini bukan Indus), di dekat Shadipar utara Srinagar, disebut Kohna-i-Musa, ‘Batu sudut Musa’. Musa diyakini telah berbaring di batu-batu disana. Dia juga dikatakan telah beristirahat di Ayat-i-Maula (atau Aitmul, ‘Tanda Tuhan’), 3 kilometer utara Bandipar.
Dari Penaklukkan ke Pengasingan Menyusul kematian Musa, kedua belas suku Israel secara perlahan memegang kendali atas Canaan di bawah kepemimpinan Joshua, membagi wilayah itu antara mereka sendiri dengan menggambar kapling-kapling di abad ketiga belas Sebelum Masehi. Seluruh proses memperoleh kepemilikan tanah itu dan
Sungai Sindh yang lebih kecil, dan wilayah lembah Kashmir yang direndam banjir di latar belakang.
66
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
menggenggamnya untuk digunakan mereka bersama-sama membutuhkan 150 tahun. Dalam nyanyian Deborah (Hakimhakim 5:8), penduduknya terhitung 40.000 orang, diperintah oleh pemerintah dan pimpinan yang keras–‘Hakim’–sesuai dengan hukum Musa. Tetapi meskipun kekuasaan Hakim tidak cukup selama jangka panjang untuk mengubah pengembara yang mudah berubah pendirian menjadi orang yang bersatu. Orang Israel membutuhkan seorang raja untuk mengatur mereka dengan tangan yang kuat, dan Samuel, hakim terakhir, akhirnya diresmikan sebagai Raja Saul Israel pada akhir abad kesebelas Sebelum Masehi. Tetapi tidak sampai kekuasaan Raja David (sekitar pertengahan abad kesepuluh), Israel akhirnya menjadi bangsa tunggal yang bersatu. Dan ibukota bangsa itu adalah Yerusalem, dimana Candi yang ternama dibangun selama kekuasaan anak David, Solomon. Solomon termasyur di seluruh dunia karena kebijaksanaannya. Tetapi naskah Injil yang berhubungan dengan dia tentu ditulis setelah jamannya. Dan yang para guru tanamkan kebijaksanaannya kepadanya seperti tercatat dimanapun juga. Dalam bukunya tentang sejarah alam daerah Travancore di selatan India (sekarang negara bagian Kerala), Dr. Mateer menulis: Ada fakta aneh yang berhubungan dengan nama burung ini yang memberikan cahaya pada sejarah Injil. Raja Solomon mengirimkan tentaranya ke Tarshish (1 Raja-raja 10:22), yang kembali setelah tiga tahun membawa ‘emas dan perak, gading dan kera, dan merak’. Sekarang kata yang digunakan dalam Injil berbahasa Yahudi untuk merak adalah tukki, dan karena orang Israel asalnya tidak punya nama untuk burung ini sampai pertama mereka mengimpornya ke Judea oleh Raja Solomon, tidak diragukan lagi bahwa tukki adalah kata dalam bahasa Tamil lama tokei, nama merak....juga, monyet dalam bahasa Yahudi adalah koph, yang dalam bahasa India 67
YESUS DI INDIA
kapi. Gading.... berlimpah di India selatan, dan emas banyak dikirim di sungai-sungai pantai Barat. Jadi ‘Tarshih’ jelas mengacu pada pantai barat India, dan kapal Solomon adalah orang India Timur pertama [6]. Terhadap hal ini, dengan pengakuan terima kasih, dapat ditambahkan fakta bahwa terpisah dari ‘emas dan perak, gading dan monyet, dan merak’ Raja solomon dan temannya Raja Hiram membawa serta sesuatu yang lain ke rumah dari India: ‘keajaiban’ dan ‘kebijaksanaan’ mereka. Sejarawan lain, termasuk ahli terkenal dari India Max Müller[7] juga menelusuri nama Yahudi merak dan monyet kembali ke bahasa asli India. Menurut Buku Pertama raja (9:13), Solomon memberikan hadiah kepada Hiram , Raja Tyre, dengan dua puluh kota, yang diantaranya sebuah tempat bernama Kabul (Cabul). Tetapi Kabul adalah ibukota Afghanistan, dulunya bagian dari India. Kashmir masih dikenal diantara penduduk muslim setempat sebagai Bagh-i-Suleiman, ‘Kebun Solomon’, dan di atas gunung yang memandang Kota Srinagar berdiri sebuah candi kecil bernama ‘Takht-i-Suleiman, ‘Singgasana Solomon’. Menurut sebuah prasasti, ‘candi baru’ didirikan pada abad 78 Masehi oleh Raja Gopadatta (juga disebut Gopananda) di atas pondasi bangunan yang lebih tua yang sudah rusak. Tradisi yang dimiliki adalah Solomon sekali mengunjungi daerah itu, dan dialah yang membagi gunung Barehmooleh untuk menciptakan saluran air yang masih mengalir ke Danau Dal. Tradisi seperti itu mengakuinya dengan bangunan candi kecil yang mempertahankan namanya[8]. Pegunungan dimana Takht-I-Suleiman berdiri juga dikeramatkan oleh orang Hindu, dan sekarang puncaknya diberi dengan candi Hindu. Sementara penganut Budha di Ladakh meyakini singgasana Solomon telah didiami orang suci Pasambhava, yang membawa ajaran Budha Mahayana ke Tibet pada abad kedelapan. Takht-i-Suleiman di Srinagar bukanlah satu-satunya singgasana 68
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Takht-i-Suleiman, ‘Istana Sulaiman’ di lereng Barehmooleh, menghadap ke Srinagar, yang telah direstorisasi pada tahun 78 Masehi oleh Raja Kashmir Gopadatta.
gunung dari raja pada Injil dalam perluasan tanah yang membentang dari Palestina sampai India. Di barat daya Iran, selatan kota Tabriz, terbentang dataran yang sangat indah sebanding dengan ‘Lembah Bahagia’, ada gunung lain yang memiliki nama yang sama. Ini dikenal terutama oleh karena puing-puingnya yang luas, bagian tertua yang ditengarai awal abad pertama Sebelum Masehi. Di waktu sekarang, candi api Zoroastrian yang penting didirikan disini, dan di masa kejayaan Sassanians–kerajaan terakhir sebelum Islam yang mengatur Persia, dari abad keempat sampai keenam Masehi– istana besar Khosraus dibangun di atas gunung itu. Legenda timur secara umum memberi gunung ini peran penting. Salah satu dari tiga Orang Bijaksana (Magi) dari timur dikatakan meninggal disini sekembalinya dari Bethlehem, misalnya. 69
YESUS DI INDIA
Pada kematian Solomon sekitar 930 SM, anaknya, Rehoboam menggantikannya. Tetapi dia menaiki tahta dengan kasar sebelum pemberontakan pecah melawan rumah kerajaan, dipimpin oleh Aphraimite yang diasingkan, Jeroboam, dengan dalih pajak yang berlebihan. Pemberontakan itu menyebabkan pemisah diri: kerajaan dipecah menjadi dua bagian. Kesepuluh suku utara membentuk negara merdeka di bawah nama Israel, dan menjadikan Jeroboam pemimpin mereka. Dua suku dari selatan memberi nama wilayahnya Judah, dan terus diperintah oleh Rumah David. Dua negara bersaudara yang bertentangan itu berdiri bersebelahan satu sama lain selama lebih dari 250 tahun, saat penduduknya tumbuh menjadi sekitar 300.000 orang. Negara yang terpisah itu, selama apa yang disebut Jaman Dua Kerajaan, menderita baik karena perselisihan internal maupun sejumlah serangan oleh negara tetangga yang lebih kuat. Akhirnya Israel di bawah kekuasaan Jehu dan keturunannya (845-747 SM), diduduki selama tiga tahun oleh bangsa Assyria, yang dipimpin oleh Sargon II, dan akhirnya menyerbu ketika ibukotanya, Samaria, direbut pada tahun 722 SM. Judah berkuasa selama ratusan tahun lainnya sebagai negara budak yang membayar upeti, sampai runtuh di tahun 587 SM, jadi merupakan akhir riwayat kerajaan Judah. Penjajah memaksa keluar penduduknya. Deportasi kedua suku yang membuat kerajaan selatan, Judah dan Benjamin, awalnya ditunda sesaat, tetapi karena pelajaran Nebuchadnezzar membuatnya diseret ke pengasingan di Babilonia. Setelah lebih dari lima puluh tahun disana, sekitar separuh dari orang yang dideportasi diizinkan kembali ke tanah airnya oleh Cyrus II, Raja Medes dan Persia, pada tahun 535 SM. Kesepuluh suku yang telah dideportasi 130 tahun dari bagian utara negara Israel, yang merupakan bagian orang Yahudi yang sangat besar, disusul oleh takdir yang sangat berbeda. Kebanyakan dari mereka berangkat ke timur, dan tidak pernah terdengar lagi di Palestina. ‘Jadi apakah Israel dikeluarkan dari tanah airnya 70
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
sendiri..... sampai sekarang ini’ (2 Raja-raja 17:23). Dengan jumlah beribu-ribu, mereka memasuki sejarah sebagai ‘sepuluh suku Israel yang hilang’, dan bahkan sekarang sering digambarkan sebagai menghilang tanpa jejak. Tetapi ada banyak indikasi jelas bahwa kebanyakan dari ‘suku Israel yang hilang ini’, setelah berabadabad tanpa tempat tinggal mengembara dan kacau secara pemerintahan, akhirnya tiba di Tanah yang Dijanjikan, ‘tanah para bapak’,–India utara, dimana mereka telah menikmati kedamaian dan ketenangan sampai sekarang.
Banjir di Kashmir Menurut Kronologi Injil, Ibrahim adalah keturunan langsung dari Noah, laki-laki yang dipilih Tuhan menjadi satu-satunya orang yang selamat dari banjir bersama keluarganya. Cerita Injil tidak memberikan rujukan asal mula ayah Ibrahim, hanya mendata geneologi urut ke belakang ke Noah dan waktu ketika banjir besar terjadi. Lapisan tanah liat dua sampai tiga meter luasnya benarbenar ditemukan oleh para arkeolog yang menggali di daerah sekitar Urin Mesopotamia, dan ada potongan-potongan barang tembikar/pecah belah baik di bawah maupun di atas tanah liat tsb. Tetapi lapisan itu membuktikan tidak lebih dari pecahnya banjir di distrik sekitar Ur. Sebuah dokumen tulisan kuno dari Nineveh menggambarkan akhir dari malapetaka ini: ‘Semua umat manusia telah kembali menjadi tanah liat. Tanah itu telah menjadi sepipih atap’. Lapisan ini telah dipandang sebagai bukti banjir besar pada Injil, dan akan sangat cocok dengan sejarah yang disajikan oleh Injil bukan untuk fakta bahwa para arkeolog menghitung tanggal banjir ini pada sekitar 4000 SM. Tetapi suku-suku Semit yang berpindahpindah dan kawannya tidak mencapai tanah kedua sungai itu pada saat itu[9]. Jadi mereka tidak bisa bertahan pada banjir ini lalu memberi saksi mata dengan kesaksian tentang hal itu. Banjir dalam 71
YESUS DI INDIA
cerita Injil harus menjadi cerita yang berbeda. Banjir itu benar-benar merepresentasikan sesuatu tradisi universal, yang diceritakan kembali dalam mitologi hampir setiap ras. Telah ada banyak Jaman Es di bumi, dan jelas malapetaka penggenangan yang muncul dari berbagai sebab telah sama banyaknya. Sumerian Epic of Gilganes ditemukan sekitar permulaan abad kedua puluh dalam bentuk reruntuhan (puing-puing) perpustakaan kuno Nineveh, ditulis dalam bahasa tulisan-tulisan kuno pada lempengan batu atay tanah liat yang dibakar. Salah satu pahlawannya, Utnapishtim, Sumerian Noah, digambarkan sebagai selamat dari banjir besar yang disebabkan oleh tindakan sewenang-wenang para dewa. Seperti dalam Injil, seorang lakilaki membangun sebuah perahu mengikuti perintah Tuhan, dan dengan cara ini selamat dari banjir, yang kemudian merusak semua kehidupan di sekitarnya. Alexander von Humboldt menyebut legenda yang sama di tengah Peruvians, dan dalam satu cerita tentang banjir di Polynesia, pahlawannya bahkan disebut Noah. Lebih dari 250 versi legenda banjir telah dicatat di seluruh dunia. Tetapi banjir yang mana yang merupakan cerita Injil? Karena Vedas (kitab Weda) dari India jelas merupakan tradisi tertua dalam sejarah kemanusiaan, nampak logis menganggap bahwa cerita Vedic (dalam Veda) tentang banjir menggambarkan cerita Banjir yang sangat awal untuk dilewatkan. Naskah itu memberikan uraian yang kompleks atas peristiwa itu: Para dewa telah memutuskan untuk ihkan dunia dengan banjir besar, tetapi Manu, peramal dan guru yang bijaksana, harus dibebaskan untuk mempertahankan ras manusia. Dewa Vishnu (Wisnu) mengambil inkarnasi di bumi untuk pertama kali sebagai avatar, dalam bentuk ikan Matsya, dan membuka dirinya kepada Manu di tepi sungai. 72
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Ikan itu memperingatkan Manu bahwa Bumi akan segera ditenggelamkan, dan bahwa setiap orang yang hidup diatasnya akan binasa. Dia memerintah sang guru untuk membangun sebuah perahu untuk membawa dirinya dan keluarganya, serta tujuh Rishis atau ahli peramal, biji dari setiap tanaman, dan satu pasang dari masing-masing binatang. Dan dia juga harus membawa Vedas, untuk memastikan bahwa naskah keramat itu terselamatkan. Sesaat setelah bangunan perahu itu selesai, hujan besar mulai turun, sungai memenuhi tepiannya, dan Vishnu (Wisnu) sebagai ikan menempatkan dirinya di haluan perahu itu, tanduknya ada di atas air. Manu mengaitkan tali pada tanduk itu, dan si ikan menarik perahu itu dengan selamat melewati cuaca yang mengamuk sampai mereka menemukan tempat perlindungan di puncak gunung Himalaya (bandingkan Kejadian 6-8). Banjir Vedic berakhir 40 hari–durasi yang sama persis dengan yang diuraikan dalam cerita Banjir dalam Kejadian. Kata dalam bahasa Jerman untuk banjir itu adalah Sintflut, unsur pertama yang memiliki etimologi kabur. Kebanyakan ahli umumnya memperolehnya dari bahasa Jerman Tinggi Lama sint, yang berarti ‘total’, sehingga Sintflut berhubungan dengan ‘banjir total’. (bahasa Jerman modern memiliki bentuk lain Sundflut, perubahan ini dengan jelas tetapi tidak semuannya relevan, berarti ‘banjir dosa’.) Tetapi ada etimologi lain, Sindhu adalah nama lama sungai kuat yang dimiliki anak benua India dengan nama: Indus[10]. Di jaman kuno, ‘Idia’ mengacu pada tanah diseberang Indus, termasuk apa yang sekarang bernama Tibet dan Mongolia. Kemudian, tanah di sisi selatan dan barat sungai sejauh Iran modern juga termasuk dalam istilah ‘India’. 73
YESUS DI INDIA
Dilihat dari barat, Sindhu/Indus adalah sungai terbesar dan terkuat untuk diseberangi menuju India. Sungai itu mengalir dari utara ke selatan melalui apa yang sekarang disebut Pakistan, dan keluar melalui delta/beting yang besar sekali ke Laut Arab. ‘Sisi lain sungai itu’, dimana Ibrahim berasal [11], mungkin tanah diseberang Indus, yang berfungsi sebagai rintangan antara India dan Barat. Sungai itu juga memberikan namanya pada wilayah yang disebut Sind. Sekarang provinsi selatan Pakistan, ibukotanya Karachi. Provinsi itu seluas 140.000 meter persegi, dan sangat subur karena banjirnya yang tetap, dan berpenduduk sangat baik. Juga ada sungai lain dengan nama Sindh di provinsi Kashmir di India utara. Sindh lain ini tidak sebesar kembarannya, tetapi mungkin sangat penting bagi asal kata dalam bahasa Jerman Sinflut. Sungai Sindh ini mengalir di utara lembah Kashmir melalui wilayah yang terlihat dari Gunung Nebo, dari mana dikatakan Musa telah menatap Tanah yang Dijanjikan sebelum kematiannya (Plate 15). Sumber dari Sindh ini tidak jauh dari Gua Amarnath, yang dikeramatkan bagi orang Hindu, dan yang menarik ribuan peziarah di malam purnama bulan Agustus tiap tahunnya. Legenda menyatakan bahwa Shiva (Siwa) memulai bergaul dengan Parvati dalam misteri Penciptaan (!) pada titik ini. Tiga hari berjalan menyusuri sungai ke bawah membawa pengunjung ke desa Sonamarg, ‘Padang rumput emas’, masih 2600 meter ke atas. Notovitch lewat disini sebelum menyeberang Zoji-la di atas 3.500 meter tingginya ke tanah dataran tinggi Ladakh. Jalan dari Sonamarg menyusuri sungai turun ke Srinagar, 84 kilometer jauhnya, melewati jembatan kayu kuno, melewati desa kecil yang terletak diantara padang rumput hijau dan pohon buah-buahan yang menghasilkan buah aprikot, buah per, dan apel. Kerangka jendela yang diukir artistik dan atap kayu yang penuh hiasan, buah per, dan apel, menjadi saksi mata kemakmuran 74
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
daerah itu. Lebih jauh ke arah Srinagar, lembah yang lebih mewah dan subur nampak di kedua sisi. Akhirnya, lembah terbuka lurus di tempat yang disebut Kangan. Semua dalam semua, Kashmir bagaikan Kebun Firdaus yang sangat banyak–dan daerahnya yang kaya dan luas, danau yang dangkal adalah bukti banjir yang sangat besar di jaman dahulu kala.
Kashmir, ‘Tanah Yang Dijanjikan’ Menurut Injil, Surga–tempat dimana umat manusia diciptakan, terletak di Timur. ‘Dan Tuhan menanam kebun ke arah timur di Firdaus; dan disana dia menempatkan laki-laki yang telah dia bentuk’ (Kejadian 2:8). Beberapa ayat berikutnya menyebutkan lokasi geografis Kebun Firdaus lebih lanjut dengan menyebutkan empat sungai : ‘Dan sebuah sungai keluar Firdaus untuk mengairi kebun itu; dan dari sana terpecah, dan menjadi empat kepala’ (Kejadian 2:10). Di Mesopotamia, tanah ‘diantara sungai-sungai’, biasanya dianggap Kebun Firdaus, hanya ada dua sungai (seperti yang tersirat dari daerah itu). Sebaliknya, India utara bisa bangga dengan lima sungai, semuanya anak sungai Indus (Sindh) yang terbentang di atas wilayah yang luas, memberikan nama daerah itu–tanah lima sungai, Punjab. Karena pecahnya India di tahun 1947, provinsi itu dibagi diantara dua negara India (Bharat) dan Pakistan. Kelima anak sungai Indus ke barat sungai itu adalah Jhelum Chenab, Ravi, Beas, dan Sutlej. Salah satu peradaban awal yang terbukti di India ini berdasar di daerah Punjab–budaya Indus, tercatat dari sekitar 3000 SM–dan di Kashmir bahkan arkeolog menemukan jejak suatu peradaban lebih dahulu 50.000 tahun. Nama Kashmir (Sansekerta Kashmira: Kashmiri Kashir) secara etimologi berasal dari setidaknya tiga cara berbeda. Cush (Ksuh) adalah cucu laki-laki Noah, yang keturunannya 75
YESUS DI INDIA
berkembang biak di Bumi. Memberikan nama mereka kepada negara-negara dimana mereka tinggal. Keturunan Cush secara tradisional dan lebih dari dua ribu tahun, dihubungkan dengan Ethiopia, tetapi Kejadian juga menyenutkan air yang mengalir ke Firdaus, ‘Dan nama sungai kedua adalah Gihon: sama dengan yang membatasi seluruh tanah Ethiopia’ (Kejadian 2:13). Setiap satu nama dalam Injil dikaitkan dengan perubahan fonetik/bunyi dan ortografi/bentuk tulisan melalui pengaruh bahasa lain. Jadi ‘Kush’ pada Injil bisa dengan mudah menjadi ‘Kash’. Dalam bahasa Farsi (Persia), mir berarti sesuatu yang berharga, perhiasan; dalam bahasa Rusia, mir adalah daerah yang diduduki oleh suatu komunitas; dan dalam bahasa Turki, mir adalah gelar kehormatan. Penafsiran lain berpusat pada kata dalam bahasa Yahudi kasher (juga kashir atau umumnya dalah bahasa Inggris, kosher), yang berarti ‘bisa diterima’ khususnya dalam kaitannya dengan makanan. Menurut hukum Yahudi [12] hanya binatang yang telah disembelih secara ritual dan mengeluarkan darah yang bisa dimakan. Orang Yahudi selalu membedakan dirinya dengan orang lain dengan aturan dietnya, dan karenanya disebut Kasher, sebagaimana tanah yang mereka huni. Belakangan, Kasher berubah menjadi Kashmir. Orang Kashmir sekarang masih menyebut negerinya Kashir, dan penduduknya Kashur. Jadi kemungkinan etimologi lainnya kembali ke nama ahli peramal Vedic, Kashyapa, yang dikatakan telah hidup di daerah itu pada jaman kuno. Kashyapa berarti ‘penyu’ dalam bahasa Sansekerta. Menurut kosmologi jaman itu, permukaan bumi yang agak bundar yang dibatasi oleh lautan adalah punggung penyu yang berenang di air. Dalam beberapa naskah Vedic (Weda) nama Kashyap juga diberikan pada Tuhan sang Pencipta, dan ‘KashyapMar’–yang menjadi Kashmir, menurut asal kata ini–berarti ‘tanah Tuhan’.
76
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Sepuluh Suku Israel yang Hilang Pada abad kesembilan belas–saat kolonisasi tersebar–bahwa barat mulai menaruh minat pada negara-negara di Timur Jauh, dan mulai merembes masuk dari beberapa penjelajah Barat yang menguraikan kekagumannya menghadapi suku-suku di seluruh barat daya India yang jelas keturunan Yahudi. Misionaris dokter Yusuf Wolff, misalnya, melaporkan dalam karya dua–kolomnya Narrative of a Mission to Bokhara in ten Years 1843-1845. [13] emua orang Yahudi di Turkistan menegaskan bahwa S Turkamauns adalah keturunan Togarmah, salah satu anak Gomer, yang disebut dalam Kejadian 10:3... Orang Yahudi di Bokhara berjumlah 10.000. Chief Rabbi meyakinkan saya bahwa Bokhara adalah Pelabuhan, dan Balkh the Halah, dari 2 Raja-raja 17:6, tetapi bahwa dalam kekuasaan Genghis Khan mereka kehilangan semua cerita tertulisnya. radisi itu merupakan tradisi tua di Bokhara, bahwa T beberapa dari Sepuluh Suku ada di Cina.... Beberapa Affghauns menyatakan keturunan dari Israel. Menurut mereka, Affghaun adalah keponakan laki-laki Asaph, anak laki-laki Berachia, yang membangun candi Solomon. Keturunan Affghaun ini menjadi Yahudi, dibawa ke Babilonia oleh Nebuchadnezzer, darimana mereka dipindahkan ke bukit Ghoree, di Affghaunistan, tetapi di jaman Mohammed kembali ke Mohammedans. Mereka membuat sebuah buku, Majmooa Alansah, atau ‘Collection of Genealogies’ ditulis dalam bahasa Persia..... Kapten Riley, saya terkejut menemukan, melihat Affghauns sebagai keturunan Yahudi. Dan terakhir Wolff menulis: ‘Saya menghabiskan enam hari dengan anak-anak Rechab [Bani Arhab]... Dengan mereka adalah 77
YESUS DI INDIA
anak-anak Israel dari suku Dan, yang bertahan di dekat Terim di Hatramawt.[14] G.T. Vigne, seorang Perancis yang mengadakan perjalanan belajar dan anggota Royal Geographical Society, dalam A Personal of Voyage to Chuzin, Kabul, in Afghanistan menulis: [15] yah Ermiah adalah ayah orang Afghan. Dia sebaya A dengan Nebuchadnezzar, menyebut dirinya Beni Israeli dan memiliki empat puluh anak laki-laki. Tetapi keturunan dalam generasi ketiga puluh empat disebut Kys dan dia hidup sejaman dengan nabi Muhammad. Dr. James Bryce dan Dr. Keith Yahyason mencatat dalam bukunya Comprehensive Descriptions of Geography, [16] di bawah judul Afghanistan, bahwa orang Afghan ‘menelusuri garis silsilahnya ke belakang pada Raja Saul dari Israel dan menyebut diri mereka “Ben-i-Israel”’.
Bentuk tubuh kedua anak muda ini jelas sekali menunjukkan perbedaan ras orang-orang dari daerah sebelah utara India: Keturunan suku Semit (kiri) dan keturunan Indo-Iran (kanan) 78
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Menurut A. Burnes, legenda orang Afghan Nebuchadnezzer menjelaskan bahwa Israelitas dipindahkan dari Tanah Suci Ghore, di barat daya provinsi Kabul. Mereka tetap orang Yahudi sampai 682 Masehi, ketika Sheikh Arab, Khaled-ibn-Abdalla mengubah mereka menjadi Islam. Pada karya yang dikutip di atas dapat ditambahkan lebih banyak lagi bukti kesusastraan yang memfokuskan pada permukiman oleh orang Israel di wilayah Afghanistan dan daerah sekitarnya. Salah satu kontribusi yang terpenting adalah The Lost Tribes oleh Dr. George Moore[17], yang menemukan banyak prasasti Yahudi di tempat-tempat arkeologis di India. Cukup dekat dengan Taxila, sekarang di Sirkap, Pakistan, sebuah batu ditemukan dari galian yang memberikan prasasti dalam bahasa Aramaic, bahasa yang digunakan Yesus. Penelitian terakhir di bagian Pakistan dari Kashmir telah membawa kepada titik terang ribuan prasasti batu dan gambar ditengarai dari jaman prasejarah, Budha awal, dan pasca–jaman Kristen. Penemuan tempat itu
Sebuah batu yang memuat tulisan berbahasa Aram, ditemukan di Sirkap dekat Taxila. 79
YESUS DI INDIA
ada di lembah sungai Indus bagian atas, dimana jejak kafilah yang terkenal yang dikenal sebagai Rute Sutera pertama kali lewat. Diantara prasasti-prasasti ini beberapa diantaranya dalam bahasa Yahudi, ditengarai oleh para peneliti berasal dari abad kesembilam Masehi–waktu ketika Islam mulai merembes masuk melalui India[18]. Sejarawan Arab abad kesebelas Biruni menulis bahwa pada saat itu tidak ada orang asing yang diizinkan masuk Kashmir, selain orang Yahudi. Awal abad kesembilan belas, suatu masyarakat dibangun di Inggris yang bertujuan untuk menemukan kembali sepuluh suku Israel yang hilang. Ini disebut Identifikasi Masyarakat London, dan kebanyakan karya yang ada tentang hal itu oleh para penulis Inggris telah diterbitkan oleh masyarakat tsb. Tidak ada perlunya untuk mencatat disini lebih dari 30 pengarang dan karyanya yang membuktikan bahwa penduduk Kashmiri adalah keturunan Israel. Yang menjadi daya tarik adalah fakta bahwa lebih dari 300 nama-nama dari segi geografis, kota, daerah, dan perkebunan, dan suku, aliran, keluarga, dan perorangan dalam Perjanjian Lama yang dapat dipasangkan dengan nama yang terkait secara ilmu kebahasaan dan secara fonetik atau ilmu bunyi dalam bahasa Kashmir dan daerah sekitarnya. Penduduk Kashmir berbeda dengan orang lain di India dalam segala hal. Jalan hidupnya, perilakunya, moralnya, sifatnya, cara berpakaiannya, bahasanya, adat istiadatnya, dan kebiasaannya semuanya berasal dari satu tipe yang mungkin diuraikan sebagai khas Israel. Seperti orang Israel sekarang, orang Kashmir tidak menggunakan lemak untuk menggoreng dan memanggang, mereka hanya menggunakan minyak. Kebanyakan orang Kashmir suka ikan rebus, yang disebut fari, dimakan sambil mengenang waktu sebelum pelariannya dari Mesir–‘Kami mengingat ikan, yang kami makan di Mesir dengan bebanya’ (Bilangan 11:5). 80
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
_______________________________________________________ Nama di Kashmir
Nama dalam Injil
Referensi Injil
Amal Asheria Attai Bal Bala Bera Gabba Gaddi Gani Gomer dsb.
Amal Asher Attai Baal Balah Beerah Gaba Gaddi Guni Gomer
1 Tawarikh 7:35 Kejadian 30:13 1 Tawarikh 12:11 1 Tawarikh 5:5 Joshua 19:3 1 Tawarikh 5:5 Joshua 18:24 Bilangan 13:11 1 Tawarikh 7:13 Kejadian 10:2
_______________________________________________________ _______________________________________________________ Tempat di Kashmir
(Provinsi)
Nama dalam Injil
Referensi Injil
Agurn Ajas Amariah Amonu Aror Balpura Behatpoor Birsu Harwan dsb.
(Kulgam) (Srinagar) (Srinagar) (Anantnag) (Awantipur) (Awantipur) (Handwara) (Awantipur) (Srinagar)
Agur Ajah Amariah Amon 1 Aroer Baal-peor Beth-peor Birsa Haran
Amsal 30:1 Kejadian 36:24 1 Tawarikh 23:19 Raja-Raja 22:26 Joshua 12:2 Bilangan 25:3 Ulangan 34:6 Kejadian 14:2 2 Raja-Raja 19:12
_______________________________________________________ Pisau tukang daging di Kashmir dibuat dalam bentuk setengah bulan yang merupakan bentuk khas dari Israel, dan bahkan kemudi orang-orang perahu (Hanjis) sama khasnya dalam bentuk jantung. Laki-laki mengenakan tutup yang berbeda di kepala mereka. Pakaian wanita tua Kashmir (Pandtanis) sangat mirip dengan pakaian wanita Yahudi, dan seperti mereka, mereka juga 81
YESUS DI INDIA
mengenakan ukiran di kepala dan renda. Seperti wanita muda Yahudi, gadis-gadis Kashmir menari dalam dua lajur dengan tangan bergandengan, bergerak bersama ke depan, dan ke belakang sesuai irama. Mereka menyebut lagu mereka rof. Setelah melahirkan anak, seorang wanita Kashmir menjalani empat puluh hari khalawat (pengasingan/pingitan) untuk pemurnian (pembersihan); ini juga merupakan adat istiadat Yahudi. Banyak kuburan yang lebih tua di Kashmir diluruskan ke arah orientasi timur-barat, sedangkan kuburan Islam biasanya menunjuk ke utara-selatan. Sejumlah besar kuburan seperti itu ditemukan di Haran, Rajpura, Syed Bladur Sahib, Kukar Nagh dan Awantipura. Dalam kuburan di Bijbihara, tempat dimana pemandian dan batu Musa terletak, ada juga kuburan tua yang memiliki prasasti dalam bahasa Yahudi.
Kuil Matahari di Martand (65 kilometer sebelah tenggara Srinagar), sebuah kuil dengan tata-letak Yahudi di Kashmir. Inikah kuil yang sering disebut-sebut oleh Ezekiel? 82
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN
Rute Sutera antara Timur Jauh dan Laut Tengah memungkinlkan adanya pertukaran barang-barang dengan cepat serta pemikiran filosofis bahkan pada masa pra-Kristen
Enam puluh lima kilometer ke selatan Srinagar, dan hanya beberapa kilometer dari ‘Pemandian Musa’, adalah Candi Martand. Dinding luar bangunan yang mengesankan ini, yang ditengarai dari
83
YESUS DI INDIA
abad kedelapan, pahatan khas dari sejumlah dewa Hindu. Tetapi bersama dengan bagian struktur ini yang berasal dari jaman yang lebih baru, dinding yang lebih tua dan puing-puing telah ditemukan, yang belum teridentifikasi dengan akurat, tetapi yang jelas-jelas berabad-abad lebih tua dibanding candi Hindu yang dibangun di atasnya (Plates 21 dan 22). Mungkinkah ini menjadi candi yang seorang laki-laki ‘yang kemunculannya seperti munculnya kuningan yang ditunjukkan kepada nabi Ezekiel selama waktu pengasingan di Babilonia (586538 SM)? Kenyataannya, candi Martand berdiri di atas gunung yang sangat tinggi yang tidak dikenal Ezekiel: puncak Himalaya. Dan pada sisinya ‘mata air memancar ke depan, mengalir ke hilir Jhelum yang lebih jauh (Ezekiel 40:43).
84
Bab Empat MASA KECIL YESUS Bintang Pria Bijaksana Dalam Injil menurut Matius, dalam bab kedua, kita baca: Sekarang ketika Yesus lahir di Bethlehem, Judea di jaman Raja Herod, melihat, datanglah para pria bijaksana dari Timur Yerusalem, mengatakan, dimana dia yang lahir sebagai Raja Yahudi? Karena kami telah melihat bintangnya di Timur, dan datang untuk memujanya. (Matius 2:1-2) Sudahkah peristiwa perbintangan yang luar biasa benarbenar terjadi malam itu, juga telah akan ada suatu sebutan untuk itu dalam catatan sekuler sejamannya. Dan dalam satu hal, penghubungan planet-planet di langit malam yang tidak biasanya, kapan saja dilaporkan, cukup sederhana untuk memeriksanya secara matematik sekarang. Bahkan Johannes Kepler melakukan perhitungan semacam itu. Dia berpikir bahwa bintang Bethlehem mungkin telah menjadi sebuah nova yang muncul sebagai akibat konjungsi bersambungnya antara Jupiter dan Saturnus di tahun 7 SM. Idenya tentang nova (yang secara harfiah berarti bintang ‘baru’) ditolak sebagai teori yang dapat dikerjakan oleh ahli perbintangan lainnya. Tetapi konjungsi yang Kepler pikirkan adalah penyebabnya itu sendiri telah secara umum diterima oleh banyak orang sebagai 85
YESUS DI INDIA
peristiwa Bethlehem. Dalam kejadian tahun 7 SM, konjungsi antara Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces terjadi tidak kurang dari tiga kali. (Kebetulan, Pisces berkaitan dengan ‘ikan’, dan ikanlah yang menjadi simbol bagi Kristus dan merupakan tanda rahasia pengenal bagi komunitas Kristen awal). Sebuah pertemuan semacam itu dalam lambang zodiac ini hanya terjadi sekali dalam setiap 794 tahun; setiap orang yang melihatnya harus dikurung berbulan-bulan dengan pemandangan yang mengesankan dari kedua planet itu dalam kedekatan yang rapat sehingga nampak di langit malam kembar dua bintang besar yang cemerlang. [1] Di tahun 1925 seorang orientalis Paul Schnabelsukses menguraikan tulisan-tulisan kuno pada batu tulis yang berumur hampir 2000 tahun yang telah ditemukan dalam penyelidikan di Sippar, di sungai Efrat. Ini berisi uraian yang hati-hati tentang peristiwa perbintangan pada tahun 7 SM–konjungsi/pertemuan besar antara planet Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces[2]. Menjelang akhir abad 8 SM, Jupiter dan Saturnus bisa tampak hanya setelah senjakala di langit barat, kira-kira 16* atau terpisah, Jupiter bergerak keluar dari konstelasi Aquarius, dan Saturnus ada di Pisces. Pada bulan Februari tahun 7 SM, kedua planet itu menghilang dalam sinar matahari dan tetap tersembunyi beberapa minggu. Para astrolog dari Timur Tengah menunggu dengan tidak sabar kemunculan kembali Jupiter, berharap menjadi kesempatan yang sangat spektakuler di waktu dini pada hari ketiga belas bulan Adaru pada tahun 304 jaman Seleucid–atau 16 Maret tahun 7 SM. Mulai sejak itu, mereka menyaksikan Jupiter bergerak lebih mendekati Saturnus, sampai kedua bintang itu akhirnya ‘bersentuhan’ di akhir bulan Airu (29 Mei 7 SM). Konjungsi ini dimana Jupiter dan Saturnus memiliki ketinggian 21* dalam Pisces, dipisahkan oleh hanya 1* dalam deklinasi dan dengan letak bintang yang sama persis, terjadi dua kali di tahun yang sama dan cara yang sama, pada tanggal 3 Oktober dan 5 Desember. Kedua planet itu bisa dilihat dari petang sampai fajar, mencapai 86
MASA KECIL YESUS
ketinggian maksimumnya sekitar tengah malam. Saat melihat tenggelam di barat, matahari menyingsing di timur. Oleh karena itu, pada awal tahun, pasangan planet itu muncul dari kemacetan oleh sinar matahari, dan di akhir tahun mereka sekali lagi menghilang ke dalam sinar matahari. Setiap malam-malam pada tahun itu, Jupiter dan Saturnus bisa dilihat, tidak pernah meninggalkan satu sama lain lebih dari 3°. Pemandangan seperti itu tidak terlihat lagi dalam lambang zodiak Pisces selama delapan ratus tahun berikutnya. Dalam kitab Injil menurut Matius, bintang itu disebutkan tiga kali. Orang bijak pertama berkata, ‘…. karena kami telah melihat bintangnya di timur….’ Naskah asli bahasa Yunani, untuk ‘Timur’ menggunakan kata anatole, digunakan dalam bentuk tunggal, memiliki arti signifikansi astronomis tertentu. Ini mengacu pada munculnya Bintang Pagi, sebuah bintang (planet) yang mendahului matahari di waktu fajar, terbit di timur tidak lama sebelum matahari terbit. Digunakan dalam bentuk jamak, kata yang sama memiliki konotasi geografis, dan mengacu kepada tanah di Timur, Orient. Jadi ketiga orang bijak itu benar-benar telah mengikuti fenomena angkasa dari timur sampai barat. Referensi kedua atas kejadian astronomis itu dalam Injil Matius juga melahirkan makna khusus di Yunani: ‘Kemudian Herod, ketika dia telah memanggil pria bijak, menanyakan kepada mereka dengan rajin jam berapa bintang itu muncul’ (Matius 2:7). Kata kerja Yunani yang berarti ‘muncul’ juga merupakan istilah teknis perbintangan yang berhubungan dengan kemunculan pertama Bintang Pagi di timur. Kepercayaan popular yang sejaman meyakini bahwa ‘bintang tiap orang’ sendiri muncul pada saat kelahirannya. Apa yang tersirat dari pertanyaan Herod bahwa kelahiran pasti telah terjadi sesaat sebelumnya. Menurut kalender Babilonia, Jupiter telah muncul terbit selama bulan yang lalu di tahun 304 jaman Seleucid. Tahun 305 (6 SM) mulai dengan bulan musim semi di Nisannu, yang juga menandai tahun baru Yahudi. Ketika orang bijak itu tiba di Yerusalem, konjungsi antara Jupiter dan Saturnus 87
YESUS DI INDIA
telah terjadi pada tahun kedua, dan Yesus–mungkin lahir pada 7 SM–akan telah berusia hampir dua tahun. Mungkin karena alasan ini bahwa Herod membunuh semua anak-anak dari komunitas tertentu sampai umur dua tahun. Apa yang mendorong orang bijak misterius dari Timur ini untuk menjalani perjalanan keras yang berakhir berbulan-bulan, bahkan mungkin dua tahun, dan yang memerlukan pengorbanan besar seperti itu? Darimana mereka berasal, dan mengapa mereka terus mencari seorang anak laki-laki kecil? Teologi tradisional tidak memberikan solusi pertanyaan siapakah ketiga orang bijak ini sebenarnya.
Siapakah Ketiga Orang Bijak itu? Dalam naskah Yunani kuno, orang bijak itu disebut magoi (dari bahasa Persia Lama magus). Magi dan cerita Injil pertama diangkat ke kerajaan pada abad keenam oleh Caesarius dari Aries di abad kesembilan, ‘raja-raja’ ini diberi nama Caspar, Melchior, dan Balthasar. Sumber-sumber permulaan tidak menyebutkan dengan pasti berapa banyak orang Magi disana, tetapi jumlah mereka tetap tiga semenjak hari Origen [3], mungkin karena ada tiga anugerah yang diberikan. Apa yang pasti adalah bahwa Magi datang di tengah suatu perjalanan panjang dari Timur, dan bahwa mereka benar-benar berpengalaman dalam praktik-praktik ‘gaib’, adalah para ahli astronomi (bintang-bintang), dan sama sekali tidak buruk. Ini berarti bahwa cerita kedatangan bintang ke suatu perhentian di atas kandang dari sebuah penginapan pendusunan, dimana seorang bayi yang baru lahir terbaring hanya baru beberapa jam, merupakan cerita relijius yang dibuat-buat. Jauh lebih mungkin bahwa anak itu, berusia hampir dua tahun, dicari dan dikunjungi di rumah orang-orang yang sadar akan tingginya 88
MASA KECIL YESUS
sifat ketuhanan anak itu. Tetapi perkumpulan itu terbukti tidak menikmati kemurahan hati Herod, karena ketika raja itu mendengar apa yang dicari ketiga orang itu, dia sangat terguncang, dan ‘semua Yerusalem bersamanya’. Apakah anak itu mungkin telah dipandang sebagai penyelamat messianic yang kedatangannya dinantikan oleh sekte rahasia di Qumran, Nazarenes dan Essenes, merupakan tema yang dibahas kemudian dalam buku ini. Namun begitu, sekarang diketahui bahwa biara Qumran, tertutup ke Laut Mati, ditinggalkan selama sepuluh tahun kekuasaan Herod yang Agung–yaitu, bahwa sekte misterius dan hanya dipahami orangorang tertentu itu dilarang selama tahun-tahun tsb. Larangan yang ditegakkan itu dapat menyebabkan kemurkaan raja, dan usahanya utuk memastikan bahwa anak itu dibunuh. Mungkinkah para anggota sekte terlarang itu telah mempertahankan hubungan dengan saudaranya di India, dengan suku yang hilang dari Rumah Israel? Injil Nazarenes[4] yang sebenarnya diragukan berisi bacaan berikut: Ketika Joseph membuka matanya dan melihat keluar, dia melihat sekelompok orang yang mengadakan perjalanan mendekati, langsung datang ke arah gua; dan dia berkata, ‘Saya akan bangun dan pergi untuk menerima mereka.’ Segera setelah keluar, Joseph berkata kepada Simon, ‘Orang-orang yang mendekat nampaknya para ahli tentang bintang, karena melihat bagaimana mereka tetap memandang tajam ke langit dan berbicara diantara mereka sendiri. Tetapi mereka nampak juga sebagai orang asing, karena penampilan mereka berbeda dengan kita; pakaian mereka sangat kaya dan kulit mereka sungguh gelap, dan mereka mengenakan bebat kepala, dan baju panjang mereka nampak ringan menurutku, dan kaki mereka juga tertutup.’ 89
YESUS DI INDIA
Pada jarak ini di waktu malam yang gelap itu tidak mungkin membuktikan bahwa Magi datang dari Persia atau dari India. Jadi benar-benar menakjubkan begitu banyaknya cerita tentang ketiga orang bijak itu berkaitan dengan cerita tentang metode reinkarnasi [5] orang terkemuka, Budha yang agung terletak di Tibet setelah kematian mereka, bahkan sampai saat ini. Cara yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian semacam itu, mengikuti ritual kuno dan tradisional, diuraikan dalam cerita Dalai Lama tentang ‘penemuannya’ sebagai seorang laki-laki kecil [6], dan dalam buku oleh orang Austria, Heinrich Harrer, yang menghabiskan tujuh tahun di istana raja-dewa di Lhasa. [7]
Persisnya Bagaimana Anda Menemukan Sebuah Reinkarnasi? Tidak lama sebelum kematiannya di tahun 1933, Dalai Lama ketiga belas memberikan suatu petunjuk tentang tempat dan waktu reinkarnasinya yang akan datang. Setiap hari tubuhnya ditempatkan dalam Istana Potala, menghadap ke arah selatan dalam sikap duduk menurut tradisi. Tetapi suatu pagi wajahnya didapati menoleh ke timur. Dan di atas alas kayu di arah timur laut tak jauh dari tempat suci itu dimana tubuhnya didudukkan, suatu tumbuhan sejenis jamur berbentuk bintang muncul tiba-tiba secara misterius. Menerima pertanda ini, pimpinan para lama melakukan ritual gaib dimana selama itu mereka menanyai seorang biarawan yang telah dibuat tidak sadar, dan yang tugasnya adalah bertindak sebagai sabda dewa. Biarawan itu memilih selendang upacara warna putih di arah timur, dan sebentuk awan aneh muncul ke arah timur laut di atas Lhasa. Tetapi setelah ini para lama tukang sihir ini tidak lagi menerima perlambang lebih lanjut selama dua tahun berikutnya. Akhirnya, pimpinan lama (‘lama wali’) diilhami untuk mengadakan ziarah ke telaga suci, Lhamio Latso, di dekat 90
MASA KECIL YESUS
Ch’ Khor Gyal, 144 km jauhnya. Orang Tibet percaya bahwa masa depan dicerminkan dalam air jernih telaga pegunungan ini. Setelah berhari-hari mengadakan persiapan untuk meditasi, lama wali mendapat gambaran tentang biara bertingkat tiga dengan atap berbingkai, yang disejajarkan ada sebuah rumah kecil petani Cina dengan dinding yang dihias indah dan bergenteng atap warna hijau. Tertera di atas pemandangan ini adalah tiga huruf Tibet Ah, Ka, dan Ma. Uraian rinci dari pandangan itu dilakukan di atas kertas dokumen dan sangat dirahasiakan. Penuh rasa terima kasih atas kebaikan perintah itu, dan dengan keyakinan penuh, sang wali lama kembali ke Lhasa, dan persiapan dibuat di istana untuk pencarian yang akan datang. Yang terpenting dari persiapan ini adalah pernyataan para ahli bintang ini, tanpa kalkulasi mereka tak ada gerakan yang bisa dilakukan sama sekali. pada akhirnya, tahun 1937, berbagai ekspedisi dikirim dari Lhasa untuk mencari anak suci menurut pertanda yang menggembirakan, ke arah yang ditunjukkan. Masing-masing kelompok menyertakan para lama yang bijaksana dan pantas yang punya statusnya berbeda dalam teokrasi. Sebagai tambahan pembantu, tiap kelompok membawa serta hadiah mahal bersama mereka, beberapa dari mereka diantaranya adalah milik almarhum. Hadiah itu dimaksudkan sebagai bukti pemujaan bagi Dalai Lama yang baru, tetapi juga merupakan pengujian dengan mana identitas reinkarnasi mungkin bisa dijelaskan. Dalai Lama yang telah mati dapat secara teori dilahirkan kembali ribuan km dari tempat tinggalnya semua–dan bahwa benar-benar berubah menjadi urusan Dalai Lama keempat belas. Pencarian itu membawa melewati batas Tibet tengah sampai ke distrik Amdo di daerah Dokham, yang ada di bawah pemerintahan Cina. Tempat kelahiran pembaru Lamaisme, Tsong Kapa, terdapat sejumlah biara di wilayah itu. Ekspedisi itu menemukan beberapa calon potensial, tetapi tak satupun yang cocok sama sekali dengan keterangan dari 91
YESUS DI INDIA
pandangan atau pernyataan arkeologis. Akhirnya, selama musim dingin, sidekat desa Takstor, tim itu sampai pada sebuah biara Kumbun yang bertingkat tiga, berornamen atap berbingkai dan dinding berukir. Ini sama persis dengan bayangan si lama wali. Kedua lama berstatus tinggi menyembunyikan/ menyaMarkusan diri mereka sebagai pembantu, dan biarawan muda dari kelompoknya memainkan peran tuannya. Penyamaran itu dimaksudkan untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dari kunjungan saat itu, untuk menghindari kegemparan yang tidak diinginkan dan mengizinkan utusan itu untuk melihat tempat dalam lingkungan yang hening itu. Para biarawan memasuki rumah dengan dua pegawai dari biara setempat. Kedua anggota golongan pendeta tinggi itu–salah satunya dari mereka adalah Lama Kewtsang Rinpoche dari biara Sera di Lhasa–dibawa memasuki dapur dalam peran samarannya sebagai pembantu, sementara biarawan yang lain ditunjukkan ke ruangan utama. Dalam dapur rumah petani itu, anak-anak keluarga itu sedang bermain, dan segera setelah Lama Riponche yang menyamar duduk di ruangan itu seorang anak laki-laki kecil berusia dua tahun menyerbu kedepan dan menjatuhkan dirinya di pangkuan si lama. Biarawan yang dipuja itu mengenakan untaian tasbih-sembahyang yang menjadi milik Dalai Lama almarhum, dan anak laki-laki itu nampak mengenalinya dan menariknya seolah dia ingin memilikinya. Si lama berjanji untuk memberikan tasbih itu jika dia dapat menebak siapakah para pengunjung itu–dimana anak itu segera menjawab ‘Sera-aga’, ‘Lama dari Sera’ dengan dialek setempat! Kemampuan anak itu untuk mengenali seorang lama yang menyamar sebagai pembantu cukup mengejutkan, tetapi bahwa dia mengetahui bahwa lama itu berasal dari Sera mengherankan bahkan para biarawan ini, yang terbiasa dengan peristiwa-peristiwa ajaib. Lama itu lalu bertanya kepada si anak, dipanggil apa orang yang diduga kuat sebenarnya sebagai si ‘tuan’ mereka dan anak itu menjawab ‘Lobsang’. Nama pembantu itu sesungguhnya Lobsang Tsewang. 92
MASA KECIL YESUS
Para Lama yang berkedudukan tinggi menghabiskan seluruh hari itu untuk mengamati si anak, menahan diri sebisa mungkin dari memberikan penghormatan yang sangat besar kepada anak itu yang mereka yakini itu adalah haknya, karena mereka sangat yakin bahwa mereka akhirnya telah menemukan reinkarnasi tsb. Tetapi mereka pergi keesokan harinya, untuk kembali dengan semua anggota ekspedisi beberapa hari kemudian. Hanya ketika orangtua si anak menyaksikan prosesi orang yang sangat terkemuka dengan berpakaian lengkap medekati rumah sederhananya bahwa anak laki-laki mereka pastilah seorang reinkarnasi. Di biara sekitar Kumbun seorang lama yang sangat suci baru saja meninggal, dan para petani itu yakin bahwa anak laki-laki kesayangannya mungkin reinkarnasinya. Salah satu anak laki-laki petani itu yang lebih tua sebenarnya telah menjalani pengujian untuk menyelidiki apakah reinkarnasi itu dia atau bukan. Bukan tidak biasa bagi anak hasil reinkarnasi untuk mengingat hal-hal dan orang-orang yang ia kenal pada kehidupan sebelumnya. Beberapa bahkan mampu menyebutkan Injil yang belum pernah diajarkan kepada mereka. Dalam keheningan Tibet yang terpencil selalu ada kelimpahan bukti bahwa kehidupan sebelumnya bisa melengkapi kehidupan sekarang. Tetapi di barat, cerita semacam itu jarang muncul ke permukaan karena orang barat cenderung menganggap kecil pendapat bahwa seorang yang sudah meninggal bisa dilahirkan kembali dalam tubuh baru. Keempat pimpinan Bonpus utusan dari Lhasa itu lalu memulai mengadakan pengujian penentuan. Pertama mereka menawarkan kepada anak itu dua untaian tasbih-sembahyang berwarna hitam, yang salah satunya adalah milik Dalam Lama ketiga belas. Tanpa ragu-ragu, anak itu memilih yang benar, mengalungkannya ke lehernya, dan menari dengan gembira berkeliling rumah dengan tasbih itu. Pengujian itu diulang dengan beberapa untaian tasbihsembahyang yang berharga. Kemudian utusan itu menawarkan kepada si anak dua gendang ritual yang berbeda–satu besar 93
YESUS DI INDIA
dan banyak hiasan, dihias dengan emas, dan sebuah gendang sederhana yang dulu milik almarhum Dalai Lama. Anak itu mengambil gendang sederhana, dan mulai memainkannya, memukul dengan irama yang sama dengan cara membunyikan gendang itu dalam upacara keagamaan. Yang terakhir, dua tongkat jalan diberikan kepada anak itu, dan si anak pertama menyentuh tongkat yang ketiga belas. Tanpa ragu-ragu, anak itu memilih yang benar, mengalungkannya ke lehernya, dan menari dengan gembira berkeliling rumah dengan tasbih itu. Pengujian itu diulang dengan beberapa untaian tasbih-sembahyang yang berharga. Kemudian utusan itu menawarkan kepada si anak dua gendang ritual yang berbeda–satu besar dan banyak hiasan, dihias dengan emas, dan sebuah gendang sederhana yang dulu milik almarhum Dalai Lama. Anak itu mengambil gendang sederhana, dan mulai memainkannya, memukul dengan irama yang sama dengan cara membunyikan gendang itu dalam upacara keagamaan. Yang terakhir, dua tongkat jalan diberikan kepada anak itu, dan si anak pertama menyentuh tongkat yang salah, berhenti, memperhatikan kedua tongkat itu untuk sesaat, dan akhirnya memilih tongkat yang menjadi milik raja-dewa. Orang-orang yang menyaksikan, yang telah terkejut oleh keragu-raguan si anak, diberitahu oleh Riponche bagaimana tongkat kedua itu juga telah digunakan sekali oleh Dalai Lama ketiga belas sebelum dia memberikannya kepada Lama Kewtsang. (Ada kesamaan jelas antara pemberian kepemilikan berharga raja yang sudah meninggal seperti itu dan pemberiaan mahal yang dibawa oleh Magi dari Timur kepada Yesus kecil. Juga jelas bahwa seorang anak pasti sudah mencapai usia sedikitnya sekitar dua tahun sebelum siap diuji.) Pada bukti ini ditambahkan suatu penafsiran terhadap tiga huruf yang telah dilihat oleh wali lama dalam mimpinya. Diduga bahwa huruf pertama, Ah, berarti Amdo, distrik dimana anak itu ditemukan. Kedua huruf Ka dan Ma dianggap mengacu pada lamasery kecil di gunung di atas desa Tktser, Ka[r]ma Rolpai 94
MASA KECIL YESUS
Dorje–dimana Dalai Lama ketiga belas tinggal beberapa tahun sebelumnya ketika kembali dari Cina. Pada saat itu, kunjungan Dalai Lama ketiga belas telah menciptakan sensasi atas seluruh wilayah itu, dan diantara orang-orang yang diberkahi oleh rajadewa mereka adalah ayah dari reinkarnasi baru, yang baru berusia sembilan tahun. Lagipula, Dalai Lama yang dulu dikatakan telah melihat rumah petani dimana reinkarnasinya ditemukan di kemudian hari, dan mengatakan dengan bijaksananya betapa indah dan tenangnya tempat itu. Juga dilaporkan bahwa Dalai Lama telah meninggalkan sepasang sepatu dalam sebuah lamasery kecil–tindakan yang mungkin dikatakan memiliki perlambang penglihatan ke masa depan. Para utusan itu sangat puas dengan setiap keterangan penjelas: reinkarnasi telah ditemukan. Mengumumkan penemuan itu dan menambahkan bukti, mereka mengirimkan telegram sandi ke Lhasa melalui Cina dan India, dan dengan perintah yang diterima kembali bahwa segala sesuatu harus diatur dengan penuh kerahasiaan untuk tidak membahayakan hal itu dengan berada di tempat yang salah dari penguasa Cina. Terutama karena penyelidikan itu terjadi di tanah Cina penting kiranya untuk membuka mata petinggi Cina untuk mendapatkan raja muda di luar perintah mereka. Gubernur provinsi Ma Pufang pertama meminta 10.000 dolar Cina untuk melepaskan anak itu, dan ketika dia mendapati jumlah itu telah ada dia meminta lagi 300.000 dolar. Hal terburuk yang ditakutkan utusan itu adalah bahwa jika mereka harus mengakui telah menemukan raja-dewa yang benar, Cina mungkin akan mengirimkan pasukan bersamanya ke Lhasa ‘untuk melindunginya’. Lagi hal ini sama dengan situasi di Yerusalem dua ribu tahun silam: ada anak yang bersifat ketuhanan yang harus diselundupkan keluar dari negara untuk menghindari gubernur Romawi di provinsi itu, Herod. ‘Kemudian Herod, ketika dia melihat bahwa dia menjadi tertawaan orang bijak itu, menjadi sangat gusar’ (Matius 2:16). 95
YESUS DI INDIA
Untuk alasan keamanan, semua yang hubungan antara Amdo dan Lhasa disampaikan melalui kurir, yang selalu membutuhkan waktu beberapa bulan. Jadi lebih awal dua tahun sebelum kafilah dengan utusan itu, anak laki-laki itu dan keluarganya, akhirnya mampu berangkat ke Lhasa. Perjalanan ke batas Tibet tengah berakhir berbulan-bulan, tetapi ketika mereka tiba menemukan seorang menteri kabinet dan pengiringnya ada disana untuk menyambut mereka, dan menemukan pilihan Dalai Lama yang dijelaskan dalam sebuah surat wali lama. Tidak sampai saat itu orangtua anak itu menyadari bahwa anak laki-laki mereka adalah sosok yang tidak kurang dari penguasa baru seluruh Tibet. Sangat sebanding dengan cerita tentang bagaimana dalai Lama diletakkan merupakan hal yang bisa terjadi baru-baru ini. Gambar surat gulungan Tibet, patung Budha yang disepuh dan bunga segar yang menghiasi kamar tidur anak laki-laki kecil Spanyol, Osei. Dia duduk di atas alas beludru yang disulam dengan kain brokat dan mengenakan jaket kecil yang bagus. Penganut Budha Tibet di seluruh dunia yakin bahwa anak berusia dua tahun Osel Hita Torres sebenarnya adalah reinkarnasi Lama Thubten Yeshe yang meninggal di tahun 1984 setelah serangan jantung. Selama masa hidupnya dia mendirikan tiga puluh satu pusat penganut Budha di dunia barat, termasuk Spanyol, negara yang paling ia sukai untuk tinggal. Di dekat kota Granada adalah pusat penganut Budha yang disebut Osel Ling (kota cahaya kecil), yang diperintah oleh Paco dan Maria Hita, tukang batu dan penjual perangko pos, yang merupakan orangtua Osel kecil. Anak itu baru berumur tujuh bulan ketika Lama Zopa, murid Thubten Yeshe, mengenalinya sebagai reinkarnasi penasehatnya yang telah meninggal. Lama Zopa telah ditugasi untuk mencari jiwa yang meninggal itu oleh Dalai Lama, setelah Thubten Yeshe muncul dalam mimpi muridnya. Dalai Lama sendiri menyatakan keinginan untuk melihat anak itu, sehingga Paco dan Maria mengadakan perjalanan dengan Osel ke India, 96
MASA KECIL YESUS
dimana dia diberi pengujian tertentu. Salah satunya dia ditunjukkan sejumlah untaian tasbih-sembahyang, beberapa sangat berharga, dan dengan yakinnya memilih tasbih yang sebelumnya menjadi milik Lama Thubten Yeshe. Pada tanggal 19 Maret 1987, anak laki-laki Spanyol itu–berusia dua tahun–dengan upacara dinobatkan sebagai Lama yang lahir kembali. Sejak itu, Osel mengikuti sekolah biarawan di Nepal. Pendidikannya membutuhkan waktu seluruhnya empat puluh tahun, dan hanya kemudian dapatkan ia memangku peran kepala biara dari biara Nepal, Kopan sebagai pengganti Yeshe. Osel adalah reinkarnasi pertama jaman ini yang ditemukan di luar wilayah budaya Budha.
Perjalanan ke Mesir Setelah orang bijak dari Timur meletakkan si anak Yesus di dekat Yerusalem, ayahnya Joseph menerima perintah dari Tuhan: ‘Bangkit, dan ajak anak kecil dan ibunya, dan melarikan dirilah ke Mesir, dan disanalah sampau Aku membawa kata-katamu: karena Herod akan mencari anak kecil untuk dibinasakan’ (Matius 2:13). Rute penerbangan mungkin membawa mereka melalui Hebron ke Beersheba, dan dari sana menyeberangi gurun sampai ke Medditerranean (Laut Tengah). Hanya disinilah di perbatasan Mesir mereka aman. Pada saat itu sekitar satu juta orang Yahudi tinggal di Mesir–dua ratus ribu di Alexandria. Dengan kebiasaan negara itu menjadi surga bagi orang Yahudi, yang tinggal di tempat yang kebetulan menjadi perkampungan synagogues (tempat ibadah orang Yahudi), sekolah dan segala hal yang membuat para pelarian itu merasa nyaman. Pembunuhan besar-besaran terhadap orang yang berdosa oleh Herod dan disebut dalam Injil dijelaskan dengan laporan 97
YESUS DI INDIA
yang ditulis selama masa hidup Yesus oleh anggota sekte Essenes. Sekte itu jelas objek dari penindasan Herod, dan diwajibkan untuk beroperasi secara rahasia di negara mereka sendiri. ‘Raja berikutnya adalah orang yang baru naik bukan berasal dari kelas pendeta, seorang yang berani dan tak bertuhan. Dia membunuh orang tua dan muda, dan seluruh tanah dipenuhi dengan rasa takut terhadapnya’ (Ass. Mos. 6:22). Professor Hassnain memberitahu saya bahwa sekolah misionaris Budha-vihara-telah ada di Alexandria bahkan sebelum jaman Kristen. Buku Budha saya yang berbahasa Cina menggambarkan sebuah vihara sebagai tempat ‘yang berupa sebuah akademi, sekolah atau candi, dan berfungsi dalam penelitian atau praktik Budhaisme. Bangunan seperti itu idealnya dibangun dengan kayu cendana merah (chandana), terdiri dari tiga puluh dua ruangan, yang masing-masing setinggi delapan ‘pohon-tala’; dengan kebun, taman, kolam pemandian dan dapur teh, dilengkapi amply dan dihiasi dengan hiasan yang tergantung di dinding, dan disediakan perbekalan, tempat tidur, kasur, dan semua kenyamanan yang perlu [9]. Jadi sangat mungkin bahwa Yesus diperkenalkan pada kebijaksanaan filosofi Timur dari awal masa kecilnya oleh cendekiawan penganut Budha di Alexandria. Melalui pengajaran akademis seperti ini bisa menjadi jalan untuk menjelaskan, sesudah itu, bagaimana Yesus mampu membuat heran para pendeta di Candi Yerusalem dengan kebijaksanaannya sebagai seorang anak yang baru berumur dua belas tahun. ‘Dan semua yang terdengar tentangnya takjub pada pemahaman dan jawabannya’ (Lukas 1:47). Pada hari-hari itu, sekitar dua belas tahun adalah usia yang menurut adat-istiadat, bagi seorang laki-laki untuk menikah. Yesus berhasil menghindari takdir ini. Dia sekarang cukup dewasa untuk melanjutkan belajarnya di istana yang mungkin telah menjadi rumah ayah spiritualnya yang sesungguhnya–di India. Tidak sampai sepuluh tahun penuh sejak kematian Herod 98
MASA KECIL YESUS
(yang terjadi tidak lama sebelum Paskah Yahudi tahun 4 SM) Yesus mampu kembali ke tanah kelahirannya tanpa bahaya: Tetapi ketika Herod mati, luhatlah, malaikat dari Tuhan muncul dalam mimpi Joseph di Mesir. Berkata, Bangkit, dan ajak anak kecil dan ibunya, dan pergilah ke tanah Israel: karena mereka mati yang mencari kehidupan anak kecil. Dan dia bangkit, dan mengajak anak kecil dan ibunya, dan masuk ke tanah Israel. Tetapi ketika dia mendengar bahwa Archelaus memerintah di Judea dalam rumah ayahnya Herod, dia takut pergi kemana-mana [Archelaus adalah Ethnarch (gubernur setempat) dari Judea dan samaria dari tahun 4 SM sampai 6 Masehi–yaitu, sampai waktu Yesus berusia dua belas atau tiga belas tahun]: sekalipun demikian, diperingatkan oleh Tuhan dalam mimpi, dia berbelok ke samping ke bagian Galilee: Dan ia datang dan bermukim di sebuah kota yang disebut Nazareth: yang tempat itu mungkin penuh yang dikatakan oleh para nabi, Dia harus dipanggil Naazarene. (Matius 2:19-23)
99
100
Bab Lima KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Ekspansi Agama Budha Penyebaran agama Budha (Buddhisme ke seluruh dunia, bahkan sebelum jaman pra-Kristen, dapat dihubungkan dengan inisiatif dari salah satu penguasa terbesar bukan hanya dalam sejarah India tetapi juga adalah sejarah dunia: Kaisar Ashoka, yang hidup dari sekitar tahun 273 sampai 232 SM. Ashoka adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh, secara politik, etnis, dan budaya, selama waktu itu. Selama pemerintahannya, perang pertama antara Romawi dan Carthage terpercik sampai Eropa. Setelah mengalami sendiri kecarut-marutan perang saat dia muda, Kaisar mengumumkan perdamaian, mencurahkan dirinya pada ajaran damai agama Budha. Banyak dari hukum dan pernyataannya yang dermawan telah temurun kepada kita sekarang terjaga dalam bentuk persembahan perorangan pada dinding bangunan dan candi. Dalam satu pernyataan, Kaisar memberikan perintah bahwa setiap makhluk hidup harus dilindungi: ‘Semua orang adalah anakku. Yang kuinginkan anak-anakku menikmati setiap berkah dan kesenangan yang ditemukan di surga dan di atas bumi, jadi aku juga berharap yang sama untuk semua orang.’ 101
YESUS DI INDIA
Ashoka membangun tidak kurang dari 84.000 biara Budha di India, dan mendirikan rumah sakit-rumah sakit baik bagi pasien manusia maupun binatang di seluruh kekaisarannya yang sangat besar. Dia berencana untuk mengadakan pertemuan kedua Dewan Dunia Agama Budha di Pataliputa (berhubungan dengan Patna modern), ibukota kekaisaran ini, dimana ribuan biarawan ikut serta. Dan sesuai dengan peraturan Budha, Ashoka mendirikan organisasi yang rumit dengan mana ajaran Budha disebarluaskan ke negara lain, secara tidak sengaja mengirimkan suatu spirit/semangat dari India ke negara terpencil pada waktu yang bersamaan. Sebagai pelindung tinggi para pengikut baru, dia mengutus misionaris budha tidak hanya ke semua kota di India dan Srilanka, tetapi juga ke Syria, Mesir dan Yunani melalui Rute Sutera. Penyebaran ajaran Budha adalah salah satu kewajiban yang telah Sakyamuni temukan sendiri pada pengikutnya: Pergilah, O biarawan, dan mengembaralah jauh, untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan banyak orang, di luar rasa kasihan untuk dunia, pada kebaikan dan kesejahteraan dewa-dewa dan makhluk hidup. Dan biarkan dua dari kamu mengambil jalan yang sama. Sebarkan ajaran yang membawa kepada kebaikan….. Sebarkan dalam jiwa dan surat. Tunjukkan dalam ketidakberdosaanmu yang sempurna bagaimana kehidupan yang relijius harus dijalani. Para biarawan hidup sebagai pengemis, percaya penuh pada sedekah/derma dari orang awam. Mereka tidak memiliki apapun selain pakaian di punggung mereka. Kehidupan mereka merupakan salah satu pembuangan, tetapi tidak ada kebutuhan untuk kekerasan pertapa. Permintaan pekerjaan yang utama adalah melakukan meditasi pada ajaran itu, dan perlahan-lahan membebaskan diri mereka dari nafsu makhluk hidup dan keinginan duniawi. Untuk mengikuti perintah itu, seseorang cukup ‘keluar ke dunia terbuka’, pravrayja–baik untuk meninggalkan rumahnya 102
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
dan untuk mengikuti kehidupan mengembara tanpa barang milik pribadi. Prakarsa itu lalu akan mengenakan jubah kuning, mencukur kepalanya, dan menuturkan mantera lipat tiga. Usia minimum adalah tujuh tahun, ketika dia mengikuti komunitas itu. Pada tapabratanya, pemula (pengikut baru) itu diberitahu empat tahun aturan dasar kehidupan biarawan: - Memberi makan diri sendiri dengan sedekah saja; - Berpakaian dengan pakaian yang diangkat dari debu; - Berhenti di kaki pohon; - Menyembuhkan luka seseorang dengan pengobatan alami.
Godaan terhadap Yesus di sebuah gurun oleh A.D. Thomas 103
YESUS DI INDIA
Para biarawan benar-benar membawa eksistensi berkelana. Catatan dalam Injil menceritakan bagaimana Budha dan temantemannya mengembara ke sepanjang lembah sungai Gangga, memberikan pengobatan dan menyampaikan ajaran agama Budha, kadang sendirian tetapi sering dalam kelompok, dari kota ke kota dan dari desa ke desa. Kesamaan yang luar biasa bisa ditarik antara hal ini dan pengiriman keluar murid-murid Yesus, yang juga keluar mengajarkan ‘kepada bangsa-bangsa’, sebagai usaha terakhir untuk meyakinkan Israel tentang pesannya: Dan dia memanggil sampai dua belas, dan mulai mengirim mereka dua dan dua; dan memberi mereka kekuatan atas jiwa yang tidak bersih; Dan memerintahkan mereka bahwa harus tidak mengambil apapun dari perjalanan mereka, kecuali menyelamatkan anggota; tanpa uang kertas, tanpa roti, tanpa uang dalam pundi-pundinya: Kecuali dipasangi dengan sandal; dan tidak mengenakan jas. Dan berkata kepada mereka, di tempat apapun yang kamu memasuki rumah, tinggallah sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan siapapun yang tidak menerimamu, dan tidak mendengarmu, ketika kamu berangkat dari sana, usaplah debu yang menempel di kakimu untuk kesaksian terhadap melawan mereka. Sesungguhnya Aku katakan padamu, harus lebih memberikan toleransi kepada Sodom dan Gomorrha di hari penentuan, daripada untuk kota itu. Dan mereka keluar, dan mengajarkan bahwa manusia harus bertobat. Dan mereka mengusir banyak kejahatan, dan memberikan minyak suci pada mereka yang sakit, dan menyembuhkan mereka. (Markus 6:7-13) Dalam bentuk agama Kristen ini, seperti agama Budha, tidak 104
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
ada pertanyaan tentang perubahan dengan kekuatan. Pengajaran itu adalah untuk penyelamatan orang banyak yang kebanyakan adalah Isaiah (53:11) telah meramalkan akan ‘dibenarkan’ oleh pengetahuan tentang pembantu kebenaran Tuhan.’ Dokumen di Sinhalese berhubungan bahwa tidak lama setelah Dewan Haran (sekarang Harwan di dekat Srinagar), yang terjadi selama masa Raja Kaniskha (pertengahan tahun 100 Masehi), para misionaris sekali lagi dikirim ke Kashmir, Gandhara, dan Mahismandala, ke Vanavasi, ke Yonarattha (tanah Yunani), dan Sri Lanka.
Gambar Budha ditemukan di Marseilles dan diperkirakan berasal dari masa abad kedua sebelum Masehi. 105
YESUS DI INDIA
Dalam Musee Borely, di Marseilles, tinggalah dua tokoh perempuan dalam sikap duduk, mungkin berhala yang memenuhi nadzar, yang ditemukan di dekat Roquepertuse, dalam ceruk kecil yang diukir menyembul dari dinding batu halus. Meskipun patung perempuan itu kehilangan kepalanya, dan orang percaya mereka merepresentasikan dewa-dewa Celto-Iberian, yang mereka cari di seluruh dunia seperti patung-patung Budhisattvas sebelumnya dan semua berhubungan dengan ‘umat pencerah’ dalam agama Budha,–mereka ditempatkan dalam sikap klasik Budha, dan mengenakan tali Brahmana di leher mereka dan lengan atasnya, menandakan status sucinya. Lengan itu ditempatkan dengan sangat hati-hati sehingga gerak tangan dan jari (mudra) memiliki makna simbolis (Plate 23). Bentuk satu tangan sikap standar menyentuh Bumi (Bhumi-sparsha mudra), menggambarkan memerintah bumi untuk menjadi saksi atas kebenaran kata-kata Budha; tangan lainnya diletakkan di depan dada dalam sikap menengakan (Abbaya mudra). Menentukan tanggal pada temuan ini nampak tidak memberikan persoalan khusus: mereka berasal dari abad kedua SM. Ceruk kecil dalam batu yang banyak akan berfungsi sematamata hanya sebagai perlindungan sementara untuk patung-patung itu–sesudah itu, aturan biara yang asli untuk biarawan Budha meminta mereka untuk tidak tinggal di permukiman yang tetap tetapi permukiman sementara seperti gubuk sederhana dan guagua. Penyusunan tempat suci Roquepertuse sangat mirip dengan gambaran tempat suci batu yang terkenal dari Timur, seperti di Bamiyan (Afghanistan) atau Ajanta dan Ellora (India). Agama Budha, yang lebih luwes dan tidak berpolitik daripada struktur kaku Brahmanisme, nampak menjadi cukup mampu mengakomodasi berbagai serangan oleh orang-orang yang mengerumuni lembah sungai Indus, lembah sungai Gangga bagian atas dan Decan. Para penyerang itu termasuk Hellenic Bactrians dari abad kedua SM, dan Scythians dan Parthians pada abad 106
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
pertama SM. Di Millandapanha, penakuluk besar Menander masuk ke pembicaraan perdamaian dengan biarawn Budha Nagasena. Pemerintah Scythians dari (menjadi pengikut agama Budha). Yang paling terkenal dari mereka adalah Kaniskha, penganut Budha yang sama tekunnya dengan Ashoka. Dewan Haran merupakan contoh jaman ini. Beberapa sumber menguraikan keterjadiannya di bawah pemerintahan Kaniskha, selama pertengahan kedua dari abad pertama, di Kashmir. Dewan itu hanya nampak melibatkan komunitas biara Budha dari India barat laut, dan terutama Sarvastivadins yang banyak sekali ada disana–milik mereka adalah sekolah Hinayana Budhisme yang berasal dari abad ketiga SM, dan akhirnya bergabung dengan
Sebuah patung Bodhisatwa sebagai Penggemlab yang baik. 107
YESUS DI INDIA
Mahayana Budhisme setelah dewan Haran. Para Sarvastivadins dan Kashmir mungkin mengajarkan yang terbaik untuk memberikan pemahaman tentang Tripitaka (Tiga Keranjang aturan agama Budha) pada suatu pengawasan agar kecenderungan berbeda, yang telah merebak dalam komunitasnya dapat dibicarakan. Pada Dewan ini seluruh aturan Mahayana Budhisme, seperti yang telah berkembang lebih dari dua abad SM yang lalu, akhirnya disusun–peristiwa yang menandai munculnya Mahayana sebagai kepercayaan relijius dalam kebenarannya sendiri. Kristen awal dari Timur terbukti menampilkan perlawanan terhadap Mahayana Budhisme, seperti yang diwujudkan misalnya, pada abad keempat naskah yang ditemukan di Turfan di Turkestan timur (sekarang Cina provinsi Sinkiang. Penganut Kristen, penganut Budha, dan Manicheans seumur hidup bersama secara harmonis pada waktu yang sama bersama-sama bahkan menggunakan tempat sembahyang yang sama [1]. Representasi Budha sebagai Good Shepherd Jesus [2], dan Jesus Messiah Sutra agama Budha juga telah ditemukan di daerah itu.
Therapeuts, Essenes dan Nazarenes Setelah selesainya rute dan penyebaran akhir Yahudi oleh Kaisar Romawi Titus pada tahun 70 Masehi, komunitas misterius Essenes lalu tinggal di Palestina menyembunyikan perpustakaan naskah perkamennya dan gulungan lontarnya dalam jambangan tanah liat yang besar di gua-gua di pegunungan Qarantania yang menghadap ke Laut Mati. Disana tetap terlupakan sampai tahun 1947 mereka ditemukan dan diartikan. Teolog Kristen takjub mempelajari bahwa kebanyakan Beatitudes di Sermon di atas gunung itu berkaitan dengan Yesus yang digambarkan dalam naskah itu tentang gulungan Laut Mati, yang bagiannya telah dikumpulkan generasi sebelumnya sebelum jaman Yesus. [3] 108
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Adakah hubungan antara gerakan Kristen awal dengan Essenes? Bisakah agama Kristen memulai sebagai cabang atau bagian model peribadatan Essenes? Kalau tidak, dari manakah Essenes mendapatkan kesamaan diri dengan Beatitudes? Mungkinkah bahwa pemikiran agama Budha telah mendahului melalui praKristen Judea atau Galille? Jalur komunikasi yang beragam dan kompleks antara Timur dan Barat telah ada sejak awal mula sejarah manusia, dan ada banyak kesamaan antara India kuno dan Mesir kuno– kedua peradaban yang berasal dan berkembang di lembah sungai-sungai besar pada millenium ketiga Sebelum Masehi. Tumbuhan keramat India adalah lotus, yang tumbuh dari pusar dewa Wisnu (Vishnu), membawa dewa brahma, dan dimana Budha yang tafakur dinobatkan. Lotus juga bunga suci Osiris, untuk dewa tinggi Pantheon Mesir dan secara simultan dewa kematian. Dalam mitologi India dea Shiva (Siwa) menari dalam kemarahan besar, memegang tubuh tak bernyawa istrinya di atas pundaknya, menyebarkan bagian-bagian tubuh istrinya di seluruh tanah itu. Menurut cerita yang sama versi Mesir kuno, Set, saudara laki-laki Osiris, menyebarkan empat bagian tubuh Osiris seperti benih ke seluruh permukaan Bumi. Sedangkan budaya lama Timur Dekat meyakini semesta yang tunggal dan unik, yang berkembang dalam mode lurus dari Penciptaan sampai Hari Akhir, di Mesir seperti di India kepercayaan bahwa dunia bergerak dalam putaran pembentukan dan pembubaran yang tak ada akhirnya. Dalam buku Mesir Book of the Dead, Osiris berkata, “Aku kemarin, hari ini, dan besok, dan Aku memiliki kekuatan untuk dilahirkan kedua kalinya.” Lembaran-lembaran dari tanah liat telah ditemukan di lembah sungai Euphrates (Efrat) yang berasal dari budaya lembah sungai Indus, yang tumbuh subur di millenium kedua SM. Rempahrempah, merak, monyet, dan kayu cendana diekspor dari India ke Barat selama jaman kuno. Dengan begitu diketahui, abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Semit dan diucapkan di Ethiopia 109
YESUS DI INDIA
kuno dipinjam dari India. Filosof India mungkin mengadakan perjalanan sejauh Athena, Sparta, dan Corinth, dan mengajarkan dunia latin akan kebijaksanaan Upanishads. Menurut Aristoxenous, yang menulis semasa masa Alexander yang Agung, filosof Socrates (469-399 SM) bertemu seorang India di Athena. Ini mungkin bahwa teori transmigrasi jiwa selengkapnya dalam karya filsafat Pythagoras, Plato, dan Stoics diilhami oleh ajaran cendekiawan India seperti itu. Di tahun 325 SM, Alexander yang agung menyeberangi Khyber dan menyerbu India barat laut. Orang Macedonia muda bukan hanya pemimpin militer yang hebat tapi juga murid dari Aristoteles yang ternama dan sangat cinta akan filsafat. Penting baginya untuk membawa kembali bersamanya ke Macedonia seni dan kesusasteraan wilayah yang ditaklukkan, dan sebanyak mungkin dari pengetahuan dan pemikirannya. Alexander mungkin membawa sejumlah biarawan Budha dan yogis Hindu ke pusat budaya dan spiritual barunya di mulut sungai Nil, kota Alexandria, dimana sudut batu universitas dunia diletakkan. Jadi melalui orang bijak dari Timur bahwa gagasan tentang tapabrata dan rezim diet vegetarian–ide-ide yang umumnya iseng bagi orang wilayah Laut Tengah kemudian–datang ke Mesir. Dua abad sebelum Kristus, gerakan mistik yang luar biasa muncul diantara orang Yahudi Alexandria dan Palestina. Di Mesir mistik ini dikenal dengan Therapeuts; saudara sealirannya di Palestina menyebut diri mereka Essenes dan Nazarenes. Dalam gerakan relijius ini kita temukan jawaban pertanyaan yang diajukan di atas. Sejarawan Yahudi Flavius Josephus, yang ada saat kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi, telah meninggalkan pada kita cerita saksi mata dalam bentuk grafik tentang tata cara Essenes. Philo dari Alexandria juga menyebutkan kunjungan singkat ke permukiman Therapeuts di tepi pantai Laut Marcotis, dimana mereka mempraktikkan upacaranya yang sangat mirip dengan upacara agama Budha. Seperti penganut agama Budha, 110
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Therapeuts dan Essenes meninggalkan daging, anggur, dan perbuatan seksual. Komunitas Essenes tinggal di gua-gua yang telah digali dalam dinding batu di gunung Qarantania di samping Laut Mati, berhadapan dengan kota kuno Jericho. Pada waktu yang bersamaan, para biarawan Budha tinggal dalam gua-gua yang terpotong menjadi jurang-jurang berbatu dari gunung itu dan ketinggiannya sepanjang pantai barat India, dan berpusat di gua sebuah candi (Chaitya). Seperti para biarawan Budha, Essenes dan Therapeuts tinggal dalam komunitas biara yang tidak kawin–cara hidup baru yang disenangi di daerah Laut tengah, karena tidak ada pengamatan relijius yang menyukainya sebelumnya. Mereka mempersembahkan hidupnya pada pencarian pengetahuan tentang Tuhan, dan bertahan untuk mencapainya dengan puasa yang berlarut-larut dan masa ketenangan. Philo menyebutkan bahwa Essene tinggal jauh dari ritual berdarah yang dilakukan di dalam candi di Yerusalem karena mereka sangat menentang pengorbanan binatang. Agama Essene mungkin telah dinyatakan sebagai protes atau unsur berdarah dalam kekolotan Yahudi dan melawan kerasnya Hukum Mosaic. Perkembangan yang sama terjadi di India, ketika Budha memprotes aturan dan ritual Brahmin yang telah kehilangan makna. Komunitas Essene tersusun dari para biarawan dan orang awam, seperti penganut Budha Sangha, komunitas biarawan membawa kehidupan pertapa yang teratur dalam segala hal selain gua-gua yang tak bisa dimasuki di pegunungan sekitar Jericho, dimana mungkin bagi mereka untuk hidup dengan baik jauh dari kelompok Yahudi yang kolot. Yahya pembabtis adalah salah satu pertapa Essene ini. Mereka membiarkan anggota Essenes tinggal di desa-desa dan kota-kota, dimana mereka menikah dan memiliki anak, dan berjuang untuk memimpin kehidupan saleh, murni, 111
YESUS DI INDIA
dan spiritual. Seperti yang masih dipraktikkan di banyak negara penganut Budha, keluarga orang awam sering mengorbankan anak laki-laki yang pertama lahir untuk menjadi seorang biarawan di biara gua. Mungkin Yahya Pembaptis diambil masuk lipatan Essene sebagai anak dengan cara ini. Kata Therapeuts berarti ‘orang yang melayani’, dan karenanya ‘penyembuh’, dan komunitas Therapeut di pakaian luar Alexandria jelas dipengaruhi oleh keberadaan para biarawan Budha. Biarawan Budha juga disebut penyembuh atau tabib. Therapeuts (Therapeutae) dahulu duduk di atas alas terbuat dari ilalang, sebagaimana tradisi dari biarawan penganut Budha di India, dan adat-istiadat pembaptisan penganut baru pada awal masa sebagai biarawan juga diambil dari Budhaisme. Mereka tidak memakan daging atau anggur, hidup dalam kemiskinan dengan sukarela, berpuasa berlarut-larut, bercerita untuk umum, dan menyanyikan
Tiga Orang Yang Bijak dari Timur, disini dilukiskan sebagai rahib Agama Budha, oleh Friedrich Hechelmann 112
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
naskah relijius dan pujian, dan berpakaian dalam jubah putih. Banyak dari kehidupan Therapeuts dilalui dalam meditasi diam dan ritual persembahyangan. Essenes–baik biarawan di gunung maupun anggota awam di kota-kota cenderung–menggunakan kehidupannya untuk pertanian dan kerajinan tangan. Gulungan Qumran menghubungkan bagaimana kedua komunitas itu menanti dengan penuh harap akhir kehidupan di Bumi yang tinggal sebentar lagi, bertahan untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang dengan Tuhan dengan menunjukkan dengan jelas cintanya seperti saudara satu sama lain dan untuk kemanusiaan secara umum, dan dengan mengerjakan perbuatan baik. Essenes melihat delapan tingkatan pertumbuhan spiritual, agak mirip dengan Delapan lipat Jalan Budha, dan tujuan dari ini (lagi seperti dalam Budhaisme) adalah untuk mencapai taraf keberadaan yang lebih tinggi dan mencapai Pencerahan. Injil Synoptic menceritakan bagaimana Yesus memerintahkan para muridnya untuk mengadakan perjalanan kaki, tongkat di tangan (seperti biarawan Hindu), dan untuk melayani orang. Selama perjalanannya melalui Judea dan Galilee, Yesus telah tinggal semalam di rumah-rumah penduduk Essene di berbagai tempat yang ia kunjungi. Kaum Essene membaptis para penganut baru pada permulaan mereka masuk. Pada pelantikan mereka menjadi biarawan, para penganut Budha pemula ini menjalani upacara pembaptisan yang mungkin diadopsi dari para Brahmana. Kepala biara Budha memerciki kepala si pemula dengan susu dan air saat ia mengakui dosanya. Sebuah lampu yang menyala selama ritual ini melambangkan kelahiran baru. Yang menarik, dokumen Gereja Kristen yang sangat awal mencatat bahwa setelah pembabtisan seorang Kristen baru diuraikan sebagai illuminatus (disinari). Menurut Epiphanius dari Constantia (Salamis), kaum Essenes juga disebut Nazarenes–Nazarenos atau Nazoraios. Di jaman Israel 113
YESUS DI INDIA
kuno, orang yang melihat disebut Nazarites. Nazarites ini mengutuk pengorbanan berdarah yang melibatkan persembahyangan di Candi, dan akibatnya disegani (tidak disukai) oleh para pendeta candi yang ortodoks. Orang-orang Yahudi yang beriman tiga kali sehari didorong untuk menurunkan kemurkaan Tuhan di atas mereka: ‘Kirimkan kutukanmu, O Tuhan, atas orang-orang Nazarites!’ Injil Yahya mengatakan bahwa Pilatusmemiliki tanda yang diberikan kepada Salib Yesus bahwa, menurut terjemahan dalam bahasa Inggris, baca ‘Yesus dari Nazareth, Raja Yahudi’. Tetapi dalam kebanyakan bahasa lain ini diterjemahkan sedikit berbeda: ‘Yesus sang Nazarene,......’ [4] Penelitian telah menunjukkan bahwa julukan Nazarene tidak menunjuk pada kota Nazareth, yang bahkan mungkin tidak ada pada waktu itu. Satu unsur dalam perintah mungkin tidak ada pada waktu itu. Satu unsur dalam perintah melawan Yesus, adalah terbukti bahwa dia seorang anggota kaum Nazarenes! Jika kata-kata pada prasasti itu telah diubah oleh tradisi atau oleh kebutuhan untuk menyajikan kebenaran yang berbeda–jika misalnya versi yang asli berbunyi ‘Yesus, pemimpin kaum Nazarenes’–itu akan berlanjut ke arah penjelasan mengapa Yesus begitu dibenci oleh Sanhedrin, Dewan Tinggi Yahudi. Dia adalah pemimpin sebuah komunitas yang mereka benci: kaum Nazarenes, Yesus si Nazarene’. Dalam hampir semua naskah berbahasa latin, Yesus diberi gelar ‘Nazarene’, kebetulan selalu dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan–secara salah–sebagai ‘Yesus dari Nazareth’. Jadi dalam kebanyakan terjemahan Injil, Paul mendengar suara di jalan ke Damascus yang mengatakan, ‘Aku Yesus dari Nazareth, yang kamu hukum’. Kenyataannya naskah Latin tidak berisi pernyataan seperti itu, dan versi yang diberikan dalam Injil Jerusalem adalah terjemahan yang benar: ‘Akulah Yesus di Nazarene, dan kamu menghukumku’ (Kisah Rasul-Rasul 22:8). Apakah mungkin ada rancangan sengaja di belakang terjemahan yang tidak akurat itu? Jika maksudnya hanya untuk 114
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
menghubungkan Yesus dengan tempat asalnya, dia pasti telah digambarkan sebagai ‘Yesus dari Bethlehem’, karena tak ada yang bisa dikatakan untuk mendukung pernyataan bahwa Yesus pernah tinggal di Nazareth. Kenyataannya, menurut Injil Markus, para pengikutnya tinggal di dekat Laut Galilee, mungkin di Capernaum, karena kira-kira dikatakan ‘Dan dia....datang ke negaranya sendiri (Markus 6:1). Pada suatu tingkatan dari sini bahwa ‘Datang kemudian saudaranya....’ (Markus 3:31) untuk memintanya tinggal di rumah. Jika ‘saudaranya’ telah datang dari Nazareth, mereka harus mengadakan perjalanan dengan jarak lebih drai 40 kilometer. Dalam Kisah Rasul-Rasul Rasul, orang Kristen pertama disebut Nazarenes, sementara Yesus sendiri disebut ‘Nazarene’ enam kali. Dalam Injil Yahya (1:46), Nathanel bertanya kepada Rasul Philip, ‘Dapatkah ada hal baik keluar dari Nazareth?’ Tersirat dalam pertanyaan itu adalah keheranan orang itu bahwa seseorang dari tempat kecil yang tidak berarti bisa memiliki pengetahuan yang sangat mendalam, dibiarkan sendiri dari sebuah pendidikan cukup menunjukkan bahwa dia telah mengikuti pembentukan belajar yang terkenal. (Nathanel nyata tidak pernah mendengar apa-apa yang terjadi disana). Kamus Latin-Jerman tentang Tulisan dari Perjanjian Baru dan Literatur Kristen Awal lainnya (1963) secara terbuka menyatakan bahwa ‘sangat sulit’ menemukan hubungan kebahasaan antara ungkapan Nazarene dan Nazareth. Kata sifat Nazarenos, Nazarenos dan Nazoraios semuanya digunakan untuk menggambarkan Yesus–membuktikan bahwa kata-kata itu mempunyai arti sama–dan telah dianggap menunjukkan bahwa Yesus berasal dari pemukiman Nazareth’. Dahulu di tahun 1920, Lidzbarski dalam karyanya Mandean Liturgies menunjukkan bahwa Nazarene tidak berasal dari Nazareth dengan proses etimologi baku. Tidak disebut Nazareth dalam literatur yang lebih tua daripada 115
YESUS DI INDIA
jaman Yesus, dan bahkan pada waktu itu, tempat itu tidak lebih dari sebuah dusun kecil–jika ada sekalipun. Dalam Joshua 19:1015 tempat itu tidak disebutkan dalam hubungannya dengan suku Zebulun, meskipun menyebut Japhia hanya tiga kilometer ke arah tenggara (dihancurkan oleh Romawi pada tahun 67 Masehi). Kata Nazarene berasal dari akar kata Aramaic nazar, yang berarti sesuatu seperti ‘menemukan’, maupun ‘menaruh ke satu sisi’, ‘memelihara’. Dalam pengertian kias, kata itu bisa juga digunakan untuk diartikan ‘dicurahkan’ atau mengkonsentrasikan diri untuk melayani Tuhan’. Digunakan sebagai kata benda, berarti ‘mahkota’, simbol kepala yang diperciki minyak suci dalam upacara. Oleh karena itu Nazarene merupakan penonton atau pemelihara upacara keramat/suci. Nazaria merupakan cabang Essenes, dan pasti telah, dengan Ebionitas, ada di tengah komunitas Kristen asli yang menurut Talmud, dirujuk sebagai Nozari, [5] semua sekte Gnostic ini (gnosis, ‘pengetahuan’) menggunakan sihir dalam ritualnya. Anggota mereka adalah pemula dan orang yang diberi minyak suci, yang membawa kehidupan pertapa yang dipersembahkan kepada komunitas dalam jalan Tuhan dan kebenaran. Mungkin bahwa ejaan yang agak berbeda dari kata sifat yang menggambarkan mereka dalam pengertian yang berasal dari etimologi yang sama. Deskripsi Nazarene juga dihubungkan oleh asal etimologi pada Perjanjian Lama Nazarites, yang telah ada lama sebelum Yesus. Ratusan tahun lebih awal, pahlawan hebat Samson adalah seorang Nazoraios yang menolak untuk memotong rambutnya dan yang tidak minum anggur (Judges 13:5-7)–dengan kata lain seorang pertapa. Menurut Yahya M. Robertson, orang bukan pertapa yang hidup sejaman dengan sengaja menggambarkan diri mereka sebagai Nazarenes untuk membedakan diri mereka dengan ‘nazarism’ atau ‘tapabrata’. [6] Yesus tidak dapat dikatakan dengan jelas menjadi milik dari berbagai kelompok ini karena dia terbukti menolak untuk dikategorikan sebagai subjek bagi hukum yang dipaksakan, 116
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
memilih seperti Budha, hanya ‘mengerjakan hal yang benar pada waktu yang benar’. Jarak fisik yang besar antara Palestina dan India selama berabad-abad memperlebar jurang pemisah dalam pemahaman antara para pemimpin kepercayaan spiritual yang menganut pada prinsip-prinsip filosofi agama Budha di India dan persamaannya di Israel. Yesus karena alasan ini dapat digambarkan dengan akurat sebagai ‘pembaharu’ yang dikirim untuk membangun kembali kesatuan kepercayaan diantara ‘domba yang hilang’, untuk memperkuat ketetapan hati mereka, danmemberi mereka dukungan spiritual dan moral dalam perjuangannya melawan pendudukan Romawi, Sadducees, Pharisees, dan Yahudi ortodoks. Yesus adalah pembawa pesan Tuhan untuk orang yang dengan sungguh-sungguh merindukan selama waktu keributan dan kekacauan. Kedua murid yang dikirim oleh Yahya Pembabtis bertanya kepadanya, “Apakah kamu orang yang harus datang, atau haruskah kami mencari yang lain?” (Matius 11:3). Yahya Pembabtis adalah nabi bagi kaum Nazarenes, dan dikenal sebagai ‘Juru Selamat’ di Galilee. Flavius Josephus menjelaskan pembabtisan itu sebagai: ........seorang pria yang terhormat, yang mengilhami orang Yahudi untuk melakukan hal yang baik dan untuk memperlakukan satu sama lain dengan baik, dan yang mendesak mereka untuk menerima pembaptisan. Lalu dia menyatakan, Tuhan akan memandang dengan kemurahan pada yang dibaptis–karena baptisme memberikan penyembuhan fisik dan bukan semata-mata mencuci dosa. Penebusan dosa harus datang sebelumnya, dan harus berpusat pada bimbingan kepada kehidupan yang saleh. Kumpulan besar berdesak-desakan di sekitar Yahya, banyak yang tergerak oleh apa yang ia katakan.......... Pencelupan ritual dalam air yang berasal dari India dan terus dipraktikkan sampai setiap hari oleh orang Hindu dengan 117
YESUS DI INDIA
persembahan yang sama seperti ribuan tahun yang lalu–sebuah tradisi yang sama tuanya dengan misteri. Di Palestina upacara baptisme Essene menandai titik keberangkatan pokok dari dogma tradisi Yahudi, dan khususnya dari pengorbanan berdarah, yang didasarkan pada alasan kasar bahwa dosa dimaafkan jika darah dicucurkan. Pencelupan ritual dimaksudkan untuk melambangkan lepasnya dari semua yang ada di Bumi, di satu sisi dan kelahiran kembali jiwa dalam tubuh murni disisi lain. Buku kedua dari Laws of Manu, yang berkenaan dengan sakramen, berisi perintah untuk menuangkan air suci di atas bayi yang baru lahir sebelum kerasnya tali pusat. Kemudian campuran madu, mentega yang jernih (ghee) dan garam halus ditempatkan pada lidah si bayi dengan sendok kecil, dari emas, sementara doa yang menguntungkan terusmenerus dibacakan. Artharva Veda berisi bacaan, ‘Siapapun yang tidak dimurnikan saat lahir dengan air sungai Gangga diberkati dengan doa suci akan menjadi subjek atau pengembaraan selama bertahun-tahun yang ia habiskan dalam ketidakmurnian’ (pengembaraan mengacu pada kehidupan sebagai jiwa atau setelah lahir kembali dalam tubuh yang lain). Bentuk pembabtisan Yahya nampak juga merupakan tanda sebagai milik dari komunitas tertentu, anggota yang jelas bisa dibedakan dengan bukan anggota dengan pemenuhan berbagai pra kondisi ritual. Hal ini membuat jelas bahwa Nazarenes adalah sekte bebas yang merayakan versi misterinya sendiri dari sebuah ajaran yang tak dapat dipungkiri. Sementara itu, pemimpin sekte esoteric (sekte yang hanya dipahami oleh beberapa orang tertentu) yang menarik kerumunan emosional sambil menjaga profil publik yang rendah selalu menjadi target ketidakpercayaan dan penuntutan oleh pihak yang memerintah. Paul menghadapi permusuhan yang sama ketika dia dituduh oleh Tertullus sebelum gubernur Felix menjadi pemimpin kelompok sekte Nazarenes’ (Kisah Rasul-Rasul 24:5). 118
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Menurut Pliny yang lebih tua dan Josephus, sekte Nazarene telah hidup di lembah-lembah sungai Jordan (Yordania) dan di pantai timur Laut Mati sedikitnya 150 tahun sebelum Kristus lahir. Para pengikutnya diizinkan untuk membiarkan rambutnya panjang. Mungkin mereka tidak pernah memotongnya sama sekali, seperti kebanyakan pertapa Hindu. Yahya Pembabtis digambarkan dengan rambut panjang, dan mengenakan pakaian rambut unta, dan korset kulit sekitar pinggangnya. (Matius 3:4). Sebuah gambaran seperti apa tampang Yesus diberikan oleh seorang bangsawan Romawi bernama Lentulus dalam sebuah surat kepada senat Romawi. Dalam dokumen lontar ini, dikenal sebagai Epistle of Lentulus, Yesus digambarkan sebagai ‘berambut melambai dan keriting’; lepas di atas pundaknya, dan terkuak di tengah kepala setelah kebiasaan Nazarians’. Benar-benar tidak mungkin sekarang untuk membentuk gambaran rinci sekte Nazarene dari sedikit sumber pada penyelesaian kita karena rujukannya begitu sedikit. Juga tidak mungkin untuk menelusuri bagaimana sikap spiritual Yesus sang Nazarene yang berbeda dengan sikap orang ortodoks yang hidup sejaman dengannya-apakah ini bukan untuk penemuan banyak informasi baru tentang sekte Essenes, dimana pengaruh ajaran Budha jelas kelihatan. Essenes berbeda dengan Nazarenes hanya dalam beberapa keterangan eksternal: Yesus menggunakan minyak, misalnya, sedangkan Essenes hanya menggunakan air murni. Dahulu kala di abad kesembilan belas, mereka yang akrab dengan cerita tentang Essenes sampai pada suatu kesimpulan bahwa komunitas Yesus adalah kelompok Essenes. Sejarawan Yahudi Heinrich Graetz bahkan menggambarkan agama Kristen seperti ‘Essenisme dengan unsur-unsur asing’. [8] Essenes juga dibuktikan dalam rujukan tidak langsung kepada mereka yang dibuat oleh para sejarawan kuno. Filosof Yahudi Philo dari Alexandria menyebut mereka ‘atlet kebajikan’, dan Josephus 119
YESUS DI INDIA
mempersembahkan hampir seluruh bab untuk mereka dalam buku The Jewish War (11:8). Keduanya menghitung jumlah total anggotanya sekitar 4000 ‘pria bermoral istimewa, yang hidup di seluruh daratan’. Pengarang Romawi, Plinny yang Lebih Tua juga menyebut sekte Essenes. Tetapi itu tidak sampai penemuan Gulungan surat Laut Mati di Qumran pada abad kedua puluh yang orang rasakan sangat berarti dari ajaran Essene, yang mengantisipasi ajaran Yesus dan memancarkan cahaya yang sungguh baru pada Yesus sendiri.
Essenes: Kaum Kristen Sebelum Yesus Pada musim panas tahun 1947, seorang Bedouin muda menyeberangi pintu masuk sebuah gua di jurang di samping Laut Mati untuk mencari kambing yang hilang dari kumpulannya. Rasa keingintahuan timbul, pemuda seperti pendeta masuk, dan menemukan sebuah jambangan dari tanah tertutup oleh penutup di tengah seluruh potongan jambangan lain. Berharap menemukan harta karun, anak itu membuka bejana yang tertutup itu, tetapi dia kecewa besar karena hanya menemukan gulungan kuno dalam naskah berbau pengap yang ditulis pada kulit binatang. Itu adalah harta karun, dan temuan itu segera membuktikan sensasi arkeolog abad itu. Ketika arkeolog ternama William F. Allbright diperlihatkan gulungan itu pada tahun 1948, dia menyebutnya temuan naskah terbesar pada jaman kita. Dia memperkirakan naskah itu dari abad pertama sebelum Masehi, dan tidak ragu lagi tentang keabsahannya. Selama tahun-tahun berikutnya, para peneliti di daerah Khirbet Qumran menemukan sepuluh gua lagi dan lebih banyak lagi gulungan, jumlah yang baik yang masih belum sepenuhnya diterjemahkan atau dipublikasikan. Namun segera jelas betapa sangat miripnya ajaran Yesus dengan ajaran Essenes. Sungguh, 120
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
beberapa orang bahkan mengatakan bahwa Essenes pasti telah menjadi pendahulu kaum Kristen awal. Kesaman yang mencolok dari kedua gerakan itu terutama dibuktikan dari pandangan teoya yang sejalan dan institusi keagamaannya: semua menjelaskan keberadaan kaum Kristen sebelum Yesus. Tujuh gulungan dari gua pertama sekarang ditampilkan di Gedung Naskah di Museum Israel di Yerusalem. Naskah yang paling panjang dikenal sebagai ‘gulungan surat Isaiah dari St. Markus[9] Lima puluh empat kolom naskah adalah bahasa Yahudi berisi Kitab lengkap dari nabi Isaiah. Gulungan Isaiah itu adalah yang tertua dari temuan itu (tertanggal sekitar tahun 150 SM), dan memuat kemiripan yang menakjubkan dengan salinan awal naskah Injil. Potongan-potongan naskah Isaiah kedua [10] dan komentar terhadap Kitab dari nabi Habakkuk [11] juga ditemukan. Tetapi temuan yang paling penting adalah gulungan hampir sepanjang dua meter, yang menjelaskan aturan dan peraturan untuk suatu komunitas relijius. Sekarang dokumen itu disebut Serek Hajjahad, dari kata-kata pembuka, berarti ‘Aturan Komunitas’, atau The Manual of Instructions[12] (pedoman perintah). Bagian pertama menguraikan Perjanjian Cinta Abadi yang mengikat anggota komunitas kepada Tuhan. Bagain kedua menggambarkan ‘dua semangat dalam sifat Laki-laki’: semangat cahaya dan kebenaran, dan lawannya, semangat kesalahan dan kegelapan. Dalam Budhaisme ini dinyatakan sebagai pertentangan antara Pengetahuan dan Ketidaktahuan. Peraturan perintah berikut, memberikan deskripsi rinci tentang kondisi untuk masuk dan hukuman atas pelanggaran terhadap aturan komunitas itu. Keseluruhan itu berujung dengan nyanyian pujian akhir yang panjang tentang rasa syukur. Sebagai tambahan aturan itu untuk perintah bertapa para biarawan, naskah kedua ditemukan yang telah digulung dengan itu (atau mungkin dijahit). Gulungan ini berjudul Rule for the Whole Community [13] (aturan untuk seluruh komunitas), dan diarahkan 121
YESUS DI INDIA
pada cabang komunitas awam, bagi anggota yang dinikahkan. Ada bukti kesejajaran disini dengan komunitas Budhaisme awal, yang juga membuat perbedaan antara biarawan (dalam bahasa Pali bhikkhu) dengan laity/kaum awam (upasaka). Mereka yang menjadi bagian cabang ‘duniawi’ dari sekte itu harus diajarkan The Manual of Instruction dengan semua aturan komunitas dari usia sebelas tahun, (ingat Yesus dibawa ke Yerusalem dari Mesir pada sekitar usia tersebut–dan kemudian menghilang, tidak terlihat disana lagi sampai dia dewasa berusia di atas tiga puluh tahun). Para pria tidak diizinkan untuk menikah sampai mereka mencapai usia dua puluh tahun; pada usia dua puluh lima mereka diberi kedudukan dan kewenangan dalam komunitas itu. Sebenarnya mungkin untuk naik ke kepala kantor pada usia dua puluh tahun, tetapi masih perlu menyumbangkan kepatuhan penuh kepada para pendeta dan orang yang lebih tuan dari komunitas itu. Para pria yang menonjol diharapkan berhenti dari kantor ketika mereka mencapai usia tertentu. Mendekati akhir gulungan itu, nampak sebuah gambaran tentang susunan tempat duduk untuk hidangan bersama pada perayaan kehidupan yang datang setelah kematian–inilah susunan tempat duduk yang menjadi perdebatan diantara murid-murid Yesus di Last Supper (Lukas 22:24-27). Gulungan lain, yang sebagian sudah rusak parah, berisi Psalms Injil dan sejumlah empat puluh Psalms Essene asli, yang semuanya mulai dengan kata-kata, ‘Saya memujimu, Tuhan’; gulungan ini dikenal sebagai Hokhajot: ‘Lagu Pujian’. [14] Tulisan lainnya terbukti bekas yang tidak lengkap dan sudah usang dimakan waktu dari apa yang telah dilupakan para penemu berabad-abad silam, karena laporan Origen bahwa terjemahan Psalms telah ditemukan bersama dengan naskah lainnya dalam bejana di suatu tempat di dekat Jericho. Dan kepala keluarga Seleucia, Nestorian Timothy I (823 Masehi), dalam salah satu 122
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
suratnya menguraikan penemuan beberapa Injil Yahudi yang tergeletak di dalam sebuah gua tidak jauh dari Jericho. Beberapa naskah ditulis dalam kode rahasia, tetapi ada rujukan yang tetap pada suatu ‘Perjanjian Baru’ (yang tentu merupakan apa yang Martin Luther dan pembaru lain maksudkan dengan ‘Perjanjian Baru’) dan ‘Guru Kebenaran’ yang misterius. Dalam bukunya Historia Naturalis, Pliny sang sesepuh menyebut sebuah biara yang telah ia lihat tidak jauh dari utara En-gedi di pantai barat Laut Mati. Dia menyebutkan biara Essene, dan para anggotanya dia sebut sebagai ‘.....kelompok pria pertapa, salah satu yang paling luar biasa di dunia, tanpa wanita sama sekali, yang telah meninggalkan nafsu hina dan hidup sama sekali dengan sumber-sumber mereka sendiri di bawah pohon palem’ (V:17). Kurang dari satu kilometer dari gua dimana gulungan pertama ditemukan ada beberapa puing-puing yang telah dikenal sejak jaman kuno sebagai Khirbet Qumran (‘puing-puing Qumran’) lama dianggap sebagai sisa-sisa benteng Romawi awal. Penggalian di tempat itu hanya dimulai tahun 1951, di bawah Lancaster Harding dari Kantor Pubakala Yordania, dan Pere Roland de Vaux, Direktur Institut Teologi Dominica di Yerusalem. Apa yang mereka temukan melebihi harapan terbesar mereka–Biara Qumran, dimana gulungan itu sendiri mungkin telah ditulis disana. Selama lima tahun berturut-turut, para peneliti yang bekerja dengan intensif membuka sebuah pemukiman luas yang dilindungi oleh dinding benteng yang kuat. Bangunan berbentuk persegi ditengahnya dihubungkan dengan beberapa bangunan yang lebih kecil, ruang makan yang besar, tempat pemandian pembaptisan, dan tidak kurang dari tiga belas sumur yang memiliki sistem saluran suplai air yang kompleks di sekitarnya. Ada juga makam yang berisi lebih dari seribu kuburan, dimana hanya pria yang dikuburkan disana. Dan mereka menemukan scriptorium, sebuah ruang tulis dengan meja-meja batu dari kebanyakan naskah yang ada di dekat gua. Sekarang diketahui bahwa biara itu telah dihuni dari awal abad 123
YESUS DI INDIA
kedelapan Sebelum Masehi, tetapi telah ditinggalkan pada waktu Pengasingan Babilonia, hanya sekali ditempati lagi sekitar tahun 175 (abad kedua) SM. Josephus memberikan cerita bagaimana para biarawan hidup: Mereka menolak kekayaan dunia; yang paling mengagumkan adalah bagaimana mereka memiliki semua sesuatu secara umum sehingga tidak seorang pun diantara mereka memiliki sesuatu lebih dari orang lain. Karena ini aturan mereka bahwa seseorang yang ingin bergabung dengan sekte itu harus lebih dahulu menyumbangkan segala miliknya kepada seluruh komunitas. Akibatnya tak ada kemiskinan yang hina dan tidak pula kekayaan yang berlebihan yang bisa dilihat dimanapun. Sebagai gantinya, mereka memperlakukan milik untuk keperluan umum–meskipun asalnya dikumpulkan dari anggota perorangan berdasarkan perintah–sangat banyak semangat persaudaraan. Tetapi minyak dianggap kotor. Jika salah satu dari mereka tubuhnya terkena minyak yang tidak sesuai keinginannya, dia mandi sebersih-bersihnya untuk menghilangkannya. Karena berkeliling dengan kulit dalam keadaan aslinya merupakan hal baik yang terpuji bagi mereka sebagaimana mengenakan jubah putih yang bersih. [15] Ada persamaan yang jelas antara uraian jalan hidup kaum Essenes ini, aturan biara Budha, dengan kebiasaan Yesus sendiri. Seperti halnya biarawan Budha tidak memiliki apa-apa di balik pakaian dan kebutuhan minim untuk mengembara, Yesus membawa keberadaan guru yang berkeliling yang memiliki sedikit atau tidak memiliki sesuatupun. Dan ketika Yesus meminta murid-muridnya untuk meninggalkan keluarga dan barangbarang duniawi, begitupun aturan Budha meminta bahwa para pengikutnya bergabung dengan komunitas itu dengan ‘keluar ke keterbukaan’–dengan meninggalkan rumah dan keluarga mereka 124
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
(dan bersama mereka menangkap kehidupan orang awam) untuk memasuki persaudaraan Para biarawan yang mengembara tanpa perlindungan tetap, bebas dari urusan keduniawan, untuk melakukan meditasi dengan ajaran yang dianut, dan dengan perlahan membebaskan diri mereka dari nafsu yang besar dan keinginan duniawi. Yesus mengatakan, ‘Lebih mudah bagi seekor unta [meskipun dia maksudkan sebuah tali rambut unta] untuk melewati mata jarum, daripada bagi orang kaya untuk masuk ke kerajaan Tuhan’ (Matius 19:24). Kitab Injil memberikan contoh lain pemikiran Yesus tentang kebebasan dari urusan duniawi: Dan ahli menulis tertentu datang, dan berkata kepadanya, Tuan, saya akan mengikuti tuan kemanapun tuan pergi. Dan Yesus berkata kepadanya, para rubah punya liang, dan burung udara punya sarang; tetapi Putra Tuhan tak punya tempat untuk menyandarkan kepalanya. (Matius 8:19-20) Satu hal penting lagi adalah larangan Essene untuk meminyaki tubuh. Budha sendiri dikatakan telah memperingatkan para pengikutnya atas praktik itu karena hal itu berhubungan dengan pengambilan kebanggaan yang besar sekali dalam tubuh orang itu sendiri, jadi sama dengan keinginan mementingkan diri sendiri. Sekte Nazarene jelas tidak berkewajiban untuk menyesuaikan diri dengan peraturan keras ini. Kaum Essene mengatakan jubah warna putih, yang membawa para filosof kritis abad kedepalan belas menyatakan Penyaliban dan Kebangkitan Yesus menjadi tidak lebih dari cerita bohong yang luas yang dipentaskan oleh para biarawan Essene. Kritik itu mengatakan bahwa laki-laki muda itu berpakaian jubah putih yang memberitahukan Kebangkitan itu kepada wanita di kuburan yang kosong jelas dibuktikan oleh pakaian putihnya yang merupakan milik kaum Essenes. Selama abad kesembilan belas teori itu juga maju bahwa Yesus adalah anak dengan jalan cara pertunangan 125
YESUS DI INDIA
relijius. Anak itu dipindahtangankan atas perintah, yang menurut suatu cerita oleh Josephus [16], sejatinya adalah adat dan perbuatan Essene. Dahulu di tahun 1831, August Frederich Gforer, paderi/pendeta dari jemaah di Stuttgart dan guru pada seminar di Tubingen, menulis: ‘Gereja Kristen berkembang dari komunitas kaum Essenes, yang pemikirannya mereka dikembangkan, dan tanpa aturannya organisasi tidak bisa didirikan’. Beberapa sejarawan kebahasaan percaya bahwa ungkapan biarawan Essene pada dasarnya berarti ‘baptis’. Yang lain menghubungkan dengan kata dalam bahasa Syiria hasen ‘saleh’, atau dengan bahasa Aramaic assaya ‘penyembuh’, ‘tabib’ (secara semantik/makna bisa dibandingkan dengan bahasa Latin therapeut). Banyak biarawan Essene yang mempersembahkan bertahun-tahun masa hidupnya untuk praktik tapabrata dengan disiplin-diri dan perenungan, dan mencapai kekuatan persepsi luarindra yang menakjubkan dan telekinesis seperti yang dilakukan ahli yoga dan wali yang hidup mengemis di India. Biara Essene terdekat di dekat Jericho, diantara pegunungan barat Laut Mati– suatu daerah yang termasyur karena iklimnya yang lembut dan sehat sejak jaman nabi Elijah dan Elisha. Ini adalah satu-satunya bagian dari Palestina dimana cukup hangat sepanjang tahun untuk mempraktikkan latihan-latihan seperti yoganya orang India di luar di udara terbuka. Anugerah mistik/gaib yang diuraikan oleh kaum Essenes sendiri merupakan kekuatan yang sama luar biasanya dengan para murid Kundalini Yoga peroleh di India; mereka memasukkan kewaskitaan dan pra-kesadaran, kesembronoan dan teleportasi, menyembuhkan dan berbaring di atas tangan, dan mengembalikan yang mati menjadi hidup. Fakta bahwa Perjanjian Baru terlihat lengkap dan melahirkan ketenangan pada pokok Perintah Essene–pada suatu sekte yang setidaknya sama signifikannya dalam jumlah dengan Sadducees dan Pharisees (Joshepus menyatakan jumlahnya 4000)–menunjukkan 126
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
bahwa penghilangan itu sungguh disengaja. Geografi menunjukkan bahwa Yesus tidak bisa tidak sadar akan biara di Qumran. Sungguh, tempat di lembah sungai Yordan dimana Yesus menjalani baptisme ritualnya di tangan Yahya (dengan cara dia dimasukkan ke dalam sekte Nazarene yang moderat) dalam pandangan biara itu, yang jauhnya hanya tujuh kilometer. Mengunjungi tempat itu adalah untuk melihat betapa mencoloknya kedekatan antara tempat pembaptisan itu dengan Qumran; udara bersih dari tanah kosong pegunungan yang luas nampak membawa kedua lokasi itu kelihatan lebih dekat. Pada titik yang sama ada juga pemandangan yang jelas akan gunung dimana Yesus digoda oleh setan selama masa pengasingan setelah pembaptisan (Lukas 4:1-13): gunung itu jaraknya lima belas kilometer.
Sebuah foto areal biara di Qumran setelah penggalian. 127
YESUS DI INDIA
Yahya tinggal disana dalam gurun, bahkan mungkin dalam guagua Qumran. Yesus menghabiskan empat puluh hari pengasingan disini di gurun setelah dibaptis. Penduduk pertapa Qumran tentu merujuk pada wilayah ini dimana mereka tinggal seperti ‘padang/ gurun’ dalam tulisan mereka. Yesus dalam persinggahannya ‘bersama dengan binatang liar; dan malaikat melayani dia’ (Markus 1:13). Tetapi kata yang diterjemahkan sebagai malaikat tidak bermakna lebih dari ‘pesuruh/kurir’, dan kaum Essenes menjaga hirarkhi panjang ‘malaikat-pesuruh’ yang merupakan bagian misteri keramatnya. Jadi jika Yesus menghabiskan suatu waktu dalam sebuah gua diluar Qumran, mungkin sebagai bagian dari masa yang menggambarkan masa percobaan, mungkin telah ada semacam hubungan dengan biara itu–mungkin ‘malaikat’ itu sebenarnya biarawan! Dalam bab tentang kaum Essenes, Josephus menulis: Seseorang yang ingin bergabung dengan sekte itu tidak dijamin segera diakui tetapi harus lebih dahulu menghabiskan satu tahun di luar golongan itu, membawa jenis kehidupan yang sama dengan para anggota. Dia dibekali dengan kapak kecil, kain pinggang dan jubah putih. Jika dia lulus ujian tapabrata ini selama masa itu, dia maju satu langkah lebih dekat pada keanggotaan penuh: dia mungkin ambil bagian dalam pengabdian baptis dengan air tetapi mungkin belum ikut serta pada hidangan bersama. [17] Banyak prosedur yang sama terjadi di Tibet. Sebelum biarawan biasa diabdikan sebagai lama (yang berarti ‘lebih tinggi’), dia harus melakukan serangkaian latihan dan ujian. Si calon juga diharapkan tinggal di suatu tempat di luar komunitas itu selama waktu tertentu, di satu tempat dimana dia dapat tinggal secara penuh tidak terganggu sehingga dapat mencurahkan diri sepenuhnya untuk meditasi. Biara Hemis di Ladakh, seperti semua lamaseries yang lebih besar, memiliki bangunan kedua yang jauh lebih kecil 128
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
dan sederhana untuk tujuan itu, di atas puncak sebuah gunung yang tinggi sekitar lima kilometer dari biara utama. Terbenam dalam meditasi yang dalam, dalam sel pribadinya, si calon hanya menerima sedikit makanan dua kali sehari dari para pembantu. Sebuah gempa bumi menghancurkan seluruh komunitas Qumran tahun 31 SM. Celah dan keretakan dalam tanah lapang masih terlihat, dan di tingkat lantai berbeda hampir setengah meter di beberapa titik. Qumran tetap tak berpenghuni selama hampir 30 tahun selama gempa bumi itu, dan tidak sampai sekitar waktu kelahiran Yesus bahwa biara itu bangkit kembali dan diberkati dengan semangat baru. Sebagai tambahan kuburan manusia, sisa-sisa binatang yang terkubur juga ditemukan dalam tanah biara itu. Tulang domba, kambing, sapi, dan biri-biri dengan hati-hati diletakkan dalam bejana terbuat dari tanah. Oleh karena itu, nampak bahwa meskipun kaum Essenes menempatkan binatang domestiknya pada kegunaan yang baik, mereka tidak membunuh atau memakan binatang itu sendiri karena mereka menganggap pengambilan kehidupan merupakan suatu kekejaman, seperti penganut Budha. Para biarawan mengolah sawah dan kebun buah-buahan. Tak terhitung batu-batu tanggal menjelaskan keberadaan penanaman pohon palem seperti yang diuraikan Pliny dan Elder. Philo menceritakan bagaimana pemeliharaan lebah juga merupakan salah satu hiburan pokok komunitas itu–dimana makanan sehari-hari Yahya Pembaptis seperti yang dicatat dalam Injil Markus (uir-uir belalang dan madu) terbuka pada pikiran. Sekitar 400 uang logam juga dibawa pada cahaya di biara itu, dan dari apa yang mereka ungkapkan, sejarah komunitas itu dapat disusun kembali dengan kesamaan besar. Sungguh sedikit dari uang logam itu yang tertanggal dari tahun 4 SM, ketika Archelaus menggantikan ayahnya Herod sebagai gubernur Judea. Kesenjangan dalam urutan uang logam sebelum tanggal ini menunjukkan bahwa hanya pada naiknya Archelaus bahwa biara itu 129
YESUS DI INDIA
diizinkan dibuka kembali. Para anggota komunitas itu harus tetap menjaga pusat biaranya agar tetap bersih untuk semua tahun yang mana Herod telah menindas dan memaksa keluar sekte Essenes, berbaris di istana musim dingin yang mewah di Jericho hanya dua belas kilometer jauhnya. Herod meninggal, kaum Essenes kembali dan mulai membangun kembali biaranya. Qumran tetap terus tak berpenghuni sampai pemberontakan orang Yahudi melawan Romawi pada tahun 68 Masehi. Tanah di wilayah itu menjadi bukti kerusakan kejam terakhir. Lapisan debu menunjukkan bahwa biara itu telah diliputi api.
Ajaran Kaum Essenes di Qumran Anggota komunitas Essenes di Qumran tidak memberikan nama khusus pada sekte mereka dalam tulisan relijiusnya. Mereka menyebut diri mereka ‘komunitas suci’, ‘orang-orang pilihan Tuhan’, ‘kaum lelaki dan kebenaran’, dan yang paling sering, ‘Putra Cahaya’. Dalam banyak hal kaum Essenes mengisi ajaran yang melekat pada Hukum Yahudi pada surat itu, tetapi mereka juga menyimpang dari hukum itu pada suatu tingkatan dalam hal lain yang bisa diperdebatkan apakah komunitas Qumran harus benarbenar digambarkan sebagai Yahudi saja. Menurut Hokhajot, Lagu Pujian (atau psalms Essenes) yang tak tergali, misi Essenes adalah untuk menyebarkan ‘Berita Baik (enangelion) kepada orang miskin sebagai ukuran rahmat Tuhan’, dan mereka sendiri menjadi ‘pembawa pesan berita Baik itu’. Mereka merasakan kebutuhan untuk ‘Perjanjian Baru’ dengan Tuhan– kenyataannya mereka kadangkala menyebut diri mereka sendiri sebagai Perjanjian Baru–seperti yang kemudian dianggap dibuat pada seorang Yesus. Perjanjian Baru itu berakhir ‘dari hari sang Guru meninggal sampai kedatangan Messiah (al-Maseh) dari Aaron dan Israel’. 130
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Tetapi yang paling mengherankan dari semua itu adalah fakta bahwa ketika sekte Qumran bersembahyang sebagai suatu komunitas, seperti mereka lakukan tiga kali sehari, mereka tidak menghadap ke arah Candi di Yerusalem (seperti yang dilakukan Yahudi Ortodoks) tetapi menghadap ke timur. Pusat dari sembahyang mereka terletak di timur, ke arah matahari terbit. Josephus menulis bahwa kaum Essenes ‘hanya berbicara dengan salch.....sebelum matahari terbit, memanjatkan doa-doa kuno tertentu kepada matahari....’ Ini menunjukkan bahwa kaum Essenes menganggap matahari sebagai lambang yang bisa diterima untuk Tuhan itu sendiri. Salah satu psalms Qumran menyatakan hal yang bahkan dengan jelas, menyatakan Tuhan sebagai ‘....cahaya Fajar yang benar [yang] nampak oleh kami pada saat pergantian siang hari’, dan lagi ‘.....kamu telah nampak kepadaku salam kekuatanmu dengan datangnya siang’. Aturan komunitas (atau The Manual of Instructions) meminta ketaatan dari Perjanjian Baru untuk memanjatkan doa di waktu fajar dan doa do waktu petang. Para pengikut Pythagoras–yang jelas diajar oleh para Brahmana dari India–pada pendiriannya di Crotona, sebelah selatan Italia, dan para penganut sekte Gnostic dari Herme Trismegistos (berdasarkan peribadatan dewanya orang Mesir, Thoth tetapi kemudian banyak dipengaruhi oleh Puthagoras), mengamati suatu mode peribadatan yang sama. Keduanya bersembahyang menghadap ke timur dan menggunakan matahari sebagai lambang mengingatkan pada Candi Matahari di Martand, Kashmir. Kaum Essenes hanya luar biasa dalam hal bahwa mereka tidak menggunakan kalender yang disetujui penguasa Candi di Yerusalem, yang merupakan kalender bulan (qamariah). Mereka memiliki metodenya sendiri untuk menentukan tanggal yang didasarkan pada tahun surya, yang lebih akurat, dan yang telah umum digunakan di India sejak permulaan dominasi Brahmana. Hanya selama jaman Julius Caesar kalender surya disebarluaskan 131
YESUS DI INDIA
untuk digunakan di seluruh Kekaisaran Romawi, meskipun masih, sampai sekarang, belum diterima oleh orang Yahudi. [18] Oleh karena itu dalam kalender Qumran, hari-hari besar tahun keagamaan selalu jatuh pada hari yang sama pekan itu, bertentangan dengan kebiasaan resmi Yahudi. Tidak juga adalah kebiasaan membagi tahun menjadi empat musim asal Yahudi. Pythagoraslah yang memperkenalkan penetapan tiga bulanan dari India, dan sebelum itu, Yunani Kuno telah benar-benar hanya berpikir dalam pengertian tiga, atau bahkan dua musim. Latar belakang spiritual dan sumber asli filosofi Essene lebih lanjut diungkapkan oleh ajaran Essene lainnya: seperti para guru India dan filosof Yunani mereka percaya pada keabadian, kehidupan setelah mati–dengan kata lain, bahwa jiwa atau semangat hidup lebih lama dan meninggalkan penjara sementaranya, yaitu tubuh. Dalam hal ini Yesuslah yang menambahkan unsur baru dalam ajaran kebangkitannya. Dia berbiacara tentang kebangkitan orang yang mati, tetapi tanpa dengan jelas mengacu pada kebangkitan tubuh. Jadi dia tidak perlu berbicara tentang kebangkitan dalam bentuk daging, tetapi tentang doktrin reinkarnasi, transmigrasi, dan perputaran kelahiran kembali yang terus menerus sampai akhir samsara (dunia perubahan yang tetap, seperti yang diuraikan dalam Upanishads)–ajaran dasar dari semua agama di India. Penganut Pythagoras, para pemuja dari misteri Orphic, Empedocles dan Plato semuanya, sebelum Essenes, diperkenalkan dengan doktrin lingkungan kelahiran kembali yang mana jiwa memasuki tubuh baru. Pikiram metempsychosis (ungkapan yang digunakan oleh bahasa Yunani kuno serta bahasa Inggris modern) telah bertahan di barat sampai sekarang terutama melalui sekte Gnostic dan beberapa sekte Islam non-Arab, dan hal itu tetap dipelajari di perguruan tinggi dalam antropologi teosofi dan relijius. Bahkan selama abad kesembilan belas, komentator menyatakan aspek-aspek agama Budha dalam ajaran Essenes [19]. 132
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Beberapa memandangnya sebagai perantara antara pengikut rabbis, Gnotics, Platonis dan Pythagoreans di satu sisi, dan Zoroanstrians dan Buddhist di sisi lain, dan menyatakan bahwa agama kaum Essenes dan Therapeuts berubah dari bergabungnya agama Budhisme dan monoteisme Semitic, saat Budhisme telah bergabung dengan Shamanist Bon di Tibet, dengan filosofi Taoisme dan Confucianism di Cina, dan dengan agama Shinto di Jepang. [20] Para penganut Budha yang mengenakan jubah putih seperti kaum Essenes–dan seperti orang Kristen awal. Para cendekiawan Katolik terkejut pertama kali mencatat kesamaan yang luar biasa antara ritual dan ajaran Budha Tibet dengan ritual dan ajaran Gereja Katolik. Kostum para lama Tibet sangat serupa tidak hanya dengan jubah yang dikenakan oleh para pendeta Katolik, tetapi juga dengan pakaian para rasul dan Kristen pertama, seperti yang digambarkan dalam lukisan dinding jaman itu, tepat di bawah bagian yang kecilkecil. Organisasi hirarkhis golongan biarawan Tibet dan Katolik Roma menunjukkan kesamaan yang sungguh mengejutkan. Seperti penganut Katolik, penganut Budha membaca doa perantara dan pujian, dan memberikan derma/sedekah dan sumbangan, dan dalam kedua agama itu para biarawan berjanji untuk hidup dalam kemiskinan, kesederhanaan, dan kepatuhan. Para peganut agama Budha menggunakan air suci dan menaikkan suara mereka dalam perayaan kebaktian keagamaan dimana tata kebaktian/peribadatan sangat dekat dengan peribadatan Gereja Kristen Timur. Tasbih Gereja Katolik seperti halnya tasbih-sembahyang agama Budha. Penggambaran penganut Budha tentang aura (pancaran) menjadi lingkaran keramat pada ikonografi/ilmu arca dalam Kristen. Dokter Gereja, Jerome dan sejarawan Gereja, Eusebius menyatakan bahwa biara Kristen berkembang sepanjang jalur komunitas Therapeuts di Alexandria. Yang dilakukan ketiga ‘pangkat’ kependetaan Kristen (uskup, pendeta, dan samas/ pembantu gerejawan) sebenarnya berhubungan dengan tiga ‘pangkat’ biarawan Therapeuts. Pertama Kristen digambarkan 133
YESUS DI INDIA
oleh Ephiphanius sebagai Therapeutae dan Jessians (yang disebut kemudian mungkin merupakan bentuk ‘Essenes’ yang diubah). Ambisi tertinggi bagi calon anggota Kristen awal adalah menjadi seorang Therapeuts, dan banyak dari pengaturan kehidupan sehari-hari dalam komunitas Kristen pertama dilakukan oleh tujuh pembantu gerejawan yang terpilih–sebuah gelar yang juga berasal dari penyesuaian diri biarawan Therapeuts. Penganut Kristen merayakan hari Tuhan pada hari Minggu, sedangkan orang Yahudi merayakan Sabbath pada hari Sabtu. Essenes begitu juga merayakan hari suci pada hari Minggu, sesuai saat mereka memulai perayaan Sabbath. Pada hari Sabbath, orang Yahudi membawa daging, anggur, dan jagung ke Candi untuk berkorban, dan para pendeta diberi bagian dari apa yang mereka gunakan sendiri. Alasan permusuhan (kebencian) sengit para pendeta dengan kaum Essenes jelas: penolakan sekte Essene untuk melakukan sesuatu dengan korban berdarah yang merepresentasikan ancaman bagi diet para pendeta dan, yang lebih penting, bagi sumber pendapatan utama mereka (baik dalam melakukan penyembelihan binatang, ataupun dalam penyediaan, atau pengizinan binatang yang untuk korban). Inilah penyebab utama persekongkolan para pendeta melawan Yesus, karena sebagai pemimpin gerakan Nazarene–Essene Yesus mengemukakan doktrin yang telah menghilangkan banyak kewajiban dan sebagian besar status para pendeta. Sejauh mereka kuatir, Yesus harus disingkirkan dari mereka untuk memastikan bahwa mata pencaharian mereka aman. Philo menguraikan mistik Yahudi yang mirip dengan gymnosophist Hindu di India, yang juga menolak pengorbanan binatang. Kaum Essenes juga percaya pada doktrin penyebab moral– bahwa perbuatan yang dikerjakan dalam kehidupan sekarang sangat mempengaruhi kedudukan seseorang pada kehidupan berikutnya: ajaran India tentang karma. Mereka yang mengerti 134
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
misteri ini harus hidup dengan benar atau terus berbuat dosa dan siap dihukum di Hari Pengadilan. Inilah yang dalam konteks harapan kuat mereka terhadap penyingkapan dan datangnya kerajaan Tuhan dalam waktu dekat. Ada banyak sekali hal yang berhubungan dalam pandangan Yesus dan kaum Essenes, tetapi ada perbedaan juga harus tidak diabaikan. Kitab Injil melaporkan bahwa Yesus memakan daging dan minum anggur. Dia tumbuh dalam lingkungan yang dipengaruhi oleh kaum Essenes setempat, dan kebanyakan para pengikutnya adalah kaum Essenes. Tetapi dia kemudian membuat perbedaan dengan ajaran perilaku yang kaku dari sekte itu karena dia merasa– sebagaimana Budha 500 tahun sebelum dia–bahwa ketaatan buta terhadap aturan dan peraturan yang keras bukan jalan untuk mencapai keselamatan pribadi. Dan dengan menggunakan pendirian perorangan, Yesus menciptakan versi ketaatan Essene dan Nazarene yang baru dan toleran, yang membuat ruang untuk orang-orang awam tidak dalam posisi mengikuti jalan tapabrata: yang disambut oleh semua dan setiap orang dengan tangan terbuka. Khususnya, pendekatan Yesus pada Firman dan pada persyaratan lain Hukum Mosaic jauh lebih bebas: ‘Kaum telah mendengar bahwa dikatakan oleh mereka dari dahulu kala.... Tetapi aku katakan pada kalian....’ (Matius 5:21-48). Menurut hukum Yahudi Ortodoks yang keras, mereka yang tidak mematuhi pelarangan pada kegiatan di hari Sabbath, dan yang tidak mempedulikan peringatan, harus dibunuh. Tetapi naskah Qumran Damascus melarang eksekusi orang yang melanggar hari Sabbath, dan menurut Injil Matius (Matius) Yesus berkata, ‘Untuk Putra Tuhan adalah Tuhan bahkan di hari Sabbath’ (Matius 12:8). Perbedaan antara pandangan Yesus dan pandangan kaum Essenes khususnya terbukti dalam hubungannya dengan pikiran mencintai musuh seseorang. Tidak seperti Yesus, kaum Essenes merasa tidak menyesal tentang membenci musuhnya. Sebaliknya, 135
YESUS DI INDIA
orang-orang Qumran lebih membanggakan diri mereka menjadi setidaknya jauh dari, jika tidak secara moral lebih unggul, orang lain di dunia. Sangat berbeda dengan ini, adalah misi Yesus untuk berhubungan dengan orang-orang yang berbuat dosa, untuk menyelamatkan mereka yang telah tersesat: kata-katanya menekankan bahwa dia telah dikirim keluar untuk menemukan ‘domba yang tersesat dari rumah Israel’, dan dia dengan jelas tidak menyetujui kefanatikan beragama, atau organisasi atau institusi yang menyatakan memiliki akses eksklusif pada kebenaran. Perbedaan tajam lainnya terletak pada sikap yang bertentangan terhadap penggunaan minyak atau balsem. Yesus adalah Kristus, Yang Diberi Minyak Suci, sebuah gambaran yang digunakan sebagai gelar untuk dia–dan membuatnya benar-benar terpisah dari kaum Essenes. Naskah gaib kuno menyatakan bahwa pemberian minyak suci memiliki tujuan khusus memikat setan/iblis sehingga memberikan jaminan perlindungan dari mereka, dan dengan dasar medis membantu menyembuhkan luka dan mengusir penyakit pikiran dan tubuh. Dalam suatu hal tubuh pemuja yang ‘tertutup’ salep memastikan dia ada pada perlindungan Tuhan. Celsus mengatakan bahwa kaum Ophites yang memuja ular memiliki obat salep yang mengubah orang yang menerimanya menjadi ‘Putra Bapa’: ‘Aku telah diminyaki dengan salep putih murni dari Pohon Kehidupan’ [21]. Dalam Injil Philip yang masih diragukan ada bacaan: ‘Pohon Kehidupan adalah pusat surga; pohon minyak itulah yang memberikan minyak suci yang hanya raja suci saja yang diberi minyak itu (chrisma), dan dengan cara kebangkitan [ini menjadi mungkin]. [22] Jika kelahiran kembali suatu jiwa dalam tubuh baru yang keseluruhan pikirannya disini, merupakan bukti betapa menentukannya unsur yang Yesus perkenalkan pada ajaran kelompok Essenes yang berbeda. Seperti yang Irenaeus tulis, sakramen pemberian minyak suci adalah upacara yang menunjukkan ‘keselamatan’ bagi seseorang ‘menjadi sempurna’, 136
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
dan akibatnya dianggap sebagai jauh lebih penting daripada pembaptisan. Pemberian minyak suci itu umumnya di candi-candi dan dahi, seringkali dalam bentuk salib. Tradisi pemberian minyak suci ini asalnya dari India, dimana para pertapa Hindu (sadhus) mungkin masih dikenal oleh lingkaran putih kecil, atau garis putih horisontal atau vertikal, di dahi, yang dipakai dengan campuran minyak dan abu suci (vibbult).
Budha dan Yesus: Sebuah Perbandingan Tuhan suku Semit adalah dewata yang haus darah dan penuh dendam. Yahweh-Jehovah dari Yahudi cenderung digambarkan sebagai maharaja yang menakutkan yang duduk di sebuah singgasana di atas awan, dengan kejam menghukum Orangorang Terpilihnya kapan saja mereka melampaui maklumat dan larangannya. Filosofi di belakang khotbah Yesus di Puncak Gunung seperti yang disampaikan oleh Injil Matius (Matius), disinari oleh Tuhan yang sangat berbeda. Pesan Kristus adalah pesan cinta, pesan maaf dan kerukunan yang menyenangkan: cintai tetanggamu seperti cintamu pada dirimu sendiri, jika seseorang menamparmu di satu pipi, berikan juga pipi yang lainnya kepadanya. Bisa ada perbedaan yang lebih besar dengan sikap yang diungkap dalam Perjanjian Lama. Tidak ada agama lain dari daerah Laut Tengah bagian timur yang memberikan pernyataan keagungan cinta yang disampaikan oleh Yesus. Dimanakah Yesus belajar ajaran yang ia nyatakan dalam khotbah di puncak gunung itu? Jawaban yang mungkin bagi pertanyaan ini bisa ditemukan dalam Injil penganut Budha (pra-Kristen) seperti Lalitavistara, yaitu naskah Budha yang menunjukkan jumlah terbesar kesamaan dengan tradisi Injil itu. Ditulis dalam bahasa Sansekerta, Lalitavistara merupakan biografi Budha yang dihubungkan waktunya dan 137
YESUS DI INDIA
budayanya dengan Sarvastivadins. Bagiannya yang paling kuno, berasal dari Hinayana, tertanggal dari abad ketiga Sebelum Masehi, meskipun versi lengkapnya dalam bentuk sekarang dikumpulkan di abad-abad sekitar kelahiran Yesus, dan dimasukkan dalam norma/ peraturan Mahayana dengan maklumat dari Dewan Haran pada abad pertama Masehi–beberapa tahun sebelum pengumpulan Perjanjian Baru. Dalam Lalitavistana, Budha berkata: Pengetahuan tentang kebenaran, pencapaian nirwana– adalah anugrah tertinggi. Melalui cinta sendiri rasa benci bisa ditaklukan; melalui cinta yang sempurna kejahatan bisa diatasi.... Jangan ucapkan kata-kata kasar kepada tetanggamu, dan dia akan menanggapimu dengan ucapan yang serupa. Seorang saudagar dari Sunapaortha meminta Orang yang Diterangi (diberi petunjuk) untuk mengajarinya. ‘Orang adalah kejam’ kata yang Dilahirkan Kembali. ‘Jika mereka menyinggungnya, bagaimana kamu menanggapinya?’ Saudagar itu mengangkat bahunya. ‘Daya tidak akan menjawab sama sekali kepada mereka,’ dia berkata. ‘Dan jika mereka memukulmu?’ ‘Saya juga tidak akan bereaksi.’ ‘Dan jika mereka membunuhmu?’ Saudagar itu tersenyum, ‘Kematian, Tuan, bukan kejahatan. Beberapa kadang menginginkannya!’ Dengan cara yang sama, Yesus memerintahkan muridmuridnya: ‘Siapapun yang memukulmu di pipi kananmu, balikkan padanya pipi yang satunya.’ Budha berkata pada murid kesayangannya Ananda, ‘Percayalah padaku, Ananda! Semua yang percaya padaku akan sampai pada kesenangan yang besar.’ Kristus juga begitu memerintahkan 138
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
murid-muridnya untuk percaya padanya, dan tidak ragu-ragu dalam keyakinannya. Pada kesempatan lain, sang Budha menggambarkan pemberian derma sebagai ‘benih yang ditabur di tanah yang bagus, yang menghasilkan buah yang banyak.’ Dan dia juga menyatakan bahwa ‘Makanan yang dimakan tidak merusak seseorang....tetapi merenggut kehidupan, mencuri, berbohong, berzina, dan bahkan berpikir untuk melakukan hal-hal ini, bisa membawa kerusakan seseorang’. Dan ‘Seorang pria mengubur harta dalam lubang yang dalam. Tetapi harta yang disembunyikan seperti ini bisa tidak ada gunanya bagi dia. Sekarang harta cinta untuk tetangga seseorang, kesalehan, dan sikap tidak berlebihan–yaitu harta yang tak pernah bisa diambil pencuri.’ Dan ‘Bahkan ketika surga menabrak bumi, bahkan ketika dunia ditelan habis dan dihancurkan, bahkan kemudian, Ananda, kata-kata Budha tetap benar.’ Dan di tempat lain Orang yang Diberi petunjuk itu menunjuk pada dirinya sendiri sebagai ‘seorang gembala yang penuh kebijaksanaan’ yang membungkuk untuk menggiring mereka yang berjalan ke arah jurang yang dalam. Semua perkataan Budha ini sangat mengingatkan pada katakata Yesus, seperti yang dimuat dalam Injil. Mungkinkah Yesus telah akrab dengan kata-kata pada Lalitavistana? Yahya pembaptis membaptis di mulut sungai Yordania, dimana sungai itu mengalir ke Laut Mati, sangat dekat dengan tempat dimana komunitas Essene berpangkal dan dimana Gulungan surat Laut Mati ditemukan tahun 1947. Yahya mendesak orang untuk bertobat atas dosa-dosanya dan menerima pembaptisan di tangannya dalam air sungai Yordania. Setelah dia dibaptis oleh Yahya, Yesus berhenti di gurun, dimana dia dihadapkan pada godaan oleh setan. Lima ratus tahun sebelumnya, Budha juga dihadapkan pada serangkaian godaan oleh Mara, ‘raja indera kesenangan’, seperti yang diceritakan dalam Lalitavistana. Bagi Siddhartha di tengah puasanya dan meditasinya Mara menawarkan hidangan 139
YESUS DI INDIA
yang lezat dan menunjukkan kepadanya kekayaan dan selingan di dunia ini, tetapi konsentrasi tafakur akhirnya tidak tergoda. Yesus melakukan ujian yang sama di gurun, dengan hasil yang sama. Cerita godaan yang sama dituturkan oleh Zarathrustra (Zoroaster), dan benar-benar bertemu sama–cukup terbukti di Timur–memainkan sebagian dalam banyak cerita tentang kehidupan orang suci Kristen. Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk keluar dan menyatakan pesan yang menggembirakan ke Rumah Israel. Seperti sannyasis Hindu, para murid tidak boleh membawa emas atau perak, sepatu atau pakaian. Lima ratus tahun sebelum Yesus, Budha menggunakan perintah yang sama dalam mengangkat murid pertamanya–tiga puluh bangsawan–sebagaimana yang dilakukan Yesus di kemudian hari: ‘Mari, ikuti Aku!’ Para murid meninggalkan segala sesuatu di gurun itu dan mengikutinya, seperti Peter, Andrew, dan anak-anak laki-laki Zebedee harus mengikuti Yesus begitu lama setelah itu. Dan seperti Yesus, Budha berbicara dalam perumpamaan. Yesus sekali menggambarkan betapa butanya seseorang yang tidak bisa membimbing orang buta lainnya tanpa keduanya jatuh ke dalam parit. Dalam sebuah bacaan kecil Budha berkata: ‘Ketika orang-orang yang buta saling berpegangan berjajar, yang di depan tidak melihat apa-apa, yang di tengah tidak melihat apa-apa, dan yang di ujung belakang tidak melihat apa-apa!’ ada juga yang sama dengan perumpamaan Putra Prodigal dalam Injil penganut Budha. Perumpamaan yang lain yang diceritakan oleh Yesus disajikan bukan diantara perkataan Budha tetapi dalam tradisi Hindu praKristen dan peribahasa, termasuk kata-kata mutiara yang terkenal bahwa ketaatan dapat memindahkan gunung. Dalam hal ini Krishna memindahkan gunung Govardhana untuk melindungi penduduk dari kemurkaan dewa Indra, dan dalam Ramayana monyet dewa Hanuman membawa gunung ke Sri Lanka. Tidak ada pemikiran 140
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
seperti itu dalam tradisi Perjanjian Lama. Yang berkaitan dengan Budha adalah banyaknya keajaiban, yang sebagian sangat mirip dengan keajaiban yang diuraikan dalam Perjanjian Baru seperti yang dilakukan oleh Yesus. Budha dan muridmuridnya diundang untuk menghadiri sebuah perkawinan di kota Jambunada. Kelompok suci itu duduk untuk makan besar tetapi makanannya, bukan cepat berkurang ketika dimakan, jumlahnya justru semakin bertambah dan terus bertambah, sehingga meskipun semakin banyak tamu yang tiba disana makanan itu cukup untuk orang yang sangat banyak yang ada disana sampai akhir. Seperti Yesus, Budha dianggap sebagai punya sifat ketuhanan dan kemanusiaan. Sebelum kedatangannya di Bumi Budha hidup sebagai makhluk spiritual diantara hal-hal yang bersifat ketuhanan dalam dunia spiritual. Dari keinginannya sendiri yang bebas dia turun ke Bumi untuk memberikan manfaat pada Bumi. Seperti Kristus, kelahirannya merupakan hasil keajaiban: malaikat pembawa pesan menyatakan bahwa dia akan menjadi penyelamat, dan meramalkan kepada ibunya: ‘Semua kesenangan untukmu, Ratu Maya, bersenang dan bergembiralah, karena anak yang kamu lahirkan adalah suci!’ Setelah Simeon tua dan saleh diberitahu dia akan melihat datangnya al-Maseh, kelahiran Budha diramalkan oleh orang suci tua Asita tak lama sebelim dia meninggal, datang pada bayi yang baru dilahirkan itu, menggendongnya di tangan, dan berkata: Inilah bayi yang tiada bandingannya, sangat unggul diantara kaum laki-laki... Dia akan mencapai ketinggian terakhir dari pencerahan. Dia mengetahui kehendak tertinggi. Dialah yang akan membuat Roda Doktrin berjalan. Dia memiliki nafsu untuk memperjuangkan umat manusia. Kepercayaan yang ia temukan akan tersebar ke seluruh dunia. 141
YESUS DI INDIA
Simeon, deikian juga mengangkat bayi suci itu di tangannya dan berkata, Tuhan, sekarang izinkan pembantu-Mu berangkat ke kedamaian menurut katamu: Karena mataku telah melihat hal yang menyelamatkan, Yang telah engkau persiapkan di depan semua orang, Cahaya untuk menerangi orang yang kafir, dan keagungan orangmu Israel. (Lukas 2:29-32) Bahkan cendekiawan yang sangat hati-hati yakin bahwa perkataan itu memiliki preseden langsung dalam Budhaisme. Di sekolah, Pangeran Muda Siddhartha cukup akrab dengan semua naskah keagamaan. Dia berjalan di sebuah persimpangan pendek, dia tidak dijumpai, dan kemudian ditemukan dalam meditasi yang mendalam. Kesamaan dengan Yesus yang berumur dua belas tahun yang didapati sedang berdebat dengan para ahli Injil di Candi sementara orangtuanya telah mencarinya sungguhsungguh mereka tidak bisa dipersalahkan. Budha memulai mengajarkan kepada umum pada sekitar usia tiga puluh, usia yang mana Kristus melakukan hal yang sama. Seperti Yesus, Budha mengadakan perjalanan di seluruh pelosok negeri bersama dengan para muridnya dalam kemiskinan yang disengaja, memberikan pelajaran kepada mereka sambil menggunakan khiasan dan perumpamaan yang gambling. Seperti Yesus, Budha memiliki dua belas murid, dan pengikut pertamanya adalah dua bersaudara–lagi ini jelas sama dengan pengikut pertama Yesus. Ketika dipanggil oleh Budha, teman pertamanya duduk di bawah sebuah pohon besar, dan ketika sedang duduk di bawah pohon seperti pipa (pohon bo) Budha memperoleh pencerahan. Bagi penganut Budha pohon bo (Fieus religiosa) tetap merupakan simbol terpenting untuk pencarian pencerahan. Yesus juga pertama mencerahkan muridnya Nathanael yang duduk di bawah sebuah pohon besar. Baik Budha maupun Kristus memiliki satu murid 142
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
kesayangan dan satu murid yang menghianatinya–dan, seperti Judas Iscariot, musuh Budha Devadatta sampai pada akhir yang malang (meskipun komplotannya gagal, sedangkan Judas tidak). Sama kuatnya dengan Yesus mengkritik Pharisees, para penganut Yahudi Ortodok yang tetap tabah memegang teguh surat Hukum Mosaic, Budha mengkritik kasta pendeta para Brahmana yang kekolotan telah dikurangi pada ritual yang tidak bermakna dan peraturan yang suka mencampuri urusan orang. ‘Seperti murid yang sombong dalam perdagangan mereka masih belajar, para pendeta selamanya memperluas jaringan peraturannya dan di akar setiap skema kejahatan.’ Dari Pharisees, Yesus juga mengatakan yang sama, ‘Mereka mengikatkan diri pada beban berat dan hal yang menyedihkan terlahir, dan meletakkannya di pundak para pria itu; tetapi mereka sendiri tidak akan menggerakkannya dengan salah satu jari mereka.’ (Matius 23:4-5). Pada cara yang digunakan Budha untuk menggolongkan para Brahmana–‘Di dalam kau seperti kayu yang kasar, meskipun penampilanmu lembut’–Yesus membuka kemunafikan Pharisees: ‘Kamu seperti nisan yang diwarnai putih, yang nampak indah dari luar, tetapi di dalam penuh dengan tulang belulang orang yang mati, dan semua ketidakbersihan’ (Matius 23:27). Seperti Budha yang menolak pengorbanan berdarah yang dilakukan oleh beberapa Brahmana, Yesus menolak pengorbanan berdarah oleh orang Yahudi. Dan seperti Budha yang mencatat pikiran dangkal tentang apa yang murni dan apa yang tidak murni dan bagaimana pencucian ritual bisa atau tidak bisa mujarab, Yesus mengecam segala hal yang tidak jujur dan suka pamer. Meskipun semua berusaha mengaburkan asal ajaran Yesus yang benar, dan meskipun tekanan Injil terhadap persesuaian keras di sepanjang jalur yang berbeda, lebih dari seratus bacaan[23] dalam Perjanjian Baru bisa disebutkan yang menunjukkan bukti sumber-sumber yang berhubungan dengan tradisi yang jauh lebih tua: Budhaisme. 143
YESUS DI INDIA
Ajaran Budha dalam Ajaran Yesus Persamaan antara ajaran etika Yesus dengan ajaran Budha sangat dikenal. Keduanya melarang pembunuhan, pencurian, memberikan kesaksian palsu dan hubungan seksual yang gelap/ haram. Keduanya menyatakan dengan tegas bahwa yang lebih tua harus dihormati. Keduanya bertujuan untuk mengatasi kejahatan dengan kebaikan. Keduanya mengajarkan cinta kepada musuhnya. Keduanya menilai kedamaian pikiran dan maksud yang suka damai. Keduanya memberi nasihat melawan penimbunan harta yang siasia di atas bumi. Dan keduanya menganjurkan belas kasihan kepada korban persembahan. Kesamaannya banyak, dan beberapa naskah kedua kepercayaan itu serupa kata demi kata. Seperti Yesus, Budha menyebut dirinya ‘Putra Tuhan’, dan seperti Yesus bisa digambarkan sebagai Cahaya Dunia, sehingga Budha dinyatakan sebagai bergelar ‘Mata Dunia’ dan ‘Cahaya yang tiada Bandingannya’. Pemahaman Budha tentang dirinya sendiri dan perannya sedikit berbeda dengan pemahaman Kristus tentang asal dan tempatnya. ‘Aku tahu Tuhan dari Kerajaan Surga dan Jalan yang menuju kesana,’ kata Budha, ‘Aku mengetahuinya sebagaimana orang telah memasuiki Brahmaloka (Kerajaan Tuhan) dan telah dilahirkan disana’. Dan mereka yang percaya padaku dan mencintaiku pasti diselamatkan.’ Ini mirip dengan janji Yesus yang tercatat dalam Injil Yahya: ‘Dia yang mendengar kata-kataku, dan mempercayai dia yang mengirimku, memiliki kehidupan yang abadi, dan tidak harus mendapatkan hukuman; tetapi berada dari kematian menuju kehidupan’ (Yahya 5:24). Dan ‘Dia yang percaya padaku, meskipun dia mati, tapi dia masih hidup’ (Yahya 11:25). Budha berkata pada murid-muridnya, ‘Mereka yang punya telinga untuk mendengar, biarkan mereka mendengar.’ Dia menunjukkan keajaiban: yang sakit jadi sembuh, yang buta jadi bisa 144
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
melihat lagi, yang tuli bisa mendengar lagi, dan orang yang pincang bisa berjalan dengan leluasa. Dia melangkah menyeberangi sungai Gangga yang sedang banjir seperti Yesus menyeberangi air telaga. Dan akhirnya diberikan kepada murid-muridnya Yesus untuk dapat menunjukkan keajaiban, seperti para pendahulunya, murid-murid Budha. Pada suatu kesempatan Budha datang ke lembah sungai itu. Dari lembah yang berlawanan seorang murid yang tidak mampu menemukan perahu mulai berjalan menyeberang di atas air menuju ke arahnya, persis seperti Peter mendekati Yesus dengan berjalan di atas air. Dan dengan cara yang sama, Peter mulai tenggelam ketika keyakinannya mulai guncang, murid Budha terganggu. Peter diselamatkan dengan kata-kata yang mendukung dan lengan Yesus, dan murid Budha selamat ketika dia berusaha meraih kembali kekhusyuan dalam merenungkan sang Tuhan. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa individual itu terkejut. Budha berkata,’ keyakinanlah yang membawa kita selamat ke seberang’. Berjalan di atas air adalah konsep yang sungguh tak terdengar dari tradisi Yahudi, tetapi merupakan tema yang tersebar luas di India: lebih dari mungkin bahwa Perjanjian Baru mengangkat ide dari sana. Tetapi seperti Yesus, Budha tidak punya kendaraan dengan rancangan gaib hanya untuk melayani orang yang mengidamkan sensasi saja. Bagi seorang yoga yang telah menghabiskan dua puluh lima tahun yang penuh usaha dalam berusaha untuk memperoleh kemampuan menyeberangi sungai tanpa basah kakinya, Budha berkata ‘Sudahkan kamu benar-benar menghabiskan banyak waktu untuk hal yang kecil seperti itu? Semua yang kalian butuhkan adalah uang logam kecil, dan si tukang perahu akan mengantarmu menyeberang denagn perahunya.’ Tetapi pada tanggal berikutnya, cerita keajaiban Budha dalam tradisi Mahayana Budhaisme disesuaikan dengan status sama pentingnya dengan keajaiban Yesus dalam agama Kristen. Setiap waktu dan setiap tempat, orang telah mudah terkesan oleh 145
YESUS DI INDIA
keajaiban, tanda-tanda dan kacamata magic daripada kebenaran spiritual, khususnya ketika kebenaran spiritual sulit diambil. Ada satu cerita khusus yang mungkin menggambarkan persamaan yang paling menakjubkan dari semuanya antara naskah agama Budha yang lebih tua dengan Perjanjian Baru. Dalam pengertian Kristen ini merupakan cerita perumpamaan Mite Janda (Tengu Janda). Menurut versi Budha, ada kumpulan relijius dimana keyakinan diperlukan untuk mendapatkan bantuan keuangan. Anggota jemaah yang lebih kaya memberikan uang logam yang berharga dengan sukarela. Tetapi ada janda yang lebih miskin yang miliknya hanya berjumlah dua uang logam kecil, dan dia memberikannya dengan senang hati. Pendeta pemimpin menerima sikapnya dan secara umum menghargai dia atas hal itu, tidak mengatakan apa-apa tentang bantuan/pemberian dari orang yang lain. Bacaan yang berhubungan dalam Injil Markus menceritakannya dengan sebagai berikut: Dan Yesus duduk di atas perbendaharaan, dan melihat bagaimana orang memilih uang dalam perbendaharaan: dan banyak yang kaya memilih yang banyak. Dan datanglah seorang janda miskin, dan dia memasukkan dua tengu (uang kecil yang tak begitu bernilai). Dan dia memanggil murid-muridnya untuk mendekat, dan berkata pada mereka, sesungguhnya aku katakan pada kalian, bahwa janda miskin ini telah memilih lebih banyak, daripada mereka semua yang telah memberikan pada perbendaharaan itu: Karena semua yang mereka berikan dari kelimpahan mereka; tetapi dia memberikan dari apa yang ia ingin berikan dari semua yang ia miliki, bahkan seluruh hidupnya. (Markus 12:41-44) Terpisah dari kenyataan bahwa tema dasar dari keduanya sama 146
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
versinya, ada beberapa keterangan yang kebetulan terkemuka. Dalam kedua versi cerita itu tentang seorang janda. Keduanya membuat pemberian mereka pada kumpulan relijius bersama dengan orang-orang kaya. Keduanya memberikan semua yang mereka miliki, yaitu dua uang logam. Dan masing-masing dipuji oleh orang yang datang yang menilai pengorbanannya jauh lebih tinggi dari bantuan dari orang kaya. Yang sangat dekat adalah versi yang akan sulit untuk dipercaya bahwa yang kemudian (Kristen) didapati sungguh bebas dari pendahulunya (Budha). Persamaan antara Budhaisme dengan Kristenitas dapat dilihat tidak hanya dalam kata-kata dan perbuatan para pendirinya tetapi juga dalam aspek lain dari kedua agama itu setelah para pendirinya meninggal. Mitos dan legenda di seputar dua tokoh sentral itu segera setelah mereka meninggal, Budha dan Yesus diangkat di atas semua dewata yang kurang/lebih rendah dari mereka dan cerita tentang keajaiban berkembang dan menyebar. Dalam kedua kasus itu para murid awalnya gagal membentuk komunitas relijius yang teratur untuk kepercayaan itu, berjalan dengan kelompok yang kecil dan terpencar. Cukup cepat, perselisihan teologis pecah antar kelompok dengan latar belakang yang berbeda: antara Kristen Yahudi dan Kristen Hellenis. Dalam kedua Dewan agama itu bersidang, satu di Rajagriha, satu di Yerusalem. Dan penganut Budha Ortodoks meresmikan doktrinnya di Dewan Pataliputra (tahun 241 SM) 250 tahun setelah kematian Budha, begitu juga Gereja Kristen di Dewan Nicea (325 SM), 300 tahun setelah Yesus terakhir melihat Palestina. Pada masa Yesus hidup dan mengajar di Palestina, sekolah Mahayana Budhaisme baru saja berubah dari Hinayana yang agak berorientasi-diri. Mahayana lah yang mengubah Budhaisme menjadi agama yang universal, terbuka bagi penganut dari setiap bangsa dan latar belakangnya. Filosofi Mahayana memfokuskan pada nafsu untuk semua makhluk, seperti yang terbentuk dalam citacita Bodhisattva, sebuah konsep yang terbentuk pada abad ketiga 147
YESUS DI INDIA
SM. Bodhisattva adalah Orang yang Diterangi (diberi petunjuk) yang menangguhkan penggabungannya dengan Makhluk Universal, yang menunda masuknya ke nirwana, selama hal itu terjadi padanya untuk memimpin setiap orang dan makhluk untuk keselamatan. Keberadaan Bodhisattva di dunia memiliki tujuan tunggal membawa semua jiwa ke jalan kebebasan (moksha), jalan yang merupakan pembebasan dari lingkaran kelahiran kembali dan dari gangguan dunia dan hal-hal fisik. Semua sifat yang mencirikan Bodhisattva ditemukan pada diri Yesus, sampai ke keterangan terakhir. Yesus dengan sendirinya merupakan lambang dari ciri-ciri Bodhisattva.
Apakah Yesus Seorang Yahudi Ortodoks? Seorang Yahudi di tengah kaum Yahudi, Yesus kadangkala dianggap wakil Judaisme pada jamannya dan budaya setempat. Tetapi tak ada julukan ‘tradisional’ dan ortodoks yang bisa diperuntukkan baginya dalam pengertian keagamaan. Berkenaan terutama dengan masalah kematian, keluarga, Hukum, dan tradisi Yahudi, ada perbedaan mendasar yang membedakan pandangannya dari Judaisme Ortodoks. Tentu tidak adil mengatakan bahwa Yesus menolak semua yang paling keramat bagi budaya Yahudi tradisional! Ini khususnya kasus yang berhubungan dengan kematian dan keluarga. Dalam empat ayat yang berurutan Lukas (Lukas) melaporkan bagaimana Yesus mempertimbangkan kebebasan pribadi untuk beribadat dan cinta pada Tuhan menjadi lebih penting daripada pertama upacara penguburan yang lazim (konvensional) dan kedua tugas yang melekat dalam menjadi salah satu keluarga. Dan dia berkata kepada yang lain, Ikuti aku. Tetapi dia berkata, Tuhan, menderita aku pertama pergi dan menguburkan ayahku. 148
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Yesus berkata kepadanya, Biarkan yang mati mengubur kematiannya: tetapi pergilah kamu dan ajarkan kerajaan Tuhan. Dan yang lain juga berkata, Tuhan, aku akan mengikutimu; tetapi biarkan aku lebih dulu minta pamit pada mereka, yang ada di rumah di rumahku. Dan Yesus berkata kepadanya, tidak udah, meletakkan tangannya pada bajak, dan menoleh ke belakang, cocok untuk kerajaan Tuhan. (Lukas 9:59-62) Kapanpun ajaran dan kegiatan Yesus menyentuh masalah keluarga, mereka cenderung ‘menyinggung perasaan Yahudi’, seperti yang diutarakan sejarawan Yahudi C.G. Montefiore. [24] ‘Jika ibunya, dan istrinya, dan anak-anaknya, dan saudara laki-lakinya, dan saudara perempuannya,.....dia tidak bisa menjadi muridku’ (Lukas 14:26). ‘Dia yang mencintai ayahnya atau ibunya melebihi cintanya padaku tidak berharga bagiku’ (Matius 10:37). Khususnya bertentangan–dan tak bisa dimengerti–dengan tradisi Yahudi adalah bacaan dalam Injil Matius dimana Yesus dengan kata-kata tidak mengakui ibunya sendiri: Sementara dia belum berbicara dengan orang-orang itu, lihat, ibunya dan saudara laki-lakinya berdiri tanpa, keinginan untuk berbicara dengannya. Kemudian seseorang berkata kepadanya, Lihat, ibumu dan saudara laki-lakimu berdiri tanpa keinginan untuk berbicara denganmu. Tetapi dia menjawab dan berkata kepadanya dan memberitahunya, Siapa ibuku? Dan siapa saudara lakilakiku? Dan dia membentangkan tangannya ke depan ke arah murid-muridnya, dan berkata, lihat ibuku dan saudara lakilakiku! (Matius 12:46-49). Yesus
yang
sama
dengan
namanya
‘mengusahakan 149
YESUS DI INDIA
keluarganya’ sendiri ketika mereka ingin berbicara dengannya. Dan Matius–penulis Injil dari sudut pandang Yahudi, dari semua orang–yang mengutip Yesus sebagai membuat pernyataan yang unik untuk dunia kuno dan terutama memalukan kaum Yahudi: ‘Aku datang untuk membuat orang melawan ayahnya, dan anak perempuan melawan ibunya, dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.’ Dan dalam antisipasi aneh dari teori jaman Freud, dia menambahkan: ‘Dan musuh seseorang harus menjadi bagian dari urusan rumah tangganya’ (Matius 10:35-36). Ditinjau dari latar belakang budaya Yahudi jaman itu, perilaku seperti itu ada pada bagian Yesus–memilih ikatan keluarga dan ikatan keras yang dianggap sebagai keramat–bisa dianggap bukan sesuatu yang mengagumkan pada jaman sekarang. Jadi sikap yang sama ini persis dengan perjuangan keras Budha setelah bebas dari keinginan dan gangguan diri duniawi. Untuk bisa bebas dari penderitaan dalam kehidupan duniawi, semua kasih sayang harus dibatalkan, sebagaimana dengan budaya yang menyenangkan yang mempresentasikan rintangan/gangguan yang sama. Manusia perorangan tetap merupakan tawanan dari lingkaran kelahiran kembali selama dia tidak mampu membebaskan dirinya dari keinginan yang mementingkan diri sendiri. Yesus menemukan dirinya tetap melukai Hukum Yahudi, yang nampak baginya dalam suatu hal diuraikan dalam pengertian yang sia-sia dan kosong, dan sanggahannya yang jelas atas pentingnya Sabbath akhirnya cukup untuk membawa kepada Penyaliban. Sudahkah Yesus benar-benar bermaksud untuk membawa kehidupan yang saleh seperti yang dipahami kaum Yahudi Ortodoks jaman itu, atau bahkan menjadi seorang pendeta Yahudi, dia akan harus menikah khususnya di usia kematangannya. Tetapi Matius tidak meninggalkan keraguan sama sekali bahwa Yesus tetap membujang (19:12). Dan Yesus akan harus dikhitan/disunat, seperti yang diminta untuk semua laki-laki Yahudi sebagai tanda Perjanjian antara Yahwe-Jehovah dengan Ibrahim. [25] Hanya pria yang disunat yang 150
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
boleh ambil bagian dalam hidangan untuk memperingati Paskah Yahudi, dan tidak ada pria yang tak disunat yang diperbolehkan memasuki altar Tuhan dalam Candi. [26] Siapapun yang menolak disunat dianggap melanggar Perjanjian dan dibuang, ‘dikeluarkan dari orang-orangnya’ (Kejadian 17:14). Jadi Injil tidak menyatakan apakah Yesus disunat atau tidak. Lukas 2:21 hanya mengatakan bahwa ketika Yesus berusia delapan hari dan undang-undang sunat diberlakukan, dia disebut namanya. Tidak ada pernyataan jelas bahwa dia benar-benar disunat. Injil Thomas yang masih diragukan menghubungkan perkataan Yesus tentang penyunatan: Murid-muridnya bertanya kepadanya, ‘Penyunatan– adakah hal penting dari itu atau tidak?’ Dia menjawab, ‘Jika benar-benar penting, Bapamu dari surga akan melihatnya bahwasanya kamu lahir ke dunia telah disunat dari kandungan ibumu. Tetapi penyunatan merupakan semangat yang mungkin begitu penting.’ (Logion 53) [27] Kaum Essenes dikenal telah mengetahui penyunatan spiritual seperti itu, dan bukan untuk meminta penghilangan kulup (kulit khatan). Dalam begini paul, yang sangat menentang penyunatan sebagai persyaratan keagamaan, berusaha untuk mengesampingkan keberatan orang Kristen Yahudi dan untuk mendapatkan kewajiban yang ditegaskan oleh para rasul di Dewa Yerusalem.
Pengganti Kaum Essenes dan Nazarenes Dalam perjuangan untuk dominasi yang terjadi antara banyak kelompok-kelompok Paulinis, Gnostic dan Kristen–Yahudi selama awal abad jaman sekarang, Gereja Romawi, seperti yang diatur dalam hirarkhi dan dalam bentuk Paul, yang akhirnya muncul sebagai pemenang menyusul perubahan Kekaisaran Konstantine 151
YESUS DI INDIA
ke kristenitas pada tahun 313 Masehi. Tiga ratus tahun kemudian mendapati di bawah tekanan sebagai agama baru yang ditekan kuat dari selatan ke Asia Kecil: Islam berhasil memenangkan atas sebagian besar penduduk di wilayah itu dalam ruang waktu yang sangat singkat. Tetapi menjadi apa kelompok-kelompok yang tidak mau menyerahkan kekuasaan kepada Paus di Roma dan Kaisar di Byzantium–kaum Essenes dan Nazarenes, inti-keras Kristen Yahudi (Ebionities), Gnotics, Manicheans dan neo-Platonis?Apakah mereka hanya menghilang, terhisap tanpa jejak ke dalam Gereja Roma atau ke dalam aliran umat Islam? Sejumlah besar masyarakat dari berbagai macam suku, kaum dan golongan masih hidup hingga sekarang di antara pegunungan di Asia Kecil, Siria dan Kurdistan, yang oleh kaum Muslim ortodoks dianggap sebagai kelompok pembuat tahayyul yang berpotensi menjadi masalah, dan yang, ketika tidak disebut Shiah, maka mereka mungkin akan lebih dikenal dengan nama kolektif sebagai kaum Alawites [28] (karena sepupu dan juga menantu Nabi Muhammad, Ali, diberi kedudukan khusus di dalam kepercayaan mereka. Kaum Alawites ini meliputi misalnya, Bektashi dervishes dari Anatolia dan Nusairis dari pegunungan tepi pantai Syiria. Nama kelompok yang kemudian dianggap oleh banyak kalangan berasal dari Nazarene atau Nazorian, atau dari nama Nasara atau Nasrani yang digunakan untuk Kristen pertama di Palestina. [29] Dan ada komunitas Druse dari pegunungan Lebanon yang lebih dikena;, dan Yazidi dari Kurdistan, yang dengan hina disebut pemuja syaitan/ iblis oleh Muslim Ortodoks. Sampai orang luar jaman modern, termasuk para cendekiawan peneliti tidak mengetahui apa-apa tentang kepercayaan relijius dari kelompok-kelompok ini, semua menyatakan Muslim yang berbakti, dan semua yang mengucapkan sumpah yang mengawali dalam misteri keyakinannya kepada kerahasiaan mutlak, 152
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
menderita karena hukuman yang paling berat. Hanya yang sangat baru beberapa dari komunitas kesukuan ini, terutama beberapa kelompok di Turki, [30] membuka pintunya kepada dunia luar untuk mengungkapkan tradisi kuno dimana pemikiran Mediterranean (Laut Tengah) dan Anatolian dari jaman Klasik telah pertahankan dikombinasikan dengan pandangan Yahudi Lama, awal Kristen dan Gnostic, yang sebagian melahirkan persamaan yang tak bisa disalahkan baik dengan Essenes, Nazarenes, maupun Therapeuts, dan dengan cita-cita kehidupan relijius dan pemikiran di India. Semua sekte ini membagi komunitas itu menjadi bukan–pemula (orang awam) dan pemula (biarawan). Para biarawan diatur dalam tiga tingkatan, persis seperti biarawan Therapeuts dan kependetaan Kristen awal. Di Anatolia, para biarawan yang menjadi milik cabang bujang Golongan Bektashi tinggal di biara-biara atau sebagai tabib yang mengembara berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Para wanita juga–yang diberi mode kehidupan yang jauh lebih bebas daripada wanita Muslim–diterima ke dalam masyarakat para pemula, [31] dan diizinkan untuk turut serta dalam Jem itu, tata cara peribadatan yang paling penting, yang terjadi dalam biara atau di rumah-rumah penganut yang taat. Ini mencirikan hidangan bersama dengan roti dan anggur (sangat mirip dengan hidangan agape pada majelis Kristen pertama), sebuah pengakuan dosa di depan kependetaan, dan tarian keramat yang dilakukan dalam keadaan gembira baik oleh pria maupun wanita. Para calon pemula diperciki air oleh kedua belas saudara lakilaki Golongan itu, dan secara simbolis digantung, sebagai tanda kematian orang yang sudah tua dan kebangkitan yang baru. Kaum Alawites dari Iran Barat dikenal sebagai Ahl-e Haqq (orang-orang dari kebenaran) bahkan memimpin pada pemula ke sumber mata air dimana dia kemudian dibenamkan. [32] Ajaran filosofis dari komunitas ini sangat mengingatkan 153
YESUS DI INDIA
kepada tradisi India. Alam semesta menjalani putaran formasi/ pembentukan dan dissolusi/pembubaran yang tak ada akhirnya, yang disebut putaran hidup. Dari keadaan pokok yang disebut Haqq (Kebenaran) berkaitan dengan keadaan dasar dari segala hal–bisa dibandingkan dengan Brahmana Hindu, shunyata pada Mahayana, dan Tao di Cina–berasal satu Dewata dalam tiga Orang, yang pada gilirannya membawa Logos atau Kecerdasan-Dunia, yang dibuat berinkarnasi pada tiga laki-laki pada tiap usia untuk menunjukkan kepada mereka jalan ke Pencerahan. Terutama contoh-contoh rujukan dari dewa yang berinkarnasi seperti itu adalah Ali dan, khususnya, Yesus. Tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai Pencerahan dan melewati lingkaran kelahiran kembali, jadi untuk menjadi ‘orang sempurna’ (insan-i-kamili), sebuah cerminan atau gambaran Tuhan, seperti Ali atau Yesus. [33] Seorang antropolog dari Luxemburg yang telah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari orang-orang suku Kurdi di Anatolia timur bercerita pada saya bahwa banyak legenda terus berputar tentang tempat tinggal Yesus di tempat yang sekarang di sebelah Tenggara Turki setelah Kebangkitan. Menurut dongeng rakyat Persia, dia tinggal di kota Nisibis, di dekat Edessa, sekarang disebut Nusyabin dan di perbatasan Turki dengan Syiria. Cendekiawan lain mencatat tradisi di tengah kaum Alawites Anatolia bahwa Yesus bertahan dari Penyaliban, dirawat kembali sehat oleh para muridnya, dan kemudian selamanya meninggalkan daerah itu yang ada di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi. [34] Tanah di utara, barat, dan selatan semuanya ada di tangan Romawi, jadi Yesus hanya bisa pindah ke timur. Kebanyakan penulis percaya bahwa komunitas kesukuan ini merupakan keturunan langsung dari kaum Essenes dan Nazarenes yang setelah jaman Kristus bergabung dengan kaum Kristen Yahudi melawan kelompok Hellenis-nya Paul yang dominan, dan yang ingin bertahan di bawah aturan Islam, belakangan dianggap samaran sekte Islam. 154
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT
Ada banyak hal yang saling berhubungan pada hal-hal yang telah disebutkan. Semua kelompok merayakan festival Kristen, misalnya, dan khususnya Paskah. Mengacu pada Yesus, mereka juga menghargai Yahya Pembaptis dan Peter dengan penghormatan tertentu, tetapi tidak sama sekali untuk Paul. Mereka sangat percaya pada Injil Matius (Mathius) dan Yahya, tetapi memperlakukan Injil Lukas Yunani (Hellenis) dengan sesuatu yang mendekati penghinaan. Apa yang bahkan lebih menarik, mungkin, adalah bahwa sukusuku ini mendiami wilayah dimana komunitas Kristen asli tinggal. Kaum Alawites dan Turki, misalnya menduduki wilayah yang pernah menjadi rumah Galati–orang-orang yang dikirimi surat berasal dari Perjanjian Baru ditujukan kepada Paul. Pasti sangat mungkin bahwa komunitas terpencil ini yang hidup di daerah pegunungan yang tidak bisa dimasuki mungkin telah mempertahankan doktrin Kristen asli dalam bentuk yang kurang tercampuri daripada Gereja Roma dengan semua Kaisarnya, Pausnya dan Kardinalnya. [35]
155
156
Bab Enam RAHASIA YESUS Orang yang Bagaimanakah Ini? Usaha menekan dengan mengemukakan bukti-bukti terhadap tokoh historis Yesus Kristus agak mirip usaha ahli fisika untuk membuktikan keberadaan partikel atom dan untuk menentukan isinya. Partikel itu sendiri tidak bisa ditelusuri dengan alat optik langsung, tetapi melalui sejumlah eksperimen memungkinkan untuk mencatat jejak partikel yang lebih besar dengan mana partikel itu bertabrakan, dan dengan mengikuti jejak ini kembali ke sumbernya, untuk menghitung kekuatan yang terlibat dalam tabrakan itu. Partikel sub-atom yang tak terlihat akhirnya diuraikan dengan efeknya. Dalam hal Yesus, ada dua faktor tambahan yang membuat tugas itu lebih sulit. Pertama adalah bahwa Gereja Kristen sebenarnya telah merusak semua bukti yang mungkin digunakan untuk menyusun kembali peristiwa-peristiwa yang sejarah pribadi Yesus. Yang kedua adalah bahwa Yesus sendiri dipaksa mempertahankan rahasianya (rahasia siapa hak dia sebenarnya) selama hidupnya, untuk menghindar dari cengkeraman musuh-musuhnya sebanyak yang ia bisa. Yesus si orang itu tertutup oleh kerudung misteri dari kerahasiaan. Awan menggelapkan menggantung di atas peristiwaperistiwa kehidupan pribadinya, meninggalkan terlalu banyak jangkauan spekulasi. 157
YESUS DI INDIA
Begitu banyak kedwiartian hanya membuat kebingungan akhir dan lengkap. Gagasan kami tentang sikap dan kepribadian Yesus Kristus tidak begitu banyak didasarkan pada biografi yang terdokumentasikan dan bukti sejarah seperti pada kebenaran yang melebihi sejarah sementara dilewatkan melalui sejarah. Kami tidak terelakkan muncul melawan batas apa yang nampak alami dan bisa dipahami. Semua pertanyaan kami akhirnya berkurang tinggal satu, pertanyaan sentral–pertanyaan yang benar-benar diajukan oleh orang-orang sebaya dengan Yesus: ‘Orang macam apakah ini?’ (Markus 4:41). Bisa ada persepsi tentang Yesus yang berbeda harus dianggap terbentuk dari sifat orang historis itu–keseimbangan yang luar biasa dan dijaga dengan sangat berhati-hati antara keterbukaan dengan kerahasiaan. Peringatan Yesus kepada orang lain untuk tetap diam tentang dirinya, ketidakmampuan bahkan dari muridmuridnya sendiri untuk memahaminya, dan kenyataan bahwa apa yang sebenarnya dikatakan oleh Putra Tuhan sangat cepat berlalu, semua telah memainkan peran dalam hal ini. Murid-murid yang sama yang telah menghabiskan hidupnya menyertai sang Tuan/Guru tidak mampu memahaminya dengan benar dan tidak pula mampu menghargai tentang apa dia itu. Dia nampak aneh dan membingungkan, dan dia jelas tidak terlalu peduli dengan berkurangnya aspek yang tidak jelas ini pada kehidupan publik. Bahkan para murid sangat terikat untuk diam. Setelah pernyataan pembukuan rahasia, Yesus memerintah mereka bahwa mereka harus tidak memberitahu siapapun tentang dia (Markus 8:30), dan ketika turun dari gunung menyusul Transfigurasi, dia ‘memerintahkan mereka bahwa mereka harus tidak memberitahukan kepada siapapun apa-apa yang telah mereka lihat’ (Markus 9:9). Ada pelarangan yang sama terhadap kerahasiaan ketika Yesus menyembuhkan orang. Lagi-lagi Yesus melarang mereka yang disembuhkan untuk menyebarkan berita tentang peristiwa itu. Dia 158
RAHASIA YESUS
mengirimkan penderita penyakit kusta yang ia sembuhkan dengan kata-kata, ‘Lihat kamu tidak berkata apa-apa kepada siapapun’ (Markus 1:43). Dan kepada mereka yang hadir pada penyadaran anak perempuan Jarius ‘Dia memerintahkan dengan tegas bahwa tak seorangpun boleh tahu tentang hal itu’ (Markus 5:43). Yesus mengirimkan pulang orang Bethsaida yang penglihatannya telah ia kembalikan, dengan perintah ‘Jangan pergi ke kota atau menceritakan ini kepada seseorang di kota itu’ (Markus 7:26). Di samping semua ini, keajaiban tidak bisa disimpan sebagai rahasia dan segera menjadi pengetahuan yang sangat umum. Akibatnya setelah menyembuhkan orang yang tuli dan bisu, misalnya, ‘dia memerintahkan mereka bahwa mereka harus tidak memberitahu siapapun: tetapi semakin dia memerintah mereka, semakin banyak mereka mengumumkannya’ (Markus 7:36). Bahkan Yesus menyuruh iblis/syaitan yang mengenalnya sebagai Orang Suci Tuhan (bandingkan Markus 1:24; 5:7). Dia ‘menderita bukan syaitan untuk berbicara, karena mereka mengetahuinya’ (Markus 1:34). ‘Dan jiwa yang tidak bersih, ketika mereka melihatnya, jatuh di hadapannya, dan menjerit, mengatakan, Engkau adalah Putra Tuhan. Dan dia segera memerintah mereka bahwa mereka harus tidak membuat dia diketahui’ (Markus 3:11-12). Dengan cara ini, kemudian para murid, mereka yang disembuhkan, dan jiwa yang tidak bersih dan para syaitan semuanya dilarang untuk mempublikasikan tindakannya–sungguh, mereka diberi perintah resmi umumnya untuk menyimpan diam tentang dirinya. ‘Dan dia tidak akan bahwa ada seseorang yang harus mengetahuinya [diakah]’ (Markus 7:24; 9:30). Perintah itu jelas juga diberlakukan pada para murid. Nampak telah ada jurang pemisah intelektual yang besar antara Yesus dan para muridnya, yang hanya tidak mampu memahaminya sama sekali. Ini terutama terbukti dalam pernyataan Yesus tentang kejengkelan karena mereka benar-benar kurang paham. Di atas 159
YESUS DI INDIA
kapal dilontarkan ke telaga oleh badai, munculah kata-kata yang keras/buruk ‘Mengapa kalian begitu takut? Bagaimana kalian tidak punya keyakinan?’ (Markus 4:40). Dan menyusul keajaiban papan roti, ‘Mengapa alasanmu, karena kalian tak punya roti? Belum kalian merasa belum juga kalian mengerti? Apakah hatimu sudah mengeras (membatu)? Punya mata kalian lihat tidak? Dan punya telinga kalian dengar atau tidak? Dan tidakkah kalian ingat? (Markus 8:17-18). Dan terakhir, ‘Bagaimana kalian tidak mengerti [bahkan sekarang]? (Markus 8:21). Ketika usaha para murid untuk mengobati seorang anak laki-laki yang memiliki ‘jiwa dungu’ berubah menjadi tidak berhasil, Yesus menegur mereka dengan kata-kata, ‘Oh generasi yang tak berkeyakinan, berapa lama aku harus bersama kalian? Berapa lama aku harus menderita karenamu? Bawa dia kepadaku’ (Markus 9:19). Yang kedua dari dua pertanyaan itu mungkin ditafsirkan sebagai mengimplikasikan bahwa Yesus selalu menginginkan misinya di Palestina terbatas lamanya, dan bahwa dia dapat melihat mendekati saat kembalinya segera ke India. Lingkungan di sekitar tempat masuk publik terakhirnya ke Yerusalem juga merupakan teka-teki. Mengapa harus anak lakilaki orang awam ini yang disambut dengan perayaan semacam itu di kota tsb. jika dia sedang menggergaji papan di toko pekerjaan kayu milik ayahnya semua masa dewasanya sampai usia ketiga puluhnya, dan bisakah orang asing diantara penduduk setempat? Penerimaan yang antusias oleh penduduk Palestina menunjukkan bahwa dia telah kembali setelah ketidakhadiran yang panjang dari tempat yang jauh, dengan ajaran asing dan baru, dan dengan kekuatan supranatural seperti kemampuan untuk menunjukkan keajaiban dan menyembuhkan orang sakit. Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang Nazarene Pembaptis, Yahya, dalam cahaya baru: ‘Apakah kamu adalah dia yang harus datang, atau apakah kita harus mencari yang lain?’ (Matius 11:3). 160
RAHASIA YESUS
Reinkarnasi dalam Perjanjian Baru Menurut statistik pendapat publik yang dikumpulkan dalam penelitian oleh organisasi Gallup, sejumlah 23 persen Orang Amerika Utara pada tahun 1980-1981, dan sekitar 21 persen orang Eropa di tahun 1983, percaya pada doktrin reinkarnasi. [1] Reinkarnasi dialamatkan pada beberapa jaman yang khusus dalam Perjanjian Baru, meskipun referensi semacam itu paling sering diabaikan atau mungkin disalah mengerti. Percaya pada reinkarnasi adalah hal yang berhubungan dengan komunitas Kristen awal, sampai ini menjadi korban kesalahan sejarah yang dilakukan oleh Dewan Gereja Konstantinopel di tahun 533 Masehi. Dinyatakan berhubungan dengan bid’ah, ini tetap dilarang dari doktrin ‘Kristen’ sampai sekarang. Pendapat tentang kelahiran kembali disebarluaskan ke seluruh dunia jaman purbakala Graeco-Romawi. Filosof besar dan ahli matematika Yunani, Pythagoras (sekitar 570-196 SM), sejaman dengan Budha, adalah seorang penganut kuat dalam transmigrasi jiwa, dan ada sedikit legenda yang menceritakan tentang perjalanannya ke India. [2] Plato (427-374 SM) juga seorang murid reinkarnasi, dan kelahiran kembali juga memainkan peran sentral dalam filosofi Stoics (orang yang pandai menahan hawa nafsunya). Penyair Romawi, Virgil dan Plutarch, sejaman dengan Yesus, percaya bahwa jiwa orang yang bagaimanapun terikat pada dunia fisik daging akan dilahirkan kembali dalam tubuh baru ketika tubuh yang tua meninggal. Di Afrika Utara kuno, di Asia Kecil dan Timur Tengah, dari Anatolia dan Mesir sampai Persia, dugaan/pemikiran tentang transmigrasi jiwa dan kelahiran kembali diterima sebagai hal yang benar. Perjanjian Lama berisi contoh-contoh yang jelas dari kepercayaan pada kelahiran kembali jiwa dalam tubuh lainnya. Menurut Psalms 90:3, Tuhan ‘mengubah manusia ke 161
YESUS DI INDIA
kerusakan; dan berkata, Kembalilah kamu pada anak manusia’. Friedrich Weinreb bahkan menafsirkan bacaan dalam Buku Jonah seperti menguraikan reinkarnasi regresif dalam ternak, dan juga menceritakan reinkarnasi Nimrod. Weinreb menjelaskan konsep Yahudi tentang Jiwa–Tuhan nshamah, kebaikan dan jiwa yang sempurna yang sama dengan semua manusia, aspek-aspek khusus tertentu yang dari waktu ke waktu menjadikan kemunculan. [3] Menjelang tahun 30 Masehi, kaum Yahudi sangat mirip dengan doktrin transmigrasi jiwa, yang mereka sebut Gilgal (Roda, Putaran). Seperti Jerome, Doktor Gereja, melaporkan, doktrin Gilagal adalah pengetahuan umum diantara kaum Kristen awal. Di bawah judul ‘Reinkarnasi dalam Talmud Yahudi’, buku Meyer yang berjudul konversationslexikon–ensiklopedi Jerman yang baku terbit tahun 1907 menyatakan: Orang Yahudi jaman Kristus memegang kepercayaan terhadap transmigrasi jiwa. Penulis Talmud menerimanya sebagai hal yang benar bahwa Tuhan telah menciptakan jumlah yang jelas jiwa orang Yahudi yang akan terus kembali keberadaannya di dunia selama ada orang Yahudi, jika kadang dalam bentuk binatang untuk mengajarkan sebuah pelajaran kepada suatu jiwa. Tetapi semua akan dimurnikan pada Hari Akhir, dan bangkit dalam tubuh yang benar di Tanah Yang Dijanjikan. (Konversationalslexicon vol. 18, hal 263). Perjanjian Lama berakhir dengan sebuah kenabian (dibuat sekitar tahun 870 SM) yang mengumumkan reinkarnasi Elijah: ‘Lihatlah, Aku akan mengirimkan kepadamu Elijah nabi sebelum datangnya hari yang besar dan mengerikan dari Tuhan’ (Matius 4:5). Hampir sembilan abad kemudian, seorang malaikat menampakkan diri kepala Zacharias dan memberitahukan kelahiran seorang laki-laki: 162
RAHASIA YESUS
Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, Jangan takut, Zacharias: karena doamu didengar, dan istrimu Elisabeth akan melahirkan anak laki-lakimu, dan kamu harus memberinya nama Yahya. Dan kamu harus merasakan senang dan kegembiraan; dan banyak (!) yang gembira pada kelahirannya. Karena dia harus besar dalam pandangan Tuhan, dan harus tidak meminum anggur atau minuman yang kuat (memabukkan), dan dia harus diisi dengan Hantu Suci, bahkan dari kandungan ibunya. Dan banyak anak-anak Israel yang harus dia kembalikan kepada Yesus Kristus Tuhannya. Dan dia harus pergi mendahuluinya dalam jiwa dan kekuatan Elias [Elias adalah versi Yunani untuk Elijah dalam bahasa Yahudi], untuk mengembalikan hati para ayah kepada anak-anak..... (Lukas 1:13-17). Yesus sendiri kemudian menyatakan bahwa Yahya Pembaptis adalah Elijah/Elias: Karena ini adalah dia, dari siapa ini ditulis, Lihatlah, Aku kirimkan pembawa beritaku di depanmu, yang harus mempersiapkan jalanmu sebelum kamu. Sesungguhnya aku katakan padamu, Diantara mereka yang lahir dari wanita ada yang belum naik lebih tinggi daripada Yahya Pembaptis: meskipun dia setidaknya dalam kerajaan surga lebih besar daripada dia.... Untuk semua nabi dan hukum yang diramalkan sampai Yahya. Dan jika mereka menerimanya, inilah Elias, yang datang untuknya. (Matius 11:10-11; 13-14) Menurut Yahya 1:21, ketika ditanya oleh para biarawan dan Levites, sang Pembaptis menjawab bahwa dia bukan Elias. 163
YESUS DI INDIA
Mengesampingkan adanya spekulasi tentang apa yang merupakan alasan kuat untuk jawaban negatif seperti itu oleh Yahya Pembaptis atas apakah dia Elijah/Elias atau bukan, hal yang terpenting tentang hal itu adalah bahwa kekuasaan relijius terbukti dianggap cukup mungkin bahwa dia benar-benar inkarnasi baru dari Elijah/Elias. Kami diberitahu bagaimana Yahya Pembaptis menghabiskan masa mudanya–yaitu, dimana dia dididik. Hanya ada satu kalimat ringkas dalam Lukas: ‘Dan anak itu tumbuh, dan bertambah besar jiwanya, dan ada di gurun sampai hari kemunculannya ke Israel’ (Lukas 1:80). Oleh karena itu, bukan tidak mungkin bahwa Yahya juga dikenal sebagai reinkarnasi jiwa suci tertentu, dan mungkin diberi pelatihan kebiarawanan langsung jauh di India. Jika ini masalahnya, ‘menyiapkan jalan kepada Tuhan’ akan memiliki arti yang melebihi arti kias. Pada kesempatan lain, Yesus bertanya kepada murid-muridnya: ‘Siapakah orang yang mengatakan bahwa Aku Putra Tuhan? Dan mereka berkata, Beberapa orang mengatakan bahwa Engkau adalah Yahya Pembaptis: beberapa mengatakan Engkau Elias; dan yang lain, mengatakan Jeremias, atau salah satu dari para nabi. Dia berkata kepada mereka, Tetapi siapa mengatakan padamu itu saya? Dan Simon Peter menjawab dan berkata, Engkau adalah Kristus, Putra Tuhan yang hidup’ (Matius 16:13-16). Dan para murid bertanya kepada Yesus, ‘Mengapa lalu ahli menulis mengatakan bahwa Elias harus datang lebih dahulu? Dan Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, Elias benar-benar harus datang lebih dahulu, dan mengembalikan segala hal. Tetapi aku katakan kepadamu, bahwa Elias telah datang, dan mereka mengetahuinya atau tidak, tetapi telah melakukan apapun pada mereka yang mereka daftar. Mungkin juga Putra Tuhan menderita atas mereka. Kemudian para murid mengerti bahwa dia berbicara kepada mereka tentang Yahya Pembaptis’ (Matius 17:10-13). 164
RAHASIA YESUS
Menurut Injil, Yesus sendiri menjelaskan bahwa jiwa Elijah/Elias telah lahir kembali dalam bentuk manusia sebagai Yahya. Elijah/ Elias berusaha untuk membantu perkembangan monotheisme di istana kerajaan, dan mengajarkan bahwa Tuhan tidak mewujudkan dirinya dalam bentuk api dan kerusakan tetapi dalam ‘suara kecil yang tenang’–yaitu dalam ketenangan yang tafakur dan sabar. Elijah pertama mengenakan pakaian buruk seorang biarawan yang berkelana, terjaga dengan ajaib, dan diizinkan untuk melipatgandakan jumlah makanan dan menghidupkan yang mati. Dia berbicara sebagai seorang ‘pembawa pesan’ dan menarik banyak pengikut. Akhirnya, dia menghilang dengan cara yang sangat misterius (naik ke surga dalam angin puyuh) sehingga ia dicari oleh lima puluh orang selama tiga hari tapi tidak diketemukan. Para pengikut Yesus mengetahui bahwa Yesus adalah reinkarnasi, tetapi masih tidak yakin tentang identitasnya dan memberikan beberapa saran. Yesus sendiri tidak memberikan jawaban langsung untuk berspekulasi, tetapi dia menjelaskan pendapat para murid secara tidak langsung dengan mendorong penyelidikan mereka: ‘Tetapi aku kalian katakan siapa? Ada juga uraian yang signifikan dalam Perjanjian Baru (Matius 14:1-2); 16:1314; Markus 6:14-16; Lukas 9:7-9) tentang dugaan berbagai orang, termasuk Herod, Yesus mungkin reinkarnasi dari jiwa siapa. Semua bacaan ini jelas membuktikan bahwa reinkarnasi adalah keyakinan yang tersebar luas saat itu. Menurut Josephus, Pharisees percaya pada ‘kekuatan.....mereka yang kembali ke kehidupan’, dan bahwa jiwa yang baik pindah ke tubuh lainnya. [5] Dalam cerita Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, para murid bertanya, ‘Guru, siapa yang berdosa, orang ini atau orangtuanya, sehingga dia terlahir buta?’ Pikiran bahwa seseorang bisa dilahirkan buta karena dosa yang dilakukan sebelumnya membawa implikasi suatu kehidupan yang hidup sebelumnya dan kelahiran berikutnya. Implikasi lebih lanjut dan simultan yang menjadi pertanyaan adalah konsep karma yang agung (istilah 165
YESUS DI INDIA
Sansekerta untuk ‘tindakan’ atau ‘penyebab’), dengan mana tindakan dilakukan dalam satu kehidupan mempengaruhi kondisi dan lingkungan kehidupan berikutnya. Lagi, konsep reinkarnasi terbukti dalam bab ketiga Injil Yahya. Ketika Yesus bertemu Pharisee Nicodemus, dia menyapa ‘penguasa Yahudi’ ini dengan kata-kata: ‘Sesungguhnya, sesunggunya, Aku katakan padamu, Kecuali seorang laki-laki lahir kembali, dia tidak bisa melihat kerajaan Tuhan.’ Nicodemus menjawab: ‘Bagaimana seseorang dilahirkan ketika dia sudah tua? Bisakah dia masuk dua kali ke dalam kandungan Ibunya, dan lahir? Yesus menjawab, Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku katakan padamu, Kecuali seseorang lahir dari air dan Jiwa, dia tidak bisa masuk ke Kerajaan Tuhan’ (Yahya 3:3-5). Rujukan paling jelas dalam Perjanjian Baru pada reinkarnasi ditemukan dalam Surat James (3:6 yang dikutip disini dalam versi Injil Yerusalem), dimana dikatakan bahwa lidah adalah sebuah dunia kejam: ini menyerang seluruh tubuh; menangkap sendiri api dari neraka, menyalakan api untuk seluruh roda ciptaan’. Terjemahan frase terakhir yang nampak dalam Injil Inggris adalah ‘rangkaian alam raya’, ‘roda keberadaan kita’, atau pernyataan samar yang menyimpangkan pengertian kata-kata Yunani asli yang secara harfiah berarti ‘lingkaran makhluk’, ‘lingkaran kehidupan’, dan ‘kehidupan’ adalah kejadian, yang berhubungan dengan kata kerja ‘menjadi makhluk’, ‘dilahirkan’–jadi sangat berkaitan dengan doktrin India tentang roda kelahiran kembali (samsara chakra), yang tersusun dalam nyala api seperti ‘lingkaran makhluk’ dalam Surat James. Kebanyakan ahli teologi menafsirkan bacaan naskah ini sebagai ‘menunjukkan pengaruh Gnostic’, dan doktrin yang dikemukakan oleh Gnostics–atau semua Gereja Kristen, umat dan yang berkuasa yang kita yakini–bukan hanya non-Kristen tetapi secara mendasar bertentangan dengan ajaran Yesus...
166
RAHASIA YESUS
Kristenitas dan Gnostics Dalam tulisan teologis awal Gereja Kristen, dan dalam dokumen lain yang sejaman, ada banyak contoh hubungan antara pemikiran Kristen dengan India pada abad pertama Masehi. Banyak referensi ada di tangan tentang Bapa Gereja saja itu mungkin sekarang ditafsirkan sebagai menunjukkan doktrin reinkarnasi, meskipun semua sastra yang merusak berlanjut kemudian.[6] Eusebius, penulis pertama sejarah Gereja, memberitahu kita tentang Pantainos– pendiri sekolah teologi yang terkenal di Alexandria–telah tinggal di India sebelum memulai bekerja sebagai ahli ilmu agama (teologi)[7]. Perdagangan antara Kekaisaran Roma dan India yang berlangsung selama abad pertama jaman kita, dan pusat perdagangan ini adalah kota Alexandria. Sejalan dengan barangbarang perdagangan, pemikiran India juga menemukan jalannya ke Alexandria, sehingga mendahului pemikiran politis dan relijius setempat. Pada waktu itu Kristenitas belum menjadi monolitik dan Gereja yang bertingkat tinggi kemudian; ini terbentuk dari banyak kelompok individual, yang masing-masing menggabungkan diri dengan berbagai sekolah filsafat, dan banyak dari mereka bergabung dengan sekolah yang akhirnya menjadi berkelompok dengan tanpa upacara dalam deskripsi ‘Gnostics’. Kebanyakan doktrin Gnostics kemudian diartikan sebagai bid’ah/klenik oleh Dewan Gereja, tetapi beberapa sekte masih bertahan sampai Jaman Pertengahan, sampai pengikut terakhirnya (Cathars, Albigensians dan Bogomils) secara brutal dibasmi oleh Gereja Roma yang otokratik. Yang umum dari kelompok Gnostics ini adalah kepercayaannya yang tinggi pada Yesus dari reinkarnasi. Banyak sumber yang dipelajari telah berpendapat bahwa umat Kristen yang sangat awal dan Gnostics asalnya merupakan bagian dari gerakan yang sama, dan bahwa antagonisme yang dirayakan antara kedua kelompok itu merupakan pemalsuan sejarah pada bagian pemimpin gereja [8] jauh di kemudian hari. Pendapat ini 167
YESUS DI INDIA
belum pernah secara meyakinkan disangkal. Sungguh, sejumlah komentator bahkan percaya bahwa ada koloni penganut Budha di Alexandria pada waktu itu. [9] Apakah ada atau tidak; pada tingkat yang sangat awal, tetap merupakan fakta yang tak bisa ditentang bahwa pada abad kedua Masehi utusan dari biarawan penganut Budha dari Mesir ikut ambil bagian dalam konferensi agama Budha yang utama di Sri Lanka. Para pengikut Budha di Alexandria selama dekade itu salah satu sisi kelahiran Yesus, jika ada, tentunya tidak menyebut diri mereka penganut agama Budha. Namun mereka mungkin telah menggunakan nama yang diambil oleh saudara mereka di India: pengikut Dharma (Hukum universal dan ajaran Budha). Di Yunani kata Dharma diterjemahkan sebagai Logos, ‘Kata’, dan melekat pada ajaran ini dapat diuraikan sebagai Ahli Logika. Satu kelompok Gnostics sebenarnya dikenal sebagai Ahli Logika. Pendahuluan yang terkenal dari Injil Yahya–‘Pada permulaan adalah Dunia...’–jadi memiliki bentuk sastra yang sama sekali tidak seperti kutipan dari Injil pengikut Budha, ‘Esesni [dari segala sesuatu] adalah Dharma....’ khususnya dalam kata Yunani yang digunakan untuk ‘permulaan’, arche, bisa punya arti lain, terutama ‘asli’, ‘prinsip’ dan ‘misteri’, dan bahwa bentuk Yunani yang tidak sempurna dari kata kerja ‘to be (menjadi)’–diterjemahkan sebagai ‘was (adalah)’–menunjukkan keberlanjutan tindakan itu sampai sekarang. Sumber yang paling keramat dalam Budhaisme adalah trinitas yang menggambarkan Budha, Dharma, dan Shanga. Teologi Kristen memiliki Trinitas Suci dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dari mana Putra, Orang kedua, disamakan dengan Logos (untuk mengatakan Dharma), dan Orang ketiga, Roh Kudus, aktif dalam komunitas orang-orang yang beriman (Shanga). Konsep Trinitas Suci, Dewa dalam tiga Orang atau manifestasi/ perwujudan, telah ada dalam doktrin keagamaan sejak awal 168
RAHASIA YESUS
sejarah, dari Mesir sampai Asia Timur. Dalam hal inilah bahwa orang Mesir kuno dari dinasti awal memahami trinitas pokoknya dari dewa matahari, ibu bumi dan (gabungan) anak matahari di atas bumi. Persamaan di Cina adalah Trinitas Surga, Bumi dan umat manusia yang disempurnakan (direpresentasikan sebagaai Kaisar, Putra dari Surga). Trimurti Hindu; Brahma, Wisnu, dan Siwa, meskipun nampak telah berkembang seperti itu hanya selama jaman pertengahan, ini berakar dari gagasan yang lebih tua tentang Ketiganya. Dalam filosofi Vedic, inti dari Hindunisme modern, Tuhan atau Dewa diuraikan sebagai Sat (‘Eksistensi’ diucapkan ‘saht’), Chit (‘Kesadaran’) dan Ananda (‘Keberkahan’), tiga hal yang jelas sama dengan Orang dalam Trinitas Kristen. Pemikiran Gnostics ditemukan pada awal Kristenitas, dan terutama dalam surat Paul–khususnya dalam surat kepada Ephesians (yang tak dapat disangkal mungkin bukan Paul)–dan dalam Injil Yahya. Karena hampir semua tulisan yang berhubungan dengan bid’ah dihancurkan oleh Gereja, hampir tidak ada naskah yang asli yang menguraikan kepercayaan Gnostics yang masih ada. Sedikit yang tersisa termasuk Pistis Sophia (Yunani: ‘Kepercayaan Kebijaksanaan’), Buku tentang Jeu dan perpustakaan Coptic di Nag Hammadi dari abad keempat Masehi, yang terungkap tahun 1945 dengan penemuan yang jauh mirip dengan Gulungan Laut Mati. Meskipun ada penolakan yang panjang tentang adanya hubungan antara Kristen awal dengan Gnostics oleh sumbersumber sejarah dari Gereja Kristen, ini tetap merupakan fakta yang tidak bisa diubah bahwa sejumlah konsep teologis yang menjadi bagian doktrin ortodoks Gereja Roma sebenarnya berasal dari perbatasan wilayah budaya Gnostics di Alexandria, dimana teolog Kristen besar yang pertama, Clement (sekitar tahun 150-214) dan Origen (sekitar 185-254) tinggal dan bekerja. Telah dibuktikan bahwa Clement dari Alexandria akrab tidak hanya dengan budaya spiritual India, tetapi bahkan dengan ajaran Budha.[10] Pemahamannya tentang transmigrasi jiwa berbicara sendiri: 169
YESUS DI INDIA
Jadi kami ada sebelum fondasi dunia, kamu yang telah ada bahkan sebelum seluruh makhluk dalam Tuhan; kami makhluk/ciptaan yang diberi pengetahuan Logo kebajikan, melalui kamu yang paling kuno… [11] Karena setiap kelahiran mengikuti yang sebelumnya, kami dibawa dalam kemajuan bertahap kepada Keabadian. [12] Murid Clement dan penggantinya adalah Origen, pendiri teologi Kristen yang sistematis, yang gurunya adalah orang misterius bernama Ammonius Sakkas, atau Ammonius the Saka. Sakas adalah orang dari India utara, dan yang mendahului Ammonius India dibalik keraguan, tetapi banyak sumber sekarang percaya bahwa julukan Sakkas tidak berarti ‘the Saka’, tetapi lebih mungkin mengacu pada Sakya atau Sakyamuni–kenyataan bahwa Ammonius adalah seorang biarawan Budha. [13] Jika begitu adanya, maka teolog yang paling penting dari awal Kristen setelah Agustine adalah murid biarawan Budha dari India, dan banyak gambaran dan kiasan yang ia gunakan dalam karya teoya harus dipandang sebagai diambil langsung dari Budhaisme. Sayangnya hanya potongan tulisan Origen yang masih ada. Kebanyakan naskahnya dihancurkan sama sekali karena dia dipersiapkan untuk menunjukkan toleransi yang besar terhadap orang yang berbeda pandangan, dan khususnya karena keyakinannya terhadap reinkarnasi. Yang tersisa adalah karya/ buku De Principles, sebuah usaha dengan penyajian yang sistematis tentang ajaran Kristen (dalam terjemahan Latin oleh Rufinus dari Aquilea), risalatnya Contra Celsum, dan sebuah ‘Komentar tentang Matius’. Dua bacaan dari tulisannya cukup untuk menunjukkan kepercayaannya pada keberadaan jiwa sebelum lahir, dan pengaruh tindakan yang dilakukan sebelumnya: Setiap 170
jiwa…memasuki
dunia
ini
diperkuat
oleh
RAHASIA YESUS
kemenangan atau diperlemah oleh penghalang kehidupan sebelumnya. Tempatnya di dunia ini….ditentukan oleh apa yang diperoleh atau yang dibuang lebih dahulu. [14] Apakah ini tidak membuat pengertian mutlah bahwa setiap jiwa….dibimbing masuk ke tubuh, dan ini sesuai dengan perbuatan yang dilakukan sebelumnya?.... Jiwa ini menggunakan satu tubuh untuk jangka waktu tertentu…., tetapi saat berubah, tubuh itu menjadi kurang sesuai dengannya dan kemudian menggantinya dengan tubuh yang lain. [15] Pernyataan yang serupa dibuat teolog Kristen di masa sebelum Dewa Konstantinopel di tahun 533, Gregory dari Nyssa (sekitar 334391) adalah salah satunya: Jiwa perlu menjalani semacam proses penyembuhan untuk menjadi bersih dari kotoran/noda yang disebabkan oleh dosa. Dalam kehidupan sekarang, kebaikan adalah pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan luka ini. Jika tetap tak sembuh dalam kehidupan sekarang, maka pengobatan penyembuhan dilanjutkan dalam kehidupan yang akan datang. [16]
Laknat Justinian Hampir setiap sejarawan Kristen telah mengemukakan pandangan bahwa doktrin reinkarnasi dinyatakan sebagai bid’ah atau klenik oleh pernyataan resmi di Dewan Konstantinopel pada tahun 533. Tetapi sebuah pandangan yang lebih dekat pada lingkungan sebenarnya mengungkapkan bahwa sebuah pemikiran tentang pernyataan resmi oleh Dewan itu tidak berdasarkan penyelidikan. Doktrin reinkarnasi adalah kenyataan yang dipikirkan oleh tidak lebih dari sekedar veto Kaisar Justinian, dan pengharaman itu tidak pernah menjadi bagian dari resolusi Dewan. 171
YESUS DI INDIA
Istri Justinian (menurut sejarawan Procopius) seorang yang ambisius, bukan untuk mengatakan gila kekuasaan, anak perempuan dari seorang pengawal beruang di teater binatang di Byzantium. Dia memulai kenaikan yang sangat cepat, akhirnya membawanya menjadi penguasa kekaisaran, sebagai kehormatan. Segera setelah menjadi Kaisar Wanita, untuk memutus ikatan dengan masa lalunya yang rendah/hina dan untuk membantu perkembangan kesan moral, dia memerintahkan penyiksaan dan pembunuhan 500 teman rendahnya yang dahulu. Kemudian, dalam usaha keras untuk menghindari penderitaan akibat perbuatan kejamnya itu dalam kehidupan berikutnya menurut hukum karma dan reinkarnasi, dia menerapkan semua pengaruhnya untuk secara resmi menghapuskan doktrin lingkaran kelahiran kembali. Dia sangat yakin bahwa maklumat yang disebarluaskan/diumumkan ‘dekrit ketuhanan’ dari Kaisar yang melaknat/mengharamkan doktrin itu sebagai klenik akan bersama membebaskan dia dari semua kesalahan. Dan lagi, baik Kaisar maupun istrinya bermaksud mendukung supremasi Konstantinopel dalam kewenangan spiritual dan temporal atas Roma dan Uskup Roma–yang juga terus menjelaskan bagaimana maklumat kekaisaran yang mengharamkan doktrin yang dipegang Origen dan teman-temannya diajukan tanpa pengesahan Paus dan uskup roma dari Barat. Kaisar Justinian telah menyatakan perang terhadap ajaran Origen pada tahun 543 Masehi ketika tanpa bersusah-susah konsultan dengan Paus, dia telah menganggapnya sebagai klenik dengan muktamar gereja yang bersidang secara khusus. Sepuluh tahun kemudian, dia mendirikan Dewan Konstantinopel, hanya setelah itu dikenal sebagai Dewan Gereja Kelima. Hampir tidak ‘gereja’ hanya dapat dideskripsikan sebagai ‘dewan’ karena sedikit lebih dari sekedar perjalanan–diri sendiri untuk Justinian, yang memandang dirinya sebagai kepala Gereja timur dan berusaha menggabungkan pernyataan ini dengan kekuasaan dalam hubungannya dengan Uskup Roma di Barat. Dari 165 uskup yang 172
RAHASIA YESUS
ada, hanya selusin yang dari keuskupan Roma; semua uskup Barat yang lain menolak ikut serta dalam Dewan itu. Uskup Timur yang ortodoks yang memenuhi jumlah itu adalah pengikut feudal dan tidak dalam posisi menolak tekanan Kaisar atas mereka. Paus Vigilius sendiri–meskipun dia mengunjungi Konstantinopel saat itu–juga menjauh dari Dewan itu sebagai protes. Seperti yang telah terjadi di awal muktamar Gereja Timur pada tahun 543, Kaisar sekali lagi mengapkirkan/menyalahkan ajaran Origen tentang reinkarnasi pada majelis ini, dan lima belas laknat/ kutukan dikeluarkan untuk melawan dia. Tetapi prosedur formal meminta bahwa protokol resmi dari sidang itu diberikan kepada Paus untuk ralatnya. Dipaksa oleh Kaisar, Paus Vigilius yang ambisius (yang hanya diangkat sebagai Paus atas desakan Kaisar wanita pada tahun 537 Masehi) akhirnya ragu-ragu, dan membubuhkan tanda tangannya pada maklumat yang ada di hadapannya. Hal yang penting tentang ini, adalah bahwa dokumen yang diberikan kepada Paus untuk ditandatangani hanya mengenai tuduhan kepada tiga cendekiawan yang telah dinyatakan klenik oleh Justinian, dan yang telah Kaisar lawan dengan mengeluarkan tuduhan empat tahun sebelumnya. Tetapi tidak disebutkan Origen di dalamnya. Paus berikutnya adalah Paus Pelagius I (556-561), Pelagius II (579-590) dan Gregory I (590-604) segera sesudahnya berbicara tentang Dewan Kelima tanpa mengacu lagi kepada Origen, bahkan dalam penyampaian. Bagaimanapun keyakinan bahwa laknat Justinian–‘Kutukan abadi bagi orang yang menyebarkan hal palsu tentang keberadaan jiwa sebelumnya dan kelahirannya kembali yang tidak alami’–telah menjadi bagian resolusi Dewan menjadi cepat terletak dalam adat gerejawi. Pengujian yang cermat terhadap peristiwa sejarah dan dokumentasi yang mempertahankannya membuat hal itu sangat jelas bahwa larangan terhadap doktrin reinkarnasi tidak lebih dari sekedar kesalahan dari apa yang sampai sekarang masih bertahan selama lebih dari seabad. 173
YESUS DI INDIA
Menjelang tahun 1900, seorang Amerika bernama James Morgan Pryse muncul dengan daftar lengkap referensi untuk doktrin reinkarnasi dalam Perjanjian Baru.[17] Pryse menganggap bahwa doktrin itu berproses cukup alami dari pandangan mendasar dunia kuno, melalui ajaran filosof lama, dan muncul dalam Perjanjian baru. Bahwa prinsip spiritual di belakang keberadaan manusia dan prinsip spiritual di belakang keberadaan alam semesta adalah hal yang fundamental dan merupakan alat yang sama bahwa semua unsur, kekuatan, dan proses ada dalam orang-perorang, baik dalam pengertian fisik dan materi maupun dalam pengertian spiritual dan kebaikan. Konsep ini mengungkapkan kesatuan spiritual dari semua makhluk: tidak ada pemisahan antara Alam dan Tuhan. Ini mengungkapkan Dewata dalam semua dan sebagai semua, dan setiap waktu, dalam tiap menit partikel alam semesta. Seorang manusia dalam bentuk fisik adalah perwujudan yang berasal dari dunia yang tak bisa dibedakan, tak terikat, dan Kesatuan Kebaikan yang tanpa waktu yang terwujud menurut fase perputaran dalam berbagai bentuk makhluk. Makhluk yang esensial dan primordial secara abadi tidak berubah, sedangkan Alam–atau semesta–adalah Menjadi Makhluk, suatu Makhluk dalam perubahan yang terus menerus. Ruh–atau jiwa–manusia ada dalam kesadaran yang paling dalam, abadi, sedangkan kedatangannya dan kepergiannya (reinkarnasi) yang konstan berhubungan dengan urutan tindakan yang terus menerus: sebab dan akibat. Untuk akhirnya kembali kepada keadaan yang mulia, Orang harus menjadi sadar akan prinsip ini, dan mengambil langkahlangkah aktif untuk meraih penguasaan atas aspek material dari keberadaannya. Setelah urutan panjang kehidupan, suatu keadaan mungkin dicapai dimana semua penderitaan karma yang merupakan hasil dari masa keberadaan di dunia ini teratasi, dan dalam kesempurnaan yang terakhir kedirian dalam atau spiritual 174
RAHASIA YESUS
bergabung menjadi Kesatuan yang Abadi. Inilah cara doktrin reinkarnasi bisa diungkapkan dalam beberapa kata. Melalui pengetahuan, wawasan, meditasi, tapabrata, kekhusyuan perenungan, penolakan, dan dasar-dasar yang serupa, mungkin untuk mengatasi pembatasan sempit kehidupan dalam tubuh saat masih di bumi, jadi menjadi sadar akan sifat mulia seseorang. Injil Matius (Mathius) menguraikan tujuan itu sebagai berikut: ‘Maka jadilah kamu sempurna, bahkan seperti Bapa-mu di Surga adalah sempurna’ (Matius 5:48). Tetapi jalan menuju kesempurnaan dibuka dengan banyak reinkarnasi, sampai seseorang benar-benar bangkit menjadi Putra Tuhan dan melaksanakan pekerjaan seorang Kristus: Percayalah padaku bahwa Aku ada dalam Bapa, dan Bapa ada padaku: atau percayalah padaku demi pekerjaan itu juga. Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku katakan pada kalian, Dia yang percaya padaku, pekerjaan yang aku kerjakan harus dia kerjakan juga; dan pekerjaan yang lebih besar dari ini harus dia kerjakan. (Yahya 14:11-12). Yesus, bagiku adalah contoh idela Bodhisattva–yaitu seorang Budha dalam penciptaan; seseorang yang, berdiri di gerbang seluruh Pencerahan, dengan rela kembali untuk dilahirkan kembali di luar nafsu untuk umat manusia. Yesus telah sangat dekat dengan manusia dan usaha mementingkan diri sendiri. Dia merasa sepenuhnya bahwa keberadaan di dunia, putaran kelahiran kembali ditentukan oleh karma, adalah sebab dari semua penderitaan; dia telah mengajarkan kepada murid-muridnya penolakan secara sadar atas kehidupan duniawi; dan dia telah menunjukkan kepada mereka jalan menuju Pencerahan melalui ‘tindakan yang benar’ dan ciptaan karma yang baik. ‘Bertahannya kemanusiaan Barat tergantung pada pengenalan kembali konsep karma ke dalam pikiran khalayak ramai’, seperti yang dikatakan Paul Brunton, 175
YESUS DI INDIA
dan jika kita dapat menjadi (sekali lagi) lebih mengetahui pikiran tentang karma dan reinkarnasi, ini membuka secara penuh dimensi baru dalam pemahaman tentang Yesus, yang menunjukkan kepada kita jalan ke depan, menuju masa yang akan datang, bahkan tanpa ‘kebangkitan tubuh’.
Keajaiban–dari Yesus, dan di India Bagi pengamat awam, keajaiban yang ditunjukkan oleh Yesus mungkin bisa nampak unik dan tanpa preseden. Tetapi di belakang banyak peristiwa luar biasa, spektakuler, dan tak dapat dipahami di sepanjang sejarah manusia–beberapa berguna atau bahkan menguntungkan, yang lain merugikan atau bahkan bencana besar– orang telah cenderung melihat pekerjaan dari Kekuatan misterius yang asalnya tidak dikenal dan di luar pemahaman manusia. Dari tata cara ajaib primitif yang pertama yang dilakukan untuk menenangkan para dewa dari bentuk agama permulaan, orang telah tertarik dalam fenomena yang tak bisa dimengerti itu, dan dia terus melakukan hal itu sampai sekarang. Kekuatan gaib Yesus jelas dianggap bukan sesuatu yang di luar kebiasaan untuk menentukan sebutan oleh sejarawan di jamannya. Selama masa hidup Yesus pekerja-pengembara, penyembuh kepercayaan dan dukun yang ikhlas adalah biasa dimanapun. Yang berbeda tentang Yesus adalah kenyataan bahwa dia tidak mempraktikkan seninya untuk ketenaran dan keberuntungan. Cerita tentang keajaiban dalam Perjanjian Baru–sekitar tiga puluh–terbentuk dari tradisi relijius komunitas jaman itu di daerah itu, dan tidak bisa dijelaskan dengan sejarah. Tetapi laporan yang menyebutkan kegiatan Yesus sebagai seorang pekerja keras lebih tua, dan tentu beredar di jaman Yesus sendiri. Selama ribuan tahun, apakah keajaiban itu benar-benar mungkin masih merupakan pertanyaan yang tak pernah diajukan. 176
RAHASIA YESUS
Ini pertama muncul sebagai sebuah spekulasi selama masa Renaissance, ketika keingintahuan ilmiah mulai membentuk sendiri. Tidak sampai abad ketujuh belas orang berusaha menemukan penjelasan rasional untuk suatu keajaiban yang diuraikan dalam Kitab Injil. Tetapi kaum rasionalis bersiap untuk hanya menerima fenomena yang sesuai dengan hukum alam dan dapat dimengerti oleh pikiran yang meminta keilmiahan. Jadi keajaiban menurut fenomena yang mana hubungan sebab tidak dimengerti dan tidak juga dapat dijelaskan. Sekarang ilmuwan tiap hari menemukan hukum yang baru dalam karya proses alami, dan secara konstan memecahkan teka-teki yang dianggap tak dapat dimengerti, jika tidak gaib, pada hari sebelumnya. Para teolog mendefinisikan keajaiban Kristen sebagai ‘penskorsan tindakan hukum alam oleh Tuhan sendiri’. Sebaliknya, para ahli klenik tidak percaya pada penskorsan hukum tetapi berpendapat bahwa fenomena aneh adalah subjek hukum yang lebih tinggi yang belum ditemukan dan dijelaskan. Segala hal yang terjadi di alam semesta terjadi sesuai dengan hukum dan bisa dijelaskan. Yang disebut kekuatan gaib dari calon anggota tidak lebih tentang bagaimana hukum alam dan hukum yang lebih tinggi ini yang berasal dari dunia dalam dari kesadaran mungkin dimainkan melawan satu dengan yang lain. Dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian Baru tidak ada istilah ‘ajaib’ yang digunakan. Injil menyebutkan sebagai ‘tanda’, ‘kekuatan’ atau ‘perbuatan Tuhan yang mengagumkan’. Kata Yahudi yang paling penting el (dan elohim), misalnya, yang berasal dari akar kata bahasa Semit alah ‘menjadi kuat’, berarti ‘kekuatan besar’. Kata yang menggambarkan kekuatan suci yang bekerja–aneh ini berasal dari sumber yang sama dengan kata untuk ‘Tuhan’. Ada hubungan serupa dalam bahasa Indo-Eropa. Unsur pertama dari bahasa Sansekerta Brahman dapat ditelusuri kembali 177
YESUS DI INDIA
ke akar tiga konsonan brh ‘memperpanjang’, jadi ‘memperluas’, ‘memancarkan (cahaya)’, ‘berkuasa atas’, dan ‘menjadi kuat’. Keanehan Yesus nampak telah ditunjukkan pada dasar rasa kasihan pada seseorang: penyembuhan yang sakit, gila mentalnya dan cacat fisik. Tetapi dia terbukti melakukan jenis keajaiban lain bila diperlukan: dia mengubah air menjadi anggur, melipatgandakan jumlah makanan, membuat dirinya tak bisa dilihat, membangkitkan yang mati, dan berjalan di atas air. Sama dengan cerita lain tentang Yesus, ada kesamaan dan preseden sastra untuk cerita aneh dalam tradisi Eropa maupun tradisi Asia. Pliny menceritakan obat aneh dari dokter Yunani, Aselepiades (124 – sekitar 60 Masehi). Tacitus dan Suetonius melaporkan penyembuhan aneh yang dilakukan bahkan oleh Kaisar Vespasia. Rasul Kristen awal juga mampu menyembuhkan orang sakit dan menunjukkan berbagai keanehan yang berbedabeda, dan selama abad pertama Masehi Apollonius daru Tyana mengerjakan keajaiban yang sama dan keajaiban lain. Tetapi laporan paling awal tentang keanehan yang sama dengan yang dilakukan Yesus, sumber utama mencakup cerita Khrisna dalam kesusastraan India pasca Vedic, dari dewa Vishnu, dan kepada mayoritas Hindu Vaishnavite yang memuja Vishnu (akar kata dalam bahasa Sansekerta vish ‘meliputi’) seperti Tuhan yang tertinggi, inkarnasinya dari Krishna adalah sang Penyelamat. Rig Veda juga awalnya karya untuk Vishnu untuk digambarkan sebagai manusia buatan dewa, jadi dia ada sebagai manifestasi energi surya. Tetapi dalam teologi Hindu berikutnya Vishnu (Wisnu) adalah Penerus Semesta dalam Trinitas ketuhanan, berdampingan dengan Brahma sang Pencipta dan Shiva sang Perusak. Avatar (sansekerta avatara dari ava ‘menurun’ dan tri ‘menyeberang’) merepresentasikan bentuk inkarnasi Tuhan. Makhluk ketuhanan yang lebih tinggi mengeluarkan tubuh yang mati dari nafsu, untuk membantu kemanusiaan yang menderita untuk memperoleh kebebasan dan kesempurnaan. 178
RAHASIA YESUS
Cerita kelahiran Krishna, masa kecil, dan kehidupannya berisi banyak kesamaan dengan cerita Yesus dalam Perjanjian Baru, bahkan secara rinci (misalnya dalam kejadian awal dari pembantaian bayi). Krishna dan Kristus adalah dua pelaku keajaiban yang paling penting dalam Injil Hindu dan Kristen. Bhagvan Dass membagi keajaiban Krishna menjadi tujuh macam: [18] 1. Mengakui pandangan; 2. Persepsi visual atas jarak yang luar biasa; 3. Perkalian jumlah kecil makanan atau barang; 4. Muncul secara bergantian di banyak tempat dalam tubuh yang kurang gemuk; 5. Menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tangan di atas bahu; 6. Membangkitkan yang ‘mati’ menjadi hidup; dan 7. Penghancuran iblis dan pengusiran roh jahat. Beberapa pekerja–aneh hanya bisa melakukan satu atau dua jenis keajaiban. Selalu ada mistik, orang suci atau ahli peramal dengan kekuatan dan reputasi yang berbeda. Dan India selalu menjadi rumah keajaiban, tanah yang fenomenal. Dalam risalatnya The Holy Science (pengetahuan suci), Sri Yukteswar [19] melihat tujuan keberadaan duniawi sebagai aspirasi dan usaha untuk menyatukan batin diri yang paling dalam dengan Tuhan. Karena Yukteswar menganggap Ciptaan sebagai ‘bukan apa-apa selain simulacrum Alam yang ditentukan atas satu-satunya Zat Nyata, Tuhan, Bapa Abadi, yang merupakan Guru–yang Tertinggi–dalam semesta ini. Ini berarti bahwa segala hal yang terbentuk dari satu Kesatuan yang sama. Dan Tuhan sendiri yang muncul sebagai keseberagamaan karena esensinya dinyatakan dalam berbagai cara, dimanapun dan siapapun. Injil mengatakan dengan pasti hal yang sama dalam Psalm 83:6, ‘Aku telah katakan, Engkau adalah Dewa; dan kalian semua adalah anak-anak dari yang Tertinggi.’ Bacaan itu dikutip dalam Injil Yahya: ketika Yahudi menuduhnya mencoba menjadikan dirinya Tuhan, Yesus menjawab, ‘Apa yang 179
YESUS DI INDIA
tertulis dalam hukum kalian, Aku katakan, Engkau dewa-dewa?’ (Yahya 10:34). Yukteswar terus menjelaskan bahwa para calon yang telah mencapai penguasaan sempurna atas dunia persoalan menemukan Tuhan mereka atau pemenuhan terakhir dalam batinnya dan bukan dalam dunia luar. ‘Manusia ketuhanan/mulia’ ini akhirnya mencapai penguasaan atas kehidupan dan kematian, terutama mampu membentuk dunia di sekitarnya, mampu dalam segala hal. Mereka mencapai delapan hasil tapabrata (Aishwaryas), melalui kekuatan yang mereka bisa. Anima
:h al tersembunyi (atau tubuh seseorang) turun ke ukuran apapun yang mereka inginkan;
Mahima
:m emperbesar sesuatu sampai ukuran seberapapun yang mereka inginkan;
Laghiwa
: membuat berbobot seringan yang mereka inginkan
Garima
:m embuat sesuatu seberat yang mereka inginkan;
Prapti
:m emiliki sesuatu dan segala sesuatu yang mereka inginkan
eraih kekuatan (vasha) atas sesuatu dan segala Vashitwa : m sesuatu yang mereka inginkan; Prakamya : m emenuhi segala keinginan melalui kekuatan kemauan; Ishitwa
: menjadi Tuhan (Isha) dari segala hal.
Ketika para murid Yesus gagal mengusir roh yang tidak bersih, mereka bertanya mengapa, dan dia menjelaskan bahwa itu karena kurangnya keyakinan: ‘Karena sungguh kukatakan pada kalian, jika kalian punya keyakinan seperti butiran biji mustard, kalian harus berkata pada gunung ini, Pindahkan ke tempat di sebelah sana; dan itu akan pindah; dan tidak ada yang tidak mungkin sampai pada kalian’ (Matius 17:20). Fenomena teleportasi dan levitasi terkait telah memiliki tradisi yang tidak terputus baik di dalam maupun di luar Gereja Kristen. Tidak kurang dari sekitar 230 orang suci Katolik 180
RAHASIA YESUS
tercatat sebagai telah memiliki kemampuan menarik lebih atau kurang dengan sukarela. Selama abad kesembilan belas, media Daniel Douglas-Home berhasil meyakinkan ribuan penonton pada berbagai kesempatan atas kemampuannya untuk ‘terbang’. Para saksi termasuk para selebritis ternama seperti William Makepeace Thrackeray, Edward Bulwer-Lytton, Napolen II, Yahya Ruskin, Dante Gabriel Rosetti dan Markus Twain. Pertunjukkan semacam itu terjadi selama lebih dari periode hampir empat puluh tahun, dan berulang kali diteliti dan dijelaskan. Dalam laporannya tentang semua bentuk fenomena fisik yang berbeda, Francis Hitching menyebutkan lebih dari dua puluh lima kasus levitasi. [20] Contoh levitasi telah dilaporkan sampai sekarang ini. Swami Rama memberi saksi mata sebuah cerita dalam kumpulan pembicaraannya, Living with Himalayan Master. Fenomena itu telah difoto dan bahkan difilmkan. Levitasi nampaknya dihasilkan oleh kontrol yang sangat tinggi atas proses tubuh, misalnya dengan konsentrasi dan meditasi, atau melalui efek relijius dari kegembiraan yang luar biasa yang membuat peristiwa dimana kekuatan gravitasi tidak lagi berlaku. ‘Keajaiban kecil’ semacam itu bahkan dapat dilakukan demi uang atau untuk memuaskan para pencari sensasi. Tetapi jagoan yang sebenarnya hanya melakukan ‘keajaiban’ ini untuk tujuan altruistic (mengutamakan kepentingan orang lain). Orang suci pekerja–ajaib dari India Sai Baba mengatakan, seperti Yesus, bahwa setiap orang memiliki kekuatan ketuhanan yang dapat dimainkan melalui latihan dan disiplin mental. Tetapi siapapun yang menggunakan kekuatan untuk menebarkan kejahatan akan menuai kejahatan. Dan siapapun yang menggunakan kekuatan itu untuk kepentingan sendiri dan demi keuntungan sendiri akan kehilangan kekuatan itu seluruhnya. Kadangkala kekuatan ini terbatas dalam kemanjuran atau durasinya, terutama 181
YESUS DI INDIA
ketika digunakan tanpa altruisme, kebijaksanaan dan kesadaran spiritual. Sekarang, seperti ribuan tahun yang lalu, ‘keajaiban’ tetap merupakan metode yang sah untuk membawa pesan Tuhan lebih dekat kepada orang yang kebingungan dan mereka yang ragu-ragu dengan dunia materi. Hampir segala hal yang dilaporkan tentang Yesus memiliki kesamaan dalam legenda India kuno. Salah satu alasannya bahwa kesamaan antara cerita India dan Kristen tetap sangat sedikit yang diketahui adalah fakta bahwa sangat sedikit orang Eropa yang dalam posisi membaca bahasa Sansekerta dari naskah-naskah kuno: hanya baru-baru ini terjemahannya mulai memunculkan minat dunia Barat. Tak ada yang diketahui tentang ‘manusia ketuhanan’ wakil Tuhan di Bumi nampaknya telah mampu meyakinkan masa yang tidak percaya akan sifat ketuhanannya tanpa jalan lain pada tanda-tanda keajaiban dan keingintahuan. Setiap Putra Tuhan harus mampu menunjukkan statusnya pada orang yang suka ragu dengan memakai sifat manusia super. Krishna adalah avatar–bentuk kematian yang turun ke Bumi– dari dewa Vishnu (unsur kedua dalam Trinitas Hindu, Pemelihara Ciptaan). Akan nampak bahwa Krishna dan Kristus mungkin memiliki lebih dari sekedar keajaiban: tentu mungkin bahwa kedua pernyataan itu secara etimologi asalnya sama. Gelar ‘Christ’ (Latin ‘Christus’) berasal dari bahasa latin khristos (christos), ‘yang diminyaki’ (Yunani khriein ‘meminyaki’ tetapi juga ‘mati’, ‘mewarnai’; khrisma ‘salep’). Bahasa Sansekerta nama krsna (diucapkan ‘Khrisna’) berarti ‘hitam’ atau ‘biru’. Kedua istilah itu, Christus dan Krishna, mungkin juga berhubungan dengan akar kata dalam bahasa Sansekerta krs (diucapkan ‘khris’) ‘menarik’, dan berdasarkan pada etimologi ini nama Khrisna sering diterjemahkan sebagai ‘Orang yang semuanya menarik’. Orang ini yang menarik semua Ciptaan adalah bentuk tertinggi dimana Tuhan telah terlihat di Bumi. 182
RAHASIA YESUS
Mengikuti tradisi Brahmana, Brahma dipandang sebagai Pencipta Alam Semesta, dan kadang disebut ‘Bapa’. Vishnu, yang menjadi inkarnasi sebagai Krishna, kadang disebut ‘Putra’. Dan Shiva, Orang ketiga dalam Trinitas Hindu, yang adalah Jiwa/ Ruh, berkaitan dengan Roh Kudus (Roh Suci), ‘yang mengatur hukum pembentukan dan penghancuran yang abadi, bermukim/ bersemayam dalam semua makhluk hidup dan semua Alam....’ Krishna adalah avatar kedelapan atau bentuk inkarnasi dewa Vishnu, mengikuti tujuh avatar sebelumnya. Kemunculan Vishnu yang kesembilan di Bumi adalah dalam bentuk Budha Gautama (Pangeran Siddhartha, Sakyamuni ‘orang bijak dari Sakyas’).
Krishna dan Kristus Menurut sumber yang paling kuno, 5000 tahun yang lalu Dewa Vishnu muncul dalam bentuk seorang laki-laki dalam kehadiran perawan Devaki (‘Dibuat oleh Tuhan’), anggota rumah tangga istana. Devaki jatuh dalam kegembiraan yang luar biasa dan ‘dikalahkan’ oleh spirit Tuhan, yang datang kepadanya dalam kemegahan keagungan Tuhan, sehingga dia mengandung seorang anak. Tradisi itu menceritakan tentang annunciation: Dianugerahi kepadamu, Devaki, diantara para wanita. Selamat datang di kalangan Rishis suci. Kamu telah dipilih untuk pekerjaan penyelamatan.... Dia akan datang dengan mahkota yang bersinar: surga dan bumi akan penuh kegembiraan... Perawan dan ibu, kami menyapamu: kamulah ibu kami semua, karena kamu telah melahirkan Penyelamat kami, Kamu harus memanggilnya Krishna. Tetapi Raja Mathura telah diperingatkan, baginya adalah mimpi buruk, bahwa seorang raja akan lahir dari anak perempuan saudara perempuannya, yang akan lebih kuat daripada dia. Perawan Devaki bersembunyi di ladang dengan si bayi yang baru lahir ditemani beberapa ternak sapi, dan anehnya anak itu membuat lari prajurit 183
YESUS DI INDIA
yang telah diutus oleh sang raja untuk membunuh semua bayi lakilaki yang baru lahir. Menurut versi lain dari tradisi itu, Raja Kansa dari Madurai melihat bintang yang berpindah dan bertanya kepada seorang Brahmana tentang maknanya. Orang bijak itu menjawab bahwa dunia telah menjadi kejam, dan bahwa kerakusan orang terhadap emas bersama dengan kehidupannya yang berat telah menggerakkan Tuhan untuk mengirimkan Sang Penebus. Bintang itu adalah tanda Vishnu, yang telah dibuat menjadi daging dalam rahim Devaki; suatu hari avatar itu akan mengembalikan kebenaran dan membawa kemanusiaan ke jalan baru. Di samping dirinya dengan kegusaran, raja itu meminta Brahmana itu dibunuh bersama semua anak laki-laki yang baru lahir. Ada banyak dongeng tentang masa kecil Krishna, yang mengagungkan kekuatan dan pengetahuannya. Seperti anak muda, Yesus dalam Injil yang masih diragukan, Krishna mampu melakukan setiap keajaiban yang mungkin bahkan saat masih anak kecil. Karenanya, dia mampu bertahan dari banyak bahaya yang disiapkan untuknya oleh pamannya Kansa. Di satu sisi seekor ular melingkar ke dalam ayunannya untuk mencekik si bayi, tetapi ular itu sendiri terbunuh, si anak laki-laki itu dengan tangan kosongnya (sama persis dengan mitos mengenai Herakles muda/ Hercules). Belakangan Krishna berperang melawan naga Kaliya yang punya banyak kepala dan mengalahkannya, dan memaksakan keluar dari sungai Yamuna. Perbuatan kepahlawanan yang dilakukan oleh si anak super India cukup untuk mengisi sejumlah volume/jilid. Ketika dia berusia enam belas, Krishna meninggalkan ibunya untuk menyebarkan ajaran baru di seluruh India. Dia berteriak melawan korupsi diantara rakyat dan para pangeran, dimanapun mendukung yang lemah untuk melawan tekanan, dan menyatakan bahwa dia telah turun ke bumi membebaskan orang dari penderitaan dan dosa, untuk mengeluarkan roh jahat, dan untuk mengembalikan aturan kebenaran. Dia mengatasi 184
RAHASIA YESUS
kesulitan yang besar, bertarung sendiri melawan seluruh tentara, melakukan serangkaian keajaiban, membangkitkan orang yang mati ke kehidupan, menyembuhkan penderita penyakit kusta, memberikan penglihatan kepada orang buta dan pendengaran kepada yang tuli, dan membuat orang yang pincang bisa berjalan. Akhirnya dia mengumpulkan sejumlah besar murid, yang mendukungnya dengan tekun dan meneruskan pekerjaannya. Dimanapun orang datang kepadanya untuk mendengarkan ajarannya dan untuk mengagumi keajaiban yang ia lakukan. Dia dihormati sebagai dewa dan dinobatkan sebagai Penebus yang benar yang telah diramalkan oleh para bapak. Dari waktu ke waktu Krishna akan pergi sendiri untuk sementara, meninggalkan muridnya pada muslihat mereka sendiri untuk menguji mereka, dan kembali ketika mereka mendapat kesulitan. Gerakan yang sedang tumbuh itu dilihat sebagai kecurigaan oleh mereka yang berkuasa, dan mereka berusaha untuk mmemberangusnya, tetapi tidak berhasil. Krishna tidak ingin menyebarkan agama baru tetapi hanya memperbaharui agama yang telah ada dan ihkannya dari semua kesalahan dan penyalahgunaan. Ajarannya dalam bentuk puisi cerita perumpamaan, aphorisme dan tamsil/kiasan sangat mirip dengan kata-kata Yesus. Semua itu dimuat dalam Bhagavad Gita, yang menyajikan moral yang agung, dan murni dari pandangan hidup yang agung dengan cara yang cukup sederhana bagi semua untuk memahaminya. Jadi Krishna mengajari para pengikutnya untuk mencintai tetangganya; dia menyanjung hormat kepada orang, mengajak kita semua untuk berbagi apa yang kita miliki dengan orang miskin, untuk melakukan perbuatan baik di luar altruisme murni dan kebenaran, dan untuk percaya pada kebaikan Sang Pencipta. Dia memerintahkan kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, mencintai musuh kita, dan melarang pemberontakan. Dia menghibur orang yang lemah, mengutuk tirani, dan membantu orang yang malang. Dia sendiri hidup dalam kemiskinan dan mencurahkan dirinya untuk orang miskin dan 185
YESUS DI INDIA
yang tertindas. Dia sama sekali tidak punya ikatan pribadi, dan menganjurkan kesederhanaan. Krishna juga menjalani Transfigurasi. Putra Tuhan menunjukkan dirinya dalam seribu bentuk kebaikan yang berbeda secara bergantian kepada murid kesayangannya Arjuna, dan memberi tahu dia, Yang semua mati untuk Aku; yang menemukan Aku Dalam semua; selalu memuja; mencintai semua Yang telah Aku buat, dan Aku, karena cinta harus berakhir Orang itu, Arjuna! Sampai Aku pergi. (Bhagavad Gita, Canto 11, tr. Oleh Sir Edwin Arnold) Akhirnya, Krishna membiarkan panah untuk menembus kakinya, menandai akhir dari kehidupannya di bumi yang ditakdirkan. Tetapi ketika para pengikutnya mencari tubuhnya kemana-mana tidak ditemukan, karena dia telah naik ke surga. Legenda tentang Krishna mungkin sumber yang tertua yang memberikan konstribusi pada tokoh Kristus yang mistis. Tetapi kesamaan dengan legenda Dionyos/Bacchus (tercatat dari sekitar abad kedelapan SM) sama menakjubkannya. Dan budaya Persia– yang juga memiliki pribadi Penyelamat-Penebus–sama-sama jelas mempengaruhi dugaan/pikiran akhirat dan tentang wahyu dalam agama Kristen.
186
Bab Tujuh __ KAIN KAFAN SEBUAH PENINGGALAN YESUS Tuduhan dan Pemeriksaan Situasi politik di Judea pada jaman Yesus sangat bergejolak, dan terus memberikan pertanda jelas dengan kejadian-kejadian yang dramatis. Herod yang Agung (37-4 SM) telah berurusan dengan kegelisahan sipil yang keras, kadangkala menimbulkan pemberontakan, seluruh kekuasaannya. Yang berperang melawan dia dan penggantinya adalah tentara gerilya, nasionalis yang fanatik kepada seorang laki-laki, memutuskan untuk melakukan segala hal yang bisa dilakukan untuk meruntuhkan aturan Romawi. Josephus membuat rujukan kepada pemimpin ‘gerombolan bandit’ yang membingungkan, satu Judas dari Galilee, tetapi ‘para bandit’ itu nampak telah menjadi laki-laki yang punya keyakinan agama yang kuat, yang pada dasarnya hanya berusaha mempertahankan kepercayaannya terhadap nenek moyangnya melawan dominasi asing. [1] Diantara kelompok pemberontak ini–yang termasuk Pharisees, Sadducees dan Rechabites–kaum Essenes diberi tempat khusus, menjadi resmi teratur sebagai sebuah Kelompok, dan memiliki ‘korps elit’ dalam bentuk kaum Nazarenes (Nazareans). Kaum 187
YESUS DI INDIA
Sadducees dan Pharisees akhirnya sampai pada kesepakatan dengan pengganti Herod, menerima iming-iming kantor tinggi. Kaum Rechabites sebaliknya, dengan jelas menolak ‘peradaban’ yang berusaha dipaksakan kepada mereka oleh Roma, dan terus hidup di kemah-kemah di luar kota, seperti yang telah dilakukan para nenek moyangnya selama berabad-abad. Mungkin ketika anak Herod, Archelaus diberhentikan pada tahun 6 Masehi bahwa kaum Essenes dan Nazarenes kembali dari pengasingan di dalam dan di sekitar kota Alexandria. Tentunya, biara Qumran diduduki kembali dari waktu itu. Tetapi juga pada hal bahwa kebencian kaum nasionalis terhadap dominasi kekaisaran Romawi yang marah menjadi perang gerilya, terutama di wilayah yang diatur oleh Herod Antipas (saudara laki-laki Archelaus). Perjuangan penolakan kebanyakan dilakukan dengan cara sangat rahasia oleh pengikut Essene yang dapat bergabung dengan secara tidak nampak ke daerah luar kota. Dan juga bahwa kaum Essenes dan Nazarenes dengan aktif dan berani ikut dengan kekuatan penuh dari maharaja Romawi yang mulia bahkan sementara yang berkompromi, Pharisees dan Sadducees menjadi bergabung dalam sistem politik maharaja. Setelah kematian Herod yang Agung, negara bergerak dari satu krisis ke krisis berikutnya. Banyak penduduk Yahudi asli putus asa mengharapkan Al Maseh yang akan melawan Kerajaan Davi dan Solomon, dan membebaskan tanah itu dari diktator asing yang dibenci. Menurut naskah Injil Markus, Matius dan Lukas, periode selama Yesus aktif berakhir sekitar satu sampai dua tahun. Hanya Injil terakhir, Injil Yahya, mengacu pada tiga perayaan Paskah Yahudi di Yerusalem ketika Yesus ada. Semua dalam semua, harus dianggap bahwa Yesus tinggal di daerah itu selama antara dua dan tiga tahun. Selama waktu itu, Yesus sering menyeberang perbatasan ke 188
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
berbagai provinsi di Palestina, setiap kali meninggalkan yurisdiksi penguasa keagamaan dan sekuler setempat. Mengapa dia kemudian harus pergi ke Yerusalem, dan dengan begitu benarbenar menyerahkan dirinya kepada penyiksa, masih merupakan misteri. Dan masuknya ke Yerusalem sangat spektakuler: Yesus dengan gembira dijamu seperti seorang raja yang akan membangun ‘Kerajaan Tuhan’. Dengan tradisi Kristen, ‘Kerajaan Tuhan’ adalah keadaan kesempurnaan surgawi, untuk dipahami dalam pengertian spiritual yang murni: semua bisa mencapainya melalui keagungan dan bantuan Tuhan. Tetapi apa yang dicari masa di Yerusalem adalah sesuatu yang lebih bersifat duniawi. Yahudi Messianisme mengantisipasi Kerajaan Tuhan yaitu negara Israel yang baru, murni dan kuat, dan pemimpinnya (Al Maseh) diharapkan menjadi komandan militer dan negarawan yang tak terkalahkan, seperti Raja David dahulu, dan membesarkan tanah itu dari penindasan Romawi. Pandangan Yesus terhadap harapan seperti itu dicatat dalam Injil Lukas: Kerajaan Tuhan datang bukan dengan observasi: tidak pula mereka katakan, Lo disini!, Lo disana! Karena, Lihatlah, kerajaan Tuhan ada dalam dirimu’ (Lukas 17:20). Pintu masuk ke kota Yerusalem merupakan tindakan provokasi yang tak bisa ditiru. Sampai titik itu, penolakan telah berlangsung sebagai gerakan bawah tanah: mereka belum berani menunjukkan dirinya secara terbuka di ibukota. Sekitar seminggu sebelum festival besar perayaan Paskah Yahudi, Yesus memutuskan untuk meninggalkan tempat persembunyian di gunung Ephraim (Yahya 11: 54), dan mengadakan perjalanan dengan para pengikutnya dengan jalan memutar melalui Jericho ke ibukota, sekitar 40 kilometer jauhnya (Lukas 19:1,28). Injil Markus menceritakan keputusan dramatis: 189
YESUS DI INDIA
Dan mereka dalam perjalanan pulang ke Yerusalem; dan Yesus pergi mendahului mereka: dan mereka heran; dan saat mereka mengikuti, mereka takut. Dan dia mengajak lagi kedua belas muridnya, dan mulai memberitahu mereka hal apa yang harus terjadi kepadanya. Berkata, Lihatlah, kita pergi ke Yerusalem; dan Putra Tuhan harus disampaikan kepada pendeta ketua, dan kepada ahli menulis; dan mereka harus menghukum mati dia, dan harus mengirim dia kepada orang yang bukan Yahudi: Dan mereka harus memperolokkan dia, dan harus mengutuknya, dan harus meludah kepadanya, dan harus membunuhnya; dan hari ketiga dia harus bangkit lagi. (Markus 10:32-34) Lima hari sebelum festival besar itu, mereka sampai di Yerusalem. Masuk melalui gerbang kota, Yesus disambut gembira oleh orang banyak. Tetapi meskipun Yesus mengendarai seekor keledai sebagai isyarat maksud kerendahan hati, kelembutan, dan kedamaian, penyambutan itu kemudian disalah mengerti. ‘Keseluruhan kota ada dalam kekacauan’ (Matius 21:10, versi Injil Yerusalem). Pernyataan kata-kata Yesus yang kuat, dan blakblakan, meski bukan keras dan kasar, metode yang ia gunakan dalam menggerakkan para pedagang di luar Candi, mungkin dalam lingkungan berbeda telah dipahami bersifat alegoris/khiasan tetapi terbuka untuk ditafsirkan sebagai panggilan yang keras bunyinya bagi orang-orang untuk bangkit. Beberapa kata-kata Yesus sangat menentang perdamaian: ‘Jangan berpikir bahwa Aku datang untuk mengirimkan perdamaian di Bumi: aku datang bukan untuk mengirimkan perdamaian, tetapi pedang’ (Matius 10:34).[2] Dan ‘Aku datang untuk mengirimkan api di atas bumi; dan akan apa Aku, jika telah berkobar? (Lukas 12:49). Hal yang pertama yang Yesus kerjakan di Yerusalem adalah menyusun serangan melawan para penguasa. Dengan pengaturan 190
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
yang tak bisa disalahkan Yesus memprotes terhadap para wali Hukum di Candi. Pengaduannya yang tajam dan menusuk (Matius 23) merupakan penyelesaian laporan publik dengan musuhnya di depan sejumlah besar peziarah yang antusias. Menurut Injil, dia bahkan pergi sangat jauh untuk menggerakkan para pedagang dan penukar uang keluar dari tempat peribadatan. Tentu, serangan seperti itu terhadap otoritas pegawai Candi tidak bisa dibiarkan terlewat tanpa tantangan–tetapi perhatian diperlukan, karena dalam situasi tegang seperti itu segala tindakan yang tak baik besar kemungkinan memicu pemberontakan masa. ‘Dan para ahli menulis dan biarawan kepala mendengar hal itu, dan mencari cara bagaimana mereka mungkin bisa menghancurkan dia: karena mereka takut kepadanya, karena semua orang takjub pada doktrinnya’ (Markus 11:18). Selalu ada kemungkinan kerusuhan dan bentuk lain kerusuhan sipil selama hari-hari suci festival itu, dan Pilatus(sang Gubernur, sebagai wakil Kaisar di Roma) telah menyuruh pergi dari Caesarea dengan para pengikutnya (masing-masing 500 pasukan) untuk siap turun tangan jika diperlukan. Gangguan seperti itu hanya disinggung secara ringkas dalam Injil. Menurut Markus, Barabbas tertentu dipenjarakan bersama ‘mereka yang telah membuat huru-hara dengannya, yang telah melakukan pembunuhan dalam huru-hara itu’ (Markus 15:7). Markus juga mengatakan bahwa para biarawan kepala dan ahli menulis ‘mencari cara bagaimana mereka dapat mengambil [Yesus] dengan perahu kecil, dan menghukum mati dia. Tetapi mereka mengatakan, Bukan pada hari pesta, biarkan ada hiruk pikuk orang’ (Markus 14:1-2). Jika Yesus harus dimusnahkan, diperlukan kecepatan besar dan kehati-hatian besar. Para Pharisees pertama berusaha mendapatkan Yesus untuk melibatkan dirinya dalam pembicaraan publik. Mereka bertanya kepadanya apakah benar membayar pajak kepada Kaisar Romawi. Jika Yesus menjawab secara negatif, mereka akan dengan terbuka untuk melawan perintah dengan pengkhianatan tinggi; sudahkah ia 191
YESUS DI INDIA
menjawab positif, dia akan kehilangan semua dukungan dan kebanyakan perhatian orang. Sebagai gantinya, dia keluar dari keadaan berbahaya dengan gerakan yang jenius (Markus 12:14-17). Para Sadducees kemudian kemudian berusaha menertawakan doktrinnya tentang reinkarnasi. Serangan ini juga dia tangkis dengan terampil (Markus 12:19-27). Tanggal peristiwa di Yerusalem itu masih memiliki sejumlah masalah. Bulan maupun tahun terjadinya peristiwa peristiwa itu tidak ditemukan dalam Injil. Spekulasi yang ada sekarang berkisar dari tahun 30 sampai tahun 33. Meskipun semua Injil setuju bahwa Yesus disalib pada hari Jum’at, ada dua perkiraan yang berbeda tentang tanggal berapa bulan apa itu terjadi. Menurut Injil ringkasan, Yesus merayakan makan malam bersama murid-muridnya pada hari Kamis petang. Dengan kalender Yahudi, Kamis adalah hari ke-14 Nisan, hari dimana Paschal Domba harus dimakan. Hari jum’at sesudahnya, tinggal 15 Nisan, adalah hari suci pertama festival ah-Mazzoth Yahudi. Tetapi sungguh tak bisa dipertimbangkan bahwa Yesus ditangkap dan diiterogasi di depan seluruh Sanhedrin (meliputi tujuh puluh satu warga Yahudi) pada malam yang sangat suci itu. Pelanggaran Hukum Yahudi itu oleh para walinya sendiri sangat tidak dapat dipercaya. Sebuah jalan keluar alternatif harus ditemukan dalam baskah yang dipengaruhi Gnostics pada injil Yahya. Disini, Makan Malam Terakhir tidak disebutkan sebagai hidangan Paskah Yahudi, dan Yesus telah disalib menjelang 14 Nisan. Jika ini yang sebenarnya, Yesus pasti merayakan tanpa papan roti yang tak beradonan dan perlengkapan ritual, karena ini hanya disiapkan untuk digunakan persis di hari sebelum Paskah, yang disebut Hari Persiapan. Versi peristiwa menurut Yahya nampaknya cukup logis, tetapi berdasarkan pada asumsi bahwa pada kesempatan ini Yesus tidak mengamati adat-istiadat Yahudi yang ditetapkan dalam Hukum itu (meskipun ada kesempatan lain dimana dia sengaja mengabaikannya). 192
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Bahkan tempat yang dipilih untuk Makan Malam Terakhir menunjukkan pengaruh Essenes: ‘Lihatlah, ketika kalian masuk ke dalam kota, ada seseorang yang menjumpai kalian, memberikan satu kendi air; mengikuti dia masuk ke rumah dimana dia masuk’ (Lukas 22:10). Tetapi di Yerusalem pada hari-hari itu, pengambilan dan pembawaan air hanya dilakukan oleh para wanita. Jadi di rumah khusus ini adat-istiadat biasa jelas tidak berlaku. Dan kenyataannya hidangan itu tidak berlangsung sama sekali menurut tata cara yang ditentukan, tetapi seluruhnya dengan cara Essenes. Mereka tidak memakan domba korban, tetapi roti, seperti kaum Essenes, yang tentu tidak makan daging sama sekali. Dalam Gospel of the Ebionities yang masih diragukan, ketika para murid mengajukan pertanyaan dimana mereka harus mempersiapkan hidangan Paskah, Yesus memberitahu mereka, ‘Aku tidak ingin makan daging denganmu pada Paskah ini! [3] para murid lalu punya argumen tentang tempat mereka di meja karena, menurut Peraturan Aturan Essene, masingmasing orang diberikan tempat tetap menurut tingkatannya, yang ditentukan oleh kedekatan dengan sang Guru (1Qsa). ‘Dan ada juga perselisihan antar mereka, yang harus mereka perhitungkan sebagai yang paling hebat! (Lukas 22:24). Jadi sejenis hidangan Paskah benar terjadi, tetapi tidak pada hari yang ditentukan, tanpa daging, dan tanpa tata cara biasanya. Pada titik ini, sebuah pertanyaan muncul yang telah menyebabkan pencarian–jiwa para ahli–sebuah pertanyaan yang belum mampu mereka dapatkan jawabannya: bagaimana menentukan tanggal Makan Malam Terakhir itu. Tetapi persoalan itu dipecahkan secara otomatis jika kalender Essene yang digunakan untuk menentukan tanggal festival itu. Karena kalender surya memungkinkan untuk membagi tahun itu (terhitung 364 hari) menjadi 52 minggu, tidak ada sisa hari yang tertinggal pada akhir dari setiap tahun (seperti yang ada pada kalender Yahudi). Hari tahun baru selalu jatuh pada hari Rabu di musim semi. Berdasarkan itu, Paskah Essene pada 14 Nisan terus terjadi pada hari Rabu, dan 193
YESUS DI INDIA
pasti terjadi dua hari sebelum PaskahYahudi Ortodoks tahun itu, injil Yahya juga benar dalam mengatakan bahwa Yesus disalib pada tanggal 14 Nisan, karena apa yang ia ingat adalah kalender resmi, yang menetapkan Penyaliban pada hari sebelum Paskah. Seluruh urutan peristiwa di Yerusalem sekarang terjadi selama periode tiga hari dan bisa ditentukan secara logis dan konklusif: Selasa petang: Makan Malam Terakhir Ditangkap di Gethsemane Pemeriksaan awal oleh Annas Penolakan tiga lapis oleh Peter Rabu pagi: Permulaan pemeriksaan di depan Sanhedrin Pengujian saksi mata oleh Caiaphas Rabu malam: Yesus dalam tahanan semalaman Menerima siksaan di penjara Caiaphas Kamis: Sanhedrin mengumpulkan orang untuk mengumpulkan keputusan Yesus dihadapkan kepada Pilatusdan diinterogasi Yesus dilewatkan ke Herod Antipas Jum’at: Pemeriksaan politis berlanjut di depan Pilate Bencana dan pemukulan kepala dengan onak Penjatuhan hukuman Penyaliban pada kira-kira enam jam (12 siang) Sebuah insiden yang tak biasa terjadi selama penangkapan Yesus oleh pengawal candi setelah makan: ‘Lalu Simon Peter mengambil pedang menghunusnya, dan memukul pembantu biarawan tinggi, dan memotong telinga kanannya. Nama pembantu itu Malchus. Kemudian berkata Yesus kepada Peter, masukkan pedangmu ke dalam sarungnya: cangkir yang telah diberikan 194
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Bapakku, haruskah aku tidak meminumnya?’ (Yahya 18:10-11). Mengapa Peter membawa pedang? Sejak abad kedua SM, Sanhedrin (bahasa Yunani–berasal dari bahasa Yahudi: ‘Majelis’) telah merepresentasikan kekuasaan Yahudi tertinggi tidak hanya dalam masalah agama tetapi dalam semua hubungan sekuler/duniawi, nasional dan yudisial dimana ada aspek relijius. Sebelum aturan oleh Roma, Sanhedrin juga memegang kekuasaan politik yang sungguh-sungguh. Ini terbentuk dari tujuh puluh anggota–biarawan pengurus gereja dan ahli menulis–di bawah presidennya, biarawan kepala (tinggi), pada waktu ini Joseph Caiaphas. Diantara para pengurus gereja di majelis itu adalah Joseph dari Arimathea, seorang tuan tanah yang kaya dan berpengaruh yang memveto keputusan Dewan Tinggi untuk menghukum mati kaum Nazarene (Lukas 23:50-51). Setelah pengujian–silang yang rinci terhadap para saksi mata, biarawan kepala, Caiaphas, disimpulkan dengan mengajukan pertanyaan penting: ‘Saya mendesak kamu dengan Tuhan yang hidup, bahwa kamu cerita pada kami apakah kamu menjadi Kristus, Putra Tuhan’ (Matius 26:63). Ketika Yesus menjawab ‘Kamu telah katakan [itu]’, Caiaphas menganggap ini sebagai Ya–darimana tidak ada pertanyaan balik. Menurut Hukum Yahudi, orang yang merebut kehormatan Tuhan untuk dirinya sendiri adalah seorang penghina Tuhan, dan dapat segera dikenakan hukuman mati. Sebenarnya, Hukum Yahudi menetapkan eksekusi dengan melempari dengan batu, tetapi Yesus tidak bisa dibawa keluar untuk dilempari batu hingga mati, karena Sanhedrin telah menerima perintah dari Roma bahwa tidak boleh ada orang yang dihukum mati tanpa persetujuan terlebih dahulu dari prokurator Roma. Faktor lainnya adalah bahwa urusan di depan Sanhedrin harus disimpulkan selama jam-jam siang hari (antara fajar sampai petang). Jika ketujuh puluh anggota dewan itu telah dikumpulkan dan pemeriksaan telah dilakukan pada malam harinya, keseluruhan proses telah tidak sah sejak awal. Dalam Injil Lukas ada penjelasan bahwa sidang itu terjadi di siang 195
YESUS DI INDIA
hari (Lukas 22:26). Majelis itu tidak berkumpul kembali sampai pagi berikutnya (Kamis) untuk mengumumkan keputusannya: ‘Ketika pagi datang, semua biarawan kepala dan para sesepuh orangorang itu mengikuti dewan melawan Yesus untuk membunuhnya: Dan ketika mereka telah mengikatnya, mereka membawanya pergi, dan mengantarkannya kepada Pontius Pilatussang gubernur’ (Matius 27:7-2). Pilatusnampak tidak senang dengan kasus itu sejak awal (Yahya 18:31) karena seperti yang ia katakan sendiri, dia tidak dapat menemukan hal yang menunjukkan bahwa Yesus salah. Dia berusaha untuk membebaskannya tetapi gagal dalam gerakan tubuh yang jelas mencuci tangannya dari masalah itu untuk mempertahankan ‘ketidaksalahannya’ (Matius 27:24). Usaha Pilatusuntuk melalui masalah yang sulit pada suku Yahudi setempat, Herod Antipas–yang terjadi pada festival ini–juga gagal, karena Yesus tidak akan berkata apa-apa sama sekali. Dia dikirim kembali kepada procurator (Lukas 23:6-16), yang akhirnya mengikuti keinginan orang banyak yang telah dikendalikan oleh Caiaphas dan para biarawan, dan mengembalikan Nazarene atas mereka untuk eksekusi seperti yang diminta. Perlu diingat bahwa Yesus Mazarene menjadi milik Perjanjian Baru dari gerakan Essene, mungkin sebagai orang yang mengawasi Aturan Komunitas tanpa benar-benar menjadi milik komunitas tertutup, adalah untuk mampu menemukan penjelasan bagi sedikit kontradiksi dan teka-teki cerita Injil yang cukup terus terang dan memberikan pengertian yang sempurna. Tentu ini menjelaskan bagaimana Yesus dituntut oleh Yahudi Ortodoks dan mendapati dirinya diperiksa akan kehidupannya di pengadilan sekuler dan politik pada saat yang sama. Mempertimbangkan sifat sumber sejarah yang sangat kurang pada penyelesaian kami, hanya dalam hal ini bahwa peristiwa yang mengelilingi akhir kependetaan Yesus di Palestina dapat dipertimbangkan secara meyakinkan dan memuaskan. 196
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Masalah yang timbul dari pemahaman populer atas ‘Kebangkitan dari kematian’ dan ‘Kenaikan tubuh’ Kristus agak lebih sulit dipecahkan. Sumber kesusasteraan yang ada tidak menjelaskan mengapa Yesus dinyatakan mati hanya beberapa jam setelah penyaliban. Kakinya, setelah itu semua–tidak seperti kaki kedua orang lain yang disalib bersamanya–belum rusak, (patah kaki jelas akan memperpendek kesalahan, yang dpaat berakhir sampai lima hari). Tidak ragu lagi Pilatussangat terkejut ketika kami meminta melepaskan ‘tubuh’ itu: ‘Dan Pilatusheran jika dia telah mati’ (Markus 15:44). Tak seorangpun melihat Kebangkitan–atau setidaknya, kami diberitahu tak ada yang mengaku melihatnya–yang berarti Kebangkitan Yesus dari kematian harus tetap murni masalah kepercayaan. Jadi ajaran Gereja akan hal penting tentang Kebangkitan harus dianggap sebagai kesimpulan setelah peristiwa, sebuah penafsiran. [4] Permasalah itu mungkin dibiarkan ada disana: orang percaya akan Kebangkitan Yesus atau tidak. Yang jelas tidak akan mungkin sekarang, maupun yang akan datang untuk mengubah pusat perhatian pada peristiwa sejarah dua ribu tahun yang lalu dan menemukan dengan pasti apa yang terjadi. Sungguh sangat tidak mungkin–tidak untuk bagian bukti yang menakjubkan yang memungkinkan kita untuk menguji peristiwa sekitar Penyaliban dengan sangat terperinci; bahkan menggunakan teknologi tes yang paling modern sekalipun untuk dapat ditemukan: kafan Yesus.
Kain Kafan Turin Dan sekarang ketika ketenangan datang, karena itu hari Persiapan, yaitu hari sebelum Sabbath. Joseph Arimathea, seorang penasehat kehormatan (yang adalah murid Yesus: Matius, Yahya) (meskipun rahasia karena takut 197
YESUS DI INDIA
akan orang Yahudi: Yahya) (yang belum setuju dengan keputusan dan tindakannya: Lukas), yang juga menunggu kerajaan Tuhan, (Lukas) datang, dan pergi dengan beraninya kepada Pilate, dan mengharapkan tubuh Yesus (Matius, Lukas, Yahya). Dan Pilatuskagum jika dia telah mati: dan memanggil kepadanya centurion, dia bertanya apakah dia telah mati. Dan ketika dia tahu tentang centurion itu, dia memberikan tubuh itu kepada Josephus (Matius, Yahya). Dan dia membeli linen halus, dan menurunkan tubuh itu, dan membebatnya dengan linen itu dan membaringkannya dalam sebuah makam yang belum pernah ada yang diletakkan di situ sebelumnya, yang telah ditebang dari sebuah batu (Lukas), dan menggelindingkan sebuah batu sampai ke pintu makam. (Markus 15:42-46) Linen yang disebutkan disini sekarang dipelihara di Turin, merupakan dokumen otentik yang kebetulan salah satu momen/ peristiwa paling penting dalam sejarah dunia untuk anak cucu, dan ini mendekati sebuah gambaran tiga dimensi. Kafan Turin yang terkenal adalah 4,36 meter panjangnya dan 1,10 meter lebarnya, dan menunjukkan dengan kejelasan yang menakjubkan kesan seorang laki-laki yang baru saja disalib. Satu setengah kafan menunjukkan bagian belakang dan karena kafan itu dibebatkan di kepala laki-laki itu di bagian tengahnya, sisi lain menunjukkan bagian depan. Kepala, wajah, tenggorokan, jakun, lengan, tangan, lengan kaki, dan kaki laki-laki itu mudah dikenali dengan kesan. Warna barang tenunan itu sebagian besar cokelat tua, meskipun hijau di beberapa bagian. Bekas darah jelas terlihat, dan nampak sebagai warna merah tua pucat. Memandang sekilas pada Kafan itu secara keseluruhan, mata orang akan tertuju pada dua garis gelap lurus di atas ke bawah di sepanjang kafan itu, yang memanjang kedua bercak yang lebih 198
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Gambar wajah pada foto memancarkan kebangsawanan dan kemuliaan
199
YESUS DI INDIA
Kain kafan utuh dalam bentuk negatif foto. Hanya dalam negatif foto ini saja semua detail menjadi benar-benar jelas terlihat.
besar. Inilah tanda terbakar yang telah diperbaiki dengan setik yang berwarna lebih cerah. Bentuknya yang aneh membuat kafan itu hampir menjadi hilang terbakar api di Kapel bilik Majelis, di Perancis tahun 1532, ketika terletak terlipat di dalam 48 lapisan dalam peti mayat. Dalam panasnya nyala api, kaleng perak mulai lebur/luluh meninggalkan pola geometri tanda gosong di bagian yang berlipat (Plate 29). Jika ini benar-benar bayang-bayang Yesus pada bahan ini, dan keotentikan kain itu bisa dibuktikan, maka dokumen ini tidak hanya memberikan sensasi ilmiah yang paling penting, tapi juga berfungsi 200
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
sebagai satu-satunya dasar ilmiah yang bisa diterima dimana pertanyaan yang telah begitu banyak dan begitu lama mungkin terjawab seketika dan untuk semua: Apakah Kebangkitan Yesus benar-benar terjadi? Ada banyak syarat atas apakah tenun itu bisa benar-benar bertahan dalam jangka waktu selama hampir dua millennium sementara menderita sedikit sekali bukti kerusakan. Namun faktanya bahwa ada banyak bagian linen yang lebih tua dan terawat lebih baik daripada Kafan Turin. Lembar yang dirawat dengan baik ditemukan dalam koleksi Museum Nasional Mesir di Kairo, Museum Turin Mesir, dan bagian Mesirologi museum sejarah di London, Paris, Berlin, Hildesheim dan di tempat lain, beberapa contoh kembali 3500, bahkan 5000 tahun. Iklim yang kering di Timur Jauh sangat baik untuk perawatan jangka panjang tekstil dan gulungan surat perkamen. Dalam tiap kasus substansi sayuran utamanya selulose, molekul yang sangat stabil. Kata dalam bahasa Yunani sindon (kadang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai ‘muslin’ (tirai) dalam Injil Ringkasan adalah linen, serabut/fiber yang dianyam bersama dengan perbandingan 3:1, menciptakan tenun tulang ikan. Pada masa Yesus ini merupakan suatu bentuk karya tenun yang sangat jarang, yang memerlukan keahlian besar, dan mungkin sangat mahal. Satusatunya contoh jenis barang tenunan ini yang masih ada pada abad pertama berasal dari provinsi Romawi, Syiria yang mana Palestina menjadi bagiannya. Pada penggunaan mikroskop electron untuk menguji helaian itu pada tahun 1973, Professor Raes dari Universitas Ghent di Belgia menemukan beberapa bekas kapas, tanaman yang tidak dibudidayakan di Timur Dekat pada jaman Yesus. Tetapi di Syiria dan Mesopotamia, kapas yang diimpor dari India biasanya digunakan untuk tenun, meskipun kapas itu harus diproses sebelumnya pada perkakas tenun khusus. 201
YESUS DI INDIA
Ahli tumbuh-tumbuhan dan ilmuwan forensik Swiss, Dr. Max Frei menggunakan teknik analis serbuk yang rumit untuk sampai pada penemuan yang sensasional. Dr. Frei mengambil dua belas sampel, masing-masing sepuluh sampai dua belas cm persegi, dari bagian kain kafan yang berbeda, di atas pita perekat. Di bawah pencarian dengan mikroskop electron, dia menemukan selain debu dan serat linen, antara satu dan empat butir serbuk tumbuhan per cm persegi. Butiran serbuk itu antara 0,0025 dan 0,25 mm ukurannya, dan karenanya tidak terlihat oleh mata telanjang. Tetapi butiran-butiran kecil itu dikelilingi oleh kulit ganda, komposisi kimia yang belum sepenuhnya ditetapkan bahkan sampai sekarang. Kulit luarnya sangat tahan lama sehingga pada kondisi tertentu serbuk itu dapat bertahan utuh selama beberapa juta tahun. Lagipula, setiap keping dan macam tumbuhan memiliki butiran serbuk yang sangat kecil yang nampak sangat berbeda dengan butiran serbuk yang lain, sehingga mungkin untuk menceritakan dengan cukup mudah dari tumbuhan yang mana butiran itu berasal. Dalam laporan penelitiannya yang diterbitkan bulan Maret 1976, Frei mengumumkan bahwa dia telah mampu mengidentifikasi sejumlah empat puluh sembilan jenis tumbuhan yang berbeda dari serbuk yang telah ia temukan pada Kafan itu. Banyak tumbuhan itu masih tumbuh di semua daerah dimana Kafan itu dikatakan telah disimpan selama masa sejarahnya: salah satunya adalah pohon cedar di Lebanon (Cedrus libani). Tetapi berita yang sensasional bahwa juga ada serbuk dari sebelas jenis tumbuhan yang tidak tumbuh di seluruh Eropa tengah, tetapi halophytes-halophytes yang berasal dari Timur Dekat. Halophytes adalah tumbuhan yang hanya tumbuh subur di tanah yang mengandung kadar garam cukup tinggi–seperti tanah di wilayah Laut Mati. Diantaranya adalah berbagai spesies gurun; tamarisk (Tamarix), seablite (Suaeda) dan artemisia (Artemisia). Sejarah Kafan itu sampai titik ini telah ditelusuri hanya sejauh abad keempat belas, dan beberapa peneliti berpendapat 202
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
bahwa pada masa itu Kafan itu dibuat, di Perancis, karena ketika itu disimpan di perbatasan Perancis atau Italia. Analisa serbuk sekarang memberikan bukti yang jelas bahwa linen itu pasti berada di Palestina lebih awal daripada ini. Dan lagi jenis-jenis serbuk yang diidentifikasi pada lapisan sedimen/endapan itu di Laut Galilee yang tertanggal pada jaman Yesus. Butiran serbuk dari delapan varietas tumbuhan mencirikan padang rumput di Asia Kecil, terutama di daerah sekitar Edessa (sekarang Urfa di Turki). Dr. Frei tidak dapat membayangkan betapa pentingnya fakta ini untuk pembuktian.
Potret Edessa Bahwa sekarang mungkin untuk menelusuri jejak sejarah Kafan itu sampai ke asal mulanya [5] ada dalam ukuran besar berkenaan dengan penelitian sejarawan Inggris, Ian Wilson.[6] Dari jumlah besar bukti sejarah pada penyelesaiannya dia mampu menunjukkan bahwa Kafan itu berhubungan dengan apa yang disebut Potret Edessa, dimana terdapat cerita dari abad pertama, dan yang telah dikenal sebagai Mandylion sejak abad keenam. Cerita tentang Kafan Suci itu memiliki getaran sebuah novel yang baik. Menurut Injil Yahudi yang masih diragukan, yang digunakan oleh kaum Nazarenes, Yesus memberikan kafan yang digambarkan dalam Injil itu kepada ‘pembantu biarawan’ setelah Kebangkitan[7]. Inilah anggapan logis bahwa si penerima bukanlah salah satu musuh besar Yesus. ‘Pembantu biarawan’ itu mungkin diberi hadiah yang tak berharga sebagai tanda terima kasihnya atas pelayanan yang telah dia berikan. Tetapi tidak masalah siapa yang memiliki lembaran itu setelah Kebangkitan, yang paling mungkin para calon itu adalah Joseph dari Arimathea dan Nicodermus yang telah merencanakan tubuh itu dan untuk diambil dari Salib dan ditempatkan dalam makam. 203
YESUS DI INDIA
Tetapi pakaian itu tidak bisa dibiarkan tetap ada di Palestina: peperangan yang terus menerus dengan kekuatan maharaja Romawi yang dibenci memberikan begitu banyak ancaman. Dan karenanya para pengikut Yesus berencana untuk mendapatkan Kafan di luar negara itu. Hanya komunitas besar Kristen di utara dapat memberikan surga yang aman untuknya, kota-kota seperti Antioch, Corinth, Ephesus, dan Edessa yang terletak jauh dari wilayah dimana Yesus bekerja. Pada sekitar 325 Masehi, sejarawan Gereja, Eusebius (260340), Uskup Caesarea, melaporkan bahwa telah ada pertukaran surat antara Yesus dan Raja Edessa, Abgar V, yang dikenal sebagai Ukkuma (‘Si Hitam’), yang memerintah pada tahun 15-50 Masehi[8]. Eusebius mengatakan bahwa dia sendiri yang menerjemahkan surat-menyurat ini, menurut dugaan orang diambil dari arsip raja Eddesa, dari bahasa Syria kuno (Aramaic) ke dalam bahasa latin. Dikenal dan diterima sebagai berasal dari jaman permulaan di Barat,[9] sekalipun disebarkan dalam berbagai bentuk, Legenda Abgar ini terbukti menunjukkan unsur dokumenter yang berakar mendalam tentang kepercayaan Kristen awal, yang pada gilirannya mendukung anggapan bahwa ini didasarkan pada peristiwa yang sebenarnya. Pada masa itu Edessa adalah pusat perdagangan yang penting tidak jauh dari Royal Road (Jalan Istana), yang membentang dari Ephesus di barat sampai Susa di timur, menyeberangi kekaisaran lama di Lydians, Medes dan Persia, dan menghubungkan Eddesa langsung dengan India dan Asia Timur melalui jalur (Rute) Sutera. Komoditi perdagangan yang paling bernilai di Eddesa adalah sutera dari Timur Jauh, dan dalam perdagangan inilah para anggota komunitas Yahudi yang besar dari kota itu, yang kebanyakan adalah pedagang, sangat aktif terlibat. Secara politis Eddesa diperintah oleh dinasti Abgar dari tahun 132 SM sampai 216 Masehi. Sebuah Gereja Kristen yang terorganisir didirikan di Eddesa hanya selama pertengahan abad kedua, di bawah Abgar IX Ma’nu. 204
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Tetapi menurut sumber sejarah, mungkin ada komunitas Kristen yang sangat besar di Eddesa lama sebelum masa itu, dan bahwa Abgar V Ukkuma, bahkan sebelum korespondensi itu, telah memiliki suatu pengetahuan tentang pesan Yesus. Eusibius menguraikan bagaimana Raja Abgar Ukkuma mengirimkan kurirnya ke Yerusalem untuk meminta Yesus datang ke Eddesa dan menyembuhkannya dari ruam yang parah. Yesus tidak bisa mengadakan perjalanan sendiri, tetapi mengirimkan seorang muridnya dengan nama Thaddeus (disebut Addai dalam naskah berbahasa Syiria)–bukan rasul dari nama itu tetapi salah satu dari tujuh puluh murid yang disebutkan dalam Lukas (Lukas 10:1)–dengan sebuah surat untuk Angar. Di dalamnya, Yesus memberitahu raja itu bahwa muridnya akan menyembuhkannya, dan bahwa surat itu akan terus melindungi kota itu dari kerusakan. Suatu ketika sekitar tahun 1850 sejumlah naksah berbahasa Syiria ditemukan di sebuah biara di dekat Wadi el-Natrun (lembah Natron) di gurun Mesir Bawah. Diantaranya adalah versi lain dari cerita Abgar yang sekarang dikenal sebagai Doktrina Addai[10], yang langsung cocok dengan versi yang ditulis oleh Evagrius Scholasticus (527-600) pada akhir abad keenam. Dan versi yang sama tentang tradisi itu dicatat dalam khotbah pesta yang terkenal yang disampaikan pada tahun 945 menandakan kesempatan dimana potret Eddesa dipasang di Phatos Chapel di pengadilan Kaisar Byzantine, Constantine VII Phorpyrogennetos.[11] Menurut semua sumber ini, Yesus tidak hanya mengirimkan surat kepada Abgar tetapi juga potret dirinya yang dibuat dengan cara ajaib. Raja itu dikatakan telah sembuh seketika oleh kekuatan ajaib dari gambar ini. Dan segera setelah keajaiban besar ini, Thaddeus-Addai menyampaikan ajaran Eddesa, dimana Abgar dan kebanyakan penduduk kota itu berubah masuk ke kepercayaan Injil. Doktrina Addai memberikan tanggal khotbah Thaddeus sebagai tahun 343 dengan perhitungan orang Eddesa, yang berhubungan dengan tahun 33 Meshi–tahun saat Yesus disalib. 205
YESUS DI INDIA
Karena kafan penguburan di masa itu dianggap terkontaminasi dengan ‘kekotoran/najis’ dari kematian, raja Abgar akan sangat tersinggung jika Thaddeus memberitahunya apa yang sebenarnya terbukti. Mungkin karena alasan ini, Thaddeus melipat kain itu sehingga lebih kelihatan seperti sebuah potret di atas linen, dan telah dibingkai dengan emas oleh orang Eddesa yang merupakan rekan-relijiusnya, Aggai–orang yang menurut sumber Syiria dan Armenia, adalah pemimpin komunitas Kristen di kota itu. Inilah tugas yang harus diemban Aggai dengan baik: seorang tukang emas dalam perdagangan, dia dugunakan untuk membuat rantai yang mahal dan bertanggungjawab untuk mengukir mahkota milik raja. Dalam Acta Thaddaei dari abad keenam (sebuah usaha untuk menjelaskan bagaimana gambar telah dibuat di atas kain, dari sudut pandang jaman itu), istilah tetradiphon digunakan untuk menggambarkan Kafan itu, dan mungkin diartikan sebagai ‘terlipat dalam empat lapisan’. [12] Lebih dari empat meter panjangnya Kafan itu dilipat di tengah, dan lagi, tiga kali, yang nampak adalah lapisan lipat empat. Persegi empat yang berasal dari kain itu, sekarang jauh lebih ringan 110 cm dengan 54,5 cm, hanya menampilkan kepala Yesus, tanpa ada dasar untuk menduga bahwa itu bukan ukuran sebenarnya dari sindon itu. Menurut naskah dari khotbah festival yang disampaikan di Konstantinopel tahun 945, Abgar Ukkuma memasang potret itu, dalam bingkai emas, di atas gerbang kota Eddesa. Abgar meninggal pada tahun 50 Masehi. Dia digantikan hanya selama tujuh tahun oleh putra tertuanya Ma’nu V, sebelum putra keduanya Ma’nu VI naik ke tahta Eddesa. Tetapi dia berbalik ke paganisme (menyembah berhala), dan secara brutal membantai komunitas Kristen yang berkembang disana. Saat itulah potret itu menghilang dan tidak lagi terdengar berita tentangnya selama lima ratus tahun. Khotbah pesta tahun 945 mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Aggai yang waktu itu menjadi Uskup 206
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Eddesa selama dua puluh tiga tahun (dengan menggabungkan kepala keluarga Chaldean), menjiwai peninggalan keramat ke tempat yang aman, diluar jangkauan raja yang bertentangan. Dia menempatkannya dalam dinding kota, dalam ceruk diatas gerbang barat. Akibatnya, Ma’nu membunuh Aggai dengan kejam, pada 30 Juli 57 menurut Mares Solomonis. Indikasi pertama bahwa Kafan itu dibicarakan lagi ditemukan dalam sebuah dokumen yang ditulis oleh sejarawan Gereja, Evagrius pada tahun 593. Dia memperkirakan peristiwa itu sekitar lima puluh tahun lebih awal, di bulan mei 544. Khotbah pesta di Konstantinopel juga sama melaporkan bahwa gambar itu ditemukan kembali di Eddesa pada abad keenam, dan bahwa itu merupakan gambar Kristus yang sama yang telah dibawa oleh seorang murid kepada Abgar. Menurut Wilson, kain linen itu ditemukan kembali ketika bangunan Eddesa diperbaiki atas perintah Kaisar Justinian I, setelah banjir besar di tahun 525–khususnya ketika gerbang kota dibongkar. Gambar itu segera dikenali sebagai potret asli yang dibawa kepada Abgar. Pada tahun 544. Uskup Eulalios menulis bahwa gambar yang ditemukan itu asli jejak ‘tidak dibuat tangan manusia’: dalam bahasa Yunani, acheiropoieton.[13] Gambar yang ditemukan kembali itu dibawa ke ‘gereja besar’ (cathedral di Hagia Sophia), dimana gambar itu lalu disimpan dalam peti mayat perak yang terkunci. Dari waktu ini kedepan kain itu menjadi terkenal sebagai Mandylion, dan dianggap sangat keramat dan berharga yang mana dibawa keluar untuk pemujaan umum hanya pada harihari perayaan yang sangat penting. Pada tahun 639 Arab menangkap Eddesa dan mendapatkan Kafan itu. Seorang Kristen kaya, Athanasius dari keluarga Gmea, membeli kembali kain linen itu dari Arab dan menyembunyikannya dalam ruang bawah tanah di salah satu gereja di kota itu. Istilah Mandylion, digunakan dalam hubungannya dengan gambar dari masa ini, dianggap oleh kebanyakan para ahli berasal dari bahasa Arab Mandil (kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin 207
YESUS DI INDIA
‘Penggembala Yang Baik’__ Yesus sebagai pemuda yang menyerupai sebuah Apollo. Pada abad ketiga, foto asli Yesus di Mandylion masih belum diketahui secara luas.
mantelium), yang berarti ‘panjangnya kain’ seperti yang mungkin digunakan untuk membuat kerudung, jubah pendek, serban/ ikat kepala, atau sapu tangan. Secara pribadi saya menyatakan bahwa gelar/sebitan itu berhubungan dengan istilah dalam bahasa Sansekerta mandala, yang menandakan ‘lingkaran’, dan khususnya diagram mistik dalam bentuk lingkaran. Mandala banyak digunakan dalam Budhaisme Tibet. Mereka menggambarkan pengalaman relijius dalam bentuk lambang, menunjukkan hubungan spiritual tertentu dalam kesimetrisan desainnya, dan membantu dalam ilmu meditasi yang membawa ke Pencerahan. Setelah penemuan Potret Eddesa di abad keenam, ada 208
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
kenaikan besar pada peribadatan tamsil dalam agama Kristen. Banyak laporan menyebutkan gambar-gambar Kristus lainnya ‘tidak dibuat dengan tangan manusia’ sekiar jaman itu (seperti acheiropoieta dari Memphis dan Camuliana). Dan seiring perkembangan ini, perubahan tiba-tiba dalam hal seperti apakah Kristus itu menjadi terbukti. Sampai penemuan kembali gambar Kafan, Yesus telah dipotret pada jalur klasik, seperti seorang filosof, kaisar, guru kebenaran, seperti gembala atau tak berjanggut, lakilaki muda seperti Apollo–pemuda yang menjadi simbol kebaikan. Sebagai pemujaan Karen Mandylion menjadi terbentuk, tiba-tiba muncul sebentuk potret yang sangat mirip dengan gambar wajah tiga dimensi pada kain itu. Contoh yang baik dari ini dilihat pada gambar Yesus abad keenam di atas jambangan perak Emesa. Mulai itu Yesus paling dikenal dalam pandangan frontal, dengan mata besar yang terbuka lebar di bawah alis yang tebal, rambut panjang yang terpisah di tengah, jambang yang terbagi, hidung panjang bengkok, dan berusia matang. Gambar itu cepat diterima dengan kebulatan suara doktrin di seluruh dunia Kristen. Di Synod Konstantinopel tahun 691692 dinyatakan bahwa mulai saat itu Yesus hanya diwujudkan dalam ‘bentuk manusia’ saja, hanya ‘gambar yang benar hidup’ yang diperbolehkan. Pada sekitar tanggal yang sama, Justinian II (memerintah tahun 685-95 dan 705-11) menciptakan uangnya dengan potret Kristus untuk yang pertama, dan dengan ini juga roman muka Yesus mirip dengan gambar di ‘Kafan’. Hasilnya bahwa meskipun tradisi sastra telah diwariskan kepada kita tanpa informasi apa-apa tentang seperti apa Yesus sebenarnya, dia telah digambarkan dengan cukup konsisten dari abad keenam kedepan bahwa orang yang melihat potret itu tak pernah ragu tentang siapakah subjek itu sebenarnya![14] Sejarawan telah membuat daftar keseluruhan antar lima belas (Wilson) dan dua puluh (Vignon, Wuenschel)[15] ciri yang mencolok pada potret di kafan yang dikenal dalam gambar Yesus dari abad keenam kedepan. 209
YESUS DI INDIA
Sekurang-kurangnya ada 15 ciri-ciri yang berbeda-beda dan tak mungkin keliru yang dapat diidentifikasi pada wajah yang tergambar dalam Kain Kafan yang juga ciri tersebut terdapat pada foto Yesus yang dilukis oleh seorang pelukis dari Byzantine.
Sampai abad kesepuluh–ketika Mandylion dipindahkan ke Konstantinopel–gambar wajah Kristus ini menjadi khas seni keramat di Byzantine, seiring dengan unsur-unsur lain dari gambar di Kafan. Banyak gambaran di waktu itu menampilkan pandangan wajah Yesus, tanpa leher, dengan persegi empat yang lebih panjang vertikal maupun horisontal, dan nampak memiliki pola jaringan yang dibuat diatasnya seperti jaring garis diagonal, wajah itu sendiri dibingkai dengan pembukaan lingkaran. Tampilan umum dari penggambaran ini berhubungan dengan gambar di kain ‘berlipat dalam empat lapisan’. Dan disamping itu, sebuah potret dalam segi empat berbaris horisontal mungkin dianggap menyinggung kepekaan estetis yang biasa, dan yang paling tidak biasa dalam semua bentuk gambaran visual. 210
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Wilson menyatakan bahwa Potret Edessa, Mandylion, adalah ‘asli’ otentik yang menentukan bagian/rangkaian sejarah seni. Sedikitnya lima belas ciri yang berbeda dapat dikenali pada wajah di Kafan yang juga ditemukan pada potret Yesus yang dilukis oleh seniman Byzantine. Di abad kedelapan, gerakan yang dikenal sebagai Iconoclasts (‘pemecah-gambar’) berkuasa di Kekaisaran Romawi Timur di bawah Kaisar Leo III. Dimana-mana gambar-gambar relijius dan gambar orang suci dirobek dan dihancurkan–tetapi Mandylion, telah disembunyikan jauh dari Muslim yang benci gambar kemudian menguasai Edessa, mempertahankan periode ini tidak rusak. Enam puluh tahun kemudian, ketika Iconoslasts telah tidak dipercayai, usaha dimulai di Konstantinopel untuk membawa gambar yang berharga itu ke ibukota kekaisaran. Proyek itu akhirnya berhasil di bawah pemerintahan Kaisar Romanus I Lecapenus (memerintah tahun 920-944) yang, pada tahun 942, mengirimkan orangnya yang paling mampu, jenderal Curcuas, untuk mengumpulkan potret Kristus. Tidak lama sebelum tentara Byzantine mengepung kota Edessa dan meminta penyerahan Mandylion untuk mengganti pembebasan 200 tahanan dan menghemat kota itu. Untuk menghindari pertumpahan darah, kaum Eddesa menyerah kepada Kaisar, dengan begitu memperoleh kekebalan sendiri untuk kota mereka dan dua belas ribu keping perak. Bahkan kemudian, menurut sumber yang sejaman, kaum Edessa nampak berusaha menakuti orang-orangnya Kaisar dengan tiruan dua kali sebelum mereka melepaskan Kafan yang sebenarnya. Pada tanggal 15 Agustus 944 Kafan itu akhirnya tiba di Konstantinopel, disambut oleh kerumunan orang banyak. Dan mungkin disimpan selama dua setengah abad berikutnya, di gereja Blaichernal. (Gambar dan ‘Kafan’ itu yang dibuat untuk Pharos Chapel dianggap sebagai salinan.) Selama penyerahan Mandylion di Edessa atau saat dalam pengangkutan ke Konstantinopel, gambar itu jelas menghilang dari bingkainya dan telah terbuka seperti 211
YESUS DI INDIA
Kafan yang selengkapnya. Gregory–pembantu gereja di Gereja Besar Konstantinopel–memberikan khotbah pada penerimaan kain yang penuh kemenangan, dimana ia menyebutkan ‘.......tetesan darah, yang telah mengalir dari sisinya...’, yang telah meninggalkan bekasnya di atas kain itu. Dan dalam pernyataan ini, setidaknya membohongi bukti bahwa Mandylion Edessa dan Kafan Turin adalah kain yang sama. Jika luka tikaman dari lembing centurion bisa dilihat, kain itu bukan sekedar handuk yang berisi gambar hanya satu wajah. Kain itu pasti berasal dari masa yang tidak lama setelah Penyaliban. Naskah khotbah itu pertama diberikan oleh Uskup Stephen III tahun 769 memiliki bacaan yang disisipkan kedalamnya selama abad kedua belas pada akibat bahwa Yesus telah terbaring dengan ‘sekujur tubuhnya’ di atas kain putih ‘......dengan wajah anggun Tuhan kami dan panjang seluruh tubuhnya tergambar secara ajaib.....’ [16] Rujukan yang sama ditemukan dalam sejarah gerejawi Ordericus Vitalis (sekitar tahun 1141) [17] dan dalam Otia Imperialia dari Gervase dari tilbury pada awal abad ketiga belas.[18] Selama semua tahun-tahun ini Kafan itu terbukti ditampilkan dalam panjang penuhnya pada basis reguler di Konstantinopel. Tahun 1203, seorang Perancis yang ikut dalam perang salib Robert de Clari menulis bahwa dia telah melihat kain di Gereja st. Mary Madonna di Blachernai di Konstantinopel: ‘.....Sindon, yang di dalamnya Tuhan kita telah dibungkus, yang ditampilkan setiap hari Jum’at sehingga tubuh Tuhan Kami dapat dilihat dengan jelas’. [19]
Kesatria Misterius Robert de Clari telah datang ke Konstantinopel sebagai seorang kesatria pada Perang Salib keempat. Setelah serangan yang panjang, orang-orang yang ikut perang salib akhirnya merampok 212
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
kota kaya itu pada bulan April 1204. Mereka menghancurkan segala sesuatu yang tidak bernilai bagi mereka; segala sesuatu di kota yang berharga dan mahal mereka rampok dan mereka bawa pergi, termasuk, tanpa penyesalan, harta dan peninggalan suci milik Gereja Kristen. Ditengah kondisi yang begitu kacau, Kafan itu menghilang, tidak muncul lagi sampai 150 tahun kemudian di Perancis, menjadi milik anggota keluarga Charny, yang memperlihatkannya di Barat untuk yang pertama kali. [20] Sejumlah teori, beberapa diantaranya sangat menarik, telah dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana kain itu menghilang dari Konstantinopel, dan bagaimana berakhir sampai Perancis. Karena kain itu menghilang selama lebih dari seabad, mungkin saat jatuh dalam kepemilikan beberapa pemilik yang sama selama masa itu–mungkin kelompok yang berkaitan erat dengan orang-orang yang ikut dalam perang salib, yang cukup kaya bukan untuk meningkatkan penghasilan dengan menjual barangbarang peninggalan, yang dapat menjamin keamanannya dalam kerahasiaan yang mutlak, yang punya motif ingin menyimpannya, dan juga berhubungan dengan keluarga Charny. Semua petunjuk itu mengarah kepada Perintah misterius dari Templars. Perintah dari para Ksatria Kristus yang miskin dan dari Candi Solomon, dikenal lebih baik sebagai Templars, didirikan tahun 1119 oleh sekelompok orang yang ikut dalam perang salib dipimpin oleh Ksatria Prancis Hugues de Payns. Sebagai tambahan pada janji kemiskinan yang baku, kesederhanaan dan kepatuhan, para Templars bersumpah untuk melindungi para peziarah di Tanah Suci itu dan aktif membantu berjuang melawan orang Muslim. Perintah itu segera menjadi sangat kuat dan berpengaruh. Tetapi di akhir abad ketiga belas, desas-desus mulai beredar bahwa para ksatria Templars dianggap memuja patung orang suci misterius pada pertemuan rahasia. Cerita yang sejaman dan catatan Pengadilan Penyidik menyatakan bahwa gambar orang suci para Templars adalah gambar di ‘papan’ yang menggambarkan versi ‘yang sangat 213
YESUS DI INDIA
pucat dan tak berwarna’ yang berukuran kepala pria hidup ‘dengan jenggot yang terbelah, seperti yang dikenakan para Templars’. Mereka menganggap gambar itu sebagai ‘wajah Tuhan yang tak berkerudung’. Salinan gambar orang suci itu disimpan di sejulah pusat Templars. (Salah satunya ditemukan tahun 1951 di bekas tempat duduk Perintah itu di Templecombe di Somersat, Inggris). Gambar orang suci itu cocok dengan gambar Mandylion dengan sangat rinci Para Templars jelas memiliki Kafan itu dan gambarnya telah menjadi pusat peribadatan kelompok relijius mereka. Tetapi bagaimana mereka berusaha menghilangkan Kafan itu dari Konstantinopel tanpa diketahui dan membawanya ke Barat? Elmar R. Gruber telah menemukan solusi atas teka-teki sejarah ini. Para Templars tidak ambil dalam pendudukan Konstantinopel karena tak ada hubungannya dengan tugas mereka di Tanah Suci itu, tetapi segera setelah kota itu diambil dari wakilnya mereka pergi kesana dengan misi rahasia. Hanya tanah istana Bucoleon dan Blachernai yang belum mengalah kepada perampokan tentara perang salib, dan kemudian hanya karena pemimpin tentara itu memilih istana untuk wilayahnya sendiri seketika serangan itu berhasil. Harta dan barang peninggalan yang ada di istana dibagikan kepada para pemuka agama dan sekuler. Pada bulan Mei 1204, Count Baldwin IX dari Flanders dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci di Byzantium. Untuk menyebarkan berita ini kepada Paus Innocent II, Kaisar baru memilih Guru istana Templar di Lombardy, satu Saudara laki-laki Barocha, yang mungkin telah meyakinkan Baldwin bahwa untuk menghilangkan Kafan itu dari gereja Blachernai dan memberikannya kepada Paus akan jelas menyelamatkan kebaikan Vatikan. Tapi misi itu dijadikan rahasia karena takut akan ketidaktenteraman di tengah Penduduk Yunani. Saudara laki-laki Baroche mengangkat bebannya dengan kapal dimuat dengan kekayaan di perjalanan ke Roma. Dari pantai Peloponnese kapal itu dikejutkan oleh enam perahu Genoese, dan dirampok.[21] Cukup aneh, para perampok Genoese lalu 214
Rute perjalanan yang dilalui oleh Kain Kafan Turin.
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
215
YESUS DI INDIA
meninggalkan kapal itu dan awaknya meneruskan perjalanannya– kapal yang terangkat biasanya berlayar kembali ke Genoa– sehingga Saudara laki-laki Baroche sampai di Roma dengan selamat pada musim gugur tahun 1204, dan menyampaikan surat Baldwin kepada Paus Innocent. Mungkin para Templars telah merahasiakan urusannya dengan Genoese dengan mana kapal telah dirampok hartanya tetapi tidak ada kecelakaan pada awaknya, kapal, atau kain tua yang ‘tak berharga’. Atau mungkin Baroche telah menghilangkan kain itu dari kapal di suatu tempat–para Templars memiliki rumah di Peloponnese–dan kemudian membiarkan dirinya dan kapal itu untuk diambil oleh Genoese. Kafan itu menghilang pada suatu ketika, dan dalam surat tertanggal 12 November 1204 Paus Innocent mengancam para Geneose dengan pengecualian kecuali mereka mengembalikan barang-barang peninggalan itu seketika.[22] Seluruh kejadian itu sangat membosankan baik bagi Kaisar maupun Paus, dan dibiarkan. Kafan itu telah secara misterius menghilang. Tahun 1307, Phillipe le Beau dari Perancis menggunakan desasdesus mengenai pemujaan gambar orang suci yang berhubungan degan bid’ah/klenik oleh para Templars, seiring dengan masalah lain–seperti kebiasaan homoseks, dan hubungan rahasia dengan Muslim dan dengan Catahrs (yang telah dibersihkan seratus tahun lebih awal)–sebagai dalih untuk menghantam para Templars, dan untuk menggelapkan kekayaan besar dari Perintah itu. Dua dari pemimpin Perintah Templar yang tersisa dibakar pada tiang pancang di Paris karena bid’ah pada bulan maret 1314, meskipun mereka mengaku percaya pada agama Kristen sampai akhir, dan memprotes ketidakbersalahannya. Salah satunya adalah Guru Agung dari Perintah itu, Jacques de Molay; yang lainnya adalah guru dari Normandy, Geoffroy de Charnay. Meskipun dengan penelitian yang intensif, para penuntut tidak mampu menemukan ‘gambar orang suci’ para ksatria itu dimanapun. 216
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
Beberapa tahun kemudian, kain itu muncul lagi, dan menjadi milik Geoffroy de Charny, [23] yang dari penelitian geneologis, adalah cucu keponakan dari ksatria Templar yang telah mengorbankan dirinya, meskipun tidak memiliki hubungan jelas dengan Perintah itu sendiri. Nampaknya para pemimpin Templars telah menyembunyikan kain itu dengan sanak dari Geoffroy de Charny (Templar) yang bebas dari kecurigaan, untuk melindunginya dari hukuman Phillipe. Ini juga akan menjelaskan mengapa keluarga Charny tidak mampu memberikan cerita tentang bagaimana mereka sampai memiliki kain itu ketika mereka akhirnya dituduh oleh kedua uskup Troyes, Henri de Poitiers dan Pierre d’Arcis, karena memperlihatkan pemalsuan menyusul pertunjukan publik di gereja perguruan tinggi di Lirey. Meskipun para uskup belum melihat kain itu sendiri, dimana Margareta dan Charny mampu menyelesaikan hanya dengan mengirimkan kain itu keluar dari negeri itu. Dia mewariskannya kepada Duke Louis dari Savoy yang saleh, dan gantinya menerima hadiah kaya atas ‘pemberiannya yang berharga’. Duke memberi Lirey 50 francs uang emas sebagai imbalan jasa. Sejarah Kafan itu didokumentasikan dengan baik mulai dari sini , dan bisa diringkus dengan cepat. Di tahun 1502 kain itu disimpan di chapel Chamberi Castle dimana, pada tahun 1532, hampir mati karena kebakaran yang meninggalkan bekas luka terbakar yang terlihat sampai sekarang. Tahun 1578 kain itu akhirnya dibawa ke Turin, dimana lalu disimpan sebagai pusaka Rumah Savoy selama empat abad, sampai Umberto II dari Savoy, bekas raja Italia, memindahkannya ke Keuskupan Suci dalam wasiatnya tanggal 18 Maret 1983, tidak lama sebelum dia meninggal. (hanya dua minggu sebelumnya, Paus Yahya Paul II mengadakan perjalanan sendiri ke residen Lisbon dari biara pengasingan untuk membujuk laki-laki tua itu untuk mewariskan kain itu ke Keuskupan Suci). [24]
217
YESUS DI INDIA
Analisa Ilmiah terhadap Kafan Pada kesempatan ulang tahun kelima puluh negara Italia di tahun 1898, Kafan itu sekali lagi ditunjukkan kepada publik. Fotografer amatir Secondo Pia akhirnya punya kesempatan untuk memotret Kafan itu untuk yang pertama kali dalam sejarahnya. Setelah beberapa usaha, Pia berhasil mengambil gambar Kafan itu dengan cukup baik. Ketika dia mengembangkan piring kaca dalam ruang gelapnya, dia menemukan penemuan yang sensasional: negatif di piring foto menunjukkan kemiripan alami dengan Yesus, indah sekali seolah dia muncul dalam kehidupan nyata. Wajah itu akrab dengan kita ketika potret yesus di atas Kafan Turin diproduksi dengan pemutaran cahaya dan bayangan. (Bekas lumuran darah, di satu sisi nampak sebagai tanda cerah pada negatif.) Kenyataan itu sendiri menunjukkan bahwa gambar itu tak bisa dilukis oleh seorang seniman. Untuk menciptakan pembalikan sempurna semacam itu dengan tangan akan memerlukan teknik yang bahkan lebih dari teknik paling modern. Negatif dari foto yang diambil oleh Pia adalah titik awal perdebatan modern tentang keotentikan linen itu. Foto yang lebih baru diambil oleh Giuseppe Enrie tahun 1931 menjelaskan bahwa tidak ada yang dikatakan bahwa gambar itu dilukis di atas kafan itu: tidak ada cat goresan kuas, tidak ada garis bentuk. Kesan tubuh secara perlahan menyatu ke dalam kain itu: tidak ada garis bentuk yang berbeda yang terlihat. Foto yang lebih mirip ini membawa kepada keseluruhan daftar penemuan baru: 1. T ubuh yang ditunjukkan dalam ilustrasi itu hanya pakaian, hanya sebagai narapidana yang ketika dihukum dan dieksekusi di bawah hukum Romawi. Gambaran artistic Yesus yang telanjang bulat akan tidak dapat dibayangkan, sebuah bentuk penghujatan yang tak bisa ditembus. 2. Gambar itu sangat nyata orang yang disalib dengan dipaku 218
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
pada salib, bukannya diikat pada salib dengan tali kulit (yang juga kebiasaan standar). Karena penyaliban sering, ini tidak dengan sendirinya berguna untuk membuktikan bahwa tubuh itu adalah Yesus. Adalah Kaisar Romawi Kristen pertama, Constantine, yang menghapuskan metode eksekusi biadab ini, jadi kain itu pasti berasal sebelum tahun 330 Masehi. 3. Jenggot dan gaya rambut orang yang dipotret tidak biasa dalam kekaisaran Romawi kecuali di Palestina. Panjang rambut dan pemisahan di tengah menunjukkan bahwa korban itu adalah anggota komunitas Nazarene. 4. Kafan itu melahirkan bukti jelas tentang enam Pos Salib yang digambarkan dalam Injil. Pertama, ahli pengobatan menjelaskan adanya luka luar lain yang jelas disebabkan oleh pukulan ke wajah yang dilakukan oleh tentara. 5. Kedua, tanda kecil berbentuk halter jelas terlihat di atas bagian belakang tubuh itu, dan di beberapa tempat bagian depan. Ada lebih dari sembilan puluh luka sementara itu, yang ini mungkin tidak hanya menceritakan betapa banyaknya pukulan yang diderakan selama penyiksaan, tetapi juga bahwa flagrum Romawi adalah alat yang digunakan. Jenis cambuk khusus ini memiliki tiga tali pengikat yang dipasang diujung dengan pasangan bola kecil terbuat dari timah atau tulang. 6. Bukti Pos Salib ketiga adalah bahwa luka cambukan di daerah bahu diperburuk oleh penggunaan berat tubuh–indikasi bahwa korban penyaliban benar-benar harus membawa setidaknya balok salib horizontal. 7. P os salib keempat terlihat pada noda dan lapisan darah di dahi dan bagian belakang kepala: bukti mahkota duri. Tetapi bukanlah coronet jalin atau tiara seperti yang digambarkan dalam ikonografi Kristen oleh hampir semua seniman, tetapi 219
YESUS DI INDIA
pastilah ‘tutup’ yang menutup seluruh puncak kepala, seperti mahkota Timur. Seorang peniru hanya akan menghasilkan salinan/tiruan lingkaran duri konvensional. 8. Pos kelima, pemakuan ke salib, terlihat pada bercak darah di tangan dan kaki. Dari arah aliran darah yang lebih besar, tidak sulit untuk menemukan bahwa tangan-tangan itu terbentang dengan siku sekitar antara 55 dan 65 derajat. Walaupun para seniman ikonografi selalu beranggapan bahwa paku-paku itu dipalu menembus telapak tangan, bercak darah di pakaian menunjukkan bahwa paku-paku itu sebenarnya menembus pergelangan tangan. Eksperimen oleh ahli patologi Perancis, Barbet membuktikan bahwa telapak tangan tidak dapat menopang berat tubuh lebih dari 40 kilogram (88pond) tanpa robek. Pemalsu apa yang telah mengetahui hal itu? 9. Pos Salib keenam/terakhir ditunjukkan oleh luka sebesar 4,5 cm panjangnya di sisi kanan tubuh antara tulang rusuk kelima dan keenam. Luka itu nampak mengeluarkan sejumlah darah, yang sesuai dengan cerita dalam Injil Yahya tentang luka lembing yang darinya segera mengalir keluar darah dan air. 10. Di paha dan betis tidak nampak ada tanda-tanda luka besar, yang menunjukkan bahwa kaki benar-benar tidak patah. Titik-titik yang disebutkan di atas semuanya cocok dengan cerita Injil, menunjukkan bahwa ini bukan hanya korban penyaliban. Jesuit dan sejarawan Herbert Thurston, yang yakin bahwa Kafan itu adalah sebuah pemalsuan, menulis, ‘….Jika ini bukan gambar Kristus, ini dilukis untuk menyerupainya. Ciri-ciri ini bersama-sama belum pernah dibuat oleh orang lain sejak permulaan dunia. [25] Bahkan sebuah uji yang lebih sungguh-sungguh, menggunakan peralatan ilmiah yang paling baru, hanya mungkin setelah sebuah Komisi didirikan untuk penelitian ilmiah terhadap Kafan itu. Tahun 1969, Kardinal Pallegrino dari Turin menunjuk sejumlah spesialis 220
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
ilmiah yang bersama-sama dengan para ahli doktrin, mengadakan uji sistematik terhadap Kafan itu. Kelompok ini awalnya hanya meliputi sebelas spesialis, tapi pada tahun berikutnya yang luar biasa adalah temuan bahwa seluruh institut dan universitas, dan bahkan Nasional Aeronautics and Space istration (NASA) di Amerika, terlibat dalam analisa linen itu. Sampai kemudian penelitian memusatkan pada foto Kafan itu, tetapi di tahun 1969 Kafan itu bisa diuji langsung untuk yang terakhir, selama dua hari. Nampak luar biasa, tetapi Komisi itu dan tugasnya tetap dirahasiakan dengan kuat; nama-nama anggota juga tidak dipublikasikan sampai tahun 1976. Hasil dari eksperimen pertama ini sangat kurang. Sejumlah foto berwarna diproduksi dan bagianbagian Kafan itu diuji di bawah mikroskop, dalam sinar normal, ultraviolet dan infra merah. Laporan akhir merekomendasikan bahwa penelitian mendatang harus menggunting sebagain kecil untuk sampel dimana rangkaian penuh uji ilmiah mungkin kemudian dilakukan. Bekas Raja Italia, Umberto II dari Savoy, yang pada waktu itu masih pemilik sah Kafan itu, setuju atas permintaan para ahli tsb. Tahun 1973 dia mengizinkannya untuk diperiksa secara ilmiah dan diuji selama tiga hari, setelah ditayangkan di Televisi kepada jutaan penonton sementara Paus Paul VI berbicara tentangnya.
Apakah Yesus Mengorbankan Hidup? Sejak tahun 1950, seorang Jerman yang dipanggil Hans Naber (tetapi juga menggunakan nama Kurt Berna dan Yahya Reban), mengkhususkan menulis tentang Kafan itu, telah meraih suatu selebrity/kemahsyuran dengan memproduksi publikasi dalam gaya yang sensasional. Dia menyatakan bahwa Kafan itu melebihi keraguan bahwa Yesus tidak dapat benar-benar mati ketika dia dilepaskan dari Salib, karena jenazah tidak akan terus mengeluarkan 221
YESUS DI INDIA
darah dengan cara yang tubuh di bawah linen dari Kafan Turin itu miliki. [26] Naber mengatakan bahwa dia telah melihat pada tahun 1947 dimana Yesus muncul dan bertanya kepadanya untuk menguji kepada dunia bahwa laki-laki yang menjalani Penyaliban itu hanya bisa muncul dalam keadaan mati, tetapi kenyataannya sejenis keadaan tak sadarkan diri darimana dia bangun setelah tiga hari. Publikasi hasil penelitian dan foto Kafan itu akhirnya memberikan Naber kesempatan berusaha membuktikan teorinya, dan dia berusaha untuk menemukan sejumlah ahli Kafan yang diakui bersiap untuk mendukung usahanya. Tak perlu dikatakan, kekuasaan doctrinal Gereja tidak memiliki simpati sama sekali dengan argumentasinya–tetapi datanglah suatu hari ketika Naber mengungkapkan bahwa dia telah menerima surat dari anggota Kependetaan Katolik Roma yang tidak menyebutkan nama, mengatakan bahwa Yesus telah meninggal di tiang salib untuk penyelamatan umat manusia, dan sebaliknya untuk memuja-muja sebuah Kafan yang belum pernah memegang jenazah. Vatican menemukan dirinya wajib membuat pernyataan resmi tentang hal itu, dan menentukan pada saat yang sama bahwa solusi radikal dan final harus ditemukan. Bagi Professor Teologi Werner Bulst, pernyataan Naber ‘murni khayalan’: Naber dituduh tidak mengetahui apa yang ia katakan, dan tidak memiliki ‘latar belakang ilmiah’ untuk memecat. [27] Tetapi Naber tidak bisa hanya diabaikan, karena dia mampu membangkitkan minat di seluruh dunia. Namun begitu, antagonisme bahwa Naber membangkitkan itu dengan menjadi sangat keras hati akhirnya membawanya pada kehancuran fisik, mental dan keuangannya. Tahun 1973, ketika hasil penelitian terakhir muncul, nampak seolah keraguan di seluruh dunia yang dibawa ke permukaan oleh Naber telah meledak. Ini sangat sederhana, setelah itu semua, menentukan hadirnya jumlah darah dengan menggunakan analisa kimia di sebuah laboratorium. Metode yang paling umum dilakukan 222
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
adalah apa yang disebut reaksi peroksida: bahkan bekas hemoglobin pigmen darah merah melepaskan oksigen dari hidrogen peroksida, yang pada gilirannya menyebabkan bahan reaksi benzidine dasar tak berwarna untuk mengoksidasi, sehingga berubah larutan itu menjadi biru. Hemoglobin dan produk pecahannya, haem, adalah molekul yang sangat stabil yang mungkin terus bereaksi secara normal bahkan setelah berabad-abad. Beberapa benang dari berbagai bagian bercak darah dengan hati-hati dicabut dari bahan dan diuji dengan dua laboratorium bebas di Italia. Hasilnya nampak menjadi kemunduran utama– semua hasil pengujian itu terbukti negatif. Nampak sekalipun bercak-bercak yang nampak seperti darah itu bukanlah darah sama sekali! Bercak darah di kaki (yang ini benar-benar darah) tentu cukup untuk menjelaskan teori Naber bahwa darah telah mengalir setelah Yesus dilepas dari Salib. Tetapi sekarang jauh lebih mudah bagi semua orang untuk terlibat menyatakan bahwa Kafan itu adalah pekerjaan pemalsu yang tidak pandai, dan tidak ada perlunya untuk mengakui bahwa Yesus masih hidup ketika dilepas dari Salib. Publikasi laporan Komisi itu di tahun 1976 menyebabkan berita ‘pemalsuan’ itu tersebar seperti kebakaran liar. Tetapi yang tidak dipublikasikan adalah fakta bahwa ada tak zat yang dikenal yang telah digunakan untuk pemalsuan seperti itu, dan bahwa haem, meskipun cukup stabil, kehilangan stabilitasnya, membusuk, dan menjadi tak bisa ditelusuri jika dibuka pada suhu tinggi–karena Kafan itu telah di dalam api di tahun 1532. Apakah darah itu nyata atau tidak adalah pertanyaan yang belum terjawab dengan memuaskan sampai beberapa tahun setelah penelitian tahun 1973. Pada tahun 1978 Kafan itu telah ada di Turin selama tepatnya empat ratus tahun, dan untuk merayakan kesempatan itu sekali lagi diperlihatkan kepada publik. Dari tanggal 28 Agustus sampai 8 Oktober, lebih dari tiga juta peziarah 223
YESUS DI INDIA
memandang barang peninggalan yang paling bernilai ini di Christendom, mungkin gambar otentik Yesus. Kemudian sebelum petang di hari pertunjukkan yang tahan peluru dan diletakkan di atas sebuah bangku yang bisa disesuaikan. Di ruang dalam Palazzo Reale, yang berdampingan dengan cathedral, dua tim dari ilmuwan puncak menunggu untuk memulai program penelitian yang harus berakhir dalam dua minggu. Satu kelompok adalah orang Eropa, dan termasuk ahli mikroskop Turin, Giovanni Riggi, ahli patologi Baima Bollone dari Milan, ahli fisika Luigi Gonella dari Turin, dan ilmuwan forensik Max Frei dari Zurich. Kelompok lainnya terdiri dari dua puluh lima spesialis Amerika di bidang fotografi, spectroscopy, radiografi, teknologi komputer, kimia organik dan fisika, dilengkapi dengan serangkaian peralatan canggih yang luar biasa, yang beberapa diantaranya telah disusun khusus untuk analisa Kafan yang direncanakan itu. Di hari-hari berikutnya, menggunakan prosedur kerja yang memakan waktu tetapi teliti, sejumlah besar negatif fotografis jenis foto khusus, grafik dan tabel data disiapkan, yang kemudian dievaluasi dengan bantuan komputer yang banyak di Amerika. Kafan itu pertama dibagi menjadi jaringan enam puluh bagian satuan untuk melakukan survei fotometrik. Masing-masing bagian ini lalu dengan hati-hati difoto, menggunakan seluruh rangkaian filter/penyaring yang berbeda-beda. Negatifnya lalu digunakan sebagai dasar untuk sejumlah eksperimen optik. Dalam laboratorium fotografi NASA, nilai tonal (terang-gelap) dan foto itu dinyatakan dalam bentuk angka (diubah menjadi data komputer), yang memungkinkan untuk merekonstruksi relief tubuh dalam gambar itu dalam ukuran–hidup, tiga dimensi. Jika telah ada pemalsuan, proporsinya semua akan keluar salah. Dengan dasar relief itu mungkin untuk menentukan tinggi dan bobot tubuh itu yang sebenarnya: sekitar 1,80 meter tingginya dan 79 kg beratnya. Mungkin juga untuk menghitung jarak antara tubuh itu dengan kain itu pada setiap titik, menggunakan nilai terang–gelap (tonal). 224
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
(gambar yang muncul lebih gelap di tempat-tempat yang terjadi kontak langsung antara tubuh dan Kafan, dan semakin besar jarak yang antara Kafan dan tubuh itu semakin terang sifat pada Kafan itu. Para peneliti lalu menemukan bahwa ada hubungan langsung antara gambar pada Kafan itu dengan jarak antara Kafan dengan tubuh tsb: ini menjelaskan asumsi yang lama dipegang bahwa gambar itu pasti dibentuk oleh kontak dengan tubuh. Dan penelitian terhadap serat/fiber dibawah mikroskop electron mengungkapkan bahwa gambar itu tidak dibuat dengan partikel zat yang bisa dideteksi, tetapi bahwa serat Kafan dimana gambar itu terlihat dengan sendirinya menjadi gelap pada permukaan, tidak seperti pada bagian yang tidak ada gambarnya. Satu eksperimen yang dilakukan langsung terhadap kain itu sendiri, spektroanalisis pijar sinar-X, akhirnya memberikan bukti bahwa bercak darah benar-benar berasal dari adanya darah. Dalam tes ini sebagian linen berisi radiasi dosis tinggi untuk jangka waktu pendek, dan karenanya menyebabkan pijar. Karena setiap molekul pijar dengan caranya yang unik di bawah pengaruh tingkat radiasi yang tinggi, struktur atom dari bahan itu dapat ditentukan dari spektrum pijarnya. Tanda-tanda itu dengan signifikan menunjukkan jauh unsur besi yang banyak, yang merupakan unsur pokok dalam darah, dan khususnya dalam hemoglobin. Bagi ahli kimia Amerika, Dr. Walter McCrone, adanya besi merupakan bukti bahwa Kafan Turin tidak bisa asli, seperti yang ia nyatakan di depan umum pada pertemuan tahunan Asosiasi Kemajuan Ilmu Pengetahuan Amerika pada akhir tahun 1971, dan berulang kali sesudahnya. Dia menganggap besi dalam tanda bekas luka itu sebagai indikasi pasti bahwa cat yang mengandung oksida besi telah digunakan–sejenis cat yang belum ditemukan sampai abad keempat belas. Dr. McCrone belum pernah melihat Kafan pada tangan pertama! Hipotesa cat itu disangkal oleh eksperimen yang berbeda dimana partikel-partikel Kafan itu dirawat dengan hidrasin dan 225
YESUS DI INDIA
asam-semut (formia) yang diuapkan, dan kemudian ditundukkan dengan sinar ultraviolet. Di bawah kondisi semacam itu, molekulmolekul prophyrin berubah menjadi merah cerah, dan teknik itu menunjukkan bahwa molekul itu ada pada Kafan itu. Prophyrin adalah tanda dalam metabolisme haem, dan merupakan indikator yang tak dapat dipungkiri tentang adanya darah dalam peti dimana haem itu sendiri telah dirusak oleh suhu yang tinggi. Metode fotografi pijar ultraviolet ini juga membuktikan bahwa ada dua jenis bagian terbakar yang berbeda. Pada tahun 1532, Kafan itu menyala dalam peti mayat di kapel istana Chambery, terkurung dalam atmosfer yang mengandung sedikit oksigen. Pijar kemerahan dari bekas luka terbakar menunjukkan api yang menyala-nyala dalam peti mayat perak itu, seperti yang diketahui dalam sejarahnya. Tanda terbakar lainnya menunjukkan pijar dengan warna berbeda, menunjukkan bahwa episode terbakar kedua yang tidak diketahui, dalam api ‘terbuka’. (Bukti ini juga menyangkal hipotesa bahwa tubuh dalam Kafan itu meninggalkan gambarnya pada kain dengan proses iradiasi.) Eksperimen para peneliti Amerika menunjukkan bahwa tingkat pewarnaan coklat tua yang membedakan dalam gambar itu dikarenakan perubahan dalam struktur kimia selulosa pada linen itu. Dalam eksperimen laboratorium mungkin untuk menggunakan berbagai perantara yang mengoksidasi untuk membusukkan selulosa pada linen itu. Gambar oksidasi berubah lebih berbeda saat semakin tua. Tahun 1924, ahli biologi Perancis, Professor Paul Vignon telah mencapai sukses besar dengan eksperimennya dalam apa yang diistilahkan ‘teori vaporografi’. Vignon membuktikan bahwa tubuh yang berkeringat yang ditempatkan pada linen yang telah direndam dalam campuran minyak lig dan larutan aloes (obat yang berasal dari pohon gaharu) (Aloe medicinalis) menghasilkan pewarnaan yang sama seperti pada Kafan, karena keringat membusukkan bentuk asap ammonia, yang kemudian menyebabkan proses 226
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
oksidasi selulosa terjadi. Pewarnaan ini paling kuat pada titik sentuh (kontak) antara linen dengan tubuh itu, dan menjadi melemah bila jarak antara tubuh dengan linen bertambah. Ini menjelaskan mengapa jejak itu menyerupai negatif foto. Vignon menjelaskan bahwa jejak pada linen itu utamanya disebabkan oleh asap ammonia yang dilepaskan selama pengasapan asam uric dari tubuh yang memanas. Larutan pohon aloes/obat gaharu (aloes medicinalis) dan yang diserap dalam linen bereaksi dengan ini, dan ammonium karbonat terbentuk, asap yang warnanya ada di serat linen. Dan dalam atmosfer yang lembab antara kulit dan linen itu, tingkat pewarnaannya ada dalam proporsi langsung pada kedekatan tubuh dan linen. Pewarnaan bercak darah yang agak mencolok adalah akibat dari reaksi kimia yang lebih kuat. Injil Yahya menggambarkan bagaimana jumlah besar aloes digunakan dalam pemakaman Yesus ‘Dia datang karenanya, dan mengambil tubuh Yesus. Dan datang juga Nicodemus, yang awalnya datang ke Yesus menjelang malam, dia membawa campuran myrrh dan aloes, tentang bobot seratus pond. Kemudian membawa tubuh Yesus, dan melukainya dalam pakaian linen dengan rempah-rempah, sebagai cara Yahudi adalah untuk mengubur.’ (Yahya 19:38-40). Eksperimen Vignon, meskipun meyakinkan, menjadi target kritik tajam pada tahun 1933, karena alasan sederhana bahwa garam tubuh dan panas tubuh perlu untuk reaksi kimia dan penguapan tidak bisa ada dalam jumlah yang cukup pada mayat. Namun demikian, telah terbentuk bahwa campuran aloes dan myrrh dalam kondisi lembab dapat menciptakan jejak/bekas tubuh pada kain. Vignon menunjukkan bahwa waktu pembukaan empat puluh lima detik dapat meninggalkan jejak redup, membentuk gambar positif yang bisa dikenali dengan jelas ketika dilihat pada negatif foto. Bukti bahwa bekas/jejak pada Kafan itu berasal dari vapographic (hasil penguapan) dapat mengakhiri spekulasi lain– 227
YESUS DI INDIA
tetapi Gereja Kristen keberatan terhadap solusi murni ini dengan tiga pertimbangan: a) Menurut peraturan tegas yang dilibatkan dalam pemakaman Yahudi Ortodoks, mayat harus secara fisik dan ritual dibersihkan sebelum dibalsem. Bekas seperti bercak darah tidaklah mungkin. b) J ika tubuh itu telah dengan tepat dibungkus dengan Kafan seperti yang ditulis, seluruh jejak yang salah bentuk dan menyimpang pada lebarnya akan terbentuk, sungguh tidak seperti jejak pada permukaan datar yang lebih rendah, dengan lengkap mengubah gambar itu. Argumen ini dapat dengan aman dihilangkan, karena linen yang direndam menjadi agak kaku, sehingga bahan itu tidak akan melipat di sekitar garis bentuk tubuh, tetapi hanya menyentuhnya pada bagian yang lebih menonjol. c) J enazah tidak berkeringat dan tidak mengeluarkan panas tubuh. Teori Professor Vignon, hasil dari empat puluh tahun penelitian, dibuang pada kekuatan keberatan terakhir ini–karena mayat tidak berkeringat. Tetapi saat Yesus masih hidup, suhu tubuh yang tinggi yang disebabkan oleh lukanya akan membuatnya berkeringat dengan lebih banyak dari pada yang pernah!
Radiokarbon Tahun 1988 Sekarang ada tes sederhana untuk menentukan usia semua bahan organic, dengan mengukur tingkat radiosotope karbon-14 (secara kimia unsur yang sama dengan karbon umum, C12, tetapi dengan dua neutron tambahan dalam inti, yang membuat atom sangat tidak stabil setelah sesaat membusuk secara radioaktif). Organisme yang hidup menyerap karbondioksida dari udara, menggabungkan karbon dalam strukturnya. Ketika kehidupan 228
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
organisme berakhir, karbon radioaktif terus membusuk pada tingkat yang sangat rendah dan tetap (pada tingkatan sekitar setengah dari semua bahan setiap 6000 tahun, ‘setengah hidupnya’). Karena proporsi C14 dalam atmosfer tetap (dilengkapi dengan radiasi dari ruang), semua yang harus dilakukan adalah mengukur rasio C dengan C dalam apa yang ditinggalkan dari bahan organic tua, melakukan kalkulasi sederhana dalam hubungannya dengan setengah-hidup, dan temuan usia arkheologis dapat ditentukan dengan kecermatan dekat pada 10 persen. Tetapi sebelum tahun 1980-an, sampel bahan yang besar yang diuji diminta–dan dalam proses itu benar-benar rusak oleh api–dan tak ada otoritas Gereja mengizinkan peninggalan suci Kristen yang paling penting itu untuk dipotong atau bahkan dirusak dengan cara seperti itu. Tetapi selama beberapa tahun sekarang telah mungkin untuk menentukan tanggal bahkan jumlah bahan yang paling sedikit, dan pada bulan April 1988, Umberto II dari Savoy telah dibujuk oleh Paus untuk mewariskan kain itu kepada Keuskupan Suci, Vatikan (dipaksa bertindak oleh publikasi spektakuler Naber) memerintahkan uji radiokarbon terhadap Kafan Turin dengan harapan bahwa ini akan menunjukkan sekali dan untuk semua apakah barang peninggalan itu asli atau tidak. Tiga laboratorium yang mengkhususkan dalam penanggalan bahan arkheologis–di Zurich, Oxford dan Tucson (Arizona)–diberi sampel kain Turin berukuran perangko. Enam bulan kemudian, pada bulan Oktober 1985, hasil sensasional diumumkan kepada publik: pengujian itu telah menunjukkan melebihi keragu-raguan bahwa kain itu berasal dalam Jaman Pertengahan (sekitar 1260 sampai 1390). Temuan ini yang menyangkal hasil penelitian sebelumnya, seketika menimbulkan kecurigaan saya tentang betapa dengan hati-hatinya penanggalan radiokarbon dilakukan. Saya telah mempelajari sejarah kafan itu selama bertahun-tahun: Saya tahu untuk banyak hal tertentu yang aktif membuktikan bahwa kain 229
YESUS DI INDIA
itu telah ada sebelum Jaman Pertengahan. Saya telah memeriksa prosedur pengujian. Ini merupakan awal dari tiga tahun pekerjaan detektif yang membawa saya ke semua tempat yang digambarkan dalam uji radiokarbon itu. Ketika saya coba menelusuri petunjuk dan menemukan lebih banyak lagi tentang keadaan itu, saya temukan bahwa banyak kontradiksi dan inkonsistensi terletak seperti jubah di atas rangkaian prosedur pengujian. Segera menjadi jelas bahwa para ilmuwan yang ambil bagian dalam pengujian itu memiliki sesuatu yang disembunyikan. Ditanyakan tentang keterangan, mereka menjadi terjerat dalam kontradiksi dan bahkan mengambil jalan pemalsuan ketika mereka menyadari versi resmi peristiwa prosedur itu dalam bahaya. Direktur penelitian, Dr. Michael Tite, disumbang satu juta poundsterling untuk lembaga baru oleh ‘teman dan sponsor’ tak bernama (ironisnya, Dr. Tite menerima uang itu pada hari Jum’at Baik!), dan Cardinal Ballestrero dari Turin tiba-tiba dan tanpa diharap pensiun tidak lama setelah pengumuman hasil itu, dan tidak tersedia lagi jawaban atas pertanyaan tentang hal itu. Dengan sarana yang berliku-liku dan dengan kesulitan besar, saya akhirnya mampu memperoleh foto yang sangat diperbesar dari bagain kain itu yang telah dikirim ke laboratorium untuk menentukan penanggalannya. Saya mengujikan foto itu dengan beberapa lembaga yang khusus menangani hal-hal semacam itu, dan membandingkan gambar yang didigitkan pada komputer dengan masing-masing foto dari potongan asli langsung sebelum dipotong. Hasilnya konklusif/meyakinkan: potongan kain yang diberi penanggalan dalam laboratorium itu tidak dapat berasal dari kain yang asli. Mengejar penelitian saya, saya temukan bahwa sampel yang diuji dengan teknik radiokarbon telah diambil dari sebuah jubah yang telah disimpan sejak tahun 1296 di dalam basilica Saint-Maximin di Perancis selatan, wilayah Saint Louis d’Anjou. Ini membuktikan sekali dan untuk semua bahwa penentuan tanggal Kafan Turin telah 230
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
diubah: ide itu untuk menyajikan kain itu sebagai pemalsuan jaman Pertengahan, dan dengan begitu mengakhiri semua pembicaraan tentang apakah Yesus bertahan pada penyaliban–pembicaraan yang mengguncang Gereja Kristen pada fondasinya. Cerita lengkap pengungkapan menakjubkan dari penipuan besar yang dilakukan terhadap publik bisa ditemukan dalam The Jesus Conspiracy: The Truth about the Resurrection, [28] sebuah buku yang saya tulis dalam hubungannya dengan Dr. Elmar R. Gruber. Penentuan tanggal radiokarbon tahun 1988 telah berubah menjadi tidak lebih dari usaha yang sinis pada penipuan kriminal. Ini tentu tidak membuktikan Kafan itu hanya berusia 700 tahun– kenyataannya, pemalsuan yang disengaja dan curang terhadap hasil uji itu merupakan satu bukti lagi bahwa Kafan Turin benarbenar kafan yang untuk membalut Yesus, dan bahwa Yesus masih hidup ketika dia dibaringkan untuk ‘istirahat’ di dalamnya.
231
232
Bab Delapan ‘KEMATIAN’ DAN ‘KEBANGKITAN’ Dua Pemakaman dalam Injil Yahya (Banyak pendapat yang dikemukakan dalam bab ini didasarkan pada karya Elmar R. Gruber, seperti yang diterbitkan dalam bagian yang ia masukkan pada The Jesus Conspiracy, yang kami tulis dalam hubungannya satu sama lain.) Mari kita kembali sekali lagi pada jam dramatis Jum’at Baik, ketika Yesus dipaku ke tiang salib dan pada hari yang sama dengan tergesa-gesa dimasukkan ke dalam peti mati. Cerita tentang Penyaliban turun kepada kita melalui tiga Injil Ringkasan, Injil Yahya, dan beberapa naskah yang masih diragukan. Membaca semua empat naskah Injil secara bersamasama, yang merupakan usaha itu sendiri, mungkin untuk melihat seluruh kumpulan hal yang menjadi tambahan pada semua hal yang disetujui–suatu situasi yang menyulitkan untuk membentuk gambaran peristiwa tersebut yang jelas dan konsisten. Injil Yahya yang umumnya menunjukkan perbedaan terbesar dari ketiga Injil. Injil Matius, Markus, Lukas untuk alasan ini digambarkan sebagai ‘ringkas’, yang berarti ‘dari sudut pandang yang sama’: banyak titik persetujuan dalam naskah itu yang dapat didaftar urut dan dibandingkan bersebelahan–sebuah 233
YESUS DI INDIA
korelasi yang menunjukkan mereka berasal utamanya dari satu sumber yang sama. Yahya tidak cocok dalam pola ini. Walaupun naskah Yahya diselesaikan pada masa Ephesus sampai akhir abad pertama, dan merupakan yang ditulis terakhir dari keempat Injil itu, ini dianggap menjadi yang paling otentik dari keempat cerita itu. Terutama ini mencakup episode yang tidak terjadi dalam Injil lainnya seperti perkawinan di Cana, percakapan dengan Nicodemus, dan menghidupkan Lazarus. Deskripsinya yang rinci dan akurat tentang sifat topografis (utamanya tata ruang dan peristiwa penting di Yerusalem sebelum pemberontakan tahun 66 Masehi) membawa kepada kesimpulan bahwa Yahya sendiri, atau informan yang menggunakan namanya, secara pribadi ada di tempat ini pada jama Yesus. Nada ajaib dan Gnostic dari ceritanya, dan kedekatan hubungan pribadinya dengan Yesus, menunjukkan bahwa Yahya pastilah saksi mata yang paling terpercaya tidak hanya untuk peristiwa itu tetapi juga terhadap ajaran tuannya/ gurunya. [1] Membaca naskah itu, kita seketika menangkap kesan bahwa yang kita dengar ini adalah cerita seorang saksi mata. Sedangkan Ringkasannya hanya menunjukkan bahwa Yesus menerima penguburan menurut adat-istiadat Yahudi, Yahya berusaha menyajikan penguburan itu dalam konteks penemuan pakaian kubur pada hari Paskah pagi, seperti yang dilihatnya atau diceritakan kepadanya dari orang pertama. Professor sastra Italia, Gino Zaninotto menerangi ini dalam bagian analisa linguistik/ilmu bahasa yang istimewa–meskipun dia sampai pada kesimpulan yang berani bahwa Yahya adalah saksi mata juga terhadap ‘kenaikan’. Di bagian tengah Injil Yahya adalah cerita yang mungkin dapat dikatakan mempresentasikan inti dari keseluruhan Kitab: cerita tentang hidupnya kembali Lazarus (Yahya 11:1-45)–sebuah episode yang tidak ada dalam Injil lainnya. Sebuah versi yang jelas termuat dalam bentuk awal Injil Markus, tetapi kemudian dihilangkan, dengan jelas pada Uskup Clement dari Alexandria. [2] 234
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Cerita Lazarus sangat penting bagi kita disini karena dalam menceritakannya, Yahya memberikan gambaran rinci adat pemakaman masa itu. Meskipun cerita itu mendua arti pada banyak hal, yang akibatnya bahwa telah ada banyak penafsiran berbeda, satu hal yang positif adalah bahwa Lazarus benar-benar mati. Dia digambarkan dalam keadaan terikat tangan dan kakinya dalam pakaian pemakaman, dan uraian dalam bahasa Yunani asli memasukkan kata keiriai (yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai ‘pita berpetak’). Inilah dimana kita menghadapi masalah pertama dalam menerjemahkan: bagaimana kita memahami ‘tangan dan kaki terikat’? Dalam adat Yahudi tidak dikenal mengikat anggota badan orang mati, kecuali mungkin untuk mengangkut mayat ke liang kubur. [3] Kata keiriai mengacu pada pita linen yang cukup panjang untuk membalut seluruh tubuh. Jadi kita tidak bisa mengartikan bacaan bahwa Lazarus diikat hanya pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki, tetapi bahwa seluruh tubuhnya dibalut dengan pita linen sampai ke pergelangan tangan dan kaki, dan mengeluarkan tangan dan kaki. Sungguh, kaki Lazarus telah diikat kuat, sulit untuk melhat bagaimana dia dapat keluar dari kubur dengan sendirinya ketika Yesus menyuruhnya (Yahya 11:44). Dan lagi, Nonnos, penyair epik Yunani pada jaman klasik, menggunakan kata yang sama dalam uraiannya tentang Injil Yahya, menguraikan Lazarus telah ‘dibalut dalam pita linen dari kepala sampai kaki’. Menariknya, Yahya menggunakan kata yang sangat berbeda untuk pakaian yang digunakan untuk membalut Yesus dalam peti jenazah: othonia. Bentuk jamak dari othonia, ini tidak memiliki konotasi dari bagian tubuh tertentu, dan jauh lebih mirip dengan istilah umum ‘pakaian’ daripada yang lebih deskriptif ‘pita berpetak’. Wajah Lazarus ‘dibalut’ (peridedemenos) dengan sesuatu yang disebut soudarion (secara harfiah ‘kain yang digunakan untuk menghapus keringat’, Latin sudarium). Dalam hal ini mungkin 235
YESUS DI INDIA
digunakan sebagai tali pengikat dagu, dibalutkan di kepala jenazah untuk menahan rahang bawah ke rahang atas. Yahya lagi-lagi menemukan kata yang berbeda untuk menggambarkan pemakaman Yesus. Wajah Yesus tidak dibalut dengan soudarian, tetapi dibebat (entetyligmenon). Sungguh, dia mengatakan dengan cukup jelas bahwa kain itu ditempatkan ‘pada kepala’ (epi tes kephales), mungkin untuk meniadakan pilihan lain, terutama bahwa kain itu digunakan untuk menahan mulut agar tertutup. Dalam semua literatur tentang Kafan Turin–karya Barbet, Bulst dan Currer-Briggs, misalnya–ada acuan tetap pada ide bahwa tali pengikat dagu dapat dilihat dalam gambar itu pada Kafan [4]. Tetapi sebenarnya tidak ada jejak yang bisa dilihat dari pita seperti itu. Ini setidaknya akan membuat jejak yang kekal pada rambut jambang dan pada samping wajah. ‘Tali pengikat dau’ adalah salah satu tingkah aneh dilapiskan ke atas pada dongeng rakyat tentang gambar itu dengan menjadikan hipotesa kesayangan seseorang. Dalam menggunakan kosakata yang berbeda untuk peristiwa yang berbeda, akan nampak bahwa penulis Injil Yahya sangat bermaksud menarik perbedaan jelas antara pemakaman Lazarus dengan pemakaman Yesus, dan menunjukkan perbedaan antara dua insiden yang hampir sama. Dia dalam hal ini membuat ini cukup jelas bagi pembaca bahwa kedua peristiwa itu sama sekali dan pada dasarnya tidak bisa dibandingkan. Bangkitnya Lazarus dari kematian diuraikan dengan kata-kata dan gambar semuanya dengan pemakaman yang biasa atas orang yang mati. Tetapi dalam kasus Yesus, segala sesuatu menunjukkan bahwa itu bukanlah pemakaman biasa sama sekali.
Dalam Makam Tuhan Mari kita lanjutkan pengujian kita terhadap perbedaan ini. Lazarus tampil ke depan (ex-elthen), dan kata yang digunakan menyiratkan bahwa dia muncul ke depan tanpa bantuan. Dia 236
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
membuat jalannya sendiri keluar dari gua yang digunakan sebagai kuburan, dan dari sana dilepaskan dari bebat linennya sehingga dia dapat bergerak dengan bebas. Makam Yahudi terdiri dari gua besar yang digali di lereng bukit berbatu, dimana bilik seperti papan sekitar 50 cm lebarnya dan 80 cm tingginya dan kedalaman 2 meter (kokim, bentuk jamak dari kok) dipotong. Mayat dalam pembungkusnya disimpan memanjang, kepala lebih dahulu, dalam bilik ini. [5] Setiap indikasi, jelas dan tidak jelas, dalam cerita itu mendukung pemahaman bahwa pemakaman Lazarus dalam penguburan akhir yang benar. Tetapi pemakaman Yesus digambar dengan cara yang sangat berbeda. Yesus tidak ditempatkan dalam ruang yang dipotong tegak lurus ke dalam dinding batu makam, tetapi dibaringkan di atas permukaan batu atau langkan terbuka. Pada pagi hari ‘Kebangkitan’, Mary Magdalene melihat ‘malaikat-malaikat berpakaian putih’ seperti mereka biasa disebut, ‘satu di kepala, dan lainnya di kaki, dimana tubuh Yesus terbaring’ (Yahya 20:12). Yesus tidak ditempatkan dalam sebuah kok, karena jika ditempatkan disana, tak seorangpun dapat duduk di ujung kepala. Pada bagian ini satu keberatan yang mungkin adalah bahwa Yesus mungkin telah dimakamkan dalam apa yang disebut makam Arcosol. Bentuk arsitektur makam ini dicirikan dengan ceruk besar atau kolong yang digali pada ketinggian di atas lantai ke dinding samping bilik pemakaman, di atas sebuah batu datar atau bak peti mayat dri batu. Dalam hal ini akan sungguh mungkin bagi para ‘malaikat’ untuk duduk di kedua ujung mayat. Tetapi bukti arkeologis bertentangan dengan ini. Makam Arcosol dikembangkan hanya selama jaman Byzantine awal, sekitar 200 tahun setelah pemakaman Yesus. Sebelum ini ada periode pendek ketika makam lubang Romawi digunakan. Tetapi struktur makam yang paling tersebar luas dan khas pada jaman Yesus adalah makam kokim berbilik, dan sungguh terbukti makam yang digunakan untuk menempatkan Yesus juga berkonstruksi seperti itu. 237
YESUS DI INDIA
Bagian dalam makam kokim dijangkau melalui pintu masuk di bawah tingkat dasar, yang sering ditutup dengan batu yang bisa dipindahkan. Makam itu terdiri dari gua utama yang besar, yang disisinya sejumlah kokim biasanya digali, masing-masing untuk satu tubuh. Di pusat gua ada bagian yang rendah berbentuk persegi di lantai, yang berfungsi sebagai daerah drainase/saluran air. Masing-masing sisi bagian yang rendah itu, dan tingkat yang sama dengan pintu masuk dari luar, ada permukaan dimana jenazah bisa dibaringkan di luar untuk pencucian dan pemberian minyak.[6] Bahkan di siang hari di dalam makam cukup gelap sehingga memerlukan cahaya lentera yang ditempatkan dalam ceruk: hukum Yahudi tidak memperbolehkan pemakaman setelah matahari terbenam atau sebelum fajar. Yahya menceritakan kepada kita bahwa murid kesayangan Yesus berlari ke kuburan (20:5) dan ‘membungkuk’, dan melongok ke dalam melihat kain linen. Mary Magdalene ‘membungkuk’ dan melihat ke dalam kubur’ (20:11), dan melihat dua ‘malaikat’ di tempat dimana Yesus dibaringkan. Dua kesimpulan dapat diperoleh dari pernyataan ini. Satu adalah bahwa rencana makam Yesus tidak lengkap. Jika dia telah dibaringkan dalam kok, tempat itu tidak lagi terlihat dari pintu masuk makam. Cahaya yang lewat melalui pintu masuk yang sangat rendah hanya mencapai bagian tengah gua utama. Karenanya tubuh Yesus hanya bisa terbaring di suatu tempat di sekitar bagian tengah gua, di langkan sekitar bagian yang rendah di lantai, dan tentu bukan di dalam salah satu makam kokim. Sekarang mari kita lihat dengan lebih dekat pada naskah Yunani Yahya: ‘Kemudian mereka mengambil tubuh Yesus, dan melukainya (edesan) dalam kain linen (othoniosis) dengan rempahrempah (meta ton aromaton), sebagaimana cara orang Yahudi melakukan pemakaman (entapbiazein)’ (Yahya 19:40). Karena berbagai alasan, penafsiran kalimat ini telah menyebabkan banyak komentator kesulitan. Kata kerja deo, yang 238
Rekonstruksi struktur Makam Kôkim
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
239
YESUS DI INDIA
mana edesan adalah kata bentukan, biasanya berarti ‘mengikat’, ‘membalut dengan cepat’. Tetapi hal-hal yang umumnya diikat dengan secarik kain (spargana, keiriai), dengan tali (desmoi) atau dengan tali kulit, bukan dengan kain. Savio menghindari masalah itu dengan menerjemahkan deo sebagai ‘membungkus’, pada analogi dengan naskah berbahasa Latin dimana digunakan kata depan en. [7] Dalam Markus (15:46) kata kerja yang digunakan sebagai ganti adalah eneileo sebuah itu dibungkus/dibalut dengan sangat kuat, hampir seperti sebuah bingkisan. Tetapi ini masih tidak menunjukkan proses pembalutan yang lengkap sebagaimana yang digunakan untuk membalut mumi. Kata kerja kateilossi akan lebih tepat dalam menyatakan bahwa, seperti yang digunakan, misalnya oleh Herodotus untuk menggambarkan pembalutan mumi Mesir dan pada kesempatan lain pembalutan luka tentara Mesir. Tetapi pada penggunaan khusus kata kerja eneileo dalam naskah berbahasa Yunani kuno berkenaan dengan cara tertentu menyiapkan makanan: pertama ‘membungkusnya’ dengan daun ara. [8] Kata-kata itu terbukti digunakan sebagai istilah yang lebih disukai untuk menggambarkan bagaimana tubuh Yesus ditutup, terutama untuk membuat suatu acuan pada pembalutan yang kuat (mungkin karena lembab) yang disebabkan oleh zat pengharum yang diserap dalam kain. Untuk menentukan terminologi yang tidak biasa dalam uraian itu, beberapa komentator linguistik (kebahasaan) telah menyatakan bahwa sejenis proses pembalseman dimaksudkan. Mereka mengacu pada ratusan pond zat pengharum yang diperoleh oleh Nicodemus. ‘Dan datanglah Nicodemus, yang awalnya datang kepada Yesus pada malam hari, dan membawa campuran myrrh dan aloes, sekitar seratus pond beratnya’ (Yahya 19:39). Seratus pond–empat puluh lima kilogram–adalah bobot yang sangat besar untuk barang yang sangat ringan! Jika aloes dan myrrh itu dalam bentuk kering atau tepung, jumlah seberat itu akan 240
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
memenuhi seluruh palet karung, dan Nicodemus akan memerlukan sejumlah pembantu untuk membantunya mengangkut muatan itu. Angkutan akan lebih sulit jika zat itu dicampur dalam anggur, cuka, atau minyak. Teolog Paul Billerbaek menggambarkan peristiwa itu seolah pembalseman terjadi, menggunakan zat pengharum yang dicampur dalam minyak. [9] Tetapi naskah Rabbinic hanya mengacu pada peminyakan tubuh bagian luar orang yang meninggal. Adanya tambahan rempah sama sekali tidak disebutkan, lebihlebih lagi sebanyak ini: hal itu bukanlah tradisi orang Yahudi, tidak ada pula tentang pembalseman disebutkan.[10] Untuk mencegah gas pembusukan dari penggelembungan dan kemudian pecahnya tubuh, isi perut harus dikeluarkan melalui pembedahan yang menjijikan baik pada dasar estetik maupun relijius, dan zat ini jika digunakan tidak akan dengan sebirinya efektif dalam menghentikan pembusukan lebih lanjut. Banyak para ahli Injil akibatnya menemukan bacaan ini dalam Injil Yahya tidak bisa dipahami dan membingungkan. Seorang komentator, Haenchen, hanya dapat menyimpulkan, ‘Penulis ayat ini tidak tahu-menahu tentang tata cara pemakaman Yahudi, dan juga tidak tahu apa-apa tentang pembalseman’. Tetapi mari kita berhenti sesaat untuk mempertimbangkan masalah itu. Kita telah melihat bahwa Yahya membuat perbedaan jelas dan sengaja antara pemakaman Lazarus dengan pemakaman Yesus, dan paling mungkin bahwa dia memilih kata-katanya dengan sengaja hati-hati juga untuk membuka kepada mereka yang bisa membaca antara baris-baris situasi yang tidak jelas dalam pemahaman naskah itu secara dangkal. Pembaca yang penuh perhatian akan waspada dengan perbedaan terbesar antara pemakaman Lazarus dan pemakaman Yesus–bahwa pemakaman yang pertama telah selesai dan kedua tetap tidak selesai. Tetapi mengapa para penganut dan pengikut Yesus telah memberi guru tercintanya pemakaman yang setengah selesai setelah dengan terburu-burunya untuk membawa jasadnya ke makam terdekat? 241
YESUS DI INDIA
Ini tidak ada artinya sama sekali. Para komentator Injil menghadapi banyak kesulitan dengan pemakaman Yesus yang ‘aneh’ ini. Mereka sering berusaha mengesampingkannya dengan mengatakan bahwa pemakaman Yesus terjadi dalam keadaan yang tidak baik: pada keremangan Jum’at Baik sesaat sebelum Sabbath dimulai, suatu hari dimana pemakaman tidak diperbolehkan, menyebabkan segala sesuatu harus dilakukan dengan ketergesaan yang tak sepantasnya. Pemakaman Yesus dilakukan dengan begitu cepat hanya memenuhi tata cara pemakaman minimum, dan meninggalkan pemakaman itu tidak selesai. Tetapi pendapat ini tidak begitu berarti, dan karena sejumlah alasan. Untuk satu hal, tidak akurat menyatakan bahwa pemakaman yang lengkap tidak diperbolehkan pada hari Sabbath. Naskah Rabbinic tidak menyatakan hal seperti itu dalam pengertian khusus. Satu naskah menyatakan bahwa pemakaman yang lengkap tidak diizinkan pada hari Sabbath seperti pada hari lainnya; naskah yang lain menyatakan bahwa dalam kasus semacam itu jenazah harus lebih dahulu ditutup dengan pasir untuk mempertahankannya sampai hari Sabbath berakhir, ketika pemakaman dapat diselesaikan. [11] Pada saat yang sama, dengan mengikuti Yesus, Joseph dari Arimathea dan Nicodemus, telah menentukan pendirian yang merepresentasikan pembatalan ketaatannya dahulu kepada adat istiadat dan tradisi Yahudi, jadi nampaknya tidak mungkin bahwa mereka akan mengamati adat semacam itu ketika terjadi peristiwa dan tindakan yang sangat penting. Maka tidak ada kebutuhan untuk tata cara pemakaman yang terbatas dan terburu-buru yang dilakukan hanya untuk memenuhi adat istiadat. Namun begitu, ada indikasi bahwa para pengikut Yesus bertindak dengan kecepatan maksimum dan efisiensi maksimum menyusul rencana yang dipikirkan dengan matang. Jadi apa yang sebenarnya terjadi dalam lobang makam? 242
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Mari kita baca lagi kalimat penting dalam kaitannya dengan kesimpulan yang kita peroleh: ‘Kemudian mereka ambil tubuh Yesus, dan melukainya dalam kain linen dengan rempah, seperti cara orang Yahudi memakamkan.’ Rempah itu adalah aloes dan myrrh, ini banyak kita ketahui. Myrrh digunakan sebagai ramuan untuk membalsem oleh orang Mesir, tetapi tidak mencirikan dalam tata cara pemakaman Yahudi. Adat Yahudi menentukan bahwa tubuh orang yang mati harus dicuci dan kemudian diberi pakaian lagi dan wajahnya ditutup dengan kain. Mencuci tubuh itu sangat penting yang harus dilakukan meskipun pada hari Sabbath,[12] jadi tidak disebutkan tentang hal ini dalam Injil Yahya. Juga tidak ada peminyakan tubuh Yesus. Sebagai gantinya, seperti yang kami ceritakan, para wanita datang ke makam pada hari Minggu untuk meminyaki tubuh Yesus. Apapun yang dilakukan Joseph dan Nicodemus, jelas tidak ada yang berkaitan dengan tata cara pemakaman Yahudi. Yahya mengatakan bahwa mereka menguburkan Yesus dengan cara yang biasanya dilakukan orang Yahudi–dan kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan pemakaman yang langsung menentang adat itu! Mengapa dia harus melakukan hal itu? Apakah ia benar-benar tidak tahu tata cara pemakaman? Tentu saja dia tahu, karena dia menguraikan pemakaman standar dalam cerita Lazarus. Disini juga, sama seperti harus kita lihat kebenaran yang lebih dalam, dalam perbandingan perbedaan dalam uraian pemakaman Lazarus dan pemakaman Yesus, kita harus melihat apa yang sebenarnya Yahya coba untuk menyeberang dengan nyata-nyata mengkontradiksikan dirinya. Jadi apa yang terjadi di dalam makam batu yang ditebang itu jika itu bukan pemakaman?
‘Zat Pengharum’ yang Misterius Hal yang paling tidak diharapkan dari semua yang diuraikan dalam hubungannya dengan pemakaman dan makam adalah diletakannya ramuan dalam sejumlah yang sangat besar. Apa 243
YESUS DI INDIA
pokok dari semua itu–karena ramuan itu tidak berguna apa-apa pada pemakaman? Bertentangan dengan pandangan beberapa penulis bahwa spesies aloes yang disebutkan oleh Yahya adalah Alloe perryi,[13] ini lebih berarti untuk mengasumsikan bahwa spesies yang digunakan sebagai pengganti adalah Aloe vera. [14] Aloe vera adalah sejenis tumbuhan yang asli dari barat daya Arab Peninsula dan di pulau yang jauh dari pantai, Socotra (itulah mengapa kadang disebut (Aloe Soccotrina), dimana tumbuh bersama dengan lebih dari selusin jenis aloe lainnya. Habitatnya di barat daya Arab tidak jauh dari jalur perdagangan yang membentang dari Arab sampai Laut Tengah di jaman klasik. Sebuah tumbuhan yang subur/gemuk dan mengandung banyak air, cukup mudah untuk bisa bertahan dalam jalur kafilah yang panjang dan jalur perdagangan laut tanpa menjadi kering, dan sangat diketahui bahwa terjadi perdagangan tumbuhan yang cepat dari barat daya Arab dengan para pedagang di Palestina dan di wilayah yang berdekatan. Aloes digunakan untuk pengobatan dan untuk membuat dupa di milenium kedua dan ketiga Sebelum Masehi. Gel lengket yang diambil dari barang jaman purbakala, terutama untuk menyembuhkan luka, radang, dan terbakar. Gel itu dapat diperoleh dengan menggores sel tipis dari daun (parenchyma) dari lapisan luar yang keras. Tetesan damar warna kuning yang keluar dari goresan itu mengering membentuk gumpalan lilin. Di pasar ramuan pengobatan kuno ini dijual dengan nama aloe pahit, senyawa yang kaya akan fenol, khususnya aloin[15] Jenis ramuan kedua yang digunakan oleh Nicodemus adalah myrrh, getah damar yang berasal dari semak belukar jenis Commiphora, yang termasuk keluarga Burseraceae. Bau harum myrrh memainkan bagian penting dalam ritual di India dan Timur. Minyak suci yang digunakan pada tempat ibadat dan perahu Israel kuno juga dikatakan mengandung myrrh, sebagai ‘ramuan utama’ (Keluaran 30:23). Catatan pada Mesir kuno menguraikan bagaimana myrrh datang dari tanah legendaris Punt (yang 244
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
mungkin terletak di pantai yang sekarang dikenal dengan Somalia). Hippocrates memuji kekuatan myrrh untuk melawan penyakit. Ini digunakan dari jaman permulaan untuk pengobatan luka. Di jaman Pertengahan myrrh dianggap sangat penting dalam pengobatan penyakit pes dan bentuk penyakit menular lainnya. Kedua zat itu, aloe dan myrrh, biasa digunakan dalam perawatan bagian luas jaringan yang terluka karena bisa dengan mudah digabungkan sebagai salep dan larutan. Beberapa spesialis menyatakan bahwa orang Yahudi sering mencampur myrrh dengan ladanum, damar dari bolu (spesies Cistus, tidak sama dengan laudanum candu). [16] Ini khususnya digunakan untuk plester dan pembalut. [17] Terbukti bahwa campuran seperti itu merupakan alat yang terpercaya untuk mencapai penyembuhan luka yang cepat dan efektif, digabungkan dengan perlindungan terbesar melawan infeksi, pada jaman Yesus. Tidak diragukan bahwa Nicodemus mendapatkan kuantitas tumbuhan obat yang sangat menakjubkan untuk tujuan menyembuhkan luka pada tubuh Yesus. Rempah seperti itu mungkin tidak punya fungsi lainnya. Realisasi awal bahwa gaya tulisan Yahya sangat tidak jelas baik untuk mengungkapkan banyak hal tentang peristiwa tunggal yang penting bagi pembaca yang punya kecerdasan tentang itu, maupun untuk menyembunyikan informasi yang sama dari mata orang yang tidak cukup tahu untuk mencarinya. Yesus tidak dikatakan dikubur–tidak bisa dikubur–karena dia belum meninggal di tiang salib. Penulis Injil Yahya, yang merupakan saksi mata peristiwa makam Yesus (yang mendapatkan keterangan rinci dari seseorang) dan juga diberi keterangan yang sangat ringkas oleh Joseph dari Arimathea dan Nicodemus, menulis dengan cara yang akan bercerita kepada orang yang tahu bagaimana membaca antar baris tentang apa yang sebenarnya tejadi selama dan segera setelah 245
YESUS DI INDIA
Penyaliban. Oleh karena itu, dia membuat hal itu cukup jelas, bahwa sambil memasang perangkap keluar tentang pemakaman orang Yahudi, dijaga tetap nampak, dalam kenyataannya ada usaha dibalik kekacauan itu untuk ‘membawa Yesus kembali hidup’ dalam rahasia gua makam, di bawah arahan Joseph dan Nicodermus. Dan teman-teman setia Yesus tidak mengusahakan ini dengan berusaha keras melakukan keajaiban seperti yang pernah ia lakukan sendiri, tetapi dengan menggunakan seni penyembuhan medis.
Penyaliban: Fakta Medis Peristiwa yang terjadi di dalam makam batu, tidak jauh dari tempat eksekusi, harus ditafsirkan sebagai usaha oleh anggota komunitas Essene untuk merawat Yesus yang terluka parah dengan tumbuhan/ramuan obat. Mengapa Markus harus menggunakan kata kerja eneileo sekarang menjadi jelas: kata itu umumnya digunakan dalam kaitannya dengan memasak makanan yang dibungkus daun, seperti yang telah kami lihat. Untuk merawat Yesus, Therapeuts membungkusnya dengan tapal yang menimbulkan keringat, dan sangat kuat, yang menggabungkan sejumlah besar ramuan, dalam keseluruhan efek bukan juga tidak mirip dengan metode memasak. Edesan othoniois-nya Yahya harus dilihat dalam konteks ini makna sebenarnya untuk diketahui. Apa yang dimaksudkan bukanlah semata-mata penutupan atau pembalutan, tetapi pembungkusan yang nyata dengan carik kain yang membalut sekujur tubuh itu, dengan kuat menyelubunginya. Dioscorides, tabib Civilian dari abad pertama Masehi, juga menggunakan kata kerja deo dan eneileo untuk menunjukkan pembalutan dengan kain linen. [18] Jelas tidak ada maksud untuk menguburkan Yesus. Sebagai gantinya, dia dibawa ke tempat yang aman dimana dia dapat beristirahat dalam ketenangan sambil dia sembuh. Tempat apa yang lebih baik untuk ‘istirahat dengan tenang’ selain di pemakaman orang yang diyakini sudah meninggal! Tentu kami 246
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
tidak diberitahu tentang pencucian mayat, sebuah prosedur yang begitu penting dalam pemakaman orang Yahudi. Joseph tidak mencuci Yesus karena dia tidak meninggal. Dalam pengertian medis, pencucian tentu bukanlah ide yang baik. Tindakan mencuci hanya akan menyebabkan banyak luka dilekati darah kering akan mulai berdarah lagi. Joseph dan Nicodemus harus menggunakan larutan ramuan obat pada tubuh itu dengan perhatian penuh, untuk memastikan bahwa hal itu tidak terjadi. Pada permukaan kesimpulan radikal seperti itu, benar kiranya ingin mengetahui bagaimana mungkin bagi seseorang untuk bisa bertahan dari penyaliban. Kematian pada tiang salib dianggap oleh orang Romawi sebagai metode eksekusi yang paling menghinakan dan menakutkan. Cicero menyebutkan ‘bentuk hukuman mati yang paling mengerikan dan menjijikan’. Hanya dalam kasus-kasus luar biasa warga negara Romawi pernah dijatuhi hukuman ini, dan mereka adalah warga dari kelas sosial yang paling rendah. Tetapi di wilayah yang diduduki Romawi, penyaliban merupakan alat eksekusi sebagai pencegahan, menjaga orang-orang yang berpotensi memberontak agar tetap tunduk dan patuh. Palestina telah lama terkenal akan semangat nasionalismenya. Antara jaman Maccabees tahun 167 SM dan Bar Kochba di tahun 134 Masehi, ada seluruhnya enam puluh dua episode pemberontakan, perang dan kerusuhan melawan dominasi oleh orang luar yang tidak setia, pertama oleh Yunani, dan kemudian oleh Romawi. Semua gangguan ini berawal dari Galilee–tempat rumah Yesus. Karenanya hampir tidak mengejutkan bahwa penyaliban merupakan peristiwa yang hampir rutin disana. Paku menembus tangan dan kaki tidak merusakkan tulang atau pembuluh darah utama. Tanpa semacam analgesik luka-luka ini tentu akan sangat menyakitkan, tetapi tidak fatal/mematikan Penyaliban bertentangan dengan Yahudi. Bagi mereka alat yang sah untuk hukuman mati adalah dilempari batu, dibakar, 247
YESUS DI INDIA
pemenggalan kepala, dan pencekikan. Tetapi menurut Hukum Mosaic diperbolehkan menggantung seorang penjahat yang telah divonis ‘pada kayu’, sebagai hukuman tambahan dan penghinaan: ‘Karena dia yang digantung dikutuk Tuhan’ (Deuteronomy 21:23). Penyaliban seorang penjahat karenanya tidak dalam keadaan menceMarkusan hari Sabbath, permulaan yang direpresentasikan dengan cahaya temaram pada hari sebelumnya, Hari Persiapan.
Paku menembus tangan dan kaki tidak semestinya merusak tulang atau bagian utama pembuluh darah. Tanpa suatu obat anti rasa nyeri lukaluka ini pasti akan terasa sangat menyakitkan, bahkan akan benar-benar mematikan.
Untuk menghindari timbulnya kekacauan sipil yang lebih buruk, Romawi memastikan mereka tidak ingin menyinggung sentimen keagamaan orang Yahudi. Sekali hukuman mati Romawi yang resmi ibis in crucem (‘kamu harus pergi ke salib’) dilewati, perhatian diperlukan untuk melihat bahwa eksekusi dilakukan dengan sempurna sebelum hari Sabbath. Dalam kasus penyaliban Yesus, ketergesa-gesaan terbesar dilakukan karena terjadi pada Hari Persiapan, hal itu harus dilakukan sebelum matahari tenggelam. 248
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Tetapi hal itu tidak mudah direncanakan, karena ciri penyaliban khusus adalah bahwa siksaan yang menyengsarakan diperpanjang waktunya. Ini dilakukan dengan cara sedemikian rupa untuk memperpanjang rasa sakit dan ngeri dari orang yang bersalah biasanya selama beberapa hari sampai dia akhirnya meninggal. Ada banyak ragam struktur salib dan cara korban diikatkan pada salib itu. Jika bobot tubuh orang yang disalib hanya ditopang oleh pergelangan tangan, kematian akan terjadi dalam lima atau enam jam melalui mati lemas perlahan-lahan, dan tidak melalui hilangnya darah atau sebab lain. Dalam postur ini, pernafasan sangat terbatas sehingga tubuh tidak lagi mendapat suplai oksigen. Tak lama setelah itu, korban tidak sadar, dan akibatnya kepala menggantung ke depan lalu mengurangi masuknya udara[19]. Untuk mencegah kematian yang mudah, batang salib kecil dari kayu yang disebut suppedaneum sering dipasang pada tiang salib vertikal, dimana korban mungkin menyangga dirinya ke atas selama kekuatannya mengizinkan. Bilah salib ini harus tidak dibayangkan sebagai papan pendek yang dipaku pada siku, seperti yang digambarkan pada pemandangan penyaliban Byzantine. Suppedaneum adalah balok salib kecil horiontal, yang orang disalib mampu berdiri di atasnya. Bukan untuk apa-apa, gambar tertua menunjukkan orang yang disalib berdiri, sebagai contoh misalnya, pada penyaliban ‘penghinaan’ terhadap Capella Palatina. Pengikatan pada salib adalah mengikat dengan tali kulit atau dengan pemakuan pada tangan dan kaki. Orang yang disalib lalu dapat menunda kematiannya dengan usahanya sendiri, dengan menopang bobotnya dengan tangannya pada titik penempelan atau dengan kakinya pada balok salib di kaki. Kadangkala sepotong kecil kayu untuk duduk (sedile) juga dipasang pada ketinggian yang tepat, yang mungkin juga meningkatkan rasa sakit. Seperti yang ditulis filosof pribadi, Nero dalam sebuah sebuah surat, ‘Kehidupan orang yang dihukum mengalir setetes demi setetes’. 249
YESUS DI INDIA
Injil melaporkan bahwa Yesus dipaku pada salib pada jam keenam (12 siang) dan menghilangkan jiwanya pada jam kesembilan (sekitar jam 3 sore). Menjelang petang, seseorang mengambil jenazah itu dari salib. Ini kematian yang cepat pada salib keprihatinan Pilatussendiri: jelas sangat terkejut, dia menanyakan centurtion yang memimpin apakah segala sesuatu sesuai rencana (Markus 15:44). Keprihatinan dan keterkejutan yang sama masih terbukti sekarang. Banyak sumber, khususnya para ahli medis, telah melakukan eksperimen dan penelitian yang memadai untuk berusaha memberikan penjelasan atas kematian Yesus yang agak lebih cepat. Tak ada penulis yang mendapati masalah itu mudah dipecahkan. Pendapat yang paling umum adalah bahwa perlakuan kasar terhadap Yesus sebelum penyaliban yang menjadi penyebabnya: keadaan fisiknya sangat rusak bahwa dia mati karena siksaan penyaliban hanya dalam waktu yang singkat. Penjelasan seperti itu sangat lemah. Untuk satu hal, tidak seperti komunitas Essenes biara pertapa yang kuat, Yesus bukan pertapa yang lemah, [20] tapi sangat tinggi, kuat, tegap (menurut Kafan itu, sekitar 1,82 meter tingginya dan 79 kg beratnya), seorang laki-laki dalam kondisinya yang ‘prima’. Setelah semalam perlakuan yang menyakitkan namun begitu dia berbicara pada pengadilan pada hari berikutnya dengan cara yang sangat pandai, nyata masih memiliki kecakapan mentalnya, seperti yang tidak akan mungkin dalam keadaan kepayahan. Lagipula, Yesus dilepaskan oleh Simon dan Cyrene dari beban harus membawa balok salib (patribulum) dari salibnya untuk jarak sekitar 550 sampai 650 meter dari Praetorium-nya Pilatuske tempat eksekusinya. Simon dari Cyrene dipilih sama sekali telah dipakai banyak komentator sebagai bukti bahwa Yesus dalam keadaan yang sangat lemah, tidak lagi mampu memikul berat balok itu. Ini juga harus dipertanyakan. Karena untuk penyiksaan, Yesus diperlakukan tidak berbeda dengan orang hukuman lainnya. 250
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Setiap orang yang dihukum mati dengan penyaliban lebih dahulu menahan siksaan seperti itu. Dibawah hukuman Yahudi, tiga puluh sembilan cambukan adalah yang paling maksimum yang bisa diberikan; sepertiga dari ini di dada atau sisi depan, dan selebihnya di bagian belakang/punggung. Biarawan melakukan hukuman ini di synagogue dengan cambuk kulit anak sapi yang bertali tiga. Tentu kita tidak diberi tahu apakah mereka mencambuk dengan jumlah cambukan yang benar dalam kasus Yesus. Dalam uraian Injil Peter tentang Yesus dipaku di tiang salib dikatakan, ‘Tetapi tetap diam, seolah dia tidak merasa sakit’. Mungkin bahwa selama pelatihannya, Yesus menjadi mahir dalam seni menguasai rasa sakit melalui meditasi, persis seperti yoga India. Latihan yang membawa kepada kemampuan ini dilakukan oleh sejumlah besar sekte relijius di seluruh wilayah Timur: mereka telah secara ilmiah diteliti dan didokumentasikan dengan baik. Dalam kebanyakan kasus, tangan orang yang dihukum lebih dahulu ditempatkan pada patibulum, yang dia kemudian harus membawa dengan bahunya ke tempat eksekusi. Bobot balok salib itu antara 18 sampai 30 kilogram. Jadi kekuatan yang besar diperlukan untuk mampu membawa muatan berat itu. Cerita Injil memberitahu kita bahwa Yesus hanya dipaku ke salib di tempat eksekusi. Dia dibaringkan telanjang di tanah, dimana pergelangan tangannya dipaku ke patibulum, dan patibulum itu dipaku posisi kanan atas (stipes). Kemudian seluruh konstruksi, dengan dia di atasnya, didirikan tegak lurus. Tidak aneh bahwa sakaratul maut korban penyaliban lainnya berakhir jauh lebih lama daripada kasus Yesus, mempertimbangkan keadaan jasmaninya yang kuat dan terlatih dengan baik. Dalam otobiografi Flavius Josephus, yang tulisannya banyak menceritakan kepada kita tentang adat-istiadat dan peristiwa di Palestina pada masa Yesus, ada bacaan yang memberikan informasi mengenai orang yang disalib yang sembuh setelah diturunkan dari tiang salib: Aku dikirim oleh Titus Caesar dengan Ceralius dan seribu penunggang ke kota tertentu dengan nama Thecoa, 251
YESUS DI INDIA
untuk menemukan apakah sebuah kamp militer dapat didirikan disini. Pada perjalanan kembali saya melihat banyak narapidana yang disalib, dan mengenal tiga dari mereka sebagai bekas temanku. Sangat terpengaruh, dengan air mata di mata saya bahwa saya menghadap Titus dan memberitahunya tentang mereka. Di seketika memerintahkan bahwa mereka harus diturunkan dan diberi perawatan yang baik sehingga mereka mungkin bisa sembuh. Tetapi dua dari mereka meninggal saat sedang dirawat oleh dokter; yang ketiga menjadi lebih baik. [21] Sulit untuk melihat bagaimana Yesus telah dapat meninggal begitu cepat, dan bahwa ‘dengan jeritan keras’, sebuah gerak kematian yang bagi para ahli medis tidak bisa dimengerti dan membingungkan. Tetapi penelitian yang lebih mendalam, menunjukkan bahwa ini juga indikasi penting bahwa Yesus dilepas dari salib dalam keadaan tidak sadar. Cara meninggalnya kedua orang yang disalib di sebelahnya diuraikan dalam keterangan grafik dalam Injil Yahya: Oleh karena itu Yahudi, karena saat itu adalah [Hari] Persiapan, yang tubuh itu harus tidak tetap di atas salib pada hari Sabbath, (karena hari Sabbath adalah hari yang tinggi), memohon kepada Pilatusbahwa kaki mereka mungkin patah, dan bahwa mereka mungkin dibawa pergi. Kemudian datanglah para tentara, dan mematahkan kaki narapidana pertama, dan yang lain yang disalib bersama dengannya. (Yahya 19:31-32). Jadi kedua narapidana yang disalib bersama Yesus, yang tentunya telah menjadi perlakuan sama yang menyakitkan sebelumnya, masih hidup. Kaki mereka patah sehingga mereka tidak lagi menopang bobot mereka pada kaki mereka dan berdiri tegak, dan karenanya mereka mati lemas dengan menyakitkan dalam beberapa jam saja. 252
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
‘Tetapi ketika mereka datang kepada Yesus, dan melihat bahwa dia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya’ (Yahya 19:33). Ini perilaku tentara Romawi yang sangat aneh, jika bukan tak bisa dimengerti. Mengapa tentara yang keras seperti itu tidak mematahkan kaki Yesus, untuk memastikan kematiannya? Penafsiran Injil menjelaskan–bahwa kata nabi dana Pelarian 12:46 harus dipenuhi (‘.....tidak juga kamu harus mematahkan tulang dari padanya’)–adalah tanpa bantuan sama sekali. Pertanyaan yang harus diajukan adalah apa orang yang sifatnya kasar mungkin berpikir membebaskan Yesus dari kekejaman biasa? Mereka pasti– dan benar–menghadapi keraguan apakah Yesus benar-benar sudah mati; mereka pasti setidaknya telah memandang bentuk ketidaksadarannya dengan skeptisisme. Sebaliknya mereka tidak akan bersusah-susah mempercayai lembing di sebelahnya. Tentunya hanya diharapkan bahwa para tentara yang brutal akan mematahkan kaki semua orang yang disalib, untuk menjadi yakin bahwa mereka semua mati. Sampai pada titik ini, Yesus jelas diperlakukan bahkan dengan lebih hina daripada biasanya, menderita karena pukulan di wajahnya, diberi tongkat lambang kekuasaan palsu, memakai mahkota duri di kepalanya. Mengapa perubahan suasana yang tiba-tiba ini–perlakukan yang ‘istimewa’ dan rasa kasihan yang keterlaluan? Injil tidak memberikan jawaban yang konsisten terhadap pertanyaan ini. Satu-satunya hal yang disetujui adalah bahwa Yesus meninggal selekas jam kesembilan, mengeluarkan jeritan keras, sementara mereka yang disalib disebelahnya tetap hidup dengan keadaan yang menyedihkan. Menurut Yahya (19:34), salah satu tentara menusukkan lembingnya ke pinggang Yesus, dan darah dan air mengalir keluar. Lukas dan Matius tidak memberikan kontribusi apa-apa pada skenario ini karena tak satupun dari keduanya menyebutkan peristiwa ini. Tetapi Markus meninggalkan kepada kita petunjuk yang menarik (15:44-45). Pilatusterkejut bahwa Yesus telah mati, memanggil centurion yang menegaskan kematian, 253
YESUS DI INDIA
dan Pilatuskemudian melepaskan tubuh Yesus. Centurion yang dengan nyata memeriksa kematian Yesus untuk kepuasannya, adalah orang yang sama, yang digerakkan oleh peristiwa selama Penyaliban, memuji Yesus sebagai Putra Tuhan yang benar (Markus 15:39; Matius 27:54; Lukas 23:47). Siapakah centurion itu? Dalam literatur yang masih diragukan sekitar Pilatusdia disebut Longinus dan digambarkan sebagai kapten pengawal yang bertanggung jawab atas Penyaliban. Dan menurut tradisi yang diuji sendiri oleh Gregory dari Nyssa, Longinus kemudian dikatakan telah menjadi uskup di tempat asalnya, Cappadocia. ‘Perubahan hati’ ini mungkin berarti bahwa dia memiliki hubungan dengan Yesus dan para pengikutnya sebelum Penyaliban, dan bahkan mungkin telah menjadi pengikut Yesus secara diam-diam. Banyak permasalahn yang mengelilingi peristiwa Penyaliban itu kemudian dipecahkan dengan segera. Joseph dari Arimathea, Nicodemus dan centurion Longinus adalah para pengikut Yesus secara diam-diam. Penting pada posisi dan ranking, mereka diberitahu dengan baik tentang kedatangan Yesus yang akan memimpin untuk menghasut publik. Joseph sangat dihormati sebagai anggota Sanhedrin Yahudi. Sejak abad kedua SM ini telah menjadi Dewan Tinggi tertinggi. Nicodemus, yang diawali oleh Yesus di malam hari (Yahya 3:1-22), juga seorang konselor Yahudi. Berterima kasih pada kantor ini, Joseph dan Nicodemus tanpa kesulitan diberi informasi tentang waktu dan tempat eksekusi, dan karenanya mampu merencanakan untuk menyelamatkan gurunya. Ada gema informasi yang diberikan kepada Nicodemus, dalam sebuah surat yang dikirim kepada Mary Magdalene, memperingatkan Yesus akan serangan Yahudi saat dia ada di Ephrain (Yahya 11:53-54). [22] Joseph dan Nicodemus mengetahui bahwa penyaliban itu sendiri tidak dapat dihindari. Tetapi jika mereka berusaha menurunkan Yesus dari salib dengan segera, dan bila segalanya berjalan seperti yang direncanakan, akan memungkinkan untuk menyelamatkan hidupnya, dan dia mungkin akan mampu 254
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
melanjutkan misi bawah tanahnya. Sangat penting bagi seluruh operasi bahwa para rasul tidak dilibatkan. Mereka telah pergi ke persembunyian karena takut akan dituntut. Tidak ada tindakan yang diambil melawan konselor terhormat Joseph dan Nicodemus atau centurion Romawi. Jadi hanya ada waktu singkat dimana petualangan penuh risiko itu bisa dilakukan dengan sukses.
Luka di Pinggang dan Minuman Keras Mari kita kembali pada tusukan lembing pada pinggang Yesus. Pandangan akhir pada bahasa Yunani asli mengungkapkan bahwa kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan tusukan tentara, nyssein, memiliki arti ‘menusuk’, ‘menembus’, dan tidak benar-benar berlaku untuk tusukan dengan kekuatan penuh. Dalam Vulgate (umumnya dikenal sebagai terjemahan Injil dalam bahasa Latin), kata kerja yang digunakan adalah aperire, sebuah terjemahan yang tidak akurat yang pada dasarnya bermakna ‘membuka’. Tetapi arti yang mendasar, arti yang dimaksudkan, adalah sesuatu yang berbeda. Tindakan itu adalah prosedur yang berfungsi sebagai sejenis ‘konfirmasi resmi’ tentang kematian: jika tubuh tidak menunjukkan reaksi pada tikaman dangkal, bisa diasumsikan bahwa orang itu mati. Mungkin centurion yang disebut dalam Injil yang melakukan pengujian itu sendiri. Tentu ini tidak dimaksudkan sebagai tusukan membunuh–setelah itu Yesus diyakini telah mati, dan sehingga kaki kirinya tidak dipatahkan. Seorang tentara yang berpengalaman dalam segala kasus hampir tidak bermaksud membunuh dengan menusukkan lembing ke dalam pinggang: karena seharusnya dilakukan dari bagian depan, menembus jantung. Tentara Romawi hari itu menggunakan jenis lembing yang disebut hasta atau pilum, dengan pisau tipis dan runcing sekitar 25 sampai 40 centimeter panjangnya, melebar di depan tangkai. Seperti belati, pisau itu lurus untuk menoreh kulit kecil untuk melihat apakah orang yang disalib menunjukkan reaksi. 255
YESUS DI INDIA
Para ahli Injil menemukan kesulitan untuk menjelaskan keluarnya darah dan air. Beberapa hanya menganggap itu suatu keajaiban, dalam kaitannya dengan bagaimana sirkulasi berhenti pada saat kematian. Yang lain melihatnya lebih signifikan dalam penafsiran simbolis tentang unsur-unsur darah dan air. Penjelasan ilmiah juga telah diberikan terutama terhadap pengaruh bahwa ‘air’ itu sebenarnya adalah serum darah, yang terpisah sebagai pengental darah. Tetapi pemisahan darah dengan cara seperti itu baru mulai enam jam setelah kematian, itu yang paling awal! Tetapi kita harus tidak membuang bacaan ini dari Injil Yahya sebagai hal yang tak berarti. Kita harus mengasumsikan bahwa informan saksi mata kita berarti meletakkan tekanan khusus pada darah dan air. Karena kalimat yang mengikuti bacaan ini berbunyi, ‘Dan dia melihatnya sebagai catatan kosong, dan catatannya benar: dan dia mengetahui bahwa dia berkata benar, yang bisa kamu percaya’ (19:35). Ini penting dan cocok sekali dengan apa yang telah kita ketahui tentang gaya tulisan Yahya–penggambaran pada dua tingkatan, yaitu uraian yang sangat jelas bagi pembaca yang tidak cerdas, dan sejumlah referensi yang tidak jelas yang bertebaran di seluruh naskah bagi mereka yang tahu bagaimana membaca antara baris demi baris untuk menemukan bagi mereka sendiri. Penekanan khusus sangat jelas pada pengujian darah dan air yang mengalir dari pinggang Yesus sebenarnya dimaksudkan untuk membuat jelas bahwa Yesus masih hidup. Meskipun berabad-abad berlalu sebelum sifat perputaran sistem darah manusia ditemukan, sudah merupakan pengetahuan umum pada masa Yesus bahwa mayat tidak berdarah dan serum darah tidak terlihat di luka tubuh yang baru saja meninggal. Origen (185-254) yang percaya kenyataan bahwa Yesus meninggal pada saat darah dan air keluar dari lukanya, merasa wajib mengemukakan bahwa mayat tidak mengeluarkan darah. Pernyataan darah dan air terjadi sebagai idiom dalam bahasa lain. Dalam bahasa Arab yang berbunga, misalnya, digunakan untuk 256
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
menekankan kekuatan suatu peristiwa. Dalam bahasa Inggris modern kita bisa mengatakan bahwa seseorang ‘berkeringat darah’ ketika melakukan usaha keras, tetapi dalam bahasa Jerman persamaannya adalah ‘berkeringat darah dan air’, Blut und Wasser schwitzen. Mungkin ini menjadi ungkapan yang sama yang digunakan dalam menggambarkan sebuah luka yang berarti tidak lebih dari jumlah darah yang berhenti/membeku. Yesus jelas nyatanyata hanya mati. Jumlah darah yang membeku, dan penekanan pada hal ini menyatakan bahwa itu merupakan pengamatan yang benar, dimaksudkan untuk mengemukakan fakta ini. Segala hal yang harus terjadi, setelah tusukan lembing menyatakan kematian, telah direncanakan dengan hati-hati oleh Joseph dan para pembantunya. Tetapi laki-laki dari Arimathea itu mulai membuat persiapan yang perlu lama sebelumnya. Tindakan pertama yang dilakukan Joseph adalah memilih kebun di sekitar tempat Penyaliban. [23] Dengan pandangan bijaksana, dia memutuskan untuk membuat makam baru yang digali dari batu di tanah itu–suatu tempat dimana tubuh yang diduga telah mati dapat dibawa dengan cepat demi keamanan. Bahwa itu harus menjadi makam yang tak terpakai sampai sekarang masih penting: untuk membaringkan Yesus istirahat dalam makam dimana yang lain telah dikuburkan akan membangkitkan keberatan moral dan hukum yang kuat, karena adanya tubuh narapidana yang dieksekusi biasanya akan dianggap tidak menghormati tubuh yang telah terbaring di makam itu. Mungkin tidak ada keberatan pada ‘penguburan’ dalam sebuah makam kosong, terutama sejak narapidana politik yang dieksekusi oleh Romawi–seperti Yesus– mungkin dibolehkan pemakaman terhormat seperti yang ditolak untuk narapidana biasa.[24] Joseph dari Arimathea tidak bisa mengatakan bahwa dia sibuk menyiapkan makam untuk Yesus. Oleh karena itu Injil menganggapnya bahwa Joseph membawa tubuh Yesus untuk dibaringkan dalam kuburan keluarga barunya sendiri. 257
YESUS DI INDIA
Bacaan Injil menyatakan bahwa itu adalah makam untuk digunakan Joseph sendiri dimaksudkan diambil secara harfiah oleh para pembicara yang tidak cerdas yang tidak akan berpikir dua kali tentang hal itu. [25] Sebenarnya, makam baru itu dibuat di kebun dekat Golgotha bukan dimaksudkan untuk orang mati sama sekali, bukan untuk Joseph dan keluarganya, bukan pula untuk orang lain. Ini hanya dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan praktis, untuk menghindari memindahkan Yesus yang terluka parah, mereka harus berhasil mendapatkannya dari Salib sesegera mungkin. Para penuntut Yesus akan berpikir dia telah mati dan dikubur. Kenyataan bahwa Penyaliban terjadi pada Hari Persiapan merupakan hal yang menguntungkan, karena ini berarti mereka dapat mempercepat pemakaman tanpa menimbulkan kecurigaan. Tentu mereka harus memastikan bahwa Yesus benar-benar nampak sudah meninggal. Injil menceritakan satu hal lain yang terjadi persis sebelum Yesus dinyatakan meninggal di tiang salib. Sekarang ada bejana penuh cuka: dan mereka mengisi spunge dengan cuka, dan meletakannya di atas hyssop [tumbuhan yang digunakan untuk pemulasan spiritual], dan memasukkannya ke mulutnya. Oleh karena itu ketika Yesus telah menerima cuka, dia berkata, ini berakhir: dan dia menganggukkan kepalanya, dan dia meninggal. (Yahya 19:29-30). Bagaimana Yesus meninggal dengan segera setelah dia meminum minuman pahit? Apakah benar-benar cuka yang diberikan? Ini sepenuhnya sejalan dengan adat Yahudi untuk memberikan orang yang dihukum mati dengan anggur yang dibumbui myrrh atau kemenyan untuk menghilangkan rasa sakit dengan sedikit efek membius. Bacaan dalam Talmud menyatakan, ‘Orang yang menuju eksekusi diberi sekeping kemenyan dalam secangkir anggur, untuk membantunya tertidur’ (Sanh. 43a). 258
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Tetapi tidak disebutkan dalam Injil tentang anggur yang dibumbui itu. Semua pengabar Injil setuju bahwa itu adalah cairan dengan rasa agak pahit. Dalam bahasa Latin ‘cuka’ adalah acetum, sangat terkait dengan istilah lama ae- ‘tajam’, dan acid ‘asam’ dalam bahasa Inggris. Para tentara Romawi tidak hanya mengizinkan Yesus diberi minum, salah satu dari mereka bahkan membantu Yesus untuk meminumnya (Matius 27:48; Markus 15:36; Lukas 23:36; Yahya 19:29). Mari kita lihat lebih dekat bagaimana itu terjadi. Bolu diberikan kepada Yesus pada batang hyysop. Hyysop adalah tumbuhan dengan batang lemah yang hampir tidak cocok untuk mendirikan bolu yang basah di atasnya. Bahkan segenggam hyssop tidak cukup kuat untuk itu, meskipun Yesus di atas tiang Salib mungkin tidak begitu tinggi dari tanah. Pada beberapa salib, orang yang dihukum dipasang dengan kaki hanya sedikit di atas tanah, dan dalam hal seperti itu bolu harus diangkat pada ketinggian tertentu untuk diberikan. Tetapi mungkin alat yang digunakan untuk memberi Yesus ‘cuka’ telah diarahkan ke kesalahan bahasa yang sederhana – hyssos ‘lembing pendek’ selama ini dipahami sebagai hyssopos ‘hyssop’. Tentaralah yang memberi Yesus bolu itu, menurut penulis synoptic (Injil ringkasan), sehingga lebih dari sekedar mungkin, bahwa kesalahan kata-kata semacam itu terjadi. Kita bahkan punya alasan untuk mendukung bahwa centurion Longinus-lah yang mengangkat bolu itu ke bibir Yesus dengan lembingnya. [26] Minuman cuka disebutkan dalam cerita Yahya dengan cara yang membuatnya nampak seolah-olah cuka itu telah dibawa ke tempat Penyaliban untuk tujuan itu. Inilah bagian dari persiapan yang dilakukan Joseph, Nicodemus, dan centurion itu untuk melaksanakan rencananya. Apa sebenarnya minuman pahit itu hanya bisa ditebak. Pada hari-hari itu ada banyak zat penghilang rasa sakit (analgesik) yang tersedia: seni penyembuhan masa itu baik sekali pada campuran senyawa dengan efek berbeda bagi tubuh. Mungkin minuman itu adalah anggur pahit yang 259
YESUS DI INDIA
telah ditambah sejumlah opium (candu). Kekuatan candu untuk menghilangkan rasa sakit cukup dikenal Yahudi bahkan pada jaman pra-Kristen. Opium adalah bentuk kering dari getah seperti susu yang diperoleh dari biji yang belum matang dari spesies apiun (poppy/Papaver spomniferum). Apiun ini tersebar luas di Palestina, jadi tentu mungkin bahwa Yesus diberi opium yang dilarutkan dalam cairan saat ada di tiang Salib. Efek membius opium sangat kuat sehingga dapat membawa kepada keadaan benar-benar tumpul, dimana seseorang tidak punya perasaan luar yang sama sekali. Alkaloid pada opium (unsur yang paling aktif) adalah morfin, yang meredakan rasa sakit dan membius, dan yang dapat menekan pernafasan. Alkaloid kedua dalam opium adalah papaverine, tidak punya efek analgesic tetapi pengendur otot yang baik sekali. Digabungkan dengan zat farmasi lainnya, larutan candu tidak sulit menyesuaikan untuk menimbulkan efek yang dikehendaki. Minuman obat keras semacam itu sangat ideal untuk tujuan Joseph dan teman-temannya: Yesus tidak hanya diberi pembunuh rasa sakit, dosisnya dirancang untuk membuatnya kehilangan kesadaran dalam waktu pendek dan karenanya mampu menggantung seperti orang mati di tiang Salib. Munculnya kematian yang tiba-tiba dipacu dengan fakta bahwa opium mengurangi dan memperlambat detak jantung, menekan pernafasan sampai pada tingkat yang luar biasa, dan membuat tubuh benar-benar lunglai. Jadi dengan dosis yang benar-benar tepat, seperti yang dikenal pada Essene Therapeut yang berpengalaman, ini bukan merupakan bahaya yang sebenarnya terhadap jantung–sebaliknya, bahkan bermanfaat. Di sisi lain mungkin minuman cuka yang mengandung unsur aktid dari minuman keramat orang India dan Persia, Soma dan Haoma. Pemujaan orang Persia tehadap Mithras termasuk pengorbanan Haoma sangat mirip dengan Misa Kristen (kerukunan Suci atau Ekaristu). Professor Seydel menulis: 260
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Bentuk pengorbanan Haoma mirip dengan pengorbanan biasa orang Persia untuk orang mati. Potongan kecil roti bulat berukuran sebesar uang logam thaler diberikan dan dimakan dengan minuman Haoma. Haoma adalah air buah tumbuhan Soma Aselepias acida, dengan mana orang Arya Vedic memerciki api pengorbanan. Ini dianggap sebagai lambang kehidupan ketuhanan, minuman para dewa, dan minuman keabadian..... [27] Soma, minuman keramat India, memungkinkan seorang yang ahli untuk memasuki keadaan seperti mati untuk beberapa hari, dan bangun lagi setelah itu dalam keadaan gembira yang berakhir beberapa hari lagi. Dalam keadaan ekstasi, ‘kesadaran yang lebih tinggi’ diucapkan melalui orang yang ahli, dan dia punya kekuatan visioner. Sebagai tambahan terhadap Ascelepias acida, Soma juga mungkin berisi rami India (Cannabis Indica)–tradisi yang dicirikan oleh minuman Zarathustra. Gambar Ascelepias acida ditemukan tertulis di kuburan Kristen awal dalam catacombs Roma, dimana ditunjukkan sebagai keberagaman yang menimbulkan buahbuahan yang agak panjang–tidak ditemukan di Eropa. Persamaan Ascelepias acida menurut orang Eropa adalah swallowwort (Vincetoxicum hirundinaria). Kemanjurannya sebagai penangkal racun ditunjukkan oleh nama Latinnya: rince-toxicum secara harfiah berarti ‘mengalahkan racun’. Dioscorides, dokter dan farmakolog Yunani dari abad pertama menyebut tumbuhan itu ‘pencekik anjing’ dalam bukunya Materica Medica, dan menulis bahwa daun dicampur dengan daging dapat membunuh anjing, serigala, dan rubah. Jadi racun juga dapat digunakan sebagai penangkal racun untuk gigitan binatang berbisa (Mat. Med 3,92). Buku rujukan ilmu tumbuh-tumbuhan ditulis tahun 1563 (Mattioli, hal.337) juga memujinya: ‘Ini adalah akar yang bagus untuk melawan semua racun, zat yang dikonsumsi dan kualitas, yang mengapa dalam bahasa Latin disebut Vince-toxicum–yaitu penakluk setiap racun. Jadi ini digunakan bahkan untuk melawan 261
YESUS DI INDIA
karang gigi, dan diminum dengan anggur, sesudahnya orang mengeluarkan keringat yang banyak.’ Dinyatakan berkeringat dan mulut kering (catat ‘Aku haus’, Yahya 19:28) adalah gejala khas dari keracunan. Di Swiss, swallowwort disebut ‘tumbuhan tuan’, dan di Austria, ‘tumbuhan Yahudi, atau tumbuhan Salib Putih’. Bisakah mungkin ada ingatan kuno tentang kegunaan penting tumbuhan itu digemakan oleh nama-nama ini? Obat ajaib yang memiliki sifat memasukkan orang hidup ke dalam keadaan seperti orang mati dalam waktu yang cukup lama, dan bahkan bisa sangat umum dalam cerita dan sastra. Contoh yang paling terkenal adalah Romeo dan Juliet. Dalam setiap kasus kematian yang ada sebenarnya suatu keadaan koma, dimana semua tanda-tanda kehidupan seperti pernafasan, detak jantung, dan nadi tidak lagi bisa terlihat. Apa Yesus sudah dekat dengan mati lemas di tiang Salib–dan inilah mati lemas yang dianggap oleh semua ahli forensik sebagai sebab kematian–jeritan keras sebelum dia ‘meninggal’, khususnya yang disebutkan oleh tiga pengabar Injil ringkas, akan sangat tidak mungkin. Sedangkan orang bernafas hampir tidak menghembuskan bisikan. Tetapi Yesus menjerit. Dan Yahya menghubungkan itu, ‘Ketika Yesus menerima cuka, dia berkata, Ini berakhir: dan dia menganggukkan kepalanya, dan meninggal (19:30). Yesus mampu mengatakan kata-kata ini sesaat setelah dia minum dan merasakan efek bius meningkat. Dia mampu mengatakan itu karena dia cukup dekat bukan dengan kematian tetapi dengan keadaan tenang yang mendalam.
Jejak di Kain Sekarang marilah kita bandingkan apa yang diberitahukan kepada kita dalam cerita Injil dengan apa yang kita ketahui tentang gambaran tubuh pada Kafan Turin. Ada bercak darah di kain linen, 262
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
pemakaman mungkin tidak berdasar hukum Yahudi karena mayat akan tetap dicuci dengan air hangat. Posisi tubuh yang aneh juga mengherankan. Dalam buku yang mengakui keotentikan Kafan Turin, Joseph Blinzer berpendapat bahwa itu ‘....... hampir tidak bisa dipahami bahwa para murid meletakkan tangan dalam posisi yang tidak praktis, seperti yang terlihat dalam gambar pada Kafan Turin, sambil menguburkan Messiah.[28] Terpisah dari kenyataan bahwa tak seorangpun pernah mengatakan bahwa para murid ada di makam saat itu, harus dikemukakan bahwa posisi tubuh Yesus sama persis dengan kerangka yang dikubur di makam dari pemukiman biara Essene di Qumran dekat Laut Mati. ‘Posisi mayat dalam liang kubur umumnya sama...... Sebagai aturan, tubuh itu dalam posisi terlentang, kepala di sebelah selatan, dan tangan disilangkan bersama di atas daerah perut, atau diletakkan di kedua sisi badan. [29] Yesus dianggap telah tergantung mati di tiang salib selama tiga jam. Jika ini terjadi, akibatnya dapat digambarkan dengan kepastian mutlak. Menurut semua sumber medis modern, kekakuan mayat akan mulai dalam tiga puluh menit setelah kematian. Otot tubuh akan menjadi sangat kaku dan tak bisa digerakkan dalam tiga sampai enam jam, tergantung pada suhu di sekitarnya–semakin tinggi suhu sekitarnya, semakin cepat otot menjadi kaku. Kekakuan mayat disebabkan oleh proses biokimia yang kompleks, tetapi bagian tengah terutama pada turunnya tingkat energi metabolis senyawa ATP (adenosine triphosphate) setelah berhentinya detak jantung. Keseluruhan bagian otot kerangka menjadi sangat kaku dalam posisi apapun tubuh dianggap dalam keadaan mati, dan hanya ketika kekakuan mayat mengendur dan lepas–setelah empat sampai tujuh hari–sikap tubuh dapat diubah. Segera sesudah Yesus kehilangan kesadarannya di tiang Salib, tubuhnya akan terkulai. Bobotnya yang sebelumnya ditopang dengan kakinya yang dipaku, akan diambil alih oleh tangannya yang juga dipaku pada pergelangannya. Kakinya akan membengkok 263
YESUS DI INDIA
ke depan, dagunya akan bersandar pada bagian atas dari tulang dadanya. Dan setelah tiga atau empat jam bahwa tubuh dinyatakan telah ditinggalkan di tiang salib, tubuh itu akan telah menjadi kaku dalam posisinya. Tetapi pengamatan yang seksama terhadap gambaran punggung tubuh itu pada Kafan segera mengungkapkan bahwa seluruh tubuh Yesus dibaringkan dengan cukup datar di atas kain itu. Kakinya lurus, tidak bengkok, dan lengannya sangat mudah digerakkan ketika ditempatkan (atau cenderung terlepas pisah dari sikap saat Penyaliban, Tubuh yang dibaringkan begitu tipis di atas permukaan yang lembut, dan sedikit terlindungi/terganjal (dengan kain) Beberapa komentator Kafan itu menyatakan bahwa lengannya mungkin diikat bersama pada pergelangan. Tetapi tali seperti itu akan mengaburkan pendarahan pada pergelangan, yang dapat sangat terlihat pada kain itu. Monsignor Giuliu Riee, seorang anggota Pusat Penelitian Kafan tsb. di Roma, memiliki solusi sendiri atas persoalan itu: dia beranggapan bahwa Kafan itu sendiri diikatkan dengan kuat di sekeliling mayat yang sangat kaku dan diikat secara aneh dengan tali dari sebelah luar. [30] Tetapi penjelasan ini sama
Tubuh tidur terlentang sangat rata pada permukaan yang rata, dan sedikit diganjal dengan bantal (dari kain). 264
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
sekali tidak berarti, karena jejak jelas menunjukkan bahwa Kafan itu awalnya dibentangkan mendatar, baik di bawah maupun di atas tubuh itu. Kalau tidak penyimpangan yang besar pada lebarnya akan jelas (membuat pengamatan komputer tidak mungkin). Kenyataan bahwa nyatanya tidak ada mayat yang kaku pada saat Yesus diturunkan dari Salib merupakan bukti yang cukup bahwa dia tidak mati. Dan bahkan bukti yang lebih meyakinkan diberikan oleh bercak darah yang nampak pada Kafan itu. Karenanya, dua penderitaan pendarahan terpisah bisa dengan jelas dibedakan. Pertama, ada jejak darah yang mengalir ketika Yesus dipaku di tiang Salib. Kedua, ada bekas darah segar yang mengalir dari tubuh itu ketika Yesus telah dibaringkan mendatar dalam kain itu! Untuk mengambil bercak darah di kepala lebih dahulu: titik tajam duri yang banyak yang ditekan dengan penuh penghinaan terhadap kepala Yesus telah meninggalkan tusukan menit, kecil tetapi menembus, dalam kulit tipis di kepala. Selama ‘mahkota duri’ ada di kepala, duri itu menutup luka kecil (diameter antara 1 dan 2 mm) dengan sungguh baik. Sejumlah kecil darah yang akan keluar dari melalui duri itu membeku seketika dan mengeras di rambut, dan inilah kasus di semua luka yang lebih kecil. Tetapi di bagian belakang, gambar di Kafan menunjukkan dengan jelas bahwa banyak bekas darah dalam ukuran yang lebih besar dan mengalir ke semua arah. Darah ini jelas menetes di kain ketika tubuh itu dibaringkan di atas linen hanya sesaat setelah duri diambil. Pembuluh darah dalam kulit tipis kepala sangat banyak tetapi sangat kecil, dan tetap dialiri darah selama sistem peredaran masih utuh. Pada orang yang meninggal, segera setelah jantung berhenti, darah ditarik dari pembuluh kapiler persis di bawah permukaan kulit, mengubah kulit menjadi ‘sepucat’ mayat, dan tidak ada darah yang dapat muncul dari luka seperti itu karena darah dalam pembuluh menggumpal dengan segera. 265
YESUS DI INDIA
Pada potret Yesus dalam Kafan, bercak darah di dahi terlihat dalam bentuk terbalik 3. Bentuk seperti itu hanya bisa terjadi jika kepala sedikit diangkat dari posisi mendatar (sejenis bantal tidak yang paling mungkin ditempatkan di bawah bagian belakang kepala saat ia berbaring). Darah yang mengalir dengan lambat itu lalu mengalir ke bawah pada lipatan dahi, mengumpulkan sedikit lagi darah segar menyatu di bagian itu, memercik ke atas dan ke bawah ke lipatan berikutnya di dahi. Luka dahi ini juga disebabkan oleh mahkota duri, terletak pada titik paling atas seluruh tubuh (terbaring mendatar). Meskipun mungkin darah itu mengalir dari luka besar pada mayat pada kondisi tertentu, tidaklah mungkin di bawah keadaan di bagian tertinggi dahi. Pendarahan seperti itu hanya mungkin kalau sistem peredaran berjalan penuh! Yang hampir sama jaraknya dari tanah sebagaimana dahi adalah tangan, satu terletak di atas yang lainnya. Disini bukti khusus bagaimana darah segar mengalir ke kain menambah darah yang telah mengering. Tiga bekas darah dapat dengan jelas dibedakan pada pergelangan tangan, mengalir ke arah yang berbeda. Pengukuran sederhana terhadap siku memberikan indikasi yang tidak membingungkan tentang bagaimana bekas darah ini berasal. Tangan kiri terletak di atas tangan kanan dan menutup luka pakunya, sehingga kalkulasi hanya meliputi luka yang terlihat di tangan kiri. Ketika paku ditancapkan, sejumlah darah mengalir ke kerut antara otot tegang di sepanjang lengan bawah dan akhirnya menetes tegak lurus ke bawah, di bawah pengaruh gravitasi. Bekas aliran kecil semuanya mengalir sejajar. Dari arahnya kita bisa menemukan sudut tangan dalam hubungannya dengan balok tiang Salib: sekitar 20°. Ini juga memungkinkan kalkulasi perbedaan ketinggian vertikal antara sikap badan tegal lurus dan melengkung di tiang Salib. Tetapi berkaitan dengan posisi tangan disana tetap merupakan suatu hal yang mendatangkan rasa keingintahuan yang besar. Dua dari bekas darah yang utama menunjukkan sudut tangan saat 266
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Luka-luka pada tangan: bekas bercak darah no 1 dan 2 benar-benar kering (sama-sama tajam ujungnya) dan bermula sejak peristiwa Penyaliban; akan tetapi bekas bercak darah no 3 baru mulai terbentuk sejak tubuh diletakkan dalam posisi horisontal.
Yesus ada di tiang Salib, tetapi jarak darah ketiga dari asal titik yang sama, sangat nampak berbeda di Kafan pada keseluruhan sudut yang berbeda, dan belum disebutkan dalam penelitian para komentator Kafan itu yang cukup dikenal. Kenyataannya mereka telah menyimpan diam tentang hal itu–dan tidak ada keajaiban yang nyata: bentuk dan arah jejak darah ketiga ini membuktikan bahwa ini hanya bisa dibentuk setelah paku dilepas dari luka itu. Pelepasan paku di pergelangan tangan membuat luka mulai berdarah lagi, dan darah menyebar melewati tangan yang terbaring mendatar. Jelas nampak bahwa tepi jejak darah ketiga didefinisikan jauh kurang tajam daripada kedua jejak darah lainnya, menunjukkan bahwa kedua jejak darah pertama telah mengering dan menjadi basah oleh aloes pada kain itu, sedangkan jejak darah ketiga dikelilingi oleh 267
YESUS DI INDIA
lingkaran serum berair. Lingkaran serum semacam itu terbentuk oleh aktivitas faktor serat pakaian yang ada dalam darah segar, dan hanya nampak bila darah menggumpal di permukaan yang lekukan dangkal dan tidak mengalir keluar dengan bebas. Selama Yesus menggantung di tiang Salib, darah bisa mengalir dari luka, meninggalkan jejak darah beku tanpa lingkaran serum dan dengan tepi yang jelas.
Karena tubuh di atas salib dalam keadaan tegak lurus pada saat masih sadar, dan terkulai pada saat sudah tidak sadar, dua posisi berbeda ini dengan nyata sekali dapat dijelaskan secara matematik oleh perhitungan sudut bercak tetesan darah pada tangan dan lengan.
Pada Kafan tangan kanan nampak sedikit lebih panjang daripada yang kiri. Penyimpangan kecil pada gambar depan ini menunjukkan bahwa linen tidak terbentang dengan kaku melewati tubuh. Karena kain itu menunjukkan bentuk tubuh yang melengkung, luka di pinggang juga meninggalkan jejak yang jelas. Pada pandangan dari depan, bersebelahan dengan salah satu tambahan pada bagian yang terbakar, jelas nampak ada jejak darah yang mengalir dari luka di pinggang, dan yang mengental pada Salib. Sejajar dengan luka di pinggang, jejak darah yang mencolok melintang melewati punggung. Darah itu nampak sangat berbeda 268
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
dengan darah di bagian depan tubuh. Lagi ada tepian darah yang jelas yang dikelilingi oleh lingkaran serum, sebuah tanda pasti bahwa ini juga darah yang mengalir saat tubuh dibaringkan di atas kain itu. Darah–dan ada jumlahnya yang cukup–hanya dapat mengalir Darah terkumpul di bagian di atas kain bila tubuh itu telah lekukan pinggang antara dibaringkan mendatar. Sebuah bagian tengah punggung jejak darah akan mengalir ke dengan pinggul. Darah hanya bawah ke arah daerah perut bagian bisa mengalir setelah tubuh telah diletakkan dalam posisi bawah. Darah ini pasti berasal horisontal. dari luka di pinggang. Saat Yesus terbaring di atas kain penyembuhan, torehan di bagian samping bergeser ke atas. Para ilmuwan di Laboratorium Forensik East Midlands menganggapnya paling tidak mungkin, namun bahwa tusukan lembing di tempat luka pinggang bisa telah menyentuh jantung. Mereka melihat tidak ada ancaman yang membahayakan kehidupan sekalipun titik itu menembus kedalaman tertentu. Lembing itu hanya akan menembus selaput yang mengarah ke rongga dada, menyebabkan darah dan air mengalir keluar, cairan air di dada telah terkumpul diantara paru-paru dan dinding dada selama perlakuan kejam. [31] Pada masalah luka Yesus di pinggang, seseorang pernah bertanya kepada Dr. W. Bonte, seorang spesialis forensik dan Direktur Institut Obat Forensik di Universitas Dusseldorf, apakah darah dapat mengalir dari luka terbuka antara tulang rusuk kelima dan keenam sekitar 10 cm tepat di tengah, dari mayat yang terbaring terlentang, tanpa menggunakan tekanan mekanik dari luar. Luka itu awalnya telah ditimbulkan saat tubuh tegak lurus, dan tubuh itu kemudian dibaringkan terlentang. Untuk meyakinkan pendapat yang benar-benar tidak bias, ahli tidak diberitahu ‘kasus kriminal’ 269
YESUS DI INDIA
mana yang dilibatkan. Jawaban yang diberikan oleh ahli forensik itu sangat informatif: 1. D arah mengalir spontan dari luka pada mayat hanya jika: a) Luka yang terbuka terletak di bagian dimana darah telah terkumpul (hypostasis) sebagaimana yang terbukti dari hilangnya warna kulit (livor mortis), atau; b) L uka yang terbuka membawa kepada lobang yang berisi darah, darah itu masih encer (setidaknya sebagian), dan tingkat lobang itu secara vertikal lebih tinggi dari tanah dibanding luka yang menganga. 2. Tetapi, menurut uraian anda, luka yang menganga itu terletak di dinding dada bagian kanan depan, sekitar 10 cm di sebelah kanan garis tengah. Dengan mayat dalam posisi terlentang, ini berhubungan sangat pasti dengan titik tertinggi dari mayat itu. Jadi tak satupun kondisi/syarat di atas terpenuhi: a) Pembukaan luka yang menganga bukan di bagian hypostasis, dan b) D arah tidak dapat mengalir keluar melalui luka dari rongga dada kanan karena harus lebih dahulu naik melawan tekanan cairan. Hal yang sama menahan sumber-sumber pendarahan lainnya (paru-paru, pembuluh paru-paru, bilik jantung. 3. Oleh karena itu saya mempertimbangkan evakuasi darah pasca kematian dengan spontan dari celah luka di lokasi semacam itu di luar pertanyaan itu. 4. Sebaliknya, aliran darah keluar dalam jumlah yang anda uraikan, bersama dengan arah aliran itu, akan sesuai dengan anggapan bahwa orang yang bersangkutan pada saat ini masih hidup. Ini bukan tidak biasa ditemukan dalam praktik medis forensik, bahwa darah mengalir dari luka yang menganga dalam posisi yang sama seperti yang digambarkan disini dan dalam arah aliran yang telah anda uraikan, dari korban yang masih hidup, 270
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
terbaring di atas punggungnya. Ini khususnya benar jika dalam pembuluh arteri yang lebih besar bocor dan jika tekanan darah memberikan vis a lergo (kekuatan dari bawahnya) bagi gumpalan darah untuk naik melawan tekanan hidrostatis. [32] Jawaban ini dari ahli yang tidak sadar akan subjek yang sulit tentang kepada siapa pendapat ahlinya diberikan. Ini menunjukkan bahwa analisa yang tidak bias terhadap fakta itu membawa kepada hasil yang cukup berbeda dari hasil yang disajikan oleh orang-orang yang ingin menggunakan Kafan itu untuk membuktikan bahwa Yesus meninggal. Ketika Karl Herbst sesudah itu memberitahu Professor Bonte tentang persoalan sebenarnya dari pendapat ahlinya, dan memberi tahu dia beberapa argumen temannya, jawabannya jelas: Saya tidak ingin merevisi penalaran saya yang terdahulu. Dalam pandangan saya segalanya menunjukkan bahwa peredaran belum berhenti. Tentu saya setuju dengan Professor Bollone bahwa emisi darah dari luka tikaman di dada dapat terjadi selama pemindahan jenazah dengan cara yang pasif demikian. Tetapi kemudian orang harus bertanya apakah Kafan itu dibalutkan mengelilingi tubuh itu ketika pemindahan dimulai. Dan jika itu yang terjadi, tidak ada jejak ‘statis’ dan pola jejak yang akan terbentuk, yang selalu membawa penjajaran topografis langsung dengan tubuh yang terlentang. Saya akan lebih mengharapkan banyak jejak dari hubungan menyeka/menyentuh, yang dilakukan dengan cara terpencar yang acak dan tidak beraturan. Dalam pikiran saya pola itu benar-benar menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan dibalut kain hanya pada pemakaman, dan paling mungkin dengan dibaringkannya tubuh itu pertama kali di atas kain itu dan kemudian menempatkan separuh kain lainnya di atas tubuh itu. Saya tidak dapat melihat bagaimana emisi pasif dari jumlah darah yang lebih besar dapat terjadi selama operasi pembaringan tubuh itu.’ Pendarahan yang parah juga terbukti dari luka yang disebabkan paku yang menembus kaki. Di bagian belakang gambar jelas bahwa darah dari luka mengalir turun ke tumit, berkumpul disana, 271
YESUS DI INDIA
dan karena darah segar masih terpompa keluar, mengalir ke kain sebelah kanan. Jejak darah sepanjang 17 cm terhenti karena darah itu naik melawan lipatan kain, sebelum mengalir lebih jauh ke sebelah kanan. Bagian terakhir dan jejak darah itu dapat ditemukan pada ujung Kafan itu, dimana satu ujung lembaran terletak di atas yang lain sehingga darah segar tidak bisa mengalir seperti ini dari mayat yang telah mati selama beberapa jam. Fungsi jantung dan peredaran masih utuh meskipun pernafasan mungkin telah sangat berkurang.
Bekas bercak darah yang terdapat pada kaki menunjukkan dengan jelas sekali bagaimana darrah menyebar ke segala arah pada permukaan kain kafan setelah tubuh diturunkan dari tiang Salib. 272
Gambaran di daerah kaki menunjukkan aliran darah segar dengan sangat jelas. Gerakan tubuh yang dibuat saat membaringkan tubuh itu menyebabkan luka yang menganga mulai berdarah lagi, dan darah itu menyebar ke segala arah. Jejak gelap bekas aliran darah menunjukkan bahwa darah mencapai kain hanya setelah pemakaman. Karena kain itu terendam dalam aloe damar pada titik yang menyentuh kulit, darah tidak bisa diserap ke dalam kain tetapi menyebar melewati permukaannya. Jejak darah di kaki menunjukkan bagaimana darah menyebar ke semua arah di atas permukaan Kafan setelah tubuh diturunkan dari Salib
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Untuk menentukan kematian klinis merupakan kesulitan bagi para dokter bahkan sampai sekarang. Penggunaan obat modern misalnya dapat menyebabkan koma yang mendalam yang bisa menimbulkan kesalahan diagnosa. Metode yang terkenal untuk menentukan kematian dulu dibuat dengan merobek tumit atau pergelangan tangan. Jika darah arteri mengalir, sistem peredaran masih berjalan. Mayat tidak berdarah! Dalam kasus Yesus, ada sejumlah dua puluh delapan luka yang terus mengeluarkan darah bahkan setelah dia diambil dari Salib. Ini membuktikan bahwa Yesus mungkin belum meninggal ketika tubuhnya dibaringkan dalam makam.
Makam–Batu yang Terbuka Dari peristiwa bahwa Yesus terlihat menggantung tidak sadarkan diri di atas tiang Salib, Joseph tergesa-gesa untuk menyelamatkan tubuh sesegera mungkin yang dapat dilakukan manusia. Dia menggunakan seluruh pengaruhnya pada Pilatus untuk mendapatkan pelepasan dini. Bahkan satu sumber Injil menyatakan bahwa Joseph yang kaya membayar suap yang besar untuk mempercepat hal itu. [33] Ini tidak berarti tidak mungkin. Joseph terdesak waktu dan sesuatu akan diputuskan kepadanya jika dia tidak memangkas proses birokrasi yang lambat itu. Orangorang yang disalib bersama Yesus kakinya patah, tetapi pada kasus Yesus centurion hanya memeriksanya dengan tusukan lembing bahwa dia sudah meninggal. Pilatusmelepaskan ‘jenazah’ itu, dan segera Joseph dan Nicodemus mengambil Yesus dari Salib dan membawanya ke makam dalam batu di dekat tempat itu. Dalam pengasingan di makam gua besar, persiapan untuk penyembuhan Yesus berlangsung di langkan di tengah lantai. Minuman opium membantunya tidur lelap tanpa merasa sakit. Dia dibungkus dengan tumbuhan obat yang banyak untuk membuat 273
YESUS DI INDIA
lukanya sembuh lebih cepat. Tetapi Joseph dan Nicodemus tahu mereka tidak bisa meninggalkan Yesus dalam makam untuk waktu yang lama orang-orang Yahudi sangat curiga telah mengkhawatirkan bahwa para pengikut Yesus mungkin telah mencuri tubuhnya untuk berpura-pura telah terjadi kebangkitan ajaib. Menurut Matius (27:62-66), mereka meminta Pilatusuntuk menyuruh seseorang menjaga makam itu. Mereka tidak dapat mengawasi makam adalah membiarkan Yesus di luar dan tak terawasi. Tidak mungkin pada jarak waktu itu untuk memberitahukan apakah pengawal Romawi benar-benar ditugaskan di makam itu, meskipun Matius sendiri mengatakan begitu. Tetapi mungkin bahwa ini dimasukkan dalam naskahnya untuk menambah pengaruh dramatis atas munculnya malaikat. Keinginan Yahudi yang mendesak untuk menjaga mayat itu nampak ganjil bagi orang Romawi, dan sangat tidak mungkin mereka memenuhi permintaan semacam itu. Setidaknya untuk selama hari Sabbath, tim itu punya waktu untuk merawat Yesus. Meskipun segera setelah mampu dia harus cepat pergi ke tempat lain, untuk menghindari persoalan lebih lanjut dari penguasa Yahudi. Ketika para wanita datang ke makam dengan minyak untuk upacara peminyakan, pada hari pertama minggu itu, mereka menemukan batunya telah bergeser ke samping dan peti itu kosong. Mari kita lihat apa yang dikatakan cerita Injil. Lukas menulis: Sekarang pada hari pertama pekan itu, pagi-pagi sekali mereka datang ke makam, membawa rempah yang telah mereka persiapkan, dan keperluan lainnya bersama mereka. Dan mereka menemukan batu telah tergeser dari makam/ kubur. Dan mereka masuk, dan tidak menemukan tubuh TuhanYesus. Dan itu berlalu, ketika mereka kebingungan disana, 274
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
melihat, dua pria berdiri di dekat mereka dengan pakaian yang berkilauan. Dan ketika mereka takut, dan menundukkan wajah mereka ke tanah, kedua orang itu berkata kepada mereka, Mengapa kalian mencari orang yang masih hidup diantara orang yang mati? (Lukas 24:1-5). Markus menceritakan hal itu seperti ini: Dan ketika mereka lihat, mereka melihat bahwa batu telah tersingkir: karena batu itu sangat besar. Dan masuk ke makam, mereka melihat seorang laki-laki muda duduk di sebelah kanan, berpakaian panjang warna putih; dan mereka takut. Dan dia berkata kepada mereka, Jangan takut; Kalian mencari Yesus dari Nazareth, yang disalib: dia dibangkitkan; dia tidak ada disini; lihatlah tempat dimana mereka dia dibaringkan. (Markus 16:4-6) Setelah apa yang disebut ‘kebangkitan’-nya Yesus dikatakan masuk melalui pintu yang terkunci dan muncul menjadi keterkejutan para pengikutnya (Yahya 20:19-26). Jadi mengapa, nampak ada hubungannya menanyakan, apakah batu besar menggelinding dari ke samping dari pintu masuk makam, dari tempat dimana ‘kebangkitan ajaib’ ini dianggap terjadi? Mungkin telah ada keajaiban yang lebih mengherankan yang terjadi jika batu itu digeser untuk membiarkan para wanita itu masuk dengan minyak untuk upacara peminyakan hanya kemudian harus ditemukan bahwa Yesus telah menghilang dari bilik tertutup. Makam yang terbuka itu menjadi bukti bahwa seseorang telah bertindak cepat dan mengeluarkan Yesus dari makam. Teman-teman Essene nyata275
YESUS DI INDIA
nyata masih di makam–Pria yang menurut Lukas dengan pakaian berkilauan, pria muda yang menurut Markus berpakaian putih. Jubah putih berkilauan itu menunjukkan bahwa mereka orang Essene. Yesus mungkin telah dibawa keluar sesaat sebelumnya. Karena festival Paskah Yahudi selalu bersamaan dengan bulan purnama, tentu mudah untuk bepergian di malam hari dengan diterangi sinar bulan. Mungkin kaum Essene yang tinggal di belakang disana mencari sesuatu dan menutup makam itu. Para wanita yang kaget menerima jawaban yang jelas dari kaum Essenes atas pertanyaan mereka: Yesus telah bangkit lagi–yaitu, keluar dari keadaan koma karena obat yang diberikan. Naskah Lukas bahkan lebih jelas: ‘Mengapa kalian mencari orang yang masih hidup diantara orang yang sudah mati?’ Apakah itu tidak meminta kita untuk percaya bahwa Yesus masih hidup, bahwa hal yang mungkin untuk menyelamatkannya? Apakah ini bukan pesan penting yang kita dapatkan dari bacaan Injil ini? Yahya yang tidak melaporkan episode dengan wanita di kuburan, menghubungkan secara rinci peristiwa yang nampaknya pasti telah terjadi sebelum para wanita itu tiba (Yahya 21:1-18). Mary Magdalene datang ke makam pagi-pagi sekali, ketika hari masih gelap, dan melihat batu telah tergeser. Terguncang, dia berlari menemui Peter dan Yahya, dan meratap bahwa seseorang telah mengambil Tuhan dari kubur. Ketika pasangan itu tiba di makam dan masuk, mereka hanya melihat kain linen: tidak ada jejak Yesus dimanapun. Mary Magdalene, yang berdiri di depan makam, bertanya kepada tukang kebun apakah dia telah membawa pergi tubuh itu. Ketika tukang kebun itu menyebut namanya, dia menyadari bahwa itulah Yesus. Luar biasa bahwa Mary Magdalene salah melihat Yesus sebagai seorang pekebun. Apakah dia seorang yang dibangkitkan dalam keagungan–seorang tokoh yang tidak dikenal oleh teman terdekatnya dan dianggap oleh dia sebagai tukang kebun? Apakah mungkin yang terjadi hanyalah mereka baru saja membawa Yesus 276
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
keluar ketika Mary Magdalene muncul. Jadi untuk tidak menarik perhatian, mereka memberi pakaian Yesus dengan pakaian yang sangat sederhana seperti yang biasa dipakai seorang tukang kebun. Yesus yang lemah mungkin telah diberi peralatan kebun sebagai pengganti sementara dengan tongkat untuk berjalan sebagai sandaran. Semua faktor ini bisa bercampur aduk. Dan lagi, para tukang kebun berkulit gelap atau coklat karena mereka bekerja di bawah terik matahari. Wajah Yesus membengkak karena luka, larutan aloe dan myrrh meninggalkan warna coklat yang khas. Pasti inilah mengapa Mary Magdalene tidak mengenali tuannya/gurunya dalam temaram cahaya pagi, dan bukan karena dia menampakkan dalam tubuh ‘berubah rupa’ sebagai orang yang dibangkitkan. Injil Peter yang masih diragukan menggambarkan bagaimana pengawal di makam melihat tiga laki-laki muncul dari makam ‘dan dua dari mereka menopang satunya. Apakah orang yang bangkit dalam keagungan perlu ditopang. Tentu tidak–tetapi orang yang terluka yang harus diselamatkan, dan yang baru saja sadar dari koma, yang seperti itu. Setelah menghubungkan peristiwa-peristiwa ini, Injil dalam bacaan mengenai Yesus, menjadi tipis dan kurang dapat dipercaya, karena dari sisi Injil-injil itu terjerat mitos ‘kebangkitan’ dan dalam interpretasi teologis dengan Yesus dikaitkan dengan Kristus yang bangkit. Tetapi satu hal yang pasti, Yesus bersama dengan para muridnya lagi untuk sementara mungkin di Yerusalem, tetapi utamanya di Galilee. Kesimpulan yang sangat persis dapat diambil tentang peristiwa yang terjadi selama masa waktu setelah menghilangnya Yesus di makam, karena gambaran yang diberikan sangat kacau. Bahwa ada tiga hari yang dikatakan telah berlalu antara Penyaliban dengan kemunculan kembali hanya berhubungan dengan periode mistik yang memainkan peran dalam cerita kebangkitan yang lebih tua. Yesus mungkin telah dirawat dengan baik dalam waktu yang lebih lama, sampai dia perlahan-lahan menampakkan di depan para 277
YESUS DI INDIA
pengikutnya. Dalam suatu hal, pertemuan seperti itu nampak selalu dalam waktu yang pendek dan rahasia. Dia tidak bisa menampakkan dirinya di depan umum tentunya, atau dia akan ditangkap lagi. Kemunculannya nampak telah sangat dipengaruhi oleh lukanya– wajahnya mungkin sangat bengkak untuk sementara waktu–saat itu teman-temannya sulit mengenali dia saat melihatnya. Berkaitan dengan kemunculan Yesus kepada para pengikutnya, penting untuk diingat bahwa mereka tercatat dalam tulisan dengan cara yang cocok dengan teolog tentang ‘kebangkitan’-nya, seperti yang dibangun setelah peristiwa itu. Seluruh Bab 21 dalam Injil Yahya, yang berisi kemunculan Yesus di dekat Laut Tiberia, adalah karya seorang penulis yang tidak menulis bagian lainnya, dan telah semata-mata dilampirkan. Bab itu nampaknya ditulis oleh Yahya si biarawan, dan telah dimasukkan dalam tulisan Yahya si murid kesayangan Yesus atas pertimbangan namanya yang sama. [34] Segera setelah Penyaliban, murid-murid Yesus kembali dengan sedih ke tempat mereka semula. Simon Peter, Thomas, Nathanael dari Cana, dan anak-anak laki-laki Zebedee melanjutkan memancing (Yahya 21:2). Hanya ketika Yesus memberitahu mereka dia akan menemui mereka di Galilee mereka terbakar dengan antusiasme segar (Matius 28:10). Mulainya kembali dia dengan teman-teman perjalanannya disajikan sebagai ‘kemunculan’ karena Yesus dikatakan telah masuk ke tengah-tengah mereka melalui pintu yang terkunci–dan kenyataan fisik–mayat Yesus ditekankan pada saat yang sama. Para murid tercengang: kebanyakan dari mereka mungkin belum diberitahu tentang operasi penyelamatan yang dilakukan oleh Joseph dan Nicodemus, yang tidak termasuk dalam lingkaran mereka. Hal terakhir yang dilaporkan Injil tentang Yesus, tak lama sebelum keberangkatannya dari Palestina [35] adalah usaha kerasnya untuk menjelaskan kepada para murid sekali dan untuk selamanya bahwa dia telah bertahan dari Penyaliban dan dia sembuh. Tetapi 278
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
awalnya para murid menganggap dirinya hantu: Dan berkata kepada mereka, Mengapa kalian bingung? Dan mengapa pikiran itu muncul dalam hati kalian? Lihat tanganku dan kakiku, bahwa inilah aku: pegang aku dan lihat; untuk jiwa yang tidak punya daging dan tulang, seperti yang kalian anggapkan kalian terhadapku. Dan ketika dia berkata begitu, dia menunjukkan kepada mereka tangan dan kakinya. Dan sementara itu mereka belum percaya untuk gembira, dan khawatir, dia berkata kepada mereka, Apakah disini ada daging? Dan mereka memberinya sepotong ikan panggang. Dan dia mengambilnya, dan benar-benar memakannya di depan mereka (Lukas 24:38-43) Yesus ingin sekali menunjukkan kepada para pengikutnya bahwa tubuhnya benar-benar ada di dunia, persis seperti sebelumnya. Dia menekankan kehadirannya secara fisik dengan mengizinkan mereka menyentuhnya, dan dengan memakan makanan, dan memberitahu mereka bahwa dia bukan hantu. Untuk membuktikan bahwa tubuhnya belum ‘berubah’ sama sekali, dia juga menunjukkan bekas-bekas lukanya dan bahkan meminta kepada Thomas yang kebingungan untuk menyentuh luka di pinggangnya dengan tangannya. Kemudian dia mengungkapkan dirinya saat mereka duduk di meja, dan mengkritik kurangnya kepercayaan mereka dan kebandelan mereka karena tidak mempercayai mereka yang telah melihatnya setelah kebangkitannya kembali (Markus 16:14). Bahwa Yesus ada disana sebagai orang bukanlah hasil kesalahan istratif, bukan tipuan, bukan ilusi; tubuhnya adalah manusia seperti mereka, tak ada perubahan dan tak ada sorotan bintang atau hantu–inilah pesan yang ia coba sampaikan kepada para muridnya.
279
YESUS DI INDIA
‘Bangkit’ atau ‘Bangun’? Sebuah perbandingan kosakata aktual dalam Injil Yahya dan dalam Injil Sinopsis menghasilkan rekonstruksi yang sangat rinci tentang peristiwa itu. Di langkan sekitar bagian rendah di lantai gua makam, sejumlah pakaian (othonia) terbuat dari untaian linen (sindon) yang tidak kering (kathara) dibentangkan. Suatu larutan tumbuhan obat aloe dan myrrh digunakan untuk tubuh Yesus yang telanjang dan tidak sadar, yang kemudian dibaringkan di atas kain memanjang. Ujung kain itu diangkat dan dilipat ke belakang untuk menutup tubuh itu. Dengan begitu, seluruh tubuh tertutup (entylisso). Jumlah zat pengharum dalam pakaian (sekitar 45 kg) membuat buntalan tapal yang sangat besar dan berat sehingga tubuh itu terbalut dengan kuat dan utuh (eneileo) seolah dalam selimut kapas yang sangat besar dan kuat. Jika kita sekarang membaca kembali bacaan dalam Injil Yahya bahwa keterangan peristiwa sekitar penemuan makam kosong (Yahya 21:1-18), melahirkan pikiran tentang rekonstruksi yang diuraikan begitu rupa, makna sepenuhnya secara otomatis menjadi jelas. Pertama Mary Magdalene berlari kepada Peter dan murid kesayangan Yesus dan bercerita kepada mereka bahwa seseorang telah memindahkan tubuh Yesus dari makam. Apa yang tidak ia katakan adalah bahwa tubuh itu mungkin telah dicuri: pernyataannya netral tentang masalah bagaimana Yesus telah menghilang dari makam. Kita bahkan tidak diberitahu mengapa Mary Magdalene pergi ke makam itu begitu pagi saat masih gelap. Yahya tidak mengatakan bahwa dia ingin meminyaki mayat itu, seperti yang Injil Sinopsis katakan tentang para wanita yang diuraikannya. Ketika bicara kepada Peter dan Yahya, dia hanya mengatakan, ‘Mereka telah mengambil Tuhan keluar dari kuburan.....’ Ini seolah orang yang ia ajak bicara mengetahui siapakah ‘mereka’ yang ia maksudkan. 280
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Berdasarkan kalimat pertamanya, rekonstruksi lebih lanjut tentang peristiwa itu mungkin dan masuk akal. Selama malam itu, setelah pembungkusan dengan tumbuhan obat di tangan, Joseph dan Nicodemus mendatangi beberapa pengikut Yesus. Terutama mereka mendekati Mary Magdalene, Simon Peter dan Yahya, yang bisa dianggap sebagai teman dekat. Mereka dengan ringkas menjelaskan kepada ketiganya peran yang telah mereka mainkan, dan bahwa mereka berusaha menyelamatkan Yesus dari kematian dengan bantuan teman-teman dari Essenes. Haruskah usaha mereka berhasil, mereka yang mendengarkan terkejut dan mulai berharap lagi. Tetapi apapun yang terjadi, Yesus telah diambil sesegera mungkin dari tempat persembunyiannya sekarang yang tidak aman, dan membawanya ke tempat yang aman, jauh dari mata awas para biarawan Yerusalem. Untuk berkata lebih mungkin akan membahayakan segalanya. Setelah itu mungkin bahwa salah satu muridnya akan ditangkap, dan jika disiksa akan membongkar rencana mereka. Mary Magdalene heran dan gembira sekali atas apa yang ia dengar, tidak bisa menahan dirinya untuk waktu yang cukup lama. Dia berangkat ke makam untuk melihat sendiri kebenaran kata-kata Joseph. Disana dia menemukan batunya tergeser dari pintu masuk, dan segera kembali kepada keduanya untuk menjelaskan bahwa hal itu terjadi. Seperti yang telah dikatakan Joseph, ‘mereka’–dia dan para pembantunya–telah membawa Yesus dari makam itu. Dia cepat menambahkan, ‘dan kami tidak tahu dimana mereka meletakannya’. Jika dia berbicara tentang perampokan kuburan, kata-kata tambahan ini tidak ada artinya sama sekali. Korban perampokan jelas tidak berharap untuk mengetahui dimana barang yang dicuri telah diambil. Dia terbukti menunjuk kepada orang Essenes yang setelah menunggu selama yang mereka bisa sementara masih tersamar dalam kegelapan, telah mengambil langkah pertama untuk membawa Yesus pergi. Sekarang giliran kedua murid itu menjadi sangat terkejut, dan 281
YESUS DI INDIA
mereka menuju ke makam dengan berlari. Yahya muda lebih cepat dan sampai pintu masuk lebih dahulu, dia lalu merayap masuk. Tetapi Peter yang jujur terus memasuki gua makam dan melihat ke sekitarnya. Dia melihat tumpukan kain dan terpisah dari itu, terlihat rapi kain penyembuhan yang telah disebutkan Joseph. Hanya pada titik ini Yahya juga berhasil memasuki makam, dan seperti yang dilaporkan, ‘dia melihat, dan percaya’. Bacaan yang paling menarik ini biasanya dianggap sebagai dasar doktrin Kristen tentang Kebangkitan. Tindakan ‘melihat dan mempercayai’ dalam hal ini–tindakan yang menduduki tempat penting dalam teologi Johannine–biasanya ditafsirkan sebagai memberikan kesegaran dan kenyataan mutlak pada Kebangkitan Yesus. Pada saat yang sama, menurut penulis Injil, hanya murid kesayangan yang ‘melihat dan percaya’; Peter hanya ‘melihat’. Ayat berikutnya memberikan solusi: ‘Karena mereka belum tahu Injil, bahwa dia pasti bangun kembali dari kematian.’ Mungkin untuk menyatakan bahwa pada saat Injil Yahya ditulis, doktrin Kebangkitan, seperti yang dirumuskan oleh Paul (khususnya dalam bab 15 dari surat pertamanya kepada Corinthians), umumnya telah diterima oleh orang Kristen awal. Oleh karena itu menjadi hal yang alami bahwa penulis Injil, yang mendapatkan faktanya sebagai (atau dari) saksi mata, prihatin tentang penyajian peristiwa itu secara teologis dengan cara yang benar. Jadi dia memaafkan Peter karena tidak segera mempercayai setelah melihat apa yang ia lihat, karena setelah itu dia belum sadar akan naskah Injil dimana Kebangkitan telah diramalkan. Tetapi kita harus ingat bahwa tulisan Yahya kebanyakan bagiannya ada dua tingkatan berbeda: yang satu nyata dan yang lain tidak jelas. Dalam hal ini, dia tidak benar-benar berbicara tentang kematian dan kebangkitan, tetapi tentang penyelamatan Yesus. Jadi mari kita lihat sejenak pada bacaan Injil yang tidak diketahui para murid. Tidak mungkin untuk mengidentifikasi: kebanyakan sumber 282
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Injil setuju bahwa menurut Kisah Rasul-Rasul 2:25-28 seharusnya Psalms 16:8-11. Ayat-ayat dari Psalms itu berbunyi: Aku telah menempatkan Tuhan selalu dihadapanku: karena dia ada di tangan kananku, aku tidak bergerak. Oleh karenanya hatiku senang, dan kemuliaanku gembira: dagingku juga seperti yang kuharapkan. Karena kau tidak akan meninggalkan jiwanya di neraka; juga tidak akan membiarkan menderita karena Orang Suci melihat kejahatan. Engkau akan menunjukkan jalan kehidupan padaku: dalam kehadiranmu penuh kesenangan; di tangan kananmu ada kesenangan yang lebih banyak lagi. Apakah ini janji Kebangkitan, seperti yang diterangkan oleh sumber Injil? Cobalah seperti yang mungkin dilakukan, tidak mungkin melihat disebutkannya kebangkitan disini. Sungguh bertentangan. Prasyarat Kebangkitan, seperti yang Paul tekankan, adalah kematian. Orang dapat menggunakan kata sifat ‘bangkit’ hanya untuk menggambarkan orang yang telah meninggal. Pada dasar inilah bahwa orang Kristen mengatakan dalam pernyataan keimanannya (Syahadat), Yesus meninggal dan kemudian ‘bangkit’ dari kematian. Tetapi Psalms mengatakan lebih pada selamat dari kematian. Peter salah menafsirkan ini dalam merujuk pada hal itu saat menjelaskan rahasia Pantekosta sebagai janji kebangkitan (Kisah Rasul-Rasul 2 : 25-28). Mungkin ada sesuatu dengan ketidakpercayaannya ketika dia melihat kain linen di makam, karena dia tetap setia kepada tradisi mistik tentang Kebangkitan. Karena mengambil kenyataan sebagaimana adanya, ‘melihat dan percaya’ dari para murid hanya bisa dipahami kalau kepercayaannya terhadap apa yang dikatakan Joseph dari Arimathea. Murid kesayangan melihat bahwa tidak ada yang dikuburkan di liang kubur, dan kain yang terpisah menjelaskan baginya pernyataan 283
YESUS DI INDIA
bahwa Yesus masih hidup. Oleh karenanya dia percaya bukan pada Kebangkitan tetapi pada penyelamatan Yesus! Itulah kunci pada bacaan Injil ini. Mungkin bahwa suasana Kebangkitan dalam akar kata Kitab Injil dari tradisi yang sadar akan usaha menyembuhkan Yesus. Karya yang menantang ahli bahasa dan teolog Bapa Gunter Schwarz telah mengungkapkan pandangan baru yang menarik tentang masalah itu. Untuk istilah ‘bangkit’ dan ‘kembali hidup’ yang ditemukan pada terjemahan Injil, adalah bahasa Aramaic, seperti yang dibuktikan Dr. Schwarz, dari akar kata kerja berarti ‘menyadarkan’! [36] Schwarz menjelaskan, Bukti kebahasaan bersifat konklusif: bukan ‘kebangkitan’ tetapi ‘kesadaran kembali’ adalah satu-satunya makna yang mungkin bagi kedua kata Aramaic itu, yang salah satunya telah digunakan Yesus. Saya mengacu pada sinonim kata achajuta dan techhijjuta. Kedua kata benda itu berasal dari kata kerja chaja ‘hidup’, dan akibatnya bermakna–saya ulangi–‘kesadaran kembali’, dan bukan yang lain. [37] Penemuan ini sangat sensasional dan segera memberikan makna pada naskah Injil yang sejauh ini sangat cocok dengan analisa kami. Bahkan kata dalam bahasa Yunani pada Perjanjian Baru tidak berhubungan dengan akar makna dari konsep asli dalam bahasa Aramaic maupun dengan makna ‘kebangkitan’ seperti yang tercantum dalam penggunaan Kristen: anbistemi berarti ‘membangunkan’, ‘membangkitkan’ (transitif), dan ‘bangun’, ‘muncul’ (intransitif); anastasis berarti ‘naik’. Hanya dengan interpretasi Kristen yang kemudian adalah anbistemi yang dibuat berarti ‘menghidupkan dari kematian’ (transitif) dan ‘naik dari kematian’ (intransitif), dan anastasis ‘kebangkitan’. [38] Dalam pandangan yang kita ketahui sekarang, mari kita 284
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
pertimbangkan lagi bacaan dalam Markus dan Lukas dimana wanita di makam itu diberitahu tentang hilangnya Yesus oleh orang yang berpakaian putih. Markus menulis, ‘Dia berkata kepada mereka, Jangan takut: Kalian mencari Yesus dari Nazareth, yang disalib: dia dinaikkan, dia tidak ada disini: lihatlah tempat dimana mereka membaringkannya’ (16:6, bandingkan dengan Matius 28:6, walaupun ada bukti nyata yang diberikan suatu setting yang didramatisir melibatkan malaikat yang menunjukkan keajaiban yang dibuat-buat, gempa bumi, dan penjaga makam yang ketakutan). Pertayaan oleh laki-laki berjubah putih dalam Lukas, menanyakan mengapa mereka mencari orang yang hidup di tengah orang yang sudah mati (24:5), adalah sejenis mungkin. Yesus hidup, dia diselamatkan, dia tidak berurusan lagi dengan makam, yang hidup menjadi bagian dari yang hidup. Dia telah pergi ke Galilee, dimana para pengikutnya dapat melihatnya/menemuinya lagi. Kita telah melihat bagaimana Yesus kesulitan menjelaskan pada para murid tentang kehadirannya secara fisik. Alasan untuknya ada dua hal: Pertama, mayoritas muridnya belum diberitahu tentang usaha untuk sadar kembali, dan karenanya yakin mereka melihat mayat yang hidup kembali atau hantu. Dan kedua, kematian yang diperkirakan dengan Penyaliban Yesus menandai titik berakhirnya sejarah dan teologi. Kristen (doktrin tentang Kebangkitan) mulai. Kehidupan Yesus sebagai manusia semakin dekat dalam hal ini, dan menggantikannya, cerita Kristus–Realitas yang dipuji secara mitos–bermula.
285
286
Bab Kesembilan SETELAH KEBANGKITAN Paul Bertemu Yesus di Damacus Setelah sembuh dari siksaan Penyaliban, Yesus tinggal dalam persembunyian. Dia tidak bisa lagi mengajar di masyarakat umum, karena para penuntutnya akan segera mengenalinya dan mereka tidak akan membiarkan dia lari untuk yang kedua kalinya. Dia harus menyingkir dari ancaman yang dilakukan oleh musuh-musuhnya: ‘Dan dia membawanya keluar jauh ke Bethany, dan dia mengangkat tangannya, dan memberkati mereka, dan itu berlalu, sementara dia memberkati mereka, dia dipisahkan dari mereka, dan dibawa ke surga. Dan mereka memujanya, dan kembali ke Yerusalem dengan kegembiraan yang besar’ (Lukas 24:50-52). Untuk menggambarkan suasana/adegan perpisahan, cara terbaik adalah merekonstruksi peristwa-peristiwa di tempat terjadinya. Dari luar kota Yerusalem jalan ke Bethany mendaki cukup tinggi kaki pegunungan bagian selatan dari jajaran yang mencakup Gunung Olives, sampai ke ‘Puncak Kenaikan’. Orang yang berjalan di atas puncak dan turun ke sisi lain dengan cepat menghilang dari pandangan. Tetapi ada saksi mata untuk menguji bahwa Yesus tidak 287
YESUS DI INDIA
menghilang sekali dan untuk selamanya, dan yang kesaksiannya tidak bisa dihilangkan keluar tangan sebagai sebuah pemalsuan: yaitu Paul. Meskipun dia tidak secara pribadi hadir sebagai saksi pada peristiwa setelah Penyaliban, dia bertemu Yesus suatu waktu setelah ‘Kenaikan’–sebuah pertemuan yang mengubah seluruh hidupnya. Paulus (Saulus) menjadi salah satu penentang yang paling giat dan fanatik terhadap gerakan Perjanjian Baru. Dia bahkan mungkin telah mendengar rumor pada efek bahwa Yesus, meskipun dianggap mati, melanjutkan aktivitasnya dalam persembunyian. ‘Dan Saul, menghembuskan ancaman dan pembantaian terhadap murid-murid Tuhan, pergi ke biarawan tinggi, dan meminta dia mengirimkan surat ke Damascus ke synagogue, bahwa jika dia menemukan hal ini, apakah mereka laki-laki atau perempuan, dia bisa membawanya dalam keadaan terikat ke Yerusalem’ (Kisah Rasul-Rasul 9:1-2). Setelah banyak penelitian yang intensif, psikiater Wilhelm Lange-Eichbaum, [1] mampu menggambarkan potret pribadi Paul yang rinci dalam karyanya yang terkenal Genius, Kegilaan, dan Ketenaran. Dalam penampilan luar, Paul lemah, tidak mampu, banyak keterbatasan, tetapi pada saat yang sama sifatnya keras, pertapa, tidak sabaran dan memperturutkan kata hati. Semangat yang ia tunjukkan dalam pembunuhan orang Kristen menggantikan perasaannya sendiri tentang ketidakcakapan. Sungguh sifat paling atraktif Paulinisme adalah suasana penyelamatan dan pembebasan dari ketegangan batin (terutama kebutuhan seksual dan ketakutan akan kematian). Paul memiliki tenaga yang tiada batasnya dan cocok dengan keakuannya. Dia menderita karena gangguan dan suasana hati, yang dia salahkan pada setan/iblis. Para komentator sekarang telah menunjukkan bahwa penyebab apa yang sering digambarkan sebagai ‘duri dalam daging’ (2 Korintus 12:17, cf Galati 6:17), bukanlah epilepsi, seperti yang dulu dikatakan, tetapi mungkin (dan tragisnya) 288
SETELAH KEBANGKITAN
homoseksualitasnya sendiri. Persoalan yang memberi dia ketidaksukaan yang besar terhadap seks dan seksualitas bersamasama, sebuah penempatan/pembagian mendasar terhadap perkembangannya akan doktrin pertapa tentang perkawinan yang telah berubah menjadi pusat dari pikiran tentang wanita dan seksualitas yang telah mendominasi sikap orang Kristen dari sejak itu sampai sekarang. Yesus sebaliknya memiliki sikap yang terbuka, hampir ‘modern’ terhadap wanita. Bertentangan dengan pandangan misogynous tentang masyarakat kontemporer, dia memiliki murid wanita dan mengajar wanita sebagaimana pria. Tradisi yang diragukan mengatakan bahwa Mary Magdalene dekat dengannya, dan salah satu temannya yang paling intim dan pengikut paling setia. Keempat Injil juga melaporkan bahwa dialah orang pertama yang melihatnya setelah penyaliban, tetapi Paul memberikan daftar orang yang melihat Kristus disalib: daftar itu tidak menyebutkan Mary Magdalene dan hanya mencantumkan pria. Pengalaman yang menakjubkan yang Paul jalani di dekat Damascus adalah bukan semata-mata pandangan (bukan pula halusinasi yang terbawa oleh serangan epilepsi, seperti yang sering disebutkan): Dan saat dia melakukan perjalanan, dia datang di dekat Damascus: dan tiba-tiba disana disinari disekelilingnya cahaya dari surga: Dan dia jatuh ke tanah, dan mendengar suara yang mengatakan kepadanya, Saul, Saul, mengapa kau menyiksaku? Dan dia berkata, Siapakah engkau Tuhan? Dan Tuhan berkata, Aku Yesus yang kamu siksa: sulit bagiku untuk melawan tusukan. Dan dia gemetar dan berkata dengan heran, Tuhan, apa 289
YESUS DI INDIA
yang engkau perintahkan padaku untuk kulakukan? Dan Tuhan berkata kepadanya, Bnagunlah, dan pergi ke kota, dan ceritakan tentang aku itu yang harus kamu lakukan. (Kisah Rasul-Rasul 9:3-6) Sekarang Damascus ada di tengah Syria, dimana Yahudi telah dibenci sejak pemberontakan Maccabes (165 SM), dan dimana pusat spiritual Golongan Essene juga terjadi pada saat itu. Mungkin Saul telah ambil bagian dalam memulai ritual itu, dan ‘dibutakan’ selama tiga hari (Kisah Rasul-Rasul 9:8-9) dengan minuman Soma. Sossianus Hierocles adalah seorang pejabat penting Romawi; gubernur Phoenicia, Lebanon, Bithynia, dan Mesir, dia bahkan di jamannya dianggap penyiksa yang paling brutal dari komunitas Kristen awal. Sebuah kalimat dalam bukunya To the Christians berbunyi, ‘Setelah menyelamatkan diri [!] dari Yahudi, Kristus mengumpulkan sebanyak sembilan ratus pria untuk merampok[2]. Kami telah mencatat orang semacam yang dikenal sebagai ‘bandit’ dan ‘perampok’ biasanya digunakan oleh pembicara Latin. Sungguh mungkin bahwa komunitas Essene di Damascus memiliki anggota sembilan ratus. Paul dibaptis dan diperkenalkan dengan ajaran itu oleh Ananias seorang pengikut Yesus yang tinggal di Damascus. Menurut Kisah Rasul-Rasul 9, Ananias diminta oleh Yesus sendiri untuk menemui Saul, tetapi dia lebih dahulu sangat enggan karena dia tahu catatan si penyiksa itu. Yesus menghilangkan keberatannya dengan katakata: ‘Pergilah: karena dia adalah bejana yang dipilih untukku, untuk melahirkan namaku di depan Gentiles, dan raja, dan anakanak Israel: Karena Aku akan menunjukkan kepadanya betapa besarnya penderitaan yang harus dia jalani demi namaku’ (Kisah Rasul-Rasul 9:15-16). Selanjutnya Paul akan menjadi penentang paling kuat terhadap keyakinan baru. Dia merasakan pesona kepribadian Yesus, dan 290
SETELAH KEBANGKITAN
segera mengenali makna yang lebih luas dari tugas yang diberikan Nazarene kepadanya. Bahkan dengan semangat yang lebih besar daripada penyiksaannya terhadap Yesus dan pengikutnya, Paul melanjutkan tugas menyebarkan interpretasinya sendiri atas ajaran baru itu. Pertemuan antara Yesus dan Paul di Damascus terjadi sekitar dua tahun setelah Penyaliban. Tidak kurang dari 300 km sebelah utara Yerusalem, Yesus harus merasa cukup aman dari musuhnya dalam penjagaan kaum Essenes.
Perjalanan ke Surga Asalkan komunitas relijius menerima pemujaan negara Romawi, Roma mentolerir pelatihan praktik keagamaan lainnya. Tetapi Yahudi memiliki hak khusus, dan dibebaskan dari harus mengikuti pemujaan negara itu. Ekspansi pertama Perjanjian Baru terjadi di bawah perlindungan peraturan kebebasan Yahudi. Tetapi ketika menjadi jelas bagi Romawi bahwa pengikut Yesus memiliki sedikit keterkaitan dengan Judaisme, dan mungkin menjadi sejumlah penghasut politik, orang Kristen kehilangan semua pernyataan toleransi, dan mulai muncul permusuhan. Awalnya, komunitas Kristen disiksa oleh sistem negara Romawi hanya pada tingkat lokal. Penyiksaan umum yang diatur negara tidak berlangsung sampai pertengahan kedua abad ketiga. Segera setelah Penyaliban, dendam Yahudi di Yerusalem memaksa orang Kristen pertama untuk memperluas misi universalnya menuju ke wilayah yang lebih luas dari kekaisaran Romawi. Kemudian, di Damascus Yesus dapat menikmati manfaat perlindungan kaum Essene. Sekitar lima kilometer di luar Damascus ada suatu tempat yang masih disebut Mayuam-i-Isa, (Tempat diaman Yesus tinggal). Sejarawan Persia Mir Kawand menyebutkan beberapa sumber yang menyatakan bahwa Yesus tinggal dan mengajar disini setelah Penyaliban. 291
YESUS DI INDIA
Para pengikut ‘ajaran baru’ terus bertambah jumlahnya, tidak sedikit karena usaha pribadi Yesus sendiri. Tetapi rumor tentang adanya Yesus di Damascus–rumor yang sebenarnya diselidiki Paul, setelah itu–akan menjadi semakin substansial, dan secara bertahap menjadi terlalu berbahaya bagi Nazarene untuk terus bertahan di provinsi Syria kekaisaran Romawi. Tradisi Persia menceritakan bagaimana, sementara Yesus tinggal di Damascus, dia menerima surat dari Raja Nisibis di Asia Kecil, dimana raja meminta Yesus untuk datang dan menyembuhkannya dari suatu penyakit. Yesus kemudian mengirimkan murid terdekatnya Thomas, dengan pesan bahwa dia sendiri akan segera menyusul. Dan tak lama setelah itu, dia mengadakan perjalanan ke Nisibis dengan ibunya Mary. Di Jamiut-Tawarik, cendekiawan Persia Fakir Muhammad mengatakan bahwa raja telah disembuhkan oleh Thomas sebelum Yesus tiba di Nisibis dengan kelompoknya. Imam Abu Jafar Muhammad menulis dalam dalam karya terkenalnya Tafsir-ibn-i-Jarir at-Tahri bahwa
Puing-puing istana kerajaan di Nisibis, sekarang Nusaybin. Perbatasan antara Syria dan Turki melintasi dengan tepat area penggalian. 292
SETELAH KEBANGKITAN
tinggalnya Yesus di Nisibis menunjukkan bahaya besar kepada kaum Nazarene, dan bahwa itu adalah risiko hidupnya bila dia muncul di muka umum. [3] Dari Nisibis Yesus pertama pergi ke barat laut. Acts of Thomas yang masih diragukan menghubungkan bahwa Yesus mengunjungi istana Raja Andrapa, dimana dia tiba-tiba muncul selama perayaan perkawinan putri. Andrapolis ada di Paphlagonia (Iskilip modern, di utara Anatolia), dan telah menjadi bagian provinsi Romawi, Galatia sejak 7 SM. Perayaan perkawinan di istana kerajaan adalah adegan pertemuan kembali rasul Thomas dengan Gurunya, karena mereka jelas pergi kesana secara terpisah. Thomas ditugaskan oleh Yesus untuk pergi ke India. Tetapi dia tidak ingin pergi kesana, dan berkata dia tidak dapat berpergian karena lemah daging. ‘Bagaimana aku, seorang Yahudi, berpergian dan mengajarkan kebenaran kepada orang-orang India? Dan seperti yang ia gambarkan
Puing-puing istana kerajaan di Andrapa, sekarang Iskilip di Turki. 293
YESUS DI INDIA
dan katakan, sang Penyelamat muncul kepadanya pada malam hari dan berkata kepadanya: ‘Jangan takut Thomas. Pergilah ke India dan ajarkan kata disana, karena Keagunganku bersamamu.’ Tetapi dia tidak akan patuh dan berkata: ‘Kirim aku kemana saja engkau inginkan, tetapi tempat lainnya! Karena aku tidak akan pergi ke India.’ (Acta Thomas I). [4] Menurut Acta of Thomas (Kisah Rasul Thomas), Yesus setelah itu menjual Thomas yang enggan sebagai budak ke pedagang India, Abban, yang telah diminta oleh Raja Gundafor (Gondaphares) untuk mencarikan seorang tukang kayu. (Penemuan timbunan uang logam kuno menjelaskan bahwa Raja Indoparthian Gundafor benar-benar di atas singgasana selama abad pertama). Yesus menandatangani perjanjian dengan Abban, ‘menetapkan sejumlah tiga pond perak yang tidak dicap’. Cerita yang tidak biasa ini mungkin menunjukkan bahwa biaya Thomas ke India dibayar oleh Yesus, dan dengan cara ini Yesus memastikan bahwa Thomas akan sampai disana. Seperti Injil Thomas yang masih diragukan, Acts of Thomas asalnya berbahasa Syiria, dan dapat ditelusuri ke belakang pada tradisi kegiatan missioner Thomas sendiri di Edessa. Tradisi itu lebih lanjut memiliki itu bahwa selama abad keempat, lama setelah rasul itu meninggal di dekat Madras di India selatan, jenazahnya dibawa kembali ke Edessa. Acts of Thomas dan Injil Thomas sangat berhubungan erat. Keduanya merupakan karya yang esoterik (hanya dipahami oleh beberapa orang) dari jaman Gnotics yang ditulis dalam bahasa Syiria Aramic (Syriac), dan digunakan pada awal abad ketiga oleh Gnostic Manicheans (Mani lahir tahun 217). ‘Injil Thomas’ pertama disebut dan dikutip oleh Hippolytus (Ref. V 7,20) dalam laporannya tentang ‘Nazarenes’ sekitar 230 Masehi. Nama rasul Didimus Judas Thomas berarti ‘Judas si Kembar’ (bahasa Yunani didymus dan Aramaic toma’ keduanya berarti ‘kembar’), dan mungkin mengindikasikan hubungan erat dengan 294
SETELAH KEBANGKITAN
Yesus. Dalam naskah Coptic, kata ‘kembar’ nampak bisa digantikan oleh (dan karenanya sinonim) pernyataan ‘teman dan kawan’. Kisah Rasul-Rasul Thomas menyatakan bahwa Thomas diberi hak untuk tahu tentang rahasia Yesus yang paling dalam. Dalam bab 39, rasul itu diberi gelar khusus, ‘Saudara Kembar Kristus, rasul Tertinggi, dan calon anggota, seorang yang berbagi pengetahuan tentang kata Kristus yang tersembunyi, kamu yang menerima pengucapan rahasianya’. Dan dalam versi lain: ‘Kamu yang telah memiliki pengetahuan tentang rahasia Kata dari Pemberi Hidup, dan yang telah menerima Misteri tersembunyi Putra Tuhan’.[5] Karenanya Thomas adalah penjaga (akar makna ‘Nazarene’) rahasia kata-kata Yesus yang diungkapkan secara unik kepadanya. Dalam Injil Thomas (dalam naskah Coptic Gnostic dari Nag Hammadi), ada bacaan berikut: Yesus berkata kepada murid-muridnya, ‘Bandingkan aku dengan seseorang dan beritahukan padaku Aku seperti siapa.’ Simon Peter berkata kepada Dia, ‘Engkau seperti pembawa pesan yang benar’. Matius bertanya kepadaNya, ‘Engkau seperti pria yang seorang filosof yang bijaksana.’ Thomas berkata kepada-Nya, ‘Guru, mulutku sepenuhnya tidak mampu mengatakan seperti siapa Engkau, ‘Yesus berkata, ‘Aku bukan gurumu. Karena kamu telah mabuk, kamu telah menjadi mabuk dari sumber air yang bergelembung yang telah aku berikan.’ Dan Dia mengambilnya dan menariknya dan mengatakan kepadanya tiga kata. Ketika Thomas kembali kepada teman-temannya, mereka bertanya kepadanya, ‘Apa yang Yesus katakan kepadamu?’ Thomas berkata kepada mereka, ‘Jika aku beritahu kepada kalian salah satu hal yang dikatakan kepadaku, apakah kalian akan mengambil batu dan melemparkannya kepadaku, dan api akan keluar dari batu itu dan membakarmu.’ (Logion 13)[6] 295
YESUS DI INDIA
Thomas terbukti telah masuk ke dimensi pengetahuan yang lebih dalam, dan sekarang nampak hampir sama dengan Kristus. Konversi/perubahan yang disebabkan oleh para rasul memainkan peran besar dalam Kisah Rasul-Rasul Thomas. Ada banyak uraian tata cara permulaan yang meliputi unsur-unsur sakramen. Perubahan yang baru ‘diperkuat’ dengan peminyakan dengan minyak suci, dan dengan partisipasi dalam Eucharist (Ekaristi). Hanya roti yang dimakan pada Misa atau Ekaristi ini (atau Kerukunan Suci), karena piala yang dipakai dalam Misa suci itu hanya digunakan untuk berisi air. Dalam bagian kedua Kisah Rasul-Rasul Thomas, raja India, Misdai mengatakan bahwa minyak, air dan roti adalah unsur-unsur dalam ‘sihir’ para rasul. Calon yang dipanggil oleh seorang pembantu atau pelayan tangan Tuhan, dikatakan memiliki Kekuatan Tuhan, dan dianggap sebagai anggota lipatan itu. Menjadi ‘pembantu’ atau ‘pelayan tangan’ dalam kekuatan Tuhan menjelaskan bagaimana terjadi bahwa Thomas ‘dijual sebagai budak’ kepada seseorang yang dipanggil Abban (Abba, ‘Ayah’). Pengangkatan dari saudara laki-laki biasa Kelompok Essene ke yang lebih tinggi ‘Nazarene’ ditentukan dengan peminyakan kepala dengan minyak suci, dan lebih lanjut meminyaki calon anggota yang telanjang. Nazarene harus nampak sangat mirip satu sama lain. Mereka semua berpakaian jubah putih yang sama, dan semuanya mengenakan rambut dan jenggot mereka dengan gaya yang sama. Jadi mungkin bahwa istilah ‘kembar’, ketika digunakan pada Thomas, hanyalah ilusi kepada kemiripan penampilan luar antara kedua laki-laki itu. Mempertimbangkan kesalahan identitas dalam Kisah Rasul-Rasul Thomas terbaca seperti komedi kesalahan, meskipun Thomas adalah seorang yang sepuluh tahun lebih muda daripada Yesus. Pada 296
malam
perkawinan
yang
sama,
Raja
Andrapa
SETELAH KEBANGKITAN
menunjukkan rasul Thomas ke dalam bilik pengantin, sehingga dia mungkin mengubah pasangan yang baru saja dinikahkan itu. Setelah Thomas berdoa dengan pasangan itu, semua orang yang lain meninggalkan kamar itu. Tetapi setelah semua orang pergi dan pintu telah ditutup, pengantin pria menyingkapkan korden bilik pengantin untuk memanggil pengantin perempuannya. Dan dia melihat Tuhan Yesus berbicara dengan pengantin wanita itu, mirip Judas Thomas, yang telah memberkati mereka dan meninggalkan mereka. Pengantin pria itu berkata kepada Yesus: ‘Apakah engkau belum pergi? Bagaimana engkau kembali masuk?’ tetapi Tuhan itu menjawab: ‘Aku saudara laki-lakinya.’ Dan Tuhan itu duduk di atas tempat tidur, meminta mereka untuk duduk di dipan, dan mulai berkata kepada mereka : ‘Ingat, anak-anakku, apa yang saudara laki-lakiku katakan kepadamu dan kepada siapa dia menitipkan kalian....’ (Actae Thomas 11-12) [7] Bab terdahulu (Bab 8) menggambarkan pertemuan antara Thomas dan seorang wanita Yahudi yang memainkan flute pada pesta perkawinan. Sejak jatuhnya kerajaan Israel (722 SM) mungkin telah ada komunitas Israel yang tersebar di seluruh Timur Tengah. Mungkin bahwa saat dia berpergian ke Timur, Yesus selalu mampu menemukan sambutan diantara Anak-anak Israel, atau setidaknya di simpatisan Israel, menurut Kitab Esther. Komunitas Israel itu kemudian membentuk aliansi untuk melawan invasi Kaisar Trajan (sekitar 115 Masehi). Banyak nama-nama tempat di sepanjang Rute Sutera menunjukkan keterkaitan dengan Yesus atau Mary (Maria), khususnya pos-pos persinggahan. Di dekat ephesus, di pantai barat apa yang sekarang dikenal sebagai Turki, misalnya, berdiri ‘Rumah Mary’. Mungkin Yesus dan ibunya singgah disana sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke arah timur. 297
YESUS DI INDIA
Sejumlah dokumen sejarah mengacu kepada tinggalnya Yesus di Persia. Nama dan gelar Yesus berbeda dari negara ke negara lainnya, dan tetap disesuaikan dari satu bahasa ke bahasa lainnya, menurut kondisi dan tradisi setempat. Di tempat-tempat dimana Yesus tinggal untuk waktu yang lebih lama, nama setempat lebih mungkin dipertahankan selama bertahun-tahun. Setelah itu semua, nampak bahwa lebih dari enam belas tahun berlalu setelah Penyaliban Yesus sebelum dia tiba di Kashmir dengan rombongannya. Di Parthia, Yesus terbukti dikenal dengan nama Yus Asaf. Makna nama itu diberikan dalam Farhang-i-Asafia, sebuah karya kuno tentang sejarah Persia, yang menghubungkan bahwa Yesus (Hazrat Isa)[8] menyembuhkan sejumlah penderita lepra, yang sesudah itu disebut Asaf- ‘yang disucikan’- telah disembuhkan dari keluhan mereka. Yuz berarti ‘pemimpin’, jadi Yuz Asaf berarti ‘pemimpin dari yang disembuhkan’, julukan yang umum bagi Yesus, dan mungkin menjelaskan misi Yesus untuk ihkan ‘jiwa yang tidak suci’, dan membimbingnya kembali kepada keyakinan yang benar. Yesus mungkin akan mampu pindah dengan keamanan yang lebih besar dan menghindari para penyiksanya dengan lebih mudah dengan nama barunya–setelah semua itu, para biarawan Persia tidak mungkin melupakan kunjungan pertamanya ke tanah mereka. Menurut tradisi, nabi memasuki tanah itu dari barat. Kata-kata dan ajarannya dalam isinya tidak berbeda dengan kata-kata dan ajaran Yesus Kristus, dia juga mengatakan telah bertahan di Mashag, dimana dia mengunjungi kuburan Shem anak laki-laki Noah (Nuh) (Jami-il-Tawarik, Vol. II). Berbagai naskah telah dipertahankan yang menceritakan bagaimana Yuz Asaf menyampaikan ajaran ke seluruh Persia (Iran Modern), dan mengubah (menjadi penganut ajaran Yesus) banyak orang. Keterangan ajarannya (seperti karya Agha Mustafai: Ahwali Ahaliau-i-Paras) lagi-lagi menyatakan bahwa Yuz Asaf dan Yesus adalah satu orang yang sama. 298
SETELAH KEBANGKITAN
Penyair resmi di istana Akbar, Kaisar Moghul dari India, menyebut Yesus Ai-Ki Nam-i9ito Yus 0 Kristo atau ‘Kamu yang namanya adalah Yuz atau Kristus’. Meskipun gelar Yunani Christos telah mengangkat berbagai bentuk jadian yang telah terbentuk di berbagai bahasa dari Barat, di Timur nama Yuz Asaf-lah yang telah dipertahankan selama berabad-abad. Nama-nama tempat yang jelas memperingati adanya dan aktivitas Yesus juga ditemukan dalam Afghanistan dan Pakistan modern. Misalnya, ada dua tempat yang menyebutkan nama nabi Yuz Asaf di sebelah timur Afghanistan, di dekat kota Ghazni dan Jalalabad, dimana tradisi mengatakan Yesus sekali pergi. Kemudian ada kehadiran Yesus dan Thomas di Taxila (sekarang di Pakistan) pada istana Raja Gundafor selama tahun kedua puluh enam kekuasaannya (47 Masehi), seperti yang dicatat dalam Kisah Rasul-Rasul Thomas, Thomas diminta oleh Raja untuk membangun istana yang sangat indah, tetapi rasul itu membagi-bagikan uang yang dimaksudkan untuk membayarnya di tengah kaum fakir miskin. Thomas berterima kasih atas kesempatan ini untuk menyumbangkan jasa: ‘Aku berterima kasih kepadamu, oh Tuhan, dalam setiap jalan yang aku bisa, engkau yang meninggal untuk sesaat[!] yang mungkin aku hidup abadi di dalam Engkau: dan atas engkau jualnya aku untuk membebaskan banyak orang melalui aku.’ Dan dia tak pernah berhenti mengajar dan memberi pertolongan kepada yang kesulitan, mengatakan, ‘Tuhan memberikan ini kepadamu, dan memastikan bahwa semua orang menerima makanan. Karena dia adalah sang pemberi bayi dan pemberi untuk para janda, dan memberikan anugerah ketenangan dan kedamaian kepada semua yang kesusahan.” (Actae Thomae 19) [9] Akhirnya, raja sendiri diubah, untuk menandai peristiwa 299
YESUS DI INDIA
itu menerima ‘istana di surga’! Thomas memulai Gundafor dan saudaranya Gad, ‘mengunci’ mereka dengan baptis dengan air, dan meminyaki dengan minyak suci, dan dengan merayakan Ekaristi, dan membawa mereka sebagaimana domba ke lipatan Tuhan. ‘Karena kami telah mendengar bahwa Tuhan yang kalian puja mengenali domba dengan tandanya.’ Pada kesimpulan tata cara pemula, Yesus sendiri muncul, dan berkata, ‘Kedamaian bersamamu, Saudara laki-laki’ (Actae Thomae 27) [10] Naskah itu berlanjut, ‘Dan [Thomas]....mengambil roti, minyak, sayuran, dan garam, memberkati mereka, dan memberi mereka kepada kumpulan itu. Dia sendiri meneruskan dengan cepat, untuk Hari Tuhan menyingsing’. Yesus jelas tidak bertahan terus di istana Raja, meskipun dia kembali kesana dengan teratur. Malam berikutnya dia mengunjungi Thomas lagi, yang sedang mengharapkannya, dan memberitahu dia: Thomas, bangun pagi, berkatilah semua orang, dan setelah berdoa dan sembahyang, pergilah ke sepanjang jalan ke arah timur sejauh dua mil, dan siadan Aku tunjukkan kepadamu keagunganku. Melalui pekerjaan yang akan kamu mulai, banyak yang akan mencari perlindungan padaku, dan kamu akan menang atas dunia dan atas kekuatan musuh. (Actae Thomae 29) [11] Di tempat yang dijelaskan Yesus, rasul itu menemukan anak laki-laki muda yang nampak meninggal. Dia membuatnya kembali hidup, dan dalam hadirnya sejumlah orang yang melihat. Pemuda itu, yang digambarkan sebagai ‘elok’, memberitahu Thomas bahwa dia telah melihat Yesus: ‘Karena aku melihat orang itu, dia berdiri di sebelahmu, dan aku mendengar apa yang ia katakan kepadamu: ‘Aku punya banyak keajaiban untuk ditunjukkan melalui kamu, dan ada karya besar yang harus aku capai melalui kamu......’ [12] 300
SETELAH KEBANGKITAN
Petunjuk berikutnya ke jalan yang ditempuh Yesus dalam perjalanan ke timur terletak di sebuah kota kecil yang disebut Mari, 70 kilometer di sebelah timur Taxila. Di tempat yang terletak di gunung ini (dulu dituliskan Muree di peta Inggris) di perbatasan dengan Kashmir, sebuah kuburan telah dipelihara dan dihormati dari masa lalu yang dapat orang ingat, dan dikenal sebagai Mai Mari dan Asthan, ‘Tempat Peristirahatan Terakhir Bunda Maria’. Ketika Yesus sampai di daerah ini dengan kelompoknya, ibunya telah berusia lebih dari tujuh puluh tahun, dan tentu lelah setelah perjalanan panjang. Karena tidak ada bukti makam Maria di tempat lain, cukup bisa dipahami bahwa Maria dikuburkan disini. Yesus tentu tidak akan melanjutkan perjalanan tanpanya, meninggalkannya tak terlindungi dan belas kasihan musuh-musuhnya. Seperti kuburan di daerah Kashmir, makam ini disejajarkan ke arah timur-barat, sedangkan dalam budaya Islam, kuburan selalu membujur ke utaraselatan. Makam Maria terletak di Pindi Point, sebuah gunung di kota kecil, dan disebut oleh penduduk Islam sebagai makam ibunya Yesus. (oleh orang Islam, Yesus, atau Issa, dianggap sebagai salah satu nabi terbesar) sekarang tempat itu menjadi zona pengeluaran militer karena kedekatannya dengan jalur gencatan senjata. Daerah di sekitar Mari adalah Hindu pada jaman Kristus. Tetapi umat Hindu biasanya membakar mayat dan menaburkan abunya; hanya biarawan (sadhu) dan orang suci yang dikuburkan. Karena kuburan itu tertanggal sebelum jaman Islam, orang yang dikuburkan disana pasti dianggap suci. Ketika sekelompok orang Islam masuk ke India utara pada abad kedelapan dan sebagian penduduk asli diubah (masuk Islam), penakluk menghancurkan banyak tempat pemujaan ‘orang kafir’. Tetapi tempat suci makam Maria, dibiarkan tak dirusak, mungkin karena Muslim mampu mengenali dari posisi kubur khusus bahwa itu adalah tempat suci salah satu ‘Orang dalam Kitab’–Kristen atau Yahudi–yang mereka hormati. 301
YESUS DI INDIA
Tahun 1898, tentara Inggris membangun menara pengawas di sebelah kanan monumen itu, tetapi ini tidak menghalangi banyak peziarah untuk mengunjungi tempat suci itu. Kemudian tahun 1917, perintah keluar dari Kapten Richardson untuk meratakan kuburan itu dengan tanah untuk membuat peziarah menjauh dari zona militer. Teriakan protes keras dari penduduk terhadap pejabat setempat untuk menghalangi dan perusakan tempat suci itu dihentikan sebelum selesai. Perjuangan atas Makam Maria semua tercatat di tempat penyimpanan dokumen istrasi setempat, diisi pada tanggal 30 Juli 1917. Makam itu dikembalikan pada tahun 1950, segera setelah menara pengawas dipindahkan. Sekarang makam itu ‘dihias’ dengan tiang pemancar televisi. Sebuah jalan beraspal sekarang membentang dari Mari memulai pemandangan gunung yang berhutan, ke Srinagar,
Kuburan Maryam, Ibunya Yesus, di Mari, Pakistan. 302
Rute Perjalanan Yesus menuju India
SETELAH KEBANGKITAN
303
YESUS DI INDIA
ibukota Kashmir, 170 km jauhnya. Sekitar 40 km selatan Srinagar, antara desa-desa Naugam dan Nilmag, di lembah terbuka yang luas, terletak Yus-Marg, ‘Padang Rumput Yesus’, dimana Yesus mengajar–atau ditunjukkan dalam tradisi suku gembala yang dikenal sebagai Bani-Israel, ‘Anak-anak Israel’, yang dikatakan telah mendiami tempat itu dari tahun 722 SM. Kisah Rasul-Rasul Thomas berlanjut menceritakan bagaimana rasul Thomas tinggal untuk sementara sebagai misionaris di istana Raja India Misdai di India selatan, dimana dia memenangkan lagi banyak pengikut dan mengubah sejumlah banyak orang. Tetapi akhirnya dia menjadi tidak disukai, dan menemui ajalnya sebagai syuhada. Ketika Marco Polo kembali ke Eropa tahun 1295 dari dua puluh lima tahun tinggalnya di Timur Jauh, dia membawa berita tentang massa Kristen yang tinggal di pantai timur India selatan, yang memuja makam rasul Thomas, dan yang menggunakan tanah merah yang diwarnai dengan darah syuhada untuk melaksanakan penyembuhan keyakinan. Pengembara besar Venetian itu juga menemukan orang Kristen di pantai Malabar di sisi barat India selatan (sekarang Kerala), yang menyebut diri mereka ‘Kristen Thomas’. Bentuk Kristenitas mereka ‘dapat ditelusuri jauh ke belakang’, tulis Marco Polo. Tetapi ada banyak dokumen yang terdahulu yang memberikan kesaksian kepada adanya kaum Kristen di India. [13] Tertulllian mendaftar India diantara tanah yang ‘diatur’ oleh agama Kristen. Ephraem Syrus (atau Ephraim dari Syria, sekitar 306-373 Masehi) menceritakan kegiatan misionaris Thomas di India, dan Anorbius (sekitar tahun 305 Masehi) juga menceritakan India diantara negara-negara Kristen. Dan salah satu orang yang terkemuka yang menghadiri Dewan Nicea memperoleh gelar Uskup dari seluruh Persia dan India yang lebih besar. Makam rasul Thomas dipuja oleh umat Kristen pada jamannya di India selatan kota Mylapore di dekat Madras, bahkan meskipun tulangnya dikatakan telah dipindahkan dari sana ke Edessa sejak lama, pada permulaan abad keempat. 304
SETELAH KEBANGKITAN
Pada tahun 1900, sebuah artikel pendek muncul dalam jurnal Inggris yang menarik perhatian seluruh dunia teologi. Laporan itu mengumumkan bahwa diantara puing-puing kota Fatehpur Sikri di India (tidak jauh dari Agra, sekitar 175 km sebelah selatan Delhi), perkataan Yesus yang sangat tidak dikenal di Kristen Barat telah ditemukan terukir di dinding, Fatehpur Sikri untuk jangka pendek ibukota Kekaisaran Moghul di India di bawah Kaisar Mughul Akbar yang Agung (1542-1605), hanya ditinggal beberapa tahun setelah dibangun. Moghul yang Agung membuat pintu masuk kemenangan ke kota itu pada bulan Mei 1601, dan untuk memperingati peristiwa itu dia menyuruh prasasti tersebut diukir di pintu gerbang utama (Buland Darwaza) masjid agung. Hampir dua puluh tahun terdahulu, pada tahun 1582, Akbar telah mengatakan monoteisme rasional (Din-i-Ilaha) dalam usahanya untuk menggabungkan banyak agama di India. Dia telah membuat penelitian yang sungguh-sungguh tentang Hinduisme, Parseeisme dan Jainisme, dan dia mempelajari semua yang ia bisa tentang Injil Kristen dari orang Portugis Jesuits yang tinggal di istana. Rencananya adalah untuk menyatukan India, yang pada saat itu terpecah oleh kelompok-kelompok agama, dengan agama tunggal berdasarkan pada ajaran penting dari semua ajaran. Akbar harus memilih perkataan Yesus karena nampak baginya sebagai rumusan terbaik untuk gagasannya, atau dia hampir tidak akan memberikan kutipan atas preseden semacam itu. Kata-kata itu dipahatkan di sebelah kiri jalan di bagian yang terbuka, bila orang meninggalkan halaman masjid melalui gerbang utama, sejalan dengan acuan pada kesempatan perayaan tanggal itu: Yesus (kedamaian bersamanya) berkata: “Dunia adalah sebuah jembatan. Lewat di atasnya–tetapi tidak menetap di atasnya!”
305
YESUS DI INDIA
Agraphon (kata-kata nasihat Yesus) terukir pada dinding istana Raja Akbar di Fatehpur Sikri dekat Agra, India.
Di tempat lain, di atas jalan yang terbuka di sayap utara masjid itu (Liwan), perkataan yang sama ditemukan dalam bentuk yang diubah, ‘Yesus (kedamaian bersamanya) berkata: “Dunia adalah sebuah rumah yang membanggakan. Ambil ini sebagai peringatan, dan jangan membangun di atasnya!” Misionaris Portugis mungkin tidak dapat memberitahu Akbar agraphon I ini (Yunani ‘tak tertulis’: istilah teknis untuk perkataan Yesus yang tidak tercantum dalam Injil) karena perkataan itu tidak ditemukan dalam naskah agama Kristen. Juga tidak termasuk dalam Kehidupan Yesus yang sangat luas yang ditulis Jesuit Jerome Xavier untuk Akbar. Jadi sangat mungkin bahwa agraphon itu benar-benar berasal dari Kristen Thomas awal. Kata-kata awal dari perkataan itu, sebuah frase biasa yang selalu sama, juga ditemukan dalam cerita Islam tentang Yesus, yang telah membuat 306
SETELAH KEBANGKITAN
para Orientalis menyimpulkan bahwa perkataan itu datang ke India melalui Islam. Tetapi bukan itu masalahnya, karena ada persetujuan yang mencolok antara perkataan ini dengan perkataan Yesus yang jauh lebih dahulu dalam Injil Thomas yang masih diragukan, baik dalam bentuk maupun isinya. Injil Thomas sekarang dapat diterima dalam keseluruhan terima kasih pada temuan sensasional di Nag Hammadi pada tahun 1945. ‘Injil’ itu bukan cerita yang padu seperti Kitab Injil, tetapi kumpulan 114 perkataan Yesus (Logia), dalam susunan yang berubah-ubah. Kebanyakan Logia diperkenalkan dengan rumusan yang sama, ‘Yesus berkata....’ Injil Thomas membuka dengan mengatakan apa ini: ‘Ini adalah kata-kata rahasia yang Yesus ucapkan saat dia masih hidup, dan yang ditulis oleh Didymus Judas Thomas. Dan dia (Yesus) berkata, “Siapapun yang mau memahami perkataan ini tidak akan merasakan kematian.” [14] Meskipun tidak mungkin untuk membuktikan bahwa rasul Thomas mengunjungi India, ada bukti yang bisa diterima tentang kegiatan misionaris di seluruh India lama sebelum penaklukan pengikut Muhammad. Pantainos dari Alexandria dikatakan telah tersandung pada Injil Matius dalam bahasa Aramaic saat dalam perjalanan misionarisnya di India sekitar tahun 180 Masehi. Chronicle of Seert (I sub-bab 8, paragraph 5) menghubungkan bahwa Uskup David dari Basra (Bapa Metropolitan yang sejaman yang meninggal di tahun 316 Masehi) pergi ke India dan menyebarkan ajaran disana dengan kesuksesan besar. Pada sekitar tahun 335 (seperti yang dilaporkan oleh Philostorgios, sebelum tahun 433 Masehi), Kaisar Konstantine mengirimkan Uskup Theopilus ke India untuk memperbaharui kebaktian dan upacara pemujaan Gereja disana. Pada akhir abad keempat, Symeon dari Mesopotamia menyebutkan kesyahidan ‘orang barbar’ India untuk keyakinan Kristennya. 307
YESUS DI INDIA
Pada sekitar tahun 490 Masehi, Uskup Ma’an dari Persia mengirimkan tulisannya ke India (menurut Chronicle of Seert, II sub-bab 9). Dan akhirnya, Cosmas Indicopleustes telah meninggalkan kepada kita sebuah catatan perjalanan ke India yang ia lakukan sekitar tahun 525 Masehi, yang memberikan keterangan geografis yang persis. Dia menemukan umat Kristen di pulau Sri Lanka, dan di pantai barat India, ‘di Male, dimana merica tumbuh [yaitu Malabar], dan tempat yang disebut Kalliana [Kalyan, di dekat Bombay]’, dan dia menyatakan bahwa Kalliana adalah tempat duduk uskup yang telah pernah ke Persia. [15] Walaupun terbukti bahwa Yesus dikenal di India lama sebelum kedatangan Islam, pernyataan dia di Qur’an mengungkapkan hal itu. Qur’an menyatakan bahwa Yesus tidak meninggal di tiang Salib, tetapi bertahan pada percobaan eksekusi itu dan kemudian hidup di suatu ‘lembah bahagia’.
Yesus yang ‘Benar’ dalam Islam Isa, nama yang biasa digunakan untuk Yesus dalam agama Islam, berasal dari bahasa Syria Yeshu. Alasan bahwa cerita tentang nabi Isa dalam Qur’an sangat luas mungkin untuk mengoreksi ‘kesan/penggambaran yang menyimpang dan berbelit dalam tulisan para pengikutnya’. Yesus dianggap sebagai nabi besar terakhir sebelum nabi Muhammad. Dia bahkan dikatakan telah meramalkan datangnya ‘yang terbesar dari semua nabi’: Aku punya banyak hal untuk kusampaikan kepada kalian, tetapi kalian tidak bisa memikulnya sekarang. Bagaimana ketika dia, Ruh kebenaran, datang, dia akan membimbing kalian kepada semua kebenaran: karena dia bukan berkata dengan sendirinya; tetapi apa saja 308
SETELAH KEBANGKITAN
yang akan ia dengar, yang akan ia katakan: dan dia akan menunjukkan kepada kalian hal-hal yang akan datang. Dia akan memuliakan aku: karena dia akan menerima diriku, dan akan menunjukkannya kepadamu. (Yahya 16:12-14) Muhammad menganggap dirinya sebagai ‘Ruh kebenaran’ yang dijanjikan, dan karenanya merasa bahwa dia dipanggil untuk menafsirkan kembali ajaran Yesus, dan untuk merehabilitasi laki-laki itu setelah kematiannya yang memalukan di tiang Salib. Setelah dibebaskan dari penghinaan kematian dengan penyaliban, Yesus disambut ke dalam lipatan Islam sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Muhammad. Pada saat yang sama, ‘alMaseh, putra Maria, adalah seorang Pembawa berita; Pembawa berita yang lain [seperti dirinya] telah pergi sebelumnya’ (Qur’an 5,76). ‘Gembala Baik’. Yesus sebagai Apollo-muda. Menjelang abad ketiga, bukti otentik Yesus seperti pada Mandylion masih sangat dikenal Tentang misi Yesus, Qur’an mengatakan: ‘Dan sesunggunya, kepada Musa Kami [yaitu Tuhan] memberikan Kitab dari kami kirimkan Pembawa berita yang lain dalam langkah kakinya, dan kami memberi Yesus, Putra Maria (Maryam), tanda-tanda yang nampak, dan menguatkan dia dengan Ruh Kesucian’ (Qur’an 2,88) Qur’an dengan jelas menolak penegasan teologi Kristen bahwa Yesus adalah manusia dan Tuhan: Orang-orang dari Kitab ini, tidak melampaui batas agamamu. Tidak berkata selain kebenaran tentang Allah. Benar-benar al-Maseh, Yesus putra Maryam, hanyalah Pembawa Berita dari Tuhan dan [pemenuhan atas] Firmannya yang diturunkan kepada Maryam, dan 309
YESUS DI INDIA
anugerah Keagungan dari-Nya. Jadi percayalah kepada Tuhan dan Pembawa Berita-nya, dan jangan katakan: [ada] ‘Tiga’. Bersabarlah, itu akan lebih baik bagi kalian. Sungguh, Tuhan itu satu Tuhan itu sendiri. Ini jauh dari kesuciannya yang bahwa Dia punya anak! (Qur’an 4,172) Dan pada bagian lain, ....Mereka meniru orang kafir jaman dulu. Tuhan mengutuk mereka! Bagaimana mereka menuju ke kesesatan! Mereka memuja para pendeta Yahudi mereka dan biarawan/rahib mereka sebagai dewa di samping Tuhan, dan al-Maseh putra Maryam. Dan maka dari itu mereka diperintah untuk mengabdi kepada satu Tuhan saja. Tiada Tuhan selain Dia. Dialah yang Maha Agung di atas yang mereka puja sebagai dewa di samping Dia! (Qur’an 4, 172) Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Yesus tidak meninggal di tiang Salib, dan bahwa orang Yahudi ditipu: Mereka menolak kebenaran, dan mengatakan kebohongan yang sangat besar terhadap Maryam. Mereka menyatakan, “Kami telah meletakkan mayat al-Maseh Yesus putra Maryam, Pembawa Berita dari Tuhan,” Mereka tidak membunuhnya, tidak pula mereka menyalibnya, tetapi dia dibuat untuk kelihatan [seperti orang yang disalib] kepada mereka. Mereka yang tidak setuju tentangnya meragukan tentang kematiannya; apa yang mereka ketahui adalah dugaan belaka....Kenyataannya, Tuhan mengangkatnya ke Hadirat-Nya; Dia Maha Kuat dan Maha Bijaksana. (Qur’an 4, 156-157) 310
SETELAH KEBANGKITAN
Kata ‘menyalib’ dalam bahasa Arab jelas menunjukkan ‘membunuh dengan penyaliban’. Tetapi bacaan ini menunjukkan bahwa dalam Qur’an suatu penyaliban tanpa kematian orang yang disalib tidaklah perlu dipertanyakan. Apa yang lebih, pada saat Qur’an ditulis orang Yahudi sendiri nampak telah ragu-ragu tentang apakah Yesus benar-benar meninggal di tiang Salib. Qur’an juga tidak lalai untuk memberikan jawaban atas pertanyaan dimana Yesus pergi setelah Penyaliban: ‘Kami buat putra Maryam dan ibunya suatu tanda bagi umat manusia dan memberi mereka perlindungan di lereng bukit yang damai diairi dengan sumber air yang segar’ (Qur’an 23,51). Begitu baiknya gambaran tempat mengungsi yang diberikan di Kashmir sangatlah menakjubkan. Dalam terjemahan lain, tempat di pegunungan itu bahkan disebut ‘lembah yang hijau’. Menurut Mirza Ghulam Ahmad (pendiri gerakan Pembaruan Islam Ahmadiyah, lahir di Qadian, Punjab, tahun 1835) Qur’an menjelaskan kebenaran bahwa Yesus diselamatkan dari kematian di tiang Salib, dan dari kematian yang terkutuk yang telah akan mempermalukannya. Satu atau dua bacaan Injil nampak juga menjelaskan bertahannya Yesus dari Penyaliban. Yesus membuat pernyataan yang membandingkan dirinya dengan Jonas (Yunus), yang telah bertahan dimasukkan ke dalam perut ikan paus dan kemudian muncul kembali. Jika Yesus telah terbaring mati dalam makamnya, tidak akan ada kesamaan yang bisa ditarik antara keduanya. ‘Karena Jonas selama tiga hari tiga malam berada dalam perut ikan paus; akankah anak manusia selama tiga hari tiga malam ada di perut bumi’ (Matius 12:40). Bagi aliran Ahmadiyah (masih merupakan bentuk Islam yang popular sampai sekarang), penguasaan Yesus terhadap siksaan penyaliban adalah pemenuhan ramalan dalam Perjanjian Lama. Isaiah si ‘Pembantu budiman’, misalnya, ‘dipancung di luar tanah 311
YESUS DI INDIA
kehidupan: atas pelanggaran hukum orang-orangku adalah dia melanggar....Jadi itu menyenangkan Tuhan untuk membuatnya memar; dia telah meletakkannya kepada kesedihan: ketika kamu harus menjadikan jiwanya penawar dosa,.....dia akan memperpanjang hari-harinya, dan kesenangan Tuhan akan ada di tangannya’ (Isaiah 52:8-10). ‘Memancung keluar dari tanah kehidupan’ dan beberapa rujukan yang lain tentang apa yang mungkin dibunuh sekalipun, Kitab nabi Isaiah mengatakan bahwa pembantu yang dijanjikan Tuhan sebenarnya mati. Bahkan ramalan Psalm 34 tidak mengatakan apa-apa tentang kematian al-Maseh yang akan datang: ‘Banyak penderitaan orang budiman: tetapi Tuhan mengirim dia di luar mereka semua’ (Psalm 334:1-9). Jadi, Tuhan hampir tidak merencanakan bagi Yesus untuk meninggal dalam kematian yang memalukan di tiang Salib. Dari sudut pandang tradisional Arab, orang hanya dikutuk jika dia berpaling dari Tuhan dalam hatinya, ‘menjadi hitam’, tidak punya rasa cinta kepada Tuhan, dirampas dari rahmat Tuhan untuk selamanya, dan hampa akan semua pengetahuan tentang Tuhan; jika dia, seperti Setan, penuh dengan racun kebohongan, dan tidak lagi terjangkau oleh sinar tunggal cahaya cinta; dan jika dia menolak semua hubungan dengan Tuhan, dan penuh dendam, kebencian dan permusuhan terhadap Tuhan, sehingga Tuhan menjadi musuhnya dan berpaling dari-Nya dalam kemuakan! Mirza Ghulam percaya bahwa kaum Kristen tidak akan pernah bisa dibuat sadar sepenuhnya akan kengerian dan memalukan yang menyertai gambaran ‘dikutuk di atas kayu’, atau mereka tidak akan pernah membuat kematian di tiang Salib seperti ciri pemujaan mereka terhadap Yesus yang luhur. Beberapa spesialis moder dalam filsafat Timur berpendapat bahwa kebenaran tentang Yesus dan ajarannya telah, dalam beberapa cara, benar-benar dipertahankan/dijaga dengan lebih baik dalam Islam daripada dalam agama Kristen. Muhammad berusaha melalui pesannya untuk melindungi ajaran asli Yesus 312
SETELAH KEBANGKITAN
melawan penyimpangan yang berkembang biak, tetapi pesannya juga diselewengkan setelah kematiannya hanya seperti ajaran Yesus terdahulu. [16]
Yesus di Kashmir Jika Yesus benar-benar tinggal di Kashmir untuk waktu yang cukup lama – jika, dengan kata lain, tradisi benar dalam menegaskan bahwa dia akhirnya meninggal di Srinagar ketika dia berusia lebih dari 80 tahun – maka tentu mungkin untuk menemukan suatu bukti dalam kesusasteraan India kuno tentang bagaimana dia menghabiskan tiga puluh tahun terakhir kehidupannya. Kesulitannya adalah, para penulis di India dalam masa itu menolak untuk membiarkan pengaruh asing untuk menimpa budaya mereka sendiri, bahkan dalam menyebutkan peristiwaperistiwa sejarah. Satu contoh adalah sama sekali tidak adanya catatan tertulis pada jaman itu atau gambaran peristiwa bahkan tentang serbuan militer yang dilakukan Alexander yang Agung ke India. Para spesialis sejarah India setuju bahwa tidak ada sejarah tertulis yang sistematis di India sebelum penyebaran Islam. [17] Cerita-cerita kuno tentang Hindu disebut Puranas (Sansekerta, purana ‘tua’). Dari abad kelima atau keempat SM sampai abad ketujuh belas Masehi mereka (cerita tsb.) telah diperluas dengan penambahan ‘cerita’ lebih lanjut. [18] Seluruh kumpulan berjumlah sampai delapan belas volume, semuanya ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa tua yang suci di India. Volume kesembilan, disebut Bhavishyat Maha-Purana dan ditulis antara abad ketiga dan ketujuh Masehi, berisi tambahan yang menggambarkan bagaimana Yesus datang ke India. Deskripsi ini sangat jelas sehingga tidak ada keraguan lagi tentang siapa yang dibicarakan. Purana melaporkan bahwa orang Israel datang untuk tinggal di India, dan kemudian dalam ayat 17-32, menggambarkan munculnya Yesus di tempat itu: 313
YESUS DI INDIA
Shalivahana, cucu Vikramajit, menjadi penguasa. Dia mengalahkan serangan kelompok dari Cina, Parthians, Scythians dan Bactrians. Dia membaut batas antara Aryans dan Mleccha (non-Hindu), dan memerintahkan kemudian untuk membuat batas sisi lain dari Hindu. Satu hari, Shalivahana, Raja Shakas, datang ke gunung yang bersalju. Disana, di Tanah Huna, raja kuat itu melihat lakilaki tampan duduk di atas gunung itu, dia bertubuh putih, dan mengenakan pakaian warna putih. Raja itu bertanya kepada orang suci itu, ‘Siapa kamu?’ Orang itu menjawab: ‘Ketahuilah bahwa Aku Ishaputra [Sansekerta, ‘Putra Tuhan], lahir dari seorang perawan, pemroklamir ajaran barbarian [Mleccha], yang membawa kebenaran.’ Raja lalu bertanya lagi, ‘Ajaran apa yang kamu maksud?’ Dia menjawab, ‘Di akhir Satya Yuga, [19] zaman keemasan, Aku muncul sebagai Masih [al-Maseh] di tanah yang rusak tempat orang-orang yang ingkar. Dewi Ishamasi juga muncul di depan barbarian [Dasyu] dalam bentuk yang mengerikan. Aku dibawa kehadapannya dengan cara orang ingkar dan sampai di Masihatva [kerudung al-Maseh]. Dengarlah, oh raja: Aku membawa agama kepada orang ingkar. Setelah penyaliban jiwa dan pembersihan tubuh yang tidak suci, dan setelah mencari para pengungsi dalam doa Naigama, orang akan datang untuk memuja Keabadian. Melalui kebenaran, meditasi dan pengumpulan kembali jiwa, orang akan menemukan jalannya kepada Isha [Sansekerta, ‘Tuhan’], yang mendiami pusat Cahaya, yang tetap sama seperti matahari, dan yang membubarkan semua hal yang sementara untuk selamanya. Maka Ishamasi hancurkan, dan Bentuk Isha dibuka dalam hati, murni dan melimpahkan kebahagiaan; 314
SETELAH KEBANGKITAN
dan Aku disebut Isa al-Maseh.’ Setelah raja mendengar kata-kata ini, dia membungkukan di depan guru barbarian dan mengirimnya ke jalannya menuju tanah mereka yang mengerikan. [20] ‘Guru orang yang ingkar’ menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai Isa al-Maseh. Kata Isha dalam bahasa Sansekerta berarti ‘Tuhan’ dan digunakan untuk ‘Tuhan’. Masiha berkaitan dengan kata ‘Messiah’. Jadi Isha-Masiha ‘Tuhan’, al-Maseh. Di bagian lain laki-laki berjubah putih menyebut dirinya Isha-putra, ‘Putra Tuhan’, dan mengatakan bahwa dia lahir dari seorang perawan (Sansekerta kumari). Karena tidak ada legenda yang sebanding ditemukan sebelum ini dalam kesusasteraan Inida, orang itu digambarkan sebagai Yesus. ‘Dewi Ishamasi’ muncul menjadi pernyataan umum untuk segala hal yang jahat dan kejam: nama itu tidak ditemukan
Sebuah kutipan dari Kitab Bhavishyat Maha-Purana (sebagaimana dimuat dalam edisi terakhir) di dalam kutipan mana disebutkan bahwa Yesus tinggal di Kashmir, India. 315
YESUS DI INDIA
di bagian lain dari kesusasteraan itu. Kata Naigama terbukti adalah nama suatu Injil suci, tetapi tidak ada rujukan untuk itu di bagian lain. Beberapa penerjemah menganggap bahwa kata itu mengacu pada Vedas (Weda). Menurut Professor Hassnain, Raja Shalivana memerintah di masa Kushan dari 49 Masehi sampai 50 Masehi. Komentator lain meletakkan awal jaman Shaka atau Shalivana pada 78 Masehi. Satu-satunya gunung yang bersalju di India adalah jajaran Himalaya. Para cendekiawan belum mampu menentukan lokasi ‘Tanah Huna’ dengan pasti, tetapi pastilah daerah sekitar Himalaya barat, suatu tempat di antara kaki gunung di Punjab dan gunung Kailash di barat Tibet dekat perbatasan India; daerah ini termasuk Ladakh. Bukti lebih lanjut bahwa Yesus mengunjungi daerah Himalaya diberikan oleh sebuah kuburan yang disebutkan oleh pelukis Nicholas Roerich di Jantung Asia, yang diterbitkan tahun 1930. Kuburan itu terletak di sebelah utara Ladakh di dekat Tirkestan timur, sekarang provinsi Cina, Sinkiang (Xinjiang), hampir 100 km dari kota Kashgar, dan dikatakan sebagai kuburan Maria yang diantara pengikut Yesus. Injil Phillip yang masih diragukan menyebutkan tiga wanita yang tidak meninggalkan pinggang Yesus setelah Penyaliban. Ketiga wanita itu disebut Mary: ibunya, saudara perempuannya (istri Cleopas, mungkin?), dan Mary Magdalene ‘yang disebut sahabatnya’. Pendapat bahwa kuburan di dekat Kasghar adalah kuburan Mary sangat didasarkan atas fakta. Selama bertahun-tahun kehidupan berikutnya di India, Yesus tidak akan menetap di tempat yang sama tetapi akan berpindahpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sebagai seorang menteri yang berkeliling selama kesehatannya memungkinkan. Tetapi ada banyak indikasi bahwa dia selalu kembali ke Kashmir. Sekitar 60 km sebelah tenggara Srinagar dan hanya 12 km dan Bijbihara (tempat ‘Batu Musa’) adalah Aish-Muqam, sebuah gua 316
SETELAH KEBANGKITAN
seluas sekitar dua belas meter kedalam punggung bukit, pada pintu masuk dimana tempat keramat itu didirikan. Bangunan suci itu berisi reliquary Zainuddin Wali, orang suci Islam, yang tinggal di gua itu selama pemerintahan Sultan Zainul Abidin Badshah (140861). Milik yang paling berharga dari orang suci ini adalah tongkat yang diberikan kepadanya oleh Sheikh Noor Din Wali. Tongkat itu masih disana, menjadi peninggalan yang paling berharga, dan sangat dijaga oleh pembantu/pelayan makam, yang selalu menjaganya dalam keadaan tertutup kain hijau. Ketika kepercayaan daerah itu berada dalam ancaman dari keadaan darurat, khususnya wabah, mereka membuat peziarah ke Aish-Muqam yakin dibantu oleh kekuatan tongkat gaib itu. Tongkat berwarna coklat tua itu panjangnya 2,3 meter, dan tebalnya 25 mm; terbuat dari kayu zaitun, dan dikenal sebagai ‘Tongkat Musa (Musa)’ atau ‘Tongkat Yesus’. Mereka yang menghormati peninggalan ini percaya bahwa tongkat pengembara itu milik Musa, yang digunakan ketika dia membuat jalan ke Kashmir, dan kemudian digunakan oleh Yesus sebagai simbol warisan Mosaic-nya. Tongkat itu dahulu disimpan di perempatan Khangahi Muhalla di Srinagar, sebelum menemukan tempat berharga di Aish-Muqam. Nama Aish-Muqam dikatakan mengacu kepada Yesus. Aish dikatakan berasal dari kata Isha atau Issa, dan muqam berarti ‘tempat istirahat (atau ‘tempat berbaring’). Ini menunjukkan bahwa gua yang terisolasi itu mungkin berfungsi sebagai tempat dimana Yesus dapat menarik diri untuk sementara untuk meditasi penenangan. Tentu tidak ada lagi sesuatu yang menjadi bukti kebenaran tradisi seperti itu. Tetapi ada bukti akan kehadiran Yesus di Kashmir yang jauh lebih kuat daripada hanya tradisi lisan: kesaksian di batu yang telah mempertahankan perubahan abad-abad itu, lebih atau kurang utuh, sebagai kekayaan arkeologis. Satu keping kesaksian seperti itu terhadap kehadiran Yesus di Kashmir adalah prasasti di Takht-i317
YESUS DI INDIA
Konon ini adalah ‘Tongkat Yesus’
Suleiman, ‘Singgasana Solomon’, sejarah yang diceritakan kembali oleh Mullah Nadiri, sejarawan yang hidup selama pemerintahan Sultan Zainul Abidin. Dalam Sejarah Kashmir (Tarikh-i-Kashmir), yang ditulis tahun 1413, dia melaporkan baha Candi Solomon (yang telah berusia seribu tahun di jaman Kristen awal) diperbaiki oleh arsitek Persia, atas perintah istana, selama kekuasaan Gopadatta, anak Rajah Akh. Hindu memandang bahwa orang Persia itu adalah ‘barbarian’ yang mengikuti agama asing. Selama pekerjaan renovasi, empat perkataan dalam bahasa Persia Lama dituliskan di sisi tangga yang menuju ke pintu masuk yang agung: Maimar een satoon raj bihishti zargar, sal panjah wa chahar. ‘Penyusun tiang-tiang ini adalah Bihishti Zargar yang paling sederhana, di tahun lima puluh empat.’ Een satoon bardast khwaja rukun bin murjan. 318
SETELAH KEBANGKITAN
‘Khwaja Rukun, anak Murjan, membangun tiang ini.’ Dar een wagat Yuz Asaf dawa-i-paighambar-imikunad. Sal panjanh wa chahar. ‘Pada waktu ini, Yuz Asaf mengumumkan misi kenabiannya. Di tahun lima puluh empat.’ Aishan yuzu paighambar-i-bani israil ast. ‘Dia adalah Yesus, nabi dari anak Israel. Mullah Nadiri melanjutkan: Pada jaman kekuasaan Gopadatta, Yuz Asaf datang dari Tanah Suci sampai ke lembah ini, dan mengumumkan bahwa dia seorang nabi. Dia melambangkan puncak kesalehan dan kebajikan, dan menyatakan bahwa dia sendiri dengan pesannya sendiri, bahwa dia hidup di siang dan malam Tuhan, dan bahwa dia telah membuat Tuhan bisa didatangi orang Kashmir. Dia memanggil penduduk kepadanya, dan orang-orang di lembah itu percaya kepadanya. Ketika orang Hindu datang kepada Gopadatta
Prasasti di ‘Istana Solomon’ di atas kota Srinagar
319
YESUS DI INDIA
dalam kemarahan, menekan dia untuk berurusan dengan orang itu, dia mengusirnya. Aku juga telah membaca dalam buku Hindu bahwa nabi ini benar-benar Hazrat Issa, [21] Ruh Tuhan (kedamaian dan kebaikan Tuhan bersamanya), dan dia menggunakan nama Yuz Asaf. Pengetahuan yang benar adalah dengan Tuhan. Dia menghabiskan hidupnya di lembah ini. Setelah dia meninggal, tubuhnya dibaringkan beristirahat dalam Mohalla Anzimarah. Juga dikatakan bahwa cahaya kenabian bersinar dari makam nabi ini. Raja Gopadatta memerintah 60 tahun dan dua bulan, sebelum meninggal. Setelah dia, putranya giliran naik tahta dan memerintah selama 58 tahun. [22] Raja Gopadatta memerintah di Kashmir dari tahun 53 kedepan. Tahun yang dinyatakan dalam naskah adalah tahun 54 kekuasaan Rajah Gopadatta adalah 107 Masehi dengan perhitungan modern. Pemerintahan Rajah jatuh dalam kekuasaan raja besar Kaniskha dari dinasti Kushan. Naskah itu tidak menunjukkan apakah Yesus masih hidup pada saat itu. Tidak kurang dari dua puluh satu rujukan dalam naskah kuno telah ditemukan untuk menjadi saksi mata tentang tinggalnya Yesus di Kashmir. Prasasti geografis diberikan dengan nama banyak kota dan tempat di Kashmir, misalnya: Aish-Muqam Arya-Issa Assa-Brari Issa-eil Issah-kush Issa-mati Issa-Ta I-yes-Issa 320
Yus-Marg Yusnag Yusu Yuzu-dha Yuzu-dhara Yuzu-gam Yuzu-hatpura Yuzu-kun
SETELAH KEBANGKITAN
I-yes-th-Issa-vara Kal-Issa Ram-Issa Yus-mangala
Yuzu-maidan Yuzu-para Yuzu-raja Yuzu-varman
Pada waktu Yesus tinggal di Kashmir, ‘Lembah Bahagia’ adalah pusat besar kebangkitan agama, budaya, intelektual, dan politik. Kerajaan Kashmir adalah pusat dari kekaisaran Indo-Scythian, dan diperintah oleh raja besar Kanishka I (78-103 Masehi) dari dinasti Kushan. Negarawan yang istimewa, dan penguasa yang baik hati dan bijaksana, Kanishka berusaha menyatukan campuran berbagai keturunan/ras di negaranya melalui kebijakan toleransi dan kedermawanannya. Keharmonisan gabungan filosofi India dan Yunani mencapai puncaknya dalam budaya Gandhara. Pusat pertemuan budaya akademis adalah universitas kuno di taxila, yang telah terkenal luas dan jauh. Dalam Budhaisme Kanishka melihat matrik sempurna untuk realisasi gagasannya, dan mencari nasihat dan petunjuk diantara biarawan Budha. Tetapi dia cemas mendapati bahwa ajaran Budha telah terpotong menjadi begitu banyak sekolah dan aliran. Mengikuti saran filosof Parshwa, Kanishka mengumpulkan Dewan Haran (Harwan di Kashmir) dengan tujuan mengembalikan kesatuan komunitas relijius yang terpecah-pecah oleh proses penelitian dan pembentukan naskah Budha. Setelah lebih dari tiga ratus tahun, Dewan Budha lainnya terjadi–Keempat–diikuti oleh 1500 cendekiawan dan biarawan. Dewan ini membantu membentuk Mahayana baru sebagai agama yang popular. Para pendeta Hinayana enggan kehilangan hak khususnya, dan berusaha berdiri sebagai oposisi/penentang Dewan itu, tetapi mereka tidak mampu menggoyahkan. Sebagai gantinya, Mahayana akhirnya dinyatakan sebagai agama tersendiri, membuka jalan kepada keselamatan semua orang. Versi Lalitavistara sekarang–naskah Budha yang menunjukkan 321
YESUS DI INDIA
kesamaan terbesar dengan Perjanjian Baru juga tertanggal dari Dewan Haran. Lokasi Haran, hanya 12 km dari Srinagar, membuat spekulasi bahwa Yesus sendiri mungkin telah ada pada pertemuan penting itu; dia bahkan mungkin telah memainkan bagian penting di dalamnya. Kanishka sangat terkesan dengan hasil Dewan itu bahwa dia sendiri berubah ke Budha, dan dia mengubah istrasi kerajaannya atas komunitas biarawan Budha, yang pemimpin spiritualnya adalah Nagarjuna, filosof Mahayana yang paling berpengaruh. Satu lagi petunjuk tempat kediaman Yesus di Kashmir kuno diberikan oleh naskah dari Rajah Tarangini, sejarah Kashmir yang ditulis dalam ayat-ayat bahasa Sansekerta oleh Pandit Kalhana pada abad kedua belas. Ini termasuk salah satu catatan sejarah asli yang paling awal dalam kesusasteraan India. Rajah Tarangini berisi sejumlah besar legenda dan cerita yang disampaikan dengan tradisi lisan dari jaman kuno. Banyak dari cerita ini kaya akan penambahan-penambahan selama waktu itu, membuatnya sulit untuk mengetahui fakta sejarahnya sekarang. Karya itu menghubungkan cerita orang suci bernama Isana, yang melakukan keajaiban seperti yang dilakukan Yesus. Isana dikatakan telah menyelamatkan negarawan penting Vazir dari kematian di tiang salib, dan membuatnya kembali hidup. Setelah itu Vazir menjadi penguasa Kashmir, dan memerintah selama empat puluh tujuh tahun. Menurut Kalhana, Isana adalah pembaharu terakhir di Kashmir, dan tinggal dan bekerja pada abad pertama Masehi. Nampak bahwa orang baik Isana tidak lain adalah Issa-Yesus.
Makam Yesus di Srinagar Selama Jaman Pertengahan, cerita tentang Barlaam dan Josaphat merupakan tema sastra yang akrab dengan semua orang 322
SETELAH KEBANGKITAN
yang berpendidikan. Ada sejumlah banyak ragam terjemahan dan versi cerita di seluruh Eropa dan Timur Dekat, tetapi yang asli dihubungkan dengan St. Yahya dari Damascus (Yahya Damascene), seorang Kristen Arab yang terhormat yang tinggal di Yerusalem sekitar tahun 700. Cerita itu–juga dikenal di beberapa negara sebagai ‘Sang Pangeran dan Dervish’–mungkin diringkas dengan cepat. Abaner, seorang raja yang kuat dari India, diberitahu oleh seorang ahli nujum bahwa anak laki-lakinya yang tampan dan berbudi luhur, Josaphat (Joasaph) akan berbalik dari agama Islam ke Kristen. Untuk mencegah pemenuhan ramalan itu, sang Raja membangun sebuah istana yang sangat indah bagi tempat tinggal pangeran, sangat terpisah dari dunia luar. Meskipun tindakan yang diambil oleh ayahnya, Josaphat terjadi suatu hari bertemu dengan seorang yang buta. Pada kesempatan lain dia bertemu orang yang sudah lanjut usia. Dan akhirnya dia melihat tubuh yang sudah tidak bernyawa. Karena pemuda itu hanya pernah melihat orangorang muda yang tampan dan cantik disekitarnya dalam istana, pertemuan itu benar-benar menjadi pengalaman baru baginya, dan membuka matanya kepada kenyataan kehidupan manusia. Pada akhirnya, sang pangeran bertemu dengan petapa Barlaam, yang mengubahnya menjadi Kristen. Meskipun Rasa berusaha untuk melarang anaknya untuk tidak mengikuti kepercayaan baru itu, dan bahkan menawarkan separuh dari kerajaannya, Josaphat meninggalkan kekayaan duniawi, menyendiri dalam kesunyian, dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai petapa yang saleh. Dongeng yang menarik dan menyentuh ini penuh dengan kebenaran sangat dalam bahwa Barlaam dan Joasaph dijadikan sebagai syuhada oleh Gereja Katolik Romawi pada tahun 1583, dan diberi hari besar dalam kalender peribadatan. Di bawah tanggal 27 November rubrik berbunyi: ‘Di India, dekat perbatasan Persia, Saints Barlaam dan Joasaph. abad lain, nyata terjadi kepada setiap orang bahwa cerita itu hanyalah varian pada legenda didikan 323
YESUS DI INDIA
kerajaan Pangeran Siddartha, yang membuatnya meninggalkan keluarganya dan miliknya dan berangkat mencari Pencerahan. Nama Josafat/Josaphat/Joasaph terdengar seperti nama Josafat/ Josaphat/Joasaph sangat kedengaran seperti nama Yahudi sehingga tidak diragukan lagi bahwa berasal dari bahasa Yahudi. Tetapi kenyataannya nama itu bisa ditelusuri ke belakang tanpa kesulitan ke sumber yang berbeda. Nama Joasaph dalam bahasa Yunani oleh Yahya Damascene adalah sebuah usaha pada bahasa Arab, Judasaf, itu sendiri sebuah pinjaman dari bahasa orang Kashmir, Yusasaph. Tetapi bentuk dalam bahasa Kashmir dan Arab menunjukkan kesalahan ejaan: huruf J dan B hampir sama dalam bahasa Syria, Arab, dan Persia, dan Judasaf berkaitan dengan aslinya Budasaf–sebuah kata yang cukup bisa dikenali sebagai Bodhisattva, sebuah ‘makhluk Pencerahan’, seorang Budha dalam pembuatan. Nama Barlaam yang terdengar eksotik bisa juga ditelusuri melewati jembatan bahasa ke asal yang sebenarnya. Dalam bahasa Arab, Balauhar berarti sama dengan kata bahasa Sansekerta Bhagvan, ‘Orang yang Agung’, jadi ‘Tuhan’. Asal linguistik dari Judasaf-Budasaf sekarang membuat jelas bahwa nabi Islam Yuz Asaf sebenarnya seorang Bodhisattva. Seorang Bodhisattva ditandai oleh semua perasaan haru yang tiada batasnya. Dia menghadapi penderitaan semua makhluk, dan membawa kepada kebebasan. Satu tujuannya adalah untuk menyelamatkan semua makhluk dari kesengsaraan karena kebodohan, meskipun ini berarti dia harus menerima kesalahan itu sendiri. Yesus juga mengikuti cita-citanya, menerima tanggung jawab atas semua dosa dari dunia, dan bahkan akhirnya membiarkan dirinya dipaku ke Salib sebagai ‘domba korban’. Semua sifat Bodhisattva juga ditemukan pada Yesus. Perwujudan perasaan yang tidak terbatas dalam Budhaisme adalah Avalokiteshvara, yang namanya berasal dari Ishvara (‘mistar Tuhan’) dan ava-lokita (‘dia’) yang menunduk penuh perasaan 324
SETELAH KEBANGKITAN
(‘pada dunia’). Avalokiteshvara memiliki kekuatan yang besar dan ajaib yang membuatnya mampu mengatasi semua kesulitan dan bahaya. Dari awal abad kedua, Avalokiteshvara sering digambarkan dalam seni visual dengan tanda pada permukaan tangan dan kakinya yang melambangkan Roda Doktrin Budha. Banyak komentator Barat telah mengenali cacat Yesus pada tanda roda ini, dan telah memandangnya sebagai bukti bahwa Avalokiteshvara dan Yesus adalah orang yang sama. Ketika Dewan Kashmir Keempat diadakan di Haran dekat Srinagar di bawah bantuan Kaniskha yang Agung, Yesus–jika dia masih hidup–pasti telah berumur lebih dari delapan puluh tahun. Kami telah menyatakan bahwa dia mungkin telah mengikuti sebagian dari peristiwa ini, yang memiliki signifikansi besar untuk dunia Budha, sebagai orang suci yang sangat dipuja–saran yang diakui tidak ada bukti, meskipun fakta yang diketahui membawa kepada spekulasi semacam itu. Pada suatu tingkatan, pembaruan yang diperkenalkan oleh Dewan itu dilengkapi dengan ajaran Yesus. Fatima, anak Muhammad, mencatat perkataan Nabi itu pada pengaruh bahwa Yesus hidup sampai usia 120 tahun. [23] Benar, tidak ada bukti arkeologis untuk pernyataan ini, tetapi usia panjang seperti itu tidak nampak menjadi hal yang tidak umum diantara orang suci yang memilih jalan hidup petapa, yang menjaga tubuh fisik di bawah kendali jiwa. Ada banyak laporan orang suci Tibet yang telah mencapai usia 130, 150, atau bahkan lebih. Sejarawan Sheikh Al-Sa’id-us-Sadiq, yang hidup sampai 962 Masehi di Khurasan (Iran), menceritakan dua perjalanan Yesus di India, dan pada akhir hidupnya sebagai Yuz Asaf di Kashmir dalam karya terkenalnya Ikmal-ud-Din. Buku ini diterbitkan di Iran tahun 1883, dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Jerman oleh ahli Timur yang ternama Max Muller. Buku itu berisi cerita perumpamaan (parabel) tentang Yuz Asaf yang ditemukan dalam bentuk yang hampir sama dengan yang ada dalam Perjanjian Baru: 325
YESUS DI INDIA
Orang-orang, mendengar kata-kataku: seorang petani pergi untuk menaburkan benih di sawahnya. Kemudian burung datang dan memakan benih itu. Benih yang lain jatuh ke jalan. Dan lihatlah, beberapa jatuh di atas batu yang tidak ada tanahnya, dan layu. Beberapa jatuh di bawah duri/onak dan tidak dapat tumbuh. Tetapi benih yang jatuh di tanah yang baik, tumbuh dan menghasilkan buah. Si penabur adalah orang yang bijaksana dan benih adalah kata-katanya yang bijaksana. Benih ini dimakan oleh burung seperti orang yang tidak memahami katakata itu. Benih yang jatuh di atas batu adalah kata-kata bijak yang masuk ke satu telinga dan keluar melalui telinga yang lain. Benih yang jatuh di bawah onak adalah mereka yang benar-benar mendengar dan melihat, tetapi tidak berbuat sesuai dengan yang didengar dan dilihat. Tetapi benih yang mendarat di tanah yang baik adalah seperti mereka yang mendengar kata-kata bijak itu dan berbuat menurut kata-kata itu. [24] Sebuah versi Arab tentang cerita Barlaam dan Josaphat, The Book of Balauhar and Budasaf (hal. 285-286), diterbitkan di Bombay, menceritakan bagaimana Yuz Asaf meninggal: Dan dia mencapai Kashmir, yang merupaka daerah terjauh yang dia kunjungi, dan disana hidupnya berakhir. Dia meninggalkan dunia dan mewariskan warisannya kepada murid tertentu bernama Ababid yang telah melayaninya; semua yang ia kerjakan sempurna. Dan dia memperingatkan dia dan berkata kepadanya, ‘Aku temukan tempat suci yang berharga dan menghiasinya dan membawanya dengan diterangi lampu untuk meninggal. Aku telah mengumpulkan bersama jemaah dengan wajah yang benar, yang telah tersebar dan untuk mereka aku dikirim. Dan sekarang aku menarik nafas 326
SETELAH KEBANGKITAN
dalam kenaikan dari dunia, membebaskan jiwaku dari tubuhku. Indahkan perintah yang diberikan kepadamu, dan jangan menyimpang dari jalan kebenaran tetapi tetaplah berpegang teguh pada kebenaran itu dengan rasa terima kasih–dan mungkin Ababid untuk menurunkan tempat untuknya; kemudian dia menjulurkan kainnya dan berbaring; dan, memutar kepalanya ke utara dan wajahnya ke timur, dia meninggal. [25] Makam Nabi Yuz Asaf sekarang terletak di tengah kota tua Srinagar, Anzimar, di perempatan Khanyar. Bangunan yang didirikan kemudian di sekitar makam itu disebut Rozabal atau Rauza Bal. Rauza adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan makam pribadi yang terhormat: seseorang yang mulia, kaya, dan
Di tengah-tengah kota tua Srinagar, berdiri sebuah bangunan yang dikenal dengan nama Rozabal, yang dibangun di atas pekuburan Yuz Asaf, yang menurut bukti-bukti yang sangat kuat, kuburan tersebut adalah tidak lain melainkan kuburan Yesus. 327
YESUS DI INDIA
saleh. Bangunan itu berbentuk persegi, dan ditambah dengan serambi. Di atas pintu masuk ke bilik kuburan yang sebenarnya diukir prasasti yang menyatakan bahwa Yuz Asaf masuk ke lembah Kashmir berabad-abad yang lalu, dan bahwa hidupnya dicurahkan untuk mewujudkan kebenaran. Ada dua batu nisan yang berbeda di lantai bagian dalam bilik kuburan, dikelilingi oleh jeruji kayu dimana tiang yang kuat telah ditambahkan, tertutup oleh sebuah kain berat. Batu nisan yang lebih besar adalah batu nisan Yuz Asaf, yang lebih kecil adalah nisan orang suci Islam Syed Nasir-Din, yang dikubur disini pada abad kelima belas. [26] Kedua batu nisan itu dibujurkan ke utara-selatan, mengikuti kebiasaan Islam. Seperti yang juga biasa untuk makam Islam di India, batu nisan ini hanyalah penanda: makam yang sebenarnya terletak di ruang bawah tanah di bawah lantai bangunan. Sebuah lubang kecil menyediakan bagi pengunjung untuk bisa melihat ke
Di dalam bangunan pekuburan terdapat sebuah kuil yang terbuat dari kayu. 328
SETELAH KEBANGKITAN
Batu nisan ditutupi sebuah kain yang tebal.
Denah Makam Yesus 329
YESUS DI INDIA
bawah ke dalam bilik kuburan di bawahnya. Peti mayat dari batu yang berisi jenazah Yuz Asaf diletakkan membujur ke timur-barat, sesuai dengan adat Yahudi! Ini jelas bukti bahwa Yuz Asaf bukan orang suci Islam. Dan diantara Hindu dan Budha, hanya pertapa (sadhus) dari orang-orang suci yang dikuburkan (mayat biasanya dikremasi). Jadi disini terbaring seorang yang dipuja sebagai orang suci bahkan sejak sebelum kedatangan Islam. Ketika Kashmir adalah Mahayana Buddhist dan Tantrie Hindu. Etimologi dari nama Yuz Asaf telah menunjukkan bahwa mungkin nama itu berasal dari Bidhisattva. Ini berarti bahwa orang yang terbaring dikubur disini yang dipuja dalam jaman pra-Islam sebagai Budhha masa depan, yang menurut legenda berasal dari Barat, dan yang kuburannya diarahkan pada orientasi timur-barat, seperti kuburan Yahudi. Semua ini tidak membuktikan bahwa itu tubuh Yesus si Nazarene yang istirahat di tanah itu. Mahayana Buddhisme dan asal mula Kristen, bukti kesusasteraan dan sejarah bahwa Yesus bertahan
Batu Nisan adalah sebuah kenotap atau tugu peringatan, berperan sebagai ciri adanya peti mati yang dikubur di liang lahat di bawahnya. 330
SETELAH KEBANGKITAN
dalam Penyaliban, dan rujukan yang sama pentingnya bagi dia habiskannya tahun-tahun terakhir atau masa kehidupan Yesus di India, khususnya di Kashmir, semuanya akan menentukan asumsi bahwa tubuh Yesus benar-benar terbaring di kubur di Rozabal. Sudah menjadi kebiasaan para pemuja menempatkan lilin di sekitar batu nisan. Ketika lapisan lilin yang berusia berabad-abad dihilangkan beberapa waktu yang lalu, penemuan sensasional dilakukan: sepasang bekas jejak kaki terukir pada batu–tradisi luas di Asia pada tempat orang suci–dan disampingnya terbaring salib dengan patung Yesus dan tasbih. Bekas jejak kaki itu dimaksudkan untuk menunjukkan identitas orang yang meninggal, seperti sidik jari. [27] Seperti halnya dengan wastikas pada bekas jejak kaki Budha, bekas jejak kaki Yuz Asaf mencirikan suatu tanda pengenalan yang unik dan tak bisa disalahkan. Pemahat relief itu telah dengan
Ukiran ‘jejak kaki’ di dalam bangunan kuburan, diterangi cahaya lilin. 331
YESUS DI INDIA
jelas menunjukkan bekas luka Penyaliban. Posisi luka bahkan menunjukkan bahwa kaki kiri telah dipaku di atas kaki kanan, sebuah kenyataan yang dijelaskan oleh bercak darah di Kafan Turin. Karena penyaliban tidak diketahui sebagai bentuk hukuman mati di India, tidak hanya mungkin bahwa tubuh Yesus terbaring dikubur disini, ini sungguh sangat mungkin. Banyak karya sastra kuno di Kashmir memberi kesaksian fakta bahwa Yuz Asaf dan Yesus adalah orang yang sama. Naskahnaskah kuno menggambarkan tempat suci seperti kuburan Issa Rooh-Allah (‘Yesus, Ruh Tuhan’, Roh Kudus) [28]. Ribuan orang yang beriman membuat ziarah di makam ini–bukan hanya orang Muslim, tetapi Hindu, Budha, dan juga Kristen. Kepentingan sebenarnya dari tempat suci ini telah dipertahankan dalam ingatan keturunan Israel kuno sampai jaman sekarang: mereka menyebut tempat suci itu ‘makam Hazrat Issa Sahib’, makam Tuhan Yesus. Dokumen-dokumen yang berusia tua menunjukkan bahwa bangunan pelindung telah dibangun di ruangan bawah tanah pada tahun 112 Masehi. Sejak waktu itu, makam itu dirawat oleh keluarga yang sama, dengan kantor pelayan makam diturunkan dengan jalur yang tidak putus antara ayah dan anak. Tahun 1766 para penjaga makam diberi piagam resmi yang menjelaskan pentingnya tempat suci itu. Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Mufti yang Agung (atau ‘Guru hukum agama Islam’) Rahman Mir adalah katakata: ‘Disini terbaring Yuz Asaf, yang membangun kembali Candi Solomon pada jaman Raja Gopadatta, dan yang datang sebagai nabi ke Kashmir. Dia melayani orang, menyatakan kesatuannya dengan Tuhan, dan pemberi hukum kepada rakyat. Sejak itu makamnya dihormati oleh raja-raja, para pejabat negara, orang terkemuka dan rakyat biasa.’ Saya mengunjungi Srinagar tahun 1984 sebagai anggota delegasi spesialis dan jurnalis, dan tim kami secara resmi diterima oleh Gubernur negara bagian Jammu dan Kashmir, Dr. Farooq Abdulah. Pada kesempatan itu saya beritahu Dr. Abdullah bahwa 332
SETELAH KEBANGKITAN
Pada ‘jejak kaki’ di plester ini, luka di sebelah kiri bekas Penyaliban dapat dengan mudah dikenali, bengkak menyerupai sabit di atas ujung kaki.
saya tertarik dan senang jika peti mayat dari batu itu bisa dibuka dan diuji. Suatu saat sebelumnya, saya telah mentransfer sejumlah banyak uang–berjumlah ribuan deutschMarkuss, bantuan dermawan seorang wanita pembaca edisi pertama buku ini–kepada pengelola makam itu, dan pekerjaan renovasi dibiayai dengan cara itu pada saat itu, sehingga saya menilainya sebagai kesempatan yang baik untuk meminta membuka kuburan itu. Gubernur Abdullah seketika membuat semua rencana yang diperlukan untuk pembukaan segel dan pengamatan terhadap bilik makam, dan bahkan menjamin kami dengan perlindungan polisi dari serangan fisik yang mungkin dilakukan oleh kaum fundamentalis yang tersinggung. Pada petang sebelum pembukaan makam, tembakan yang 333
YESUS DI INDIA
pecah di kota tua Srinagar menyebabkan tujuh orang meninggal. Kepala polisi mendesak kami untuk tidak melanjutkan operasi itu, mengkhawatirkan akan terjadinya gangguan yang meluas, dan mengatakan bahwa dia tidak dapat lagi menjamin keselamatan kami. Selama tahun 1960-an, hilangnya rambut janggut nabi Muhammad yang disimpan di masjid Hazratbal di Srinagar, yang dianggap sebagai barang peninggalan Islam yang paling keramat di negara itu, menyebabkan pemberontakan publik di Kashmir yang berakhir selama berminggu-minggu. Orang-orang dari lembah itu menganggap pemerintah pusat di Delhi bertanggung jawab: penggabungan Kashmir dengan Serikat India tahun 1948 tidak pernah diterima oleh sebagian besar penduduk yang mayoritas Islam, dan ini membuat ‘Lembah Bahagia’ menjadi tempat kekacauan yang parah. Di wajah kepekaan relijius yang sangat mudah meledak, sayang sekali kami diwajibkan untuk menangguhkan operasi yang telah kami rencanakan sampai waktu yang belum ditentukan. Dan sampai pada waktu penulisan (Mei 1993), masih belum mungkin untuk membuka dan mempelajari peti mayat itu. Sejak musim panas tahun 1989 situasi yang sama dengan perang sipil telah berkembang di Kashmir karena kegiatan berbagai kelompok gerilya. Semua perjalanan wisatawan di lembah itu telah dihentikan. Daerah kota tua Srinagar, dimana makam itu berada, adalah sarang pusat pejuang bawah tanah yang tetap tersembunyi saat tentara India memeriksa setiap sudut jalan dan lorong. Yang disesalkan, oleh karena keadaan itu, saya harus sangat mengecilkan hati atas kunjungan ke makam itu sampai situasi di Kashmir membaik. Nampaknya kemungkinan itu sangat kecil pada saat itu. Dalam satu hal, kenyataan bahwa tempat makam itu ada di sebelah kanan Sungai Jhelum dan pasti telah terlanda banjir berkali-kali selama dua ribu tahun yang lalu, tidak terlalu banyak yang bisa diharapkan dari pembukaan peti mayat itu. 334
SETELAH KEBANGKITAN
Yesus atau Paul? Banyak orang Kristen yang beriman mungkin keberatan bahwa dengan argumen yang saya kemukakan dalam buku ini saya merampok agama Kristen dari unsur penting, suatu unsur yang dapat memberikan harapan dan pelipur lara: penebusan dari dosa (yang menyebabkan penderitaan di dunia) dengan kematian Yesus Kristus sebagai korban yang dilakukan untuk orang lain, bagi semua yang mengakui ajarannya. Tetapi persisnya bentuk doktrin penyelamatan dalam Kristen tradisional yang bersandar hampir secara eksklusif pada karya Paul, dan tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Paul mengajarkan bahwa seluruh fungsi pusat Yesus pada kematian pengorbanannya, yang melalui cucuran darahnya dia telah membebaskan orang yang beriman dari dosa mereka dan membebaskan mereka dari kekacauan dan dominasi Setan. Kenyataannya, Paul tidak menyampaikan suku kata tunggal dari ajaran langsung Yesus dalam surat-suratnya, dia juga tidak menceritakan orang tunggal dari parabelnya. Sebagai gantinya, dia membangun filosofinya sendiri berdasarkan pemahaman pribadi (atau kesalahpahaman) pribadinya terhadap ajaran Yesus. Paul menyatakan bahwa atas pertimbangan dosa Adam semua orang terkena kemarahan Tuhan sejak dari semula (lihat Ephesians 2:3) dan hilang tanpa kecuali (Romans 5:18; 1 Corinthians 15:18), karena semua terkena dosa (Romans 3:9; Galati 3:22; Colossians 2:14). Tuhan telah memberikan keputusan penghukuman terhadap semua orang (Romans 5:16). Di luar Berita Baik yang dibawa Yesus, Paul telah membuat berita yang gelap dan menakutkan, dari ancaman yang hanya dia yang dapat menunjukkan jalan keluarnya. Dan jalan keluar ini adalah penyelamatan umat manusia melalui kematian Yesus sebagai korban: ‘Oleh karena itu seperti dengan kejahatan/pelanggaran seseorang, keputusan datang kepada semua orang atas penghukuman; bahkan dengan kebenaran seseorang anugerah 335
YESUS DI INDIA
yang bebas datang kepada semua orang sampai penentuan kehidupan’ (Romans 5:18). Dan dalam surat kepada Collosians dia menggambarkan Yesus sebagai ‘Menodai tulisan tangan ordonansi (peraturan setempat) yang melawan kita, yang bertentangan dengan kita, dan mengeluarkannya dari jalan, memakunya pada salibnya’ (Collossians 2:14). Tetapi hal yang mengerikan tentang doktrin penyelamatan menurut Paul adalah sikapnya bahwa orang tidak dapat memberikan kontribusi apapun kepada penyelamatan dalam kehidupan yang sengsara: tidak melalui pekerjaan baiknya sendiri, tidak melalui perubahan gaya hidup, tetapi banyak untuk yang lebih baik, yang orang dapat diputuskan diselamatkan, berdamai dengan Tuhan (cf Romans 3:24; 9:16; 1 Corinthians 1:29; Galati 2:16). Karena menurut Paul semata-mata keagungan Tuhan yang membawa kita kepada keselamatan: ‘Karena dengan keagungan kalian diselamatkan melalui keimanan; dan itu bukan dari dirimu sendiri; ini adalah anugerah Tuhan. Bukan pekerjaan, yang harus disombongkan/dibanggakan manusia’ (Ephensians 2:8-9). Menurut Paul seseorang hanya mungkin selamat semata-mata dengan tindakan tunggal pembaptisan, menjadi anak Tuhan dan makhluk yang baru sama sekali. Setiap pernyataan untuk kerjasama dalam penyelamatan oleh usaha seseorang sendiri, dengan ajarannya, dianggap sebagai mengecilkan pengorbanan Yesus, sebagai usaha untuk menyelamatkan diri seseorang yang tidak bisa tetap gagal. Sebaliknya, setiap orang, betapapun baik dan patut dicontoh kehidupan yang mungkin ia jalani, harus dalam skema ini dianggap hilang jika dia gagal menerima pengorbanan di atas Salib untuk dirinya sendiri sebagai penyelamatan yang sempurna. Pemikiran seperti itu sepenuhnya bertentangan dengan Yesus. Kebanyakan orang Kristen berpendapat bahwa kebesaran, keunikan, dari Kristenitas berdiri dan jatuh dengan ajaran ini. Jadi ini terbukti merupakan sebuah fiksi/rekaan yang jauh terlepas 336
SETELAH KEBANGKITAN
dari pemikiran Yesus. Bahkan petunjuk tentang hal ini bukan yang disebut doktrin penyelamat Kristen yang ditemukan dalam Sermon di atas Gunung–contoh murni dari pesan Yesus–atau dalam Doa Tuhan (Bapa Kita), atau dalam parabel tradisional yang diceritakan oleh Yesus! Yesus tidak kuatir dnan penyusunan filosofi yang mungkin didasarkan pada kehidupannya dan pada pesannya yang mungkin membebaskan orang dari penderitaan dalam keberadaannya di dunia–sebenarnya yang hidup adalah apa yang dia ajarkan. Kesabaran menghadapi pada setiap saat, perhatian atas kesejahteraan dan manfaat bagi yang lain (manusia dan binatang), memberi dan berbagi, tidak mementingkan diri sendiri dalam membantu orang lain untuk memikul beban penderitaan mereka, cinta yang universal dan tanpa syarat untuk semua orang–inilah jalan menuju kesempurnaan yang ditunjukkan Yesus dalam kehidupannya.
337
338
APPENDIX Tabel Kronologis India Sebelum Masehi c.1750
Ibrahim meninggalkan Haran dengan sukunya
c.1730 Suku-suku Yahudi bepergian ke Mesir, dipimpin oleh Joseph c.1550
Pemerintahan Hyksos: mulai penindasan
c.1250
Musa; Pelarian dari Mesir
c.1200
Permukiman di Palestina
965-926
Raja Solomon
Setelah 926 Pemisahan menjadi kerajaan utara Israel dan kerajaan setelah Judah c.870
Nabi Elijah
722 Sargon II dari Assyria menaklukan Israel; suku-suku Israel menghilang selamanya c.590 Referensi yang mungkin oleh nabi Ezekiel ke Candi Kashmir 587
Akhir Kerajaan Judah pengasingan Babilonia (berakhir sekitar 50 tahun)
7
Kelahiran Yesus
4
Kematian Hero yang Agung
339
YESUS DI INDIA
Masehi 6 Archelaus diberhentikan; Yesus usia 12 tahun di Candi 6-c.30 Perjalanan pertama Yesus ke India c.30
Kembali dari India, dan memasuki Yerusalem
31
Yahya Pembaptis dieksekusi
33
Penyaliban Yesus
c.35
Paul bertemu Yesus di Damascus dan diubah
c.36
Yesus dengan Raja Andrapa
pasca-36
Yesus di Edessa dan dengan raja Nisibis
Timur Tengah Sebelum Masehi c.2500
Budaya Indus (Harappa)
c.1300
Kompilasi Vedas (Weda)
Abad ke-6
‘Suku Israel yang Hilang’ menetap di India utara
563-483
Gautama Siddhartha Sakyamuni, sang Budha
Abad ke-5
Tulisan pertama tentang sutras agama Budha
c.250 Kaisar India Ashoka mengirimkan misionaris Budha sejauh Marseilles (Roquepertuse) abad pertama Budhaisme Mahayana dibentuk dengan gagasan Penyelamat (Bodhisattva) 340
Appendix
Masehi
Sebelum 50 Yesus tinggal di kota universitas Taxila (Punjab); muncul di istana penguasa Indo-Parthian, Gundafor c.50 Yesus di istana raja setempat Gopananda (Gopadatta) memerintah sekitar 49-109 pasca-50 Yesus bepergian sebagai pendeta keliling dengan nama Yuz Asaf di Kashmir dan daerah sekitarnya pasca-70
Yesus bertemu raja setempat Shalivahana
78
Prasasti pada Candi Solomon di Srinagar
c.78-103
Pemerintahan Raja Kanishka
c.80 Dewan Gereja Keempat di Haran (harwan) di Kashmir pasca-80
Tubuh Yesus dimakamkan di Srinagar
341
YESUS DI INDIA
Kaum ‘Nazarenes’ Selama dekade yang lalu saya telah menerima surat dari ratusan pembaca yang menyatakan terima kasih atas pandangan baru tentang keimanan, seperti yang dibukakan kepada mereka oleh buku saya Yesus Tinggal di India. Banyak yang merasa bahwa hanya sekarang, dengan informan baru yang mereka miliki di hadapan mereka, mereka dapat memahami pentingnya sejarah Yesus yang benar. Diantara mereka adalah bekas pendeta yang telah berbalik dalam kekecewaan dari Gereja atau bahkan dari agama semuanya, dan telah mencari profesi lain dalam ketetapan hati untuk tidak pernah lagi melibatkan diri dalam masalah kepercayaan/agama. Orang-orang seperti itu menulis surat kepada saya, mengatakan bahwa setelah membaca buku saya mereka telah menemukan jalan baru untuk meraih ajaran Yesus yang asli. Beberapa menyampaikan tentang keadaan dramatis krisis keyakinan yang sangat serius, darimana mereka terselamatkan dengan membacanya. Yang lain ingin mengetahui jika ada komunitas yang mereka dapat menjadi anggota yang berjuang untuk meletakkan ajaran yang diuraikan dalam buku itu ke dalam praktik dan menghidupkan ajaran itu. Dalam pandangan pembaca yang banyak sekali yang condong ke pemikiran itu, saya sekarang telah memutuskan untuk mendirikan fondasi yang memiliki tujuan khusus dalam mempelajari ajaran yang murni, asli dari kaum Nazarene dengan bantuan para ahli dalam berbagai bidang, di bawah perlindungan institut yang barubaru ini didirikan, dan menerbitkan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk yang tepat. Ini akan memungkinkan untuk menghidupkan kelompok342
Appendix
kelompok kecil kaum ‘Nazarenes’ di banyak tempat yang berbeda dan dalam banyak bentuk yang berbeda, semua yang akan berjuang sekali lagi untuk mempraktikkan ajaran Yesus Nazarene yang tidak tercampuri (tidak dipalsukan), dan untuk menyebarkannya dengan contoh teladan mereka sendiri. Kelompok-kelompok itu kemudian dapat didukung dengan pusat utama yang memberikan inspirasi, informan, dan bantuan materi sebagai tambahan. Prinsip-prinsip fondasi itu telah disusun, dan dukungan aktif dari seorang pengusaha di Munich telah diperoleh. Para pembaca yang tertarik dengan pemikiran ini dan ingin memberikan bantuannya dipersilakan menghubungi saya.
Society of THE NAZARENE C/o Holger Kersten Post box 961 79 009 FREIBURG
343
YESUS DI INDIA
CATATAN KAKI Bab 1: Kehidupan Yesus yang Tak Diketahui 1. J alan kedua ke Ladakh telah dibuka (1990) bagi orang asing, menempuh melewati Rohtang dari kota gunung Manali di negara bagian Himachal Pradesh. 2. Nikolas Notovitch, Kehidupan Yesus Kristus yang Tak Diketahui, diterjemahkan dari edisi berbahasa Perancis tahun 1894, direvisi, dan dengan prakata tambahan oleh Notovitch, London, 1895. 3. Issa adalah nama Arab Muslim untuk Yesus. 4. Bahasa Persia panj ‘lima’, ab ‘air’; secara harfiah ‘lima air’. 5. Jainisme, agama biara India yang sangat tua, sangat terkait dengan Budhaisme, tetapi lebih pertapa. Ini didirikan oleh Mahavira, seorang yang hidup sejaman dengan Budha. 6. Pali, dialek India utara dari abad setelah kematian Budha, digunakan untuk norma dalam Injil di selatan Budhaisme Theravada (Hinayana). 7. I nformasi biografi diberikan dalam Dictionnaire National des Countemporains, Vol.3, hal.274, Paris 1901. 8. E.V. Bogdanovitch, L’Alliance franco-russe. 9. Bibliotheque Nationale, Paris, Fol,R,226. 10. Lihat Kantor Catatan Publik, Kew, FO 371/113 No.29196. 11. B ibliografija Periodicheskikh Leningrad. 1958.
Izdaniy
Rossiy
(1901-1906).
12. N.C. Caudhuri, Sarjana Luar Biasa, London, 1974; hal.325. 344
Appendix
13. Tahun 10, hal.211, Berlin, 1895. 14. The Hindustan Times, New Delhi, 11 Juli 1988. 15. N.Roerich, Altai-Himalaya, sebuah Diary Perjalanan, New York, 1929; ha;.89. 16. H. Merrick, In teh World’s Attick, London. 17. Bibliotheque Nationale, Paris, Fol.M.715. 18. Inventaris Nomor 88.177. 19. Dalam Dictionnaire National des Contemporains, Vol. 3, hal.274, Paris, 1901, dicatat bahwa Notovitch diterima ke dalam Legion d’Honneur dengan kelas Officer de l’Instruction publique di tahun 1889 pour avoir donne au musee du Trocadero de precieuses collections d’objects rapports de l’Inde et de la Perse. 20. Gereja Moravia, juga disebut komunitas Herrnhunter.
Bab 2: Siapakah Yesus? 1. Tacitus, Annals 15:44 2. Pliny the Younger, Letters, 10:96f. 3. Suetonius, Vitae Caesarum; Nero (16); Caludius (25:4) 4. Flavius Josephus, The Antiquities of the Jews XX,9:1;XVIII,3:3. 5. 1:47 6. Arthur Drews, Die Christusmythe, Jena, edisi 2 1911; hal.3. 7. D iterjemahkan dari edisi berbahasa Jerman oleh Wilhelm Reeb, Lepizig, 1923. 8. Clement dari Alexandria, Stromateis 7; 89:2f. 9. Origen, Contra Celsum 3:12. 10. G. Bornkamm, Jesus of Nazareth, Stutgart, edisi ke-9 1971 11. Dikutip dari Der Spiegel No. 14, 1966. 345
YESUS DI INDIA
12. J.Jeremias, 1951. 13. Dikutip dari Der Spiegel No. 14, 1966. 14. W. Nestle, Krisis des Christentums, 1947;hal.89. 15. E. Overbeck, Christentums und Kultur, diterbitkan dengan anumerta, 1919. 16. D ikutip dari H. Ackermann, Entstellung und Klarung der Botschaft Jesu, 1961. 17. A. Deissmann, Paulus, Tubingen, edisi ke-2 1925. 18. E. Grimm, Die Ethick Jesu, 1917. 19. A. Schweitzer, Geschichte der Leben-Jesu-Forschung, Tubingen, edisi ke-2 1913; hal.512. 20. Dikutip dari Der Spiegeli No. 14,1966. 21. Der Stern No. 16, 1973. 22. Dardic: sekelompok bahasa Indo-Eropa kuno yang digunakan di Himalaya barat, Karakorum dan Hindu Kush. Yang terbaik adalah Kashmiri dan Shina. 23. Anagarika Govinda, The Way of the White Clouds.
Bab 3: Musa dan Putra Tuhan 1. J.Juergens, Der biblische Musa, Munich, 1928. 2. Prof. Flinders Petrie, Researches in Sinai, 1906. 3. Cf Eksodus 19:11, 24:17, 33:9; Deutronomy 4:11, 4:24, 4:33, 4:36, 5:4, 5:5, 5:23, 9:3, 32:22. 4. W.F. Irland, Die Memoiren DavidRizzios, Leipzig, 1852. 5. Dummelow, Commentary on the Holy Bible, hal. 115. 6. Dr. Mateer, The Land of Charity, dikutip dalam H.P. Blavatsky, Isis Univeiled, Vol. II. 7. C f. Max Muller, Indien dalam Weber, Indische Skizzen, Berlin, 1857. 346
Appendix
8. F. Bernier, Travels in the Moghul Empire, London, 1891; hal. 432. 9. G. Konzelmann, Aufbruch der Hebraer, Munich, 1976; hal. 37ff. 10. Perubahan bunyi dalam bahasa Persia Lama yang diubah Sindh ke Hind, dan kata ini segera menyatakan seluruh sub-benua dan penduduknya (Hindu). Pada waktu berikutnya, h juga dihilangkan, tinggal Ind-, yang kemudian menjadi India. 11. Cf. Joshua 24:2-3. 12. Cf. Leviticus 11; Deuteronomy 14. 13. T he Revd Dr. Joseph Wolff, Narrative of a Mission to Bokhara in the Years 1843-1845, vol.I, pp. 13-20, London, 1845. 14. Wolff, seperti diatas, hal. 58. 15. London, 1840, hal.166. 16. D r. J. Bryrce dan Dr. K. Yahyason, A Comprehensive Description of Geography, London and Glasgow, 1880, hal.25. 17. G. Moore, The Lost Tribes, London 1861. 18. K. Jettmar, Felsbilder im Karakorum, dalam Spektrum der Wissenschaft, Desember 1983; hal. 22-23.
Bab 4: Masa Kecil Yesus 1. G. Kroll, Auf den Spuren Jesu, Leipzig, 1964; hal. 63ff. 2. P. Schnabel, Der jungste Keilschrifttaxt, dalam Zeitschrift fur Assyrologie, NF 2(36); hal. 66ff. 3. Origen, Gen, Hom, XIV, 3. 4. Diterjemahkan dalam kutipan dari Hennecke-Schneemelcher, Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, Tubingen. Edisi ke-4; hal.98. 5. Ajaran reinkarnasi didasarkan pada prinsip bahwa tiap jiwa melewati proses evolusi yang berakhir banyak masa hidup, dan akibatnya dilahirkan kembali dalam seorang manusia atau tubuh 347
YESUS DI INDIA
lainnya lagi dan lagi, untuk mengumpulkan pengalaman lebih lanjut dan akhirnya mencapai keadaan mulia. 6. Dalai Lama, My Country and My People. 7. Heinrich Harter, Seven Years in Tibet. 8. Vicki Mackenzie, Reincarnation: The Boy Lama, London 1988. 9. E. J. Eitel, A Handbook of Chinese Buddhism, Tokyo 1904.
Bab 5: Kebijaksanaan Timur di Barat 1. C f Le Coq, Ostturkistan: Waladschmidt, Zentralasien, Luders, Die literarischen Funde. 2. Dari H. J. Klimkeit, Gottes-und Selbsterfahrung in der gnosticshbuddhistischen Religionbegegnung Zentralasiens, dalam Zeitschrift fur Religions-und Geistesgeschichte, Vol.33, 1983, hal. 236-247. 3. Meskipun tanggal kompilasi pra-Kristen untuk naskah itu telah diterima selama bertahun-tahun, beberapa peneliti menyatakan bahwa bagian-bagian naskah itu ditulis sekitar jaman kelahiran Yesus atau tak lama sesudahnya, dan mengacu langsung pada Yesus. Cf. M. Baigent dan R. Leigh, The Private Jesus: the Dead Sea Scrolls and The Truth About Early Christianity, Munich, 1991. 4. Dalam seni prasasti ini biasanya ditunjukkan sebagai singkatan untuk kata dalam bahasa Latin Iesus, Nazarenus, Rex Indoeorum, atau INRI. 5. Orang Arab menyebut Kristen awal Nasrani atau Nasara. 6. Yahya M. Robertson, Die Evangelienmrythen, Jena, 1910; hal. 51ff. 7. The Antiquities of the Jews XVIII, 5:2. 8. Dikutip dari J. Klausner, Jesus von Nazareth, 1952, hal.144. 9. Bentuk singkatan: 1QIs. 10. Bentuk singkatan: 1QIIs. 11. Bentuk singkatan: 1Qp Hab. 348
Appendix
12. Bentuk singkatan: 1QS. 13. Bentuk singkatan: 1Qsa. 14. Bentuk singkatan: 1QH. 15. The Jewish War II, 8:3. 16. Dari Albert Schweitzer, Geschichte der Lehen-Jesu-Forschung. 17. The Jewish War II, 8:7. 18. Tahun Yahudi mempunyai dua belas bulan yang tiap bulannya berkisar antara 29 sampai 30 hari, berjumlah 50 minggu masing-masing tujuh hari. Untuk menyesuaikan dengan tahun surya bulan bulan ketigabelas, Adar kedua atau Veadar, harus disisipkan tujuh kali dalam tiap jangka sembilan belas tahun. ‘Tahun yang darurat’ dalam hubungannya dengan kronologi Yahudi adalah ‘Hari Penciptaan’ berhubungan dengan kalender Gregorium sampai 20 September 3760 SM. 19. A. Hilgenfeld, Zeitschrift fur wissenshaftliche Theologie (18601862); Bauer, Essener, dalam Oauly-Wissowa, Suppl, bd.IV, S.p.426ff. 20. Cf. Emile Burnouf, Le Bouddhisme en Occident, dalam Revue des Deux Mondes, 1888. 21. Origen, Contra Celsumi 6:27. 22. Nag Hammadi Codex II 3, 121:15-19. 23. M enurut Edmunds, Buddhist and Christian Gospels, ada 112. 24. C.G. Montefiore , The Synoptic Gospels, edisi ke-2 1927. 25. Cf Kejadian 17:1ff. 26. Cf Keluaran 12:43ff; Ezekiel 44:9. 27. H ennecke-Schneemelcher, Neutestamemtliche Apokryphen, Vol.II; hal. 210. 28. Bentuk Arab Syria adalah Alavites, Turki Alavites, sementara daerah dimana bahasa Persia digunakan, istilah umum adalah Ali-Ilahi (Ali-deifer). 349
YESUS DI INDIA
29. Nusairis sendiri berasal dari nama mereka dari nama pemimpinnya selama abad ke-8, Ibn Nusair, bentukan yang dianggap sebagai hal yang sangat tidak jelas oleh akademisi karena mungkin dirumuskan untuk membebaskan Nusairis dari tuduhan bid’ah. Cf R. Dussaud, Histoire etreligion des Nosairis, Paris, 1990; I. Goldziher, Archiv fur Religionsuissenschaft, 4/1901; H.J. Schoeps, Theologi und Geschichte des Urchristentums; G. Luling, Die Wiederenydeckung des Propheten Muhammad. Erlangen, 1981. 30. Kelompok Alawites dari Anatolia, yang hidup kebanyakan sebagai petani gunung, penjaga ternak dan berpindah-pindah, sekitar 15 sampai 30 persen dari seluruh penduduk Turki. 31. I ni tidak berlaku pada Syrian Nusairis, yang tradisi agamanya hanya menjadi hak pria. 32. E . Muller, Kulturhistorische Studien zurGenese pseudo-islamischer Sektengebilde in Vonderasien, Wiesbaden, 1967. 33. A .J. Dierl, Geschichte und Lehre des anatolische AlevismusBektashimus, Frankfurt, 1985. 34. Seperti diatas, hal 125f. 35. Literatur lebih lanjut tentang hal ini termasuk: J.K. Birge, The Bektashi Order of Dervishes, Hartford, 1937; E. Gross, Das Vilajetname des Hadji Bektash, Leipzig, 1927; A. Haas, Die Bektashi, Berlin, 1987; G. Jacob, Die Bektashije.... dalam Abhdlg. D. Konigl. Bayer. Akademie d. Wissensch. I.KL.XXIV,Bd.III, Munich, 1909; Beittrage zur Kenntnis des Derwiseh-Orden der Bektashchije, iBerlin 1908; Das Fortlehen von antiken Mysterien und Altchristlichem im Islam, dalam Der Islam, 1911, hal.232ff; H. Kirchmaier, uber die Yezidi, dalam Der Islam, 34, 1959; E. Kohn, Vorislamiches in einigen vorderasiatischen Sekten und Derwischorden, dalam Ethnologische Studien, 1931, hal. 295ff; Henri Lammens, L’Islam, Beirut, 1941; R. Strothmann, Morgenlandische Geneimsekten in der abendlandischen 350
Appendix
Forschung, Berlin, 1953; Der Islam: Sekten, dalam Hdb. D. Rel. Wissench., Berlin, 1948.
Bab 6: Rahasia Yesus 1. G allup Poll on European Values, London, 1983; G. Gallup jr., Encounters with Immortality, 1983. 2. Menurut L. von Schroder (Phytagoras und die Inder, Leipzig, 1884), Phytagoras adalah ‘pembawa tradisi India ke Yunani’. Tetapi meninggalkan pertanyaan apakah Phytagoras benarbenar datang ke India dalam wujud manusia, hubungan cultural antara Yunani dan India pada jaman Budha taka bisa disaingi. 3. Friederich Weinreb, Das buch Jonah, Zurich, 1970: hal.,90ff. 4. The Antiquities of the Jews XVIII, 1:3. 5. The Jewis War II, 8:14. 6. Misalnya: Philo dari Alexandria (sekitar 25 SM sampai 50 Masehi) dalam karyanya On Dreaming (I, 139); Justin Martyr (sekitar 100165) dalam Dialogue with Tryphon the Jew (LXXXVIII, 5); Synesius dari Cyrene (sekitar 370-413) dalam About Dreams (140B); dan Augustine (354-430) dalam On the Greatness of the Soul (XX, 34) dan dalam Confessions (I, 6, 9). 7. E usebius, Historia Ecclesiastica V, 9; E, Benz, Indische Einflusse auf die fruhchristliche Theologie, Wiesbaden, 1951. 8. Cf. E. Pagels, Versuchung durch Erkenntnisi. Die gnostichen Evangelien. 9. H. de Lubac, Textes Alexandrins et bouddhiques, RechScRel 27, 1937. 10. Clement of Alexandria, Stromateis I, 15. 11. Clement of Alexandria, onition I, 6. 12. Clement of Alexandria, Stromateis IV, 160:3. 351
YESUS DI INDIA
13. E . Seeberg, Ammonios Sakos, dalam Zeitschrift fur Kirchengeschichtei, Bd. LX, 1941; E. Benz, Indische Einflusse auf die frubehristliche Theologie, seperti diatas Cope, dikutip dalam Karl Hoheisel, Das Fruhe Christentum und die Seelenwanderung, dalam Jahrbuchfur Antike und Christentum, 1984-1985. 14. Origen, De Principiis. 15. Origen, Contra Celsum. 16. Gregory odari Nyssa, The Catechetical Oration VIII,9. 17. M. Pryse, Reincarnation in the New Testament, Ansata, 1980. 18. Bhagvan Dass, Krishna and the Theory of Avatros. 19. Sri Yukteswar, The Holy Science (Selaf Realization Fellowship, Los Angeles). 20. F. Hitching, Die letzten Ratsel unserer Welt, Frankfurt, 1982; hal.118ff.
Bab 7: Kafan–sebuah Peninggalan Yesus 1. Flavius Josephus, The antiquities of the Jews XVIII, 1:1,6. 2. Menurut penelitian bahasa yang lebih baru oleh filologis Revd Dr. Gunther Schwarz, tetapi ini adalah kesalahan terjemahan. Kata Aramaic untuk ‘pedang’, zeyana, dibedakan hanya oleh tanda petik kecil dari ziyyuna, ‘makanan (spiritual)’, arti yang akan memberikan kutipan makna yang sangat berbeda. 3. Epiphanius, Hel:30. 4. W. Marsen, Die Auferstehung Jesu, Gutersloh, 1960. 5. Cf. Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy: The Truth About the Resurrection, Element Books, 1994. Bagian berikut pada subjek Kafan Turin sangat didasarkan atas karya ini. Karena hasil dari penelitian sejarah Dr. Gruber menunjukkan tingkat penelitian Kafan yang paling baik dan sangat mendukung argumen saya 352
Appendix
sendiri, beberapa bacaan mendasar dikutip disini. Yang sama benar adalah bacaan dalam Bab Delapan. 6. Ian Wilson, The Turin Shroud, London, 1978. 7. Jerome, De Viris Illustibus II. 8. Eusebius, Historia Acclesiastica I, 13; II, 6-8. 9. Peziarah Aetheria dari Aquitaine mengunjungi Edessa tahun 383 pada kembalinya dari Tanah Suci, dan membawa dari sana salinan surat ke Barat. Cf J. F. Gamurrini (ed), S Hilarii Tractatus et Hymni et S Silviae Aquitanae Peririnatio ad loca saneta...ex cod. Arretino depromps, Biblioteca dell’ Academia Storico-Guiridica, Vol. IV, Roma, 1887; H. Petre, Peregrinatio Aetherine, Sources Chretiennes, 21, Paris, 1948. 10. W. Cureton, Ancient Syriac Documents Relative to the Earliest Estabilishment of Christianity in Edessa and the neighbouring Countries, London 1864; G. Philips, The Doctrine of Addai the Apostle, London, 1876. 11. N arratio (PG 113), terjemahan dalam bahasa Inggris dicetak di Wilson, The Turin Shroud. 12. E. Von Dobschutz, Christusbilder, Leipzig, 1899 hal. 182. 13. E vagrius, historia Ecclesiastica, Migne, PG, LXXX. VI/2, Sp.274849. 14. W.Bulst, Das Grabtuch von Turin, Larlsruhne, 1973; p.111. 15. P. Vignon, LeSaint Suaire de Turin devant la science, l’arvhologie, l’histoire, Pichonographie, la logique, Paris 1938; E.A. wuenschel, Self-Potrait of Christ: The Holy Shroud of Turin, New York, 1954; Wilson, The Turin Shroud. 16. P aul Maloney lebih lanjut mengurangi daftar lignon dari dua belas hal menjadi hanya sembilan hal yang bahkan paling skeptis bagi para pengamat untuk bisa menerimanya. P. Maloney, The Shroud of Turin: Traits and Pecularities of Image and Cloth Presserved in Historical Sources: pembicaraan dilakukan pada 353
YESUS DI INDIA
Simposium Internasional ‘La Sindone e Icone’, Bologna, Mei 1989. 17. Dikutip dalam M. Green, Ebshrounded in Silence. 18. Ordericus Vitalis, Historia Ecclesiastica, TLIII.IX.8. 19. Gervase of Tillbury, Otia Imperialia, iIII. 20. Dikutip dari Wilson, The Turin Shroud. 21. D i Roma, Genoa dan Paris, Mandylion ditampilkan pada saat itu, tetapi semuanya salinan tangan; tak satupun yang dinyatakan asli. Yang disebut Menara Veronica adalah salinan jenis ini. 22. E. Hezck, Genua und seine Marine im Zeitalter der Kreuzzuge, Inusbruck, 1886; hal.66. 23. Epist. Innoc, Migne, PL 215, Sp 433f. 24. Charny adalah nama yang sama dengan Charnay. 25. Untuk keterangan lebih lanjut tentang sejarah kain itu, lihat Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy. 26. H . Thurston, The Holy Shroud...., dalam The Month 101, 1903; hal. 19. 27. Reban, Christus wurde lebendig begraben, Zurich 1982. 28. W. Bulst, Das Grabtuch von Turini, Karlsrubei, 1978 hal. 123. 29. Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy.
Bab 8: ‘Kematian’ dan ‘Kebangkitan’ 1. C .H. Dodd, Historical Tradition in the Fourth Gospel, Cambridge 1963, hal.423; S.G.F. Brandon, Jesus and the Zealots, Manchester 1967 hal. 6. 2. H. Lincoln, M. Baigent dan R. Leigh, The Holy Grail and its Legacy. 3. G. Ghiberti, La Sepoltura di Gesu, Roma 1982 hal. 43.
354
Appendix
4. P. Barbet, Die ion Jesu Christi in der Sicht eines Chirurgen, Karlsruhe, 1953; W. Bulst dan J. Pfeiffer, Das Turiner Grabtuch und das Christus bild, Frankfurt, 1987, p87f; N. Currer-Briggs, The Holy Grail and the Shroud of Christ, Maulden, 1984 hal.16. 5. P.G. Bagatti dan J.T. Milik, Gli scavi del ‘Dominus flevit’, La necropolis del periodo Romano, Yerusalem 1958. 6. Satu-satunya rancangan struktur makam yang benar diuraikan dalam Mishnah, dalam Baba Bathra 6,8. 7. P . Savio, Ricerche storiche sulla Santa Sindone, Turin, 1957; hal.33ff. 8. G. Zainotto, GV 20, 1-8, Giovanni testimone oculare della risurrezione di Gesu?, Sindon, 1, 1989; hal.148. Bacaan dalam Cta Philippi (143) merupaka daya tarik tersendiri dalam hal ini, ‘Philip meminta untuk dikuburkan dengan dibalut daun lontar, dan tanpa dibalut kain linen sama sekali, seakan dia menghindari diperlakukan dengan cara yang sama dengan Kristus, yang dibalut dengan Sindon’ (en sindoni eneilithe). 9. Pembalseman terhadap Jacob dan Joseph (Kejadian 50:2-3, 26) termasuk pengecualian, menunjukkan adat-istiadat Mesir kuno. 10. E. Haenchen, Das Johannes-Evangelium: ein Kommentator; Tubingen, 1980: hal. 556. 11. Shabbat 23:5. 12. A. Dessy, La sepoltura dei crocifissi, Sindon,1,1989:hal.42. 13. L . Boulus, Medicinal Plants of the Bible, New York, 1952; hal.35. Bandingkan lebih lanjut dengan G. W. Reynolds, The Aloes of South Africa, Johansburg, 1950; hal.39ff. 14. EN. Hepper, The Identity and Origin of Classical Bitter Aloes, Palestine Exploration Quarterly, 120, 1988; hal.146-148. 15. D. Grindlay dan T. Reynolds, The Aloe Vera Phenomenon: A review of the Properties and modern uses of the leaf parenchyma gel, Jornal of Ethnopharmacology, 16, 1986; hal.117-151. 16. Moldenke dan Moldenke, Plants of the Bible, seperti diatas. 355
YESUS DI INDIA
17. A.W. Anderson , Plants of the Bible, New York, 1957. 18. A. Feuillet, The Identification and the Disposition of Funerary Linens of Jesus’ Burial According to the Fourth Gospel, SSI,4,1982, hal.18; Zainotto, Sindon seperti di atas, hal.160. Blinzler pertamanya mengemukakan hal ini: J. Blinzler, Das Turiner Grablinnen und die Wissenschaft, Ettal, 1952. Dalam Injil Matius dan Lukas kata kerja eneileo menunjukkan ‘bobot’ pembalutan itu ditunjukan dengan penggunaan kata kerja antylisso yang semata-mata berarti ‘membungkus’. 19. L. Modder, Die Todesurcasche bei dar Kreuzigung, in Stimmen der Zeit, 144, 948, hal.50-59; F. T. Zugihe, Death by Cricufixion, Canadian Society of Forencic Science Journal, 17, 9184. 20. Putra Tuhan datang makan dan minum, dan mereka berkata, Lihatlah seorang laki-laki rakus, dan peminum anggur....’ (Matius 11:19). 21. Flavius Josephus, Vita IV, 75. 22. Petrus de Natalibus mendasarkan pernyataan pada Yahya Damascus. Baggati dan E. Testa, Il Golgota e la Croce, Yerusalem, 1978; hal.24. Injil Peter yang masih diragukan menyebut tempat dimana makam itu digali ‘Kebunnya Joseph’. 23. Flavius Josephus, The Jewish War IV, 5:2. 24. Sedikitnya satu sumber Injil juga mendapati sangat aneh bahwa Joseph membangun makamnya sendiri di sebelah kanan tempat eksekusi; Haenchen, Das Johanes–Evangelium, seperti diatas; hal.564. 25. Tetapi Yahya mungkin membuat mengacu kepada Kristus sebagai simbol peringatan Paskah pertama (Keluaran 12:22). Dalam Markus, bacaan terkait mengatakan bolu cuka ditempelkan pada buluh (kalamos). Apakah Yahya sengaja menggunakan hussopos (hyssop) sebagai pengganti kalamos? 26. R. Seydel, Das Evangelium von Jesus, Leipzig, 1882; hal.273. 356
Appendix
27. J . Blinzer, Das Turiner Grablinnen und die Wissenschaft, seperti diatas, hal.31. 28. H. Bartdtke, Die hanschriftenfunde am Toten Meer, Berlin, 1958; hal.42. 29. G. Reci, Kreuzweg nach dem Leinchentuch von Turin, Rome, 1971; hal.68ff. 30. R. Hoare, The Testimony of the Shroud, London, 1978; hal. 53. 31. Surat tanggal 6 Maret 1990. 32. J.S. Kennard, The Burial of Jesus, JBL74, 1955; hal.238. 33. B andingkan dengan R. Thiel, Jesus Christus und die Wissenschaft, Berlin, 1938; hal.100f. 34. Pada yang disebut ‘Kenaikan’, Yesus terbukti meninggalkan daerah dimana dia telah bekerja, dan mungkin pergi sejauhjauhnya ke India. 35. G. Schwarz, ‘Anhistemi’ und ‘abastasis’ in den Evangelien, in Bibliesche Notizen, Beittrage zur exegetsichen Diskussion. 10,1979; hal. 35-40. 36. G . Schwarz, Tod, Ausferstehung, Gericht und ewiges Lehen naich den ersten drei Evangelien, Via Mundi, 55, 1988. 37. B andingkan dengan G. Schwarz, Wenn die Worte nicht stimmen: Dreissig entstellte Evangelientexte wiederhergestelllt, Munich, 1990; hal. 56ff. Karena tradisi itu jelas membingkungkan ‘penyadaran’ dengan konsep teologis dan ‘kebangkitan’, tidaklah mungkin untuk menentukan arti pasti dalam naskahnaskah Injil.
Bab 9: Setelah Penyaliban 1. W . Lange-Eichbaum, Genie, Irrisn und Rubm, Munich, edisi ke-6 1967; hal.49ff. 2. Lanctatius, Institutiones 5:3. 357
YESUS DI INDIA
3. Vol.3, hal.197ff. 4. Hennecke-Schneemelcher, Neutestamentliche seperti diatas, Vol.II, hal. 299ff.
Apokryphen,
5. Bandingkan dengan Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, hal. 199ff. 6. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, hal.206ff. 7. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.303. 8. Bahasa Arab untuk ‘Yesus yang dipuja’. 9. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.316. 10. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.319. 11. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.320. 12. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.322. 13. J . Jeremias, essai dalam Nachrichten aus der Akad.D. Wiss. Gotingen, 1. Phil-Hist. Kl., 1953; 95ff. 14. Hennecke-Schneemelcher, Vol.I, hal. 199ff.
Neutestamentliche
Apokryphen,
15. Bandingkan dengan J. Jeremias, Nachrichten seperti diatas, hal.99f. 16. G .Luling, uber den Ur-Quran, Erlangen, 1977; Die Wiederentdeckung des Propheten Muhammad, Erlangen, 1981. 17. B andingkan dengan H. Glasenapp, Die Literaturen Indiens, Stutgart, 1961; hal.129-135. 18. Dari H.R. Hoffmann, Kalacakra StudiesI, dalam Central Asiatic Journal, Vol. 13, 1969, hal.52-73; Vol.15, 1972, hal.298-301. 19. Yang pertama dan terbaik dari keempat masa (iyuga). 20. Dikutip dalam terjemahan dari A. Hohenberger, Das Bhavisyapurana, dalam Munchener Indologische Studien 5, Wiesbaden, 1967; hal.17f. 21. Bahasa Arab untuk ‘Yesus yang dipuja’.
358
Appendix
22. Tarikh-i-Kashmir; hal.69. 23. Sumber: Kans-ul-Ammal, Vol.II, hal.34. 24. Ikmal-ud-Din, hal.327; bandingkan dengan Matius 13:1-23; Markus 4:1-20; Lukas 8:4-15. 25. Dikutip dari D. W. Lang, The Wisdom of Balabar, New York, 1957, hal.37. 26. D i tahun-tahun belakangan ini makam tersebut telah direnovasi dan diubah beberapa kali. Ini mungkin telah membawa kepada perubahan juga terhadap struktur disekitarnya, tetapi karena Kashmir telah keluar batas sejak tahun 1989 (karena terus berlangsungnya kekacauan dan kegiatan gerilya), tidak ada informasi yang bisa dipercaya tentang keadaan makam itu sekarang. Sebagian terali dijual kepada pengunjung pada tahun 1989, dan sekarang menjadi milik saya. 27. M enurut Aziz Kashmiri, redaktur Jurnal Roshni yang terbit di Srinagar, bekas jejak kaki ditemukan pada tahun 1958 oleh Mrs. Ketkar, anak perempuan dari ajudan Raja Kitchener. 28. Dikutip dari M. Yasin, Nysteries of Kashmir, Srinagar, 1972.
359
YESUS DI INDIA
BIBLIOGRAPHY
Abbot. S., The Fourfold Gospels. Cambridge 1917. Abdul Hag Vidyarthi. M., Rohi Islam, Lahore 1966. AbdulQadir bin Qazi-ul Qazzat Wasil Ali Khan, Hashmat-i-Kashmil; MS. No. 42. Asiatic Society of Bengal, Calcutta. Ackermann, H., Entstellung und Klärung der Botschaft Jesu. Gottingen 1961. Albright, W.F., The Archeology of Palestine, London 1951. Allegro, J.M., The Dead Sea Scrolls fwd the Christian Myth, Newton Abbey 1979. ______, The Treasure ofthe Copper Scroll. The opening and decipherment of the most mysterious of the Dead Sea Scrolls. A unique invemory of buried creasure, London 1960. Allen, Bernard M., The Story behind the Gospels, Methuen, London 1919. nderson, A. W., Plants of the Bible, New York 1957. Ansaulr. Abate, La Croix avant Jesus-Christ, Paris 1894. I Anselme, P., Histoire de la Maison royale de . Paris 1730. Aron. R., Jesus of Nazareth: The Hidden Years. (tr.) 1962. Assemani. J. S., Eibliotheca Orientalis Clementino-Vaticana, Rome 1719. Augstein, Ro, Jesus Memchensohn, Hamburg 1974. Augustine, De moribis ecclesiae catholicae, I, 34. Migne, PL 32. At-abri, Imam Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ibn-i-Jarir-at-Tabri, Cairo. Bagatti, B. and Testa, E., Il Golgota e la Croce, Jerusalem 1978. Baigent, M. and Leigh, R.. The Private Jesus. Barber, M., ‘The Templars and the Turin Shroud’, Shroud Spectrum International, 1983. Barbet, P., Die ion Jesu Christi in der Sieht des Chirurgen, Karlsruhe 1953. Bardtke, H., Die Handschriftenfimde am Totell Meer, 360
______, Die Handschchriftenfunde am Toten Meer: Die Sekte von Qumran, Berlin 1958. ______,Die Ha ndschriftenfunde in der Wϋste Juda, Berlin 1962. Barth. F. Die Hauptprob!eme des Lebens Jesus, Gütersloh 1918. Barth, M., Israel und die Kirche im Brief an die Epheser (Theologische Existenz heute, N.F, No. 75), Munich 1959. ______, Jesus, Paulus und die Juden, Zurich 1967. Barthel, M., Was wirklich in der Bibel steht, Dusseldorf 1980. Barrscht, G., Von den drei Betrϋgern. Berlin 1960. Basharar, Ahmad, The Birth ofjesus, Lahore 1929. Bauer, F. C., Kritische Untersuchungen ϋber die Kanonischen Evangelien, Tübingen 1847. Bauer.M., Anfϋnge der Christenheit. Von Jesus Von Nazareth zur frϋhchristlichen Kirchr, Berlin 3rd edition 1960. Bauer, W., Rechtgläubigkeit und Ketzerei im ältesten Christentum. Beitrage zur Historischen Theologie 10, 1934. Baus, K., Von der Urgemeimle zur frϋhchristlichen Grosskirche, Freiburg 3rd edition 1973. Bell, Major A. W., Tribes ofAfghanistan, London 1897. Bellew: H. W., The New Afghan Q;uestion, or Are the Afghans Israelites?, Simla 1880. ______, The Races of Afghanistan, Calcutta n.d. Ben-Chonn, Bruder Jesus, der Nazarener in Jϋdischer Sicht. Munich 1967. Bengalee, Sufi Matiur Rahman, The Tomb of Jesus. Chicago 1946. Bergh von Eysinga, G. A. van den, Indische Eiflϋsse auf evangelische Erzählungen, Gottingen 1904. Berna, K., Jesus ist nicht am Kreuz gestorben. Stuttgart 1957. ______, John Reban’s Facts: Christus wurde lebendig begraben, Zurich 1982. Bernier, F, Travels in the Moghu! Empire. London 1891. Bertelli, C., Storia e vicende dell’lmmagine edessma, Paragon. 217, 1968. Betz, O., Offinbarung und Schrififorschung der Qumran-Texte. Tübingen 1960. Bhavishya Maha-Purana, see Sutta, Pandit. Blank, J., ‘Der Christus des Glaubens und der hisrorische Jesus’. in Der Mann aus Galileäa, ed. E. es ing, Freiburg 1977.
______, Paulus und Jesus.’ Eine theologische Grundlegung, Munich 1968. Blavatsky, H.P., Isis Unveiled, Vols. I & II. ______, Die indische Geheimlehre. Leipzig 1899. Blinzler, J., Das Turiner Grablinnen und die Wissenschaft. Ettal 1952.
............................ .........................
Appendix
SUMBER GAMBAR
Lukisan Gambar Cover: Karl Kaefer, 2005 Pages14, 17,34, 36,37,40,41,54 (top and bottom), 56, 58,66, 24 1, 242, 253, 270, 275: Holger Kersten Pages12, 55, 58, 66, 67,69, 260, 262, 264: Prof. F. M. Hassnain Pages53,54 (bottom), 55, 271 , 272 (top), 273, 274: Eberhard Morck Page 42: Archives of the Museum of Egypt, Cairo Page 4 6: sculpture of Moses by Michelangelo, S. Pietro in Vincoli, Rome Page 8 : drawing by A.D. Thomas, 1947 Page 88: Musee Borely, Marseilles Page 90: Ars Mundi I Page 94: multiform painting by Friedrich Hechelmann from Euch ist heute dtr Heiland geboren, Deutsche Bibelgesellschaft, Stuttgart, 1992 Pages 164,165: Giuseppe Enrie, 1934 Page 172: marble sculpture (third century), Vatican Museums, Rome
363
Appendix
INDEKS NAMA ORANG Aaron, 47 Ababid, Abaner, Abban, Abdullah, Dr FaIooq. Abgar (Ukkama). Abhedananda, Abraham, Affghaun. Aggaj, Akbar. Al-Sa’id-us-sadiq, 269 Alexander the Great. 92, 258 Alexander III Ali. Allbright. Amal. 68 Amasis I, Ammianus Marcellinus. Ammonius Sakkas. Bihishti Zargar Ananda Ananias, Andrew Anorbius Apollonius of Tyana Archelaus, Aristotle Aristoxenos, Arjuna Asclepiades Asheria. Ashoka. Asita
Athanasius Attai. Augustine. Auguslus, Avalokiteshvara, Bacchus Bala. Baldwin Ballestrero. Balthasar, Barabbas Bar Kochba. Barbel Barlaam Baroche Bera Berna Bihishti Zargar Billerbeck, Biruni Blinzler Bolingbroke Bonte Bornkamm Brahma Bruntoo Bryce Buddha Bulst
364
Appendix
INDEKS NAMA TEMPAT
Abarim mountains Mghanistan Agra Agum Aham-Sharif Aish-Muqam Ai tmul Ajan ra Ajas Albordj Alexandria Amariah Amarnath Cave Amdo Amonu Amritsar Anatolia Andrapolis Antioch Anzimar Anzimarah Aror Arya-Issa Athens Asia Minor Austria Auth Watm Awantipur Ayar-i-Maula (Ailmu!) BaaJpeor Babylon
Balkh Balpura Baluchistan Bamiyan Bandipur Beas Beersheba Behar Bellares Berlin Bethany Bethlehem Beth-pear Bethsaida Bijbihara Birsll Bithynia Bokhara Bombay Burh BYlantium Caesarea Cairo Calcutta Camuliana Cana Canaan Capernaum Carrhage Caucasus Chaglamsar 365