Sinusitis 585527

K E PA N I T R A A N K L I N I K I L M U T H T - K L RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I PERIODE 5 NOVEMBER – 7 DESEMBER 2018

JOURNAL READING

ANALISIS HASIL PENANGANAN EPISTAKSIS ANTERIOR DI INSTALASI GAWAT DARURAT Andréa Moreira Veiga de Souza, André de Campos Duprat, Rejane Cardoso Costa, Janaína de Oliveira Pimenta, Fernanda Fonseca de Sá Andrade, Fernanda Ferreira da Silva Journal of Otolaryngology-Head & Neck Surgery 2016

Wara Anung Anindita 030.14.199 Pembimbing: dr. Bima Mandraguna Sp.THT-KL dr. Aditya Arifianto Sp.THT-KL

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG EPISTAKSIS ANTERIOR

- Epistaksis merupakan kasus yang sering dengan jumlah kasus minimal 1 kasus dalam 200 kunjungan IGD di Amerika Utara - Sekitar 60% dari populasi mempunyai setidaknya 1 episode epistaksis dalam seumur hidup dimana 6% diantaranya membutuhkan penanganan medis - Dibutuhkan penanganan yang tepat dan sesuai biaya untuk menangani kasus epistaksis yang sering di IGD sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut

Modalitas yang digunakan di IGD saat ini (katerisasi kimia, tampon anterior dan modalitas lain) mampu menghentikan perdarahan namun belum ada literatur yang menunjukkan evaluasi keberhasilan di IGD

TUJUAN

Mengetahui tatalaksana yang digunakan dalam penanganan epistaksis anterior di IGD Canadian Tertiary Care Center

Mengevaluasi efektivitas tatalaksana yang dilakukan

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian:

Waktu Penelitian:

Cross-Sectional

Januari 2012-Mei 2014

METODE 419 pasien IGD dengan diagnosis ICD-10 R04.0 Data dikumpulkan dari rekam medis

KRITERIA INKLUSI: semua pasien IGD yang mempunyai diagnosis primer epistaxis (ICD-10 R04.0)

KRITERIA EKSKLUSI (n=66) - Epistaksis posterior (n=44) - Meninggal karena alasan selain epistaksis selama kunjungan IGD (n=5) -Kunjungan ke IGD untuk melepaskan tampon dari institusi lain -Penanganan dengan tampon posterior (n=3) -Penanganan dengan 5 atau observasi yang kurang (n=10)

Data dianalisis (n=353)

METODE Sukses: Epistaksis anterior tanpa rekurensi 14 hari setelah penanganan

Gagal: Rekurensi epistaksi anterior ipsilateral 14 hari setelah penanganan Tipe penanganan: modalitas yang digunakan hingga pasien berhasil dipulangkan dari IGD

Tindak lanjut: pasien dengan perjanjian untuk dilakukan pemeriksaan ulang di IGD (pelepasan tampon/pengecekan epistaksis lanjutan)

Kalkulasi: SAS versi 9.3) Hubungan antar variabel: chi-square/fisher's exact tests

HASIL

Tabel 1. Demografi Pasien Karakteristik

Nilai

Rata-rata usia y(rentang)

70 (14-97)

Jenis kelamin no. (%)

Laki-laki

180 (51)

Perempuan

173 (49)

Komorbiditas N (%) Hipertensi

198 (56)

Diabetes

67 (19)

CAD

97 (28)

Atrial fibrilasi

94 (27)

Telengaksia hemoragik herediter

3 (1)

Kelainan darah lainnya

12 (3)

Penggunaan obat AC/AP

217 (62)

Tabel 2. Hasil penanganan terhadap tatalaksana epistaksis anterior Penanganan

N (%)

Kegagalan N (%)

Perak nitrat

122 (35)

24 (20)

Merocel

92 (26)

24 (26)

Tanpa penanganan

54 (15)

11 (20)

Packing lain

45 (13)

19 (42)

Lainnya

23 (6)

3 (13)

Klip hidung

17 (5)

10 (59)

HASIL

Komorbiditas: Hipertensi, diabetes, coronary artery disease, fibrilasi atrial p>0.05

Perak nitrat: packing petroleum gauze (p=0,0038) Perak nitrat: merocel (p=0,27)

73% pasien dengan tindak lanjut berhubungana dengan penggunaan antikoagulan/antiplatelet (p=0.0119)

DISKUSI

Tabel 3. Tipe antikoagulan (AC)/ antiplatelet (AP) yang digunakan pada pasien Medikasi

N (%)

Semua jenis AC/AP

217 (62)

ASA

122 (34)

Coumadin

78 (23)

Rivaroxaban

14 (4)

Dabigatran

4 (1)

Apixaban

4 (1)

Clopidogrel

33 (9)

Ticaglecor

2 (1)

Antikoagulan lain

7 (2)

Tabel 4. Hasil penanganan sukses dan gagal berdasarkan profil antikoagulan/antiplatelet yang dipakai

Antikoagulanlantiplatel N et

Kegagalan N (%)

Tanpa AC/AP

136

25 (18)

Semua AC/AP

217

66 (30)

Hanya ASA

85

28 (33)

Regimen lain

132

38 (29)

KESIMPULAN Katerisasi dengan perak nitrat efektif dalam menangani epistasis anterior tanpa diperlukan tindak lanjut lainnya

TERIMA KASIH