Macam-Macam Metode Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.
Macam-Macam Metode pembelajaran : 1. Metode Ceramah Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. 2. Metode Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Baca juga : Pengertian Model Pembelajaran Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Kelebihan Metode Demonstrasi : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan metode Demonstrasi : a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Macam-Macam Metode pembelajaran 4. Metode Ceramah Plus Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (DL)
diskusi
dan
tugas
5. Metode Resitasi Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Baca juga : Contoh Pidato Singkat : Langkah Menyusun Teks Pidato Kelebihan Metode Resitasi adalah : a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 6. Metode Eksperimental Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. 7. Metode Study Tour (Karya wisata) Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik. 8. Metode Latihan Keterampilan Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut Baca juga : Metode Permainan dalam Pembelajaran 10. Peer Theaching Method Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method) Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya. 12. Project Method Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13. Taileren Method Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya 14. Metode Global (ganze method) Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
Demikian macam-macam metode pembelajaran Semoga dapat menjadi bahan acuan dalam menerapakan metode pembelajaran untuk peserta didik. Buku acuan : Simamora, Roymond H. (2009). BUKU AJAR PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Jakarta : EGC
Read more: METODE PEMBELAJARAN >> Macam-Macam Metode Pembelajaran
PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN DAN JENISNYA Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Thursday, January 8, 2015
Pengertian Metode Pembelajaran Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baikbaik untuk mencapai suatu maksud. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. ‘Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Menurut Ahmadi (1997: 52) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang caracara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Adapun yang dimaksud pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) dalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. Macam-macam Metode Pembelajaran Metode pembelajaran banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana(dalam buku Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, 1989:78 – 86), terdapat bermacammacam metode dalam pembelajaran, yaitu Metode ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Resitasi, Metode Kerja Kelompok, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem solving, Metode sistem regu (team teaching), Metode latihan (drill), Metode karyawisata (Field-trip), Metode survai masyarakat, dan Metode simulasi. Untuk lebih jelasnya, penulis uraikan beberapa jenis metode pembelajaran sebagai berikut: Metode ceramah Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Menurut Ibrahim, (2003: 106) metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan
Metode Pembelajaran Ceramah
Metode ini seringkali digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran apabila menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak, namun perlu diperhatikan juga bahwa metode ini akan berhasil baik apabila didukung oleh metode-metode yang lain, misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain. Guru harus benar-benar siap dalam hal ini, karena jika disampaikan hanya ceramah saja dari awal pelajaran sampai selesai, siswa akan bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran, bahkan bisa-bisa siswa tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh gurunya. a. Kelebihan metode ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas. 2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas. 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. b. Kelemahan metode ceramah 1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). 2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih biasa menerima. 3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama. 4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik padaceramahnya.
Metode tanya jawab Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat ywo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.
Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat juga diartikan sebagai metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. a. Kelebihan metode tanya jawab 1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. 2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. 3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. b. Kelemahan metode tanya jawab 1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang. 2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa. 3) Sering membuang banyak waktu. 4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa. Metode diskusi Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.
Metode Pembelajaran Diskusi
Dengan demikian, Metode Diskusi adalah metode pembelajaran berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut orang beradu argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama. a. Kelebihan metode diskusi 1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah. 2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain. 3) Memperluas wawasan. 4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. b. Kelemahan metode diskusi 1) Membutuhkan waktu yang panjang. 2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar. 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas. 4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
Metode demonstrasi Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Metode Pembelajaran Demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Menghindari verbalisme. 2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 3) Proses pengajaran lebih menarik. 4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. b. Kelemahan metode demonstrasi 1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus. 2) Kurangnya fasilitas. 3) Membutuhkan waktu yang lama. Metode Eksperimen Metode Eksperimen, metode ini bukan sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan satu metode berfikir, sebab dalam Eksperimen dapat menggunakan metode lainnya dimulai dari menarik data sampai menarik kesimpulan.
Metode Pembelajaran Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2002: 95). Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. a. Kelebihan metode eksperimen 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan. 2) Membina siswa membuat terobosan baru.
3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk manusia.
kemakmuran umat
b. Kelemahan metode eksperimen 1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi. 2) Kesulitan dalam fasilitas. 3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan. 4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. Metode latihan (drill) Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. a. Kelebihan metode latihan 1) Untuk memperoleh kecakapan motoris. 2) Untuk memperoleh kecakapan mental 3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat. 4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. 5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi. 6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.
Metode Pembelajaran Drill atau latihana
b. Kelemahan metode latihan. 1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa. 2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. 3) Monoton, mudah membosankan. 4) Membentuk kebiasaan yang kaku. 5) Dapat menimbulkan verbalisme.
Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. a. Kelebihan metode resitasi 1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual maupun kelompok. 2) Dapat mengembangkan kemandirian. 3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 4) Mengembangkan kreatifitas siswa. b. Kelemahan metode resitasi 1) Sulit dikontrol. 2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu. 3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu. 4) Menimbulkan kebosanan. Metode Karyawisata Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti kunjungan di luar kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
Metode Pembelajaran Karyawisata
Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan. a. Kelebihan metode karyawisata 1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata. 2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat. 3) Merangsang kreatifitas siswa. 4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
b. Kelemahan metode karyawisata 1) Kurangnya fasilitas. 2) Perlu perencanaan yang matang. 3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu. 4) Mengabaikan unsur studi. 5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak. Metode Sistem Regu (Team Teaching) Metode sistem regu (team teaching), merupakan metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan. Metode Sosiodrama Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orangorang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas. (Ibrahim, 2003: 107).
Metode Pembelajaran Sosiodrama
a. Kelebihan metode sosiodrama 1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif. 3) Memupuk bakat. 4) Menumbuhkan dan membina kerjasama. 5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab. 6) Membina tata bahasa siswa. b. Kelemahan metode sosiodrama 1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama. 2) Banyak memakan waktu.
3) Memerlukan tempat yang luas. 4) Mengganggu kelas lain karena gaduh. Metode Simulasi Metode simulasi, simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulasition artinya tiruan atau perbuatan yang purapura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksud sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolaholah dalam keadaan yang sebenarnya.
Metode Pembelajaran Simulasi
1. 2. 3. 4. 5.
a.Kelebihan Metode Simulasi Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya adalah : Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. Simulasi dapat mengembangkan krwativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b. Kelemahan Metode Simulasi Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya: 1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. 2. Pengelolaan yang kurang baik. sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempenggaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran Dalam melaksanakan suatu pembelajaran harus diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran. Perencanaan memiliki fungsi penting agar pembelajaran menjadi lebih terarah. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, banyak aspek yang harus dipertimbangkan oleh guru. Oleh karenanya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meraih tujuan yang diharapkan, maka dalam menyusun learning design perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari caracara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran, antara lain: a. Siswa atau peserta didik Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacammacam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai Setiap pelaksanaan pembelajaran tentu memiliki tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penyelenggaraan pembelajaran bertujuan agar pesera didik sebagai warga belajar akan memperoleh pengalaman belajar dan menunjukkan perubahan perilaku, dimana perubahan tersebut bersifat positif dan bertahan lama. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang tidak hanya akan menambah pengetahuan peserta didik tetapi juga berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang peserta didik terhadap realitas kehidupan. Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. c. Faktor materi pembelajaran Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbedabeda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran. d. Situasi belajar mengajar Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. e. Fasilitas belajar mengajar Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap, ketersediaan fasilitas belajar bukan lagi suatu kendala. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki fasilitas pembelajaran dengan standar yang diharapkan. Keadaan tersebut hendaknya tidak menjadi suatu hambatan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang tetap mampu menjangkau tujuan pembelajaran. Dalam kondisi tertentu, guruguru yang memiliki semangat dan komitmen yang kuat tetap mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. f. Faktor alokasi waktu pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup disusun secara sistematis. Dalam kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi – elaborasi – konfirmasi, mengambil bagian waktu dengan porsi terbesar dibandingkan dengan kegiatan pembuka dan penutup. g. Guru. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepatmemilihnya namun dalam pelaksanaannya menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu : 1. Sifat (karakter) guru. 2. Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak. 3. Fasilitas sekolah yang tersedia. 4. Tingkat Kemampuan Guru. 5. Sifat dan tujuan materi pelajaran. 6. Waktu pembelajaran. 7. Suasana kelas. 8. Konteks domain tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Slameto (2003: 98) kriteria pemilihan metode pembelajaran adalah: a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar. b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah. c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa
d.
e. f. g.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran yang optimal. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif cukup banyak. Ahmadi (1997: 53) mengemukakan syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah: Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap- sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode. Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif.
Untuk menghindari kejenuhan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Bahkan metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri. Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang telah disampaikan. Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya. Jika Anda ingin mempelajari lebih mendalam tiap-tiap metode tersebut, Silahkan klik link di bawah ini! Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan atau Resitasi Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan atau Driil Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Tugas Kelompok Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran Pengertian/Hakeket, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan Metode Demontrasi
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Klik Disini)
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Saturday, December 13, 2014
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode pembelajaran. Dalam kenyataan, cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan. Metode pemecahan masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. Sebagai metode pembelajaran, metode pemecahan masalah sangat baik bagi
pembinaan sikap ilmiah pada siswa. Dengan metode ini, para siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja ilmiah.
1. Pengertian Metode Pemecahan Masalah Metode pemecahan (Problem Solving) masalah menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Metode pemecahan masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen method, reflective thinking method, atau scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146). Dengan demikian, metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
Gambaran Langkah-Langkah Metode Pemecahan Masalah atau Metode Problem Solving
a. b. c. d. e. f.
2. Langkah-langkah Metode Pemecahan Masalah Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pemecahan masalah (problem solving) dapat disarikan sebagai berikut: Adanya masalah yang dipandang penting; Merumuskan masalah; Analisa hipotesa; Mengumpulkan data; Analisa data; Mengambil kesimpulan
g. Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan h. Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23). Dengan cara tersebut diharapkan anak-anak didik untuk berpikir dan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah. Metode ini lebih tepat digunakan di kelas tinggi.
Sedangkan menurut Nahrowi Adjie dan Maulana (2006 : 46-51) langkah-langkah penyelesaian masalah antara lain adalah; (1) memahami soal, (2) memilih pendekatan atau strategi, (3) menyelesaikan model, dan (4) menafsirkan solusi. Pada prinsipnya kedua langkah penyelesaian masalah di atas adalah sama, hanya saja pendapat yang kedua lebih singkat dan padat. Berkaitan dengan masalah penelitian ini penulis lebih cenderung menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika yang dikemukakan oleh Nahrowi Adjie dan Maulana, karena lebih sederhana dan mudah dipahami.
Penerapan Metode Pemecahan Masalah atau Metode Problem Solving melalui Diskusi
3. Kelebihan Metode Problem Solving Kelebihan Menggunakan Metode Pemecahan Masalah atau Metode Problem Solving 1. Dengan Metode Pemecahan Masalah atauMetode Problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
2. Dalam situasi Metode Pemecahan Masalah atauMetode Problem Solving, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. 3. Metode Pemecahan Masalah atauMetode Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Contoh Penerapan Metode Pemecahan Masalah atau Metode Problem Solving Metode Pemecahan Masalah ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi
pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut : 1. peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya; 2. peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut studentcentered; 3. peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.
Pengertian, Jenis dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran >
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN A. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar dalam setting kelas atau lainnya. Menurut Agus Suprijono (2010:46) Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. B. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah: 1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu : Role Playing Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benada mati.
Problem Based Intruction (PBI) Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Mind Mapping (Peta pikiran) Mind mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan, cara mudah untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak (Buzan, 2007: 4). Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. Sugiarto (2004: 75) menyatakan bahwa, “mind mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, mengga- bungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Change of pairs (Tukar pasangan) Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya. Group Investigation Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahanbahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Group to arround (keliling kelompok) Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi. Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Sedangkan menurut Kisworo metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masingmasing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Numbered Heads Together Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu
untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Team Game Tournament (TGT) Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswasiswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Jigsaw Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian
materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203). 2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39). Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya seperti berikut ini : Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru. Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas. Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah penjelasan terstruktur. Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik melakukan kegiatan praktek. Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik. 2 Model Pembelajaran Terpadu Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : The connected model (model terhubung) The webbed model (model jaring laba-laba) The integrated model ( model integrasi) The nested model (model tersarang) The fragmented model ( model fragmen) The sequenced model ( model terurut) The shared model ( model terbagi) The threaded model (model pasang benang) The immersed model (model terbenam) The networked model (model jaringan) 2 Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri. 3 Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping. Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan. 4 Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Model Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang di desain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh Guru. 2 Langkah-Langkah Penerapan Model-Model Pembelajaran 1 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) o Langkah-Langkah 1. Menyampaikan tujuan (Akademik dan sosial) dan memotivasi siswa serta aturan main 2. Menyajikan informasi: demonstrasi 3. Organisasikan siswa dalam kelompok kooperatif 4. Bimbing melakukan kegiatan/berkooperatif 5. Kuis/evaluasi 6. Penghargaan Langkah-Langkah dari berbagai Tipe model Pembelajaran Kooperatif a. Role Playing o Langkah-Langkah 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari atau beberapa hari sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) guna mempersiapkan peran yang terdapat dalam skenario tersebut. 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau sesuai dengan kebutuhan. 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam materi tersebut. 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan sebelumnya. 6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masingmasing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas skenario tersebut. Misalnya menilai peran yang dilakonkan, mencari kelemahan dan kelebihan dari peran tersebut atau pun alur/ jalan ceritanya. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya. 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh kegiatan. 10. Evaluasi/ refleksi. 11. Penutup b. Problem Based Intruction (PBI) o Langkah-Langkah 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan prosesproses yang mereka gunakan b. Mind Mapping (Peta pikiran) o Langkah-Langkah
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru 6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru b. Change of pairs (Tukar pasangan) o Langkah-Langkah 1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya). 2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain. 4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka. 5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. 6. Kesimpulan. 7. Penutup. b. Group Investigation o Langkah-Langkah 1. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan) 2. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaiman mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya) 3. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi) 4. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, , dan notulis) 5. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan)
6. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman. b. Group to arround (keliling kelompok) Langkah-Langkah 1. Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 siswa 2. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis 3. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati. 2 Snowball Throwing Langkah-Langkah 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama + 15 menit. 6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7. Evaluasi. 8. Penutup. 2 Numbered Heads Together Langkah-Langkah 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 6. Kesimpulan 2 Student Teams Achievement Divisions (STAD) Langkah-Langkah 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan 2 Team Game Tournament (TGT) Langkah-Langkah 1. Penyajian Kelas (Class Presentations) Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru. 2. Belajar dalam Kelompok (Teams) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin, etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan. 3. Permainan (Games) Game atau permainan terdiri dari pertanyaanpertanyaan yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaanpertanyaan sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan. 4. Pertandingan atau Lomba (Tournament) Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya. 5. Penghargaan Kelompok (Team Recognition) Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat. 2 Jigsaw Langkah-Langkah 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi 8. Penutup 2 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) o Langkah-Langkah 1. Menyampaikan orientasi pelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa.Jadi pada tahap ini para pengajar menyampaikan beberapa hal yang harus dipelajari dan juga kinerja peserta didik yang diharapkan. 2. Melakukan review pengetahuan serta keterampilan prasyarat. Di sini guru akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai siswa. 3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam tahap ini pengajar akan menyampaikan materi dan informasi serta memberikan berbagai contoh dan sebagainya. 4. Melaksanakan bimbingan. Jadi bimbingan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan konsep yang ada. 5. Memberi kesempatan untuk siswa agar terus berlatih. Di sini guru memberi kesempatan untuk siswa agar terus melatih keterampilannya maupun menggunakan informasi yang baru secara kelompok atau individu. 6. Menilai kinerja masing-masing siswa dan memberinya umpan balik. Dalam tahap ini seorang guru akan memberikan review terhadap segala hal yang sudah dilakukan siswa, kemudian guru akan memberi umpan balik atas respon siswa dengan benar. 7. Memberikan latihan mandiri. Jadi guru juga bisa memberikan tugas secara mandiri untuk para siswa guna meningkatkan pemahaman atas materi yang telah disampaikan. 2. Model Pembelajaran Terpadu o Langkah-Langkah 1. Menentukan sebuah tema yang sesuai 2. Libatkan semua siswa di kelas agar mendiskusikan kemungkinan tema yang akan diangkat dalam pembelajaran
3. Menentukan fokus pembelajaran 4. Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran 5. Mengembangkan strategi-strategi untuk menggunakan sumber daya yang tersedia. 6. Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius. 7. Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan dipelajari 8. Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran personal (afektif) 9. Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif. 10. Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi 11. Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan 12. Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar mereka 13. Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab untuk evaluasi mandiri. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) o Langkah-Langkah 1. Orientasi siswa kepada masalah otentik 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan individual/kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) o Langkah-Langkah 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen. 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok. 5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. 6. Penutup 2. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) o Langkah-Langkah 1. Review Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah meninjau ulang pelajaran lalu terutama yang berkaitan dengan materi
2.
3.
4.
5.
yang akan dipelajari pada pembelajaran tersebut, membahas soal pada PR yang dianggap sulit oleh siswa serta membangkitkan motivasi siswa. Pengembangan Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan berupa penyajian ide baru dan perluasan, diskusi, serta demonstrasi dengan contoh konkret. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi kelas. Pengembangan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan control latihan untuk menyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi ini. Latihan terkontrol Pada langkah ini siswa berkelompok merespon soal dengan diawasi oleh guru. Pengawasan ini berguna untuk mencegah terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran.Guru harus memasukkan rician khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari. Seat work/kerja mandiri Pada langkah ini siswa secara individu atau kelompok belajar merespon soal untuk latihan atau perluasan konsep yang telah dipelajari pada langkah pengembangan. Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR) PR tidak perlu diberikan kecuali guru yakin siswa akan berlatih menggunakan prosedur yang benar. Tugas PR harus memuat beberapa soal review.
MENGENALKAN BENDA BENDA LANGIT PADA ANAK USIA DINI
MENGENALKAN BENDA BENDA LANGIT PADA ANAK USIA DINI LAPORAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sains Anak Usia Dini Dosen Margaretha Sri Yuliantiningsih, M.Pd.
Oleh : Citrabela Pertiwi
1103246
Hana Hapipah
1103063
Ria Mustika
1106586
PGPAUD 5-B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKA ANAK USIA DINI KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013
A. Pengertian benda langit Anak usia dini merupakan masa dimana anak selalu mencari informasi mengenai apapun yang ingin diketahui. Pada masa ini anak dikenal dengan memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi pada segala hal. Tentunya masa ini harus dioptimalkan dengan baik oleh guru dan orangtua agar anak menjadi pribadi yang cerdas dimasa mendatang. Dalam pembelajaran di taman kanak-kanak, biasanya mengenalkan benda-benda langit merupakan salah satu pokok pembahasan dalam tema alam semesta. Anak-anak perlu mengetahui macam-macam bendabenda langit yang tentunya pengenalannya pun bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Benda langit berupakan sebutan dari seluruh benda yang ada di langit (luar angkasa). Ada berbagai macam benda langit yang harus kita ketahui, diantaranya adalah matahari, planet, bulan, bintang, asteroid, meteroid, satelit, nebula, galaksi, dan komet. Namun tentunya benda-benda langit yang dikenalkan pada anak usia dini tidak sebanyak itu, yang dikenalkan adalah benda langit yang dekat dengan anak ataupun yang sering anak dengar dan lihat, contohnya matahari, bulan, bintang, bumi. Anak juga dapat memahami dan menggali pengetahuannya sendiri mengenai fungsi dari benda-benda langit yang mereka ketahui. Biasanya mereka memahami fungsi benda langit itu dengan sederhana. Contohnya matahari bisa mengeringkan pakaian yang basah, bulan dan bintang bisa menerangi malam, dan biasanya dari benda-benda langit tersebut anak dapat mengetahui kejadian-kejadian alam lainnya. Contohnya dengan adanya matahari anak mengetahui bahwa itu siang, dengan adanya bulan dan bintang anak dapat mengetahui bahwa itu malam, dan lain sebagainya. Ada beberapa macam-macam benda langit yang perlu kita ketahui sebagai pengetahuan, diantaranya sebagai berikut: 1. Matahari
Matahari merupakan salah satu bintang yang berada di tata surya dan menjadi pusatnya. Matahari termasuk bintang karena dapat menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya matahari dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan pada waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari. Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 km (93.026.724 mil). Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama
berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Matahari memiliki diameter 1,391,980 km dengan suhu permukaan 5.500°C dan suhu inti 15 juta °C. Cahaya Matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium. Ada beberapa manfaat matahari bagi kehidupan berkenaan matahari sebagai sumber energi yaitu: a. Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. b. Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan c.
fotosintesis Mahluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu
bara sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara tidak langsung. d. Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau yang akan menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik e. Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada yang tidak. Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi. Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim. f. Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya. Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang sangat besar. Pada dasarnya, matahari merupakan salah satu benda langit yang selalu dikenalkan pada anak karena anak sering melihat matahari serta dapat memanfaatkan beberapa peristiwa yang terjadi akibat dari fungsi matahari itu sendiri. Contohnya seperti anak mengenal matahari untuk mengeringkan sesuatu yang basah, membuat bumi menjadi terang, mengetahui apabila matahari bersinar waktunya adalah siang, dan lain-lain. Tentunya dalam mengenalkan matahari pun harus menggunakan berbagai metode yang menyenangkan pada anak juga menggunakan media yang menarik. 2. Bintang Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Bintang adalah benda langit yang sangat indah yang bisa dilihat pada saat malam hari. Di dalam tata surya kita matahari merupakan salah satu jenis bintang, karena matahari dapat memancarkan cahaya sendiri. Ada dua kategori bintang, yaitu bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain.
Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Pada anak usia dini juga bintang merupakan salah satu benda langit yang biasa dikenalkan, selain bintang selalu terlihat bagi anak, bintang juga merupakan salah satu keindahan malam yang sering anak lewati bersama orangtuanya. Banyak juga nyanyian dan cerita-cerita yang menceritakan tentang ini yang biasanya disampaikan pada anak usia dini. 3. Bulan Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bulan Sebagai satelit bumi bulan melakukan tiga gerakan sekaligus yaitu berotasi pada sumbunya,berevolusi mengelilingi bumi,dan bersama bumi mervolusi mengelilingi matahari. Bentuk bulan jika dilihat dari bumi berubah-ubah karena posisi bulan selama mengelilingi bumi. Pada bulan terdapat gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang dalam. Semua tandus tidak seperti bumi. Di sana sangat kering, tidak ada air. Tidak ada suara. Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, ia menerima cahaya dari matahari. Cahaya yang diterima itu dipantulkan. Anak anak pun menyukai bulan itu karena terang serta bentuknya yang kadang terlihat berbeda-beda. 4. Planet Kata planet berasal dari bahasa yunani yaitu planetai, yang berarti pengembara. Planet merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut yang dinamakan satelit yang beredar mengelilingi planet. Sebelumnya para ahli menetapkan ada sembilan planet dalam tata surya dengan urutan dimulai dari yang terdekat dengan matahari, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto. Namun berdasarkan Sidang Umum International Astronomical Union (IAU) ke-26 tanggal 25 agustus 2006 di Praha Republik Ceko, pluto tidak dijadikan sebagai planet lagi, menyatakan bahwa pluto telah dikeluarkan dari daftar tata surya kita, karena orbit pluto memotong orbit planet neptunus. akibatnya ketika mengelilingi matahari pluto kadang berada lebih dekat dari matahari dibandingkan planet neptunus, sehingga pluto kemudian dikategorikan sebagai planet kerdil. Kini ada delapan Planet di tata surya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet yang dikenalkan pada anak usia dini biasanya hanya planet bumi. Anak mengenal planet bumi sebagai tempat dimana ia tinggal. Pengenalan planet yang lebih luas biasanya akan
dikenalkan secara bertahap dan dikenalkan pada tahap pembelajaran yang lebih tinggi tentunya sesuai dengan perkembangan anak selanjutnya. 5. Satelit Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya Bulan adalah satelit alami Bumi. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Fungsi satelit buatan adalah sebagai komunikasi, memantau cuaca, navigasi luar angkasa dan labolatorium luar angkasa. Indonesia sendiri memiliki satelit buatan yang bernama palapa yang diluncurkan 1 febuari 1996 lalu. 6. Nebula Nebula adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Kata nebula berasal dari bahasa latin yaitu nebulae yang artinya kabut. Nebula terlihat jika gasnya bersinar atau jika awan itu memantulkan cahaya bintang atau menghalangi cahaya dari benda yang lebih jauh. Awalnya nebula adalah nama umum yang diberikan untuk semua obyek astronomi yang membentang, termasuk galaksi di luar Bima Sakti (beberapa contoh dari penggunaan lama masih bertahan; sebagai contoh, Galaksi Andromeda kadang-kadang merujuk pada Nebula Andromeda). 7. Galaksi Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias yang berarti "susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti dalam bahasa inggris disebut milky way. Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil dengan sepuluh juta bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi pada alam semesta teramati. Sebagian besar galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec (atau megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut klaster, untuk kemudian membentuk
himpunan yang lebih besar yang disebut superklaster. Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang hampa di dalam alam semesta. 8. Asteroid Asteroid merupakan sejumlah benda-benda langit kecil semacam planet yang bergerak mengelilingi matahari. Asteroid pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya di sekitar lintasan Mars dan Yupiter. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (ekor) sementara asteroid tidak. Asteroid terbesar bernama Ceres. Ceres bergaris tengah kurang lebih 685 km. 9. Meteoroid Meteoroid adalah benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul. Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antar planet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul. Meteoroid merupakan benda-benda langit kecil yang juga mengelilingi matahari dan jumlahnya sangat banyak. Sering beberapa dari mereka jatuh ke bumi. Meteoroid yang jatuh ke bumi akan bergesekan dengan lapisan udara dan terbakar. Meteoroid yang terbakar di lapisan udara disebut meteor. Cahaya pijarnya sering Nampak sebagai bintang beralih. Batu meteor yang sampai di permukaan bumi disebut meteorit. Meteor banyak mengandung besi dan nikel. 10. Komet Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis. Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut panjang". Istilah lainnya adalah bintang berekor yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang. Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari. Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.
B. Fungsi benda langit Dari beberapa benda langit yang telah dipaparkan, kita dapat mengetahui fungsi dari benda langit itu sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. Selain itu 2.
matahari juga berfungsi sebagai sumber cahaya di seluruh alam semesta. Cahaya matahari dapat digunakan untuk makhluk hidup untuk melakukan kegiatannya.
Contohnya tumbuhan untuk berfotosintesis. 3. Sebagai penerang dalam kegelapan. Apabila malam hari, bulan dan bintang selalu menjadi penerang di langit. Contohnya saja ketika aliran listrik mati dan saat itu bulan bersinar terang, anak pasti menganggap bahwa bulan itu seperti lampu, ia menyinari bumi yang gelap tanpa cahaya matahari 4.
Bintang
sebagai
petunjuk
Arah
dalam hal ini, rasi bintang merupakan salah satu petunjuk arah yang Tuhan ciptakan. Kita tentunya mengenal beberapa rasi bintang, rasi bintang tersebut dapat menunjukkan arah langit. sebagai contoh, langit selatan ditunjukkan oleh rasi bintang pari/crux. Kemudian, orion sebagai penunjuk arah barat, rasi bintang Biduk/Great Bear/Beruang besar yang menunjukkan arah utara, serta rasi bintang scorpio sebagai penunjuk arah timur. 5. Sebagai penghias langit Tuhan tentunya menciptakan sesuatu selalu ada tujuannya. Begitupun benda-benda langit diciptakan oleh Tuhan pasti memiliki fungsinya masing-masing. Salah satu contohnya adalah benda-benda langit tersebut berfungsi sebagai penghias langit yang indah. Kita patut bersyukur memuji Tuhan atas kenikmatan keindahan yang Tuhan ciptakan untuk kita. C. Benda Langit yang Dikenalkan pada Anak Usia Dini Setelah mengenal macam-macam benda langit secara keseluruhan, maka ada beberapa benda langit yang harus dikenalkan pada anak usia dini yaitu: a. Matahari Mengenalkan matahari pada anak tidak harus sampai bahwa matahari itu termasuk bintang karena menghasilkan cahaya sendiri. Pada anak, memperkenalkan matahari mulai terbitnya matahari, hingga tenggelamnya matahari. Pendidik atau orang tua bisa juga menunjukkan gambar atau video tentang munculnya matahari sebagai tanda pergeseran waktu. b. Bulan Mengenalkan bulan pada anak usia dini sama halnya dengan memperkenalkan matahari tidak harus sampai jelas, hanya sebatas matahari itu muncul pada malam hari, menyebutkan bentuk bulan, dan lain sebagainya. c. Bintang
Anak biasanya paling senang ketika anak bisa melihat bintangdi langit, maka pendidik atau orang tua harus mampu mengenalkan bintang dengan baik pada anak mulai bintang itu muncul pada malam hari. d. Awan Awan pasti sering dilihat oleh anak, memperkenalkan awn pada anak bisa mulai dari memperkenlkan warna awan yang berwarna putih ketika cuaca cerah, warna abu-abu atau hitam ketika akan turun hujan. e. Bumi Pendidik atau orang tua mengenalkan bumi dengan menggunkan konsep yang dpat dipahami anak, misalnya bahwa bumi itu seperti rumah yang ditempati oleh mkhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan). Matahari, bulan, bintang, awan, bumi adalah benda-benda langit yang dapat diperkenalkan pada anak, karena kelima benda langit tersebut sering dilihat oleh anak dan tidak perlu menggunakan alat untuk melihat benda terebut. Penjelasan benda langit atau memperkenalkan benda langit pada anak tidak perlu secara terperinci hanya sebatas anak mampu mengenal dan mengetahui benda langit tersebut. Karena, untuk penjelasan benda langit yang terperinci akan dijelaskan ditingkat sekolah yang lebih tinggi lagi, serta mengingat tentang memperkenalkan atau mengajar pada anak harus disesuaikan dengan kemampuan anak, serta fase perkembangannya. Namun, jika anak bertanya lebih jauh mengenai benda langit yang lainnya, wajib bagi pendidik atau orng tua menjawab pertanyaan anak tentunya dengan jawban sederhana. D. Manfaat dari Mengenaalkan Benda-Benda Langit Benda-benda langit yang sering anak lihat dan dekat dengan adalah bulan, bintang, matahari, awan. Dengan modal dasar anak sering melihat benda-benda langit tersebut pendidik maaupun orang tua seharusnya mampu memberikan stimulus mngenai benda-benda langit tersebut, mulai dari terbitnya matahari, waktu bulan muncul dan lain sebagainya. Banyak manfaat dari mengenaalkan benda-benda langit tersebut, diantaraanya: 1. Mengajarkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Banyaknya bintang yang berkelap-kelip menghiasi langit hitam di malam hari, cahaya bulan yang selalu menerangi gelapnya malam, matahari yang senantiasa menerangi serta menghangatkan bumi beserta makluk ciptaan-Nya, awan yang selalu melengkapi langit yang biru, serta bumi yang kita pijak. Semua benda-benda langit tersebut diberikan oleh sang pencipta kepada makluknya secara cuma-cuma, sebagai bukti kasih sayang Tuhan pada umatnya. Sebagai
pendidik, orang tua dapat mengajarkan kepada anak betapa sayangnya Tuhan pada makhluk-Nya sehingga anak harus bisa bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan, serta harus lebih taat lagi kepada Tuhan. 2. Mengenal tentang ciptaan Tuhan. Sebagian besar anak mengetahui ciptaan Tuhan hanya sebatas makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia). Padahal masih ada banyak ciptaan Tuhan lainnya yang menguntungkan bagi makhluk ciptaan-Nya. Ciptaan Tuhan yang lain diantaranya benda-benda langit seperti bintang, bulan, bumi, awan, matahari, planet. Namun, untuk anak usia dini yang cocok diperkenalkan hanya bulan, bintang, awan, bumi, matahari karena sering dilihat oleh anak. 3. Mengenal konsep waktu dari benda-benda langit. Anak dapat melihat bulan, bintang di malam hari dan matahari, awan di siang hari. Dengan perbedaan waktu terbitnya benda-benda tersebut, pendidik dan orang tua harus bisa memanfaatkannya sebagai pembelajaran mengenai waktu serta tentang ciri-ciri pergeseran waktu. Misalnya, ketika siang hari bumi terlihat terang namun ketika mulai terlihat redup disebut sore dan ketika mulai gelap disebut malam begitulah seterusnya.
4. Menambah wawasan tentang pentingnya benda-benda langit. Ketika anak melihat benda-benda langit atau ketika di sekolah sedang mempelajari mengenai benda-benda langit pendidik maupun guru memberikan pengetahuan pula tentang pentingnya benda-benda langit tersebut. Misalnya, selain untuk memperindah langit, matahari berfungsi untuk menghangatkan tubuh ketika di siang hari, bulan untuk menerangi gelapnya malam. Selain itu juga memberikan contoh manfaat benda-benda langit yang sering anak alami misalnya untuk mengeringkan baju manusia memerlukan matahari. 5. Mengembangkan bahasa anak.
Ketika anak sudah mengetahui bahwa bulan, bintang itu ada di malam hari, matahari, awan ada di siang hari. Maka, pendidik atau orang tua meminta anak untuk bercerita tentang bendabenda langit tersebut. 6. Memotivasi anak umtuk lebih giat belajar. Pendidik atau orang tua dapat memberitahu atau memberikan cerita tentang Neil Amstrong. Dari cerita tersebut pendidik atau guru dapat memotivasi anak untuk lebih giat belajar sehingga dapat mempelajari benda-benda langit, serta dapat pula mengenalkan astronot sebagai pekerjan misalnya dalam tema pekerjaanku. 7. Meningkatkan kreatifitas dan imajinasi anak Kreatifitas dan imajinasi anak dapt dilihat dari hasil karya anak atau dari cerita anak sendiri. Misalnya, ketika anak diminta untuk menggambar tentang benda langit pendidik maupun orang tua dapat melihat dari haasil gambar tersebut. Kemudian, dapat didengar dari cerita anak mengenai benda-benda langit. E. Metode Mengenalkan Benda-Benda Langit kepada Anak Mengenalkan benda-benda langit kepada anak merupakan hal yang tidak semudah membalikan telapak tangan. Pendidik perlu mengetahui dan memahami metode yang sesuai dengan kebutuhan anak, metode pembelajaran dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya”. Sedangkan Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan ‘metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan’. Berdasarkan pengertian metode menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dilakukan pendidik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah mengenalkan benda-benda langit. Adapun metode yang digunakan untuk mengenalkan benda-benda langit kepada anak adalah sebagai berikut. 1. Metode Karya wisata Metode karya wisata adalah suatu pengajaran di lakukan dengan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan pembelajaran. Untuk mengenalkan benda-benda langit kepada anak dapat dilakukan dengan kunjungan ke planetarium atau bosscha sebagai sumber ilmu pengetahuan yang mengapresiasi sains dan menggugah fantasi anak. Metode karya wisata dapat di pergunakan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung, akan membangkitkan penghargaan dan cinta
terhadap lingkungan dan tanah air, dan menghargai ciptaan Tuhan serta akan mendorong anak mengenal lingkungan dengan baik. 2. Metode Role Playing Metode role playing atau bermain peran merupakan suatu metode yang menyenangkan bagi anak, karena selain mengenal benda yang diperankan, anak pun dapat mengetahui mengenai benda yang diperankan anak secara baik, Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah anak bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, anak berinteraksi dengan orang lain yag juga membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Anak-anak dapat berperan sebagai benda-benda langit seperti matahari, awan, bulan, dan bintang. 3.
Metode Bernyayi Bagi anak kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan, menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa terhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan menjadi optimal sesuai tujuan pembelajaran. Pesan-pesan dalam nyanyian yang akan disampaikan lebih mudah dan lebih cepat diterima serta diserap oleh anak-anak dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepada anak. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Melalui bernyanyi anak dapat mengenal benda-benda langit. Contoh nyanyian yang
dapat diberikan kepada anak dalam mengenalkan benda-benda langit, yaitu: a. Bintang kecil Bintang kecil di langit yang tinggi amat banyak menghias angkasa aku ingin terbang dan menari jauh tinggi ke tempat kau berada b. Sun adn Moon Sun sun in the sky Sunrise in the morning Moon moon in the sky Sunrise in the night c. Lihat ke langit lihat ke langit ada ada matahari
lihat ke langit ada bulan bintang lihat kelangit ada awan awan Lihat kelangit semuanya indah. (Lagu tersebut dinyanyikan dengan nada lagu “Lihat Kebunku”) 4. Metode Bercerita Melalui bercerita anak dapat mengenal mengenai benda-benda langit, pendidik dapat memberikan cerita yang menarik bagi anak, sehingga menjadikan anak bermakna, cerita yang di gunakan untuk mengenalkan benda langit dapat melalui story telling atau story reading menggunakan buku cerita seperti majalah Bobo atau big book, sehingga memotivasi anak terhadap minat baca anak dan mengetahui benda langit dengan benda konkrit melalui buku cerita atau big book. 5. Metode Permainan Anak bermain seraya belajar, merupakan salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini. Agar pembelajaran menjadi menyenangkan diperlukan suatu permainan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan anak. Permainan atau games digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode permainan diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh anak. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan atau fun serta serius tapi santai. Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain yang diintegrasikaan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan upaya menciptakan kegiatan pembelajarn yang menyenangkan, dengan tujuan akhir mencapai pembelajaran yang sehat dan pemerolehan mutu yang optimal. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan permainan, menurut Soepamo (1998:62) ada empat faktor yang menentukan keberhasilan permainan di kelas, yaitu Situasi dan kondisi, Peraturan permainan, Pemain, dan Pemimpin permainan. Contoh permainan Settling games untuk mengenalkan benda-benda langit kepada anak melalui permainan tebak gambar, flash card, dan lain-lain. Permainan Settling games merupakan jenis permainan yang dilakukan
dengan tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas gerak. Sedangkan stirring games merupakan jenis permainan yang melibatkan banyak aktivitas gerak. Contohnya adalah permainan “bermain menempel benda langit di papan kegiatan” serta permainan lainnya yang pada kegiatannya membutuhkan lebih banyak aktivitas motorik anak. F. Media Pembelajaran untuk mengenalkan benda-benda langit Informasi yang disampaikan pendidik terkadang sulit dicerna oleh anak didik, komunikasi yang dilakukan antara pendidik dan anak didik harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap anak. Untuk mengenalkan benda-benda langit kepada anak dapat dilakukan melalui media sehingga memudahkan pendidik dalam menyampaikan informasi kepada anak. Selain itu anak dapat mudah menerima informasi yaitu mengenal benda-benda langit. Mengatasi kegagalan komunikasi antara pendidik dan anak didik, dapat dibantu dengan pemanfaatan media pembelajaran. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting mengingat perkembangan anak berada pada masa berfikir konkrit. Sesuai dengan pendapat Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Dengan mengetahui jenis-jenis media pembelajaran, maka pendidik dapat menggunakan media-media tersebut melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan telah dirancang dalam pembelajaran. Berikut ini adalah jenis-jenis media yang dapat digunakan untuk mengenalkan benda-benda langit kepada anak, yaitu: 1. Media Audio Media Audio adalah media yang isi pesannya diterima anak melalui indra pendengaran. Media audio dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema pembelajaran yang pendidik berikan. Contoh media audio untuk mengenalkan benda benda langit dapat melalui nyanyian yang didengarkan pada anak, seperti lagu bintang kecil, cerita yang didengarkan dari tape mengenai luar angkasa, dan lain lain. Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. 2. Media Visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, media yang isi pesannya diterima melalui indra penglihatan. Media visual menampilkan materialnya dengan menggunakan alat
proyektot ataupun
non proyektor dalam proses pembelajaran, contoh media visual untuk
mengenalkan benda-benda langit yaitu gambar benda benda-benda langit, buku cerita, big book, flash card, boneka benda-benda langit dan teleskop. 3. Media Audio-Visual Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan anak untuk dapat menerima informasi mengenai benda benda langit melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan anak belajar dengan melihat gambar benda-benda langit yang ditampilkan. Sehingga, melalui audio visual ini anak akan belajar dengan menggunakan dua alat indera yaitu mendengar dan melihat materi yang disampaikan. Contohnya adalah menampilkan video pembelajaran tentang benda-benda langit, role playing atau bermain peran, bercerita melalui big book.