A. Topik
: Posyandu Lansia
Sub topik : pembentukan kader posyandu lansia B. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mendapatkan pelatihan diharapkan kader kesehatan lansia di dusun Karangsari dapat memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk menjalankan posyandu lansia. 2. Tujuan Khusus Setelah mendapatkan pelatihan selama 60 menit diharapkan kader kesehatan posyandu lansia di Dusun Karangsari dapat : a.
Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
b.
Melakukan pengukuran status gizi (IMT)
c.
Melakukan pengisian KMS dan buku
d.
Memahami konsep posyandu lansia dan kader posyandu lansia
e.
Memahami proses menua
f.
Memahami gizi pada lansia.
C. Sasaran Warga Dusun Karangsari yang potensial untuk menjadi kader. D. Metoda Ceramah, diskusi dan demonstrasi. E. Media Pembelajaran Rangkuman materi, alat peraga (tensimeter, metline, KMS, buku , timbangan), LCD dan proyektor.
F. Kegiatan No 1.
Kegiatan
Respon Kader
Pendahuluan 1. 2.
Mengucapkan salam Menjelaskan tujuan
Waktu 5 Menit
Membalas salam Mendengarkan dan mencatat Menjawab
3. 2.
Penyampaian materi 1.
3.
4.
Apersepsi
2.
Konsep posyandu lansia dan kader posyandu Konsep proses menua
3.
Gizi pada lansia
Demonstrasi 1. 2. 3.
Pengukuran tanda-tanda vital Pengukuran status gizi (IMT) Cara pengisian KMS
4.
Sistem Pelaporan
30 Menit Mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat Mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat
Memperhatikan
Penutup
20 Menit
25 Menit
1. 2.
Diskusi Kesimpulan
3.
Salam
Mengajukan pertanyaan Menyimak Membalas salam
G. Waktu Pelaksanaan Kamis, 28 April 2016 pukul 10.00 WIB – selesai. H. Materi 1.
Konsep lansia Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008:32).
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia (Maryam dkk, 2008:32). 2.
Proses Menua Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus (masa baru lahir), toodler (1-3 tahun), pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).
3.
Gizi pada lansia a
Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari: zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b
Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
c
Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
d
Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.
e
Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Makanan yang mudah dicerna Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak atau lembek atau dicincang.
Makan dalam porsi kecil tetapi sering. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan f
Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
g
Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
h
Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
4.
Konsep Posyandu lansia Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
5.
Konsep kader posyandu lansia Tugas kader dalam posyandu lanjut usia antara lain: Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan posyandu. Memobilisasi lansia pada hari pelayanan posyandu. Melakukan pendaftaran lansia. Membantu petugas dalam melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan lainnya. Melakukan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah dikuasai oleh kader.
6.
Tugas 5 meja a. Pencatatan data demografi dan data kesehatan lansia (meja 1) Lansia menuju meja 1 untuk dilakukan pencatatan Registrasi dilakukan oleh kader difasilitasi mahasiswa. Bagian dari registrasi antara lain:
1) Nomor urut 2) Nomor 3) Nama lansia 4) Jenis kelamin lansia 5) Umur lansia 6) Alamat lansia Lansia diberikan kartu status kesehatan yang sudah berisi identitas lansia Lansia menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan b. Pemeriksaan status kesehatan dan indeks masa tubuh lansia (Meja 2) Lansia dengan membawa kartu status kesehatan menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan oleh mahasiswa dibantu kadek kesehatan anggota Pokjakes. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: 1) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, sekaligus ditentukan IMT lansia 2) Pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan suhu 3) Pemeriksaan fisik yang lain, misalnya gigi, mulut, paru, jantung, dll. 4) Anamnesa keluhan kesehatan lansia Semua hasil pemeriksaan ditulis ke dalam kartu status kesehatan lansia di ikuti pembubuhan tanda tangan pemeriksa. Dilakukan pengisian KMS oleh petugas. Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan penilaian kemandiriannya dengan tetap membawa kartu status kesehatan dan KMS. c. Penilaian indeks kemandirian lansia (meja 3) Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan penilaian tingkat kemandiriannya oleh mahasiswa. Dilakukan pencatatan tingkat kemandirian di kartu status kesehatan lansia. Diinformasikan kepada lansia akan ketidakmandiriannya di bidang tertentu untuk selanjutnya diberikan HE untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Lansia menuju meja ke 4 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan sambil tetap membawa kartu status kesehatan dan KMSnya.. d. Penyuluhan dan pemberian makanan tambahan lansia (meja 4)
Lansia menuju meja 4 untuk dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa dan pemberian makanan tambahan oleh kader kesehatan anggota Pokjakes. Penyuluhan atau Health Education yang dilakukan secara individual sesuai dengan permasalahan lansia secara umum, khusus dan merujuk pada ringkat kemandirian lansia. Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pelayanan kesehatan yaitu pengobatan. e. Pelayanan kesehatan (pengobatan) lansia (meja 5) Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pengobatan dengan menunjukkan kartu status kesehatannya kepada dokter atau petugas kesehatan. Dokter atau petugas memberikan obat sesuai dengan keluhan lansia. Kartu status kesehatan lansia disimpan oleh petugas sebagai data simpanan, sedangkan KMS dibawa oleh lansia. 7. Cara pengisian KMS dan buku Bulan
: sudah jelas
Tahun
: sudah jelas
Nama kelompok
: sudah jelas
Desa/kelurahan
: sudah jelas
Kecamatan
: sudah jelas
a. No. Urut
: no urut kunjungan
b. No. KMS
: sudah jelas
c. Nama
: sudah jelas
d. L/P
: sudah jelas
e. Umur
: sudah jelas
f. Alamat
: sudah jelas
g. Kemadirian
: yang dimaksud dengan hidup sehari-hari adalah s/d 11
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti: makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air, besar atau kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah, seperti: berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan lain-lain. I.
Metoda Evaluasi
Diskusi kelompok dengan pertanyaan. J.
Alat Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Peserta hadir ditempat penyuluhan b. Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif c. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilaksanakan di rumah salah satu kader (Bapak Adnan, RT 02 RW I) 2. Evaluasi Proses a. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta b. Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil a. Peserta mengetahui tentang mekanisme posyandu lansia b. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan tentang mekanisme posyandu lansia.
K. Daftar Pustaka L. Lampiran Materi (Leaflet)