PEMAHAMAN DASAR HIPNOSIS DAN HIPNOTERAPI Penyaji : Tatih Meilani, dr Pembimbing :Yustiani Dikot, dr., SpS(K)
Pendahuluan Apakah HIPNOSIS = TIDUR? FAKTA: Hipnosis lebih mendekati suatu proses kompleks yang memerlukan atensi yang reseptif dan terfokus Klinisi enggan hipnosis =kehilangan kontrol mempelajari dan terhadap perilaku normalnya??? menggunakan hipnosis dalam praktek klinis
Tinjauan Pustaka Definisi :
aktivitas normal dari pikiran yang mana ATENSI lebih terfokus, penilaian kritis sebagian tertahan dan kewaspadaan akan sekeliling berkurang
prosedur di mana tenaga kesehatan profesional memberikan SUGESTI kepada pasien atau subyek tentang perubahan dalam sensasi, persepsi, pikiran atau perilaku
Sejarah
Sejarah
Perang Dunia I & II
British Medical Society merekomendasikan pengajaran tentang hipnosis di fakultas kedokteran pada tahun 1955.
American Medical Association dan American Psychiatric Association menyatakan keamanan dan efektifitas hipnosis pada tahun 1958.
Teori
Neodisosiasi dari Hipnosis E.R.Hilgard (1977)
Neurobiologi Hipnosis
Neurobiologi hipnosis
Hipnotisabilitas
Diperlukan 3 komponen penting, yaitu absorpsi, disosiasi dan sugestibilitas guna memperoleh pengalaman terhipnotis.
Disosiasi : pemisahan elemen-elemen kesadaran akan identitas, persepsi, memori,ataupun respon motorik
Absorpsi:kemampuan untuk mengurangi kewaspadaan akan sekeliling sehingga meningkatkan atensi fokal
Sugestibilitas : kecenderungan dari pasien yang terhipnotis untuk menerima sinyal dan informasi relatif tanpa tahanan dari penilaian kritis.
Perubahan yang Dialami Selama Hipnosis Tanda-tanda Psikologis Ekspektansi
Atensi selektif Disosiasi Adanya pengamat tersembunyi (hidden observer) Adanya logika trans (“trance logic”) Interpretasi yang ideosinkratik Adanya logika trans (“trance logic”) Fleksibilitas Kognitif dan Perseptual
Perubahan yang Dialami Selama Hipnosis Tanda-tanda Fisik Relaksasi otot-otot Kedutan Otot Lakrimasi Mata menutup dengan kelopak mata bergetar Perubahan kecepatan bernapas Perubahan dalam kecepatan nadi
Rahang menjadi rileks Katalepsi Pergeseran sensori
Indikasi Hipnosis
nyeri
kebiasaan merokok
gangguan cemas & depresi
gangguan fisik yang berkaitan dengan stres
kondisi medis (misal hipertensi)
kondisi dermatologis
Asma
obesitas dan gangguan makan
Kontraindikasi Hipnosis pasien obsesif-kompulsif memiliki hipnotisabilitas yang kurang pasien yang rentan terhadap dekompensasi psikotik mereka yang memiliki resistensi dengan level paranoid pasien dengan disosiatif atau paska trauma yang tidak stabil
Pasien dengan kepribadian ambang
TAHAPAN HIPNOSIS
1. Persiapan pasien untuk hipnosis 2. Induksi Hipnotik 3. Pendalaman hipnosis (deepening) 4. Penggunaan terapeutik dari hipnosis 5. Penguatan ego 6. Sugesti Post-hipnotik 7. Latihan self-hipnosis 8. Terminasi
Tahap 1.Persiapan pasien untuk hipnosis Pengumpumenilai lan informasi membangun sugestibilitas (asesmen rapport hipnotik klinis)
Mengklarimenyediakan fikasi informasi miskonsepsi yang tentang memfasilitasi hipnosis
mengatur seting hipnoterapi
Miskonsepsi tentang Hipnosis Hipnosis adalah sesuatu hal yang bagus
Berada dalam kondisi terhipnotis bisa berbahaya
Hipnosis berpengaruh karena kekuatan juru hipnotis
Seseorang dapat tergantung pada juru hipnotis
Hanya orang-orang tertentu yang dapat dihipnotis
Seseorang bisa terjebak dalam hipnosis
Siapapun yang dihipnotis berarti lemah mental
Seseorang dalam hipnosis adalah tertidur atau tidak sadar
Sekali seseorang pernah dihipnotis maka ia tidak bisa lagi menolaknya
Hipnosis merupakan terapi
Seseorang dapat dihipnotis untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya
Seseorang harus rileks untuk mengalami hipnosis Hipnosis membuat seseorang dapat mengingat kembali segala sesuatu yang terjadi dengan akurat
Tahap 2.Induksi Hipnosis
Teknik fiksasi Mata Teknik Pengangkatan tangan & lengan Relaksasi dengan hitung mundur
Tahap 3.Pendalaman hipnosis (deepening)
teknik menghitung teknik bergerak turun (downward movement technique)
Tahap 4.Penggunaan terapeutik dari hipnosis Terdapat beberapa teknik hipnotik yang secara konseptual dibedakan dari hipnosis formal, di antaranya adalah terapi sugestif, imagery training, reframing dan teknik visualisasi.
Tahap 5. Penguatan ego
Sugesti untuk penguatan ego terdiri dari sugesti yang sifatnya if dan bertujuan meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan koping, citra diri yang positif dan keterampilan interpersonal
Tahap 6. Sugesti Post-hipnotik Sugesti post-hipnotik diberikan untuk melawan problem perilaku, emosi negatif, kognisi yang sifatnya disfungsional dan afirmasi diri yang negatif
Tahap 7. Latihan self-hipnosis pasien diberikan rekaman audio self-hypnosis yang didesain untuk menciptakan kerangka pikir yang positif, memberikan sugesti penguatan ego dan sugesti post-hipnotik.
Tahap 8. Terminasi Cara yang paling populer untuk mengakhiri hipnosis adalah dengan menghitung 1 hingga 5 atau 5 hingga 1. Hal yang penting di sini adalah bahwa pasien diberikan instruksi bahwa dalam beberapa saat ia akan bangun dan membuka mata dengan perasaan segar dan penuh semangat.
Kesimpulan Hipnosis : aktivitas normal dari pikiran yang mana atensi lebih
terfokus, penilaian kritis sebagian tertahan dan kewaspadaan akan sekeliling berkurang. Atensi di otak berkaitan dengan aktivasi area korteks cingulata anterior dan korteks frontal. Proses hipnosis mengikutsertakan sifat hipnotisabilitas dan mengubahnya menjadi kondisi terhipnotis. Hipnosis telah terbukti memiliki kegunaan khusus dalam penanganan nyeri, kebiasaan merokok, gangguan cemas, depresi, gangguan fisik yang berkaitan dengan stres, kondisi medis (misal hipertensi), kondisi dermatologis, asma, obesitas dan gangguan makan. Hipnoterapi dapat dibagi menjadi 8 tahapan.