I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat ekonomis. Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah suatu rencana usaha layak untuk diteruskan atau tidak. Tetapi secara umum kelayakan usaha dilihat pertama kali dari potensi pasarnya. Analisa kelayakan usaha terpenting adalah dilihat dari aspek keuangannya. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan investasi layak untuk dijalankan. Untuk memulai kegiatan usaha perlu dilakukan perencanaan dan perhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan usaha. Kelayakan usaha mencakup perkiraan laba rugi, perkiraan arus kas dan analisanya yang dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana usaha atau investasi usaha akan dilanjutkan atau dihentikan. Materi dari suatu kelayakan usaha pada prinsipnya memuat empat aspek, yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, aspek yuridis, dan aspek keuangan. Selain itu perencanaan dan perhitungan diperlukan karena tidak semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari pula bahwa keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi (uang, bahan baku, mesin dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola) serta kondisi lingkungan. Uang dan modal ternyata bukanlah satu-satunya kunci sukses untuk melakukan kegiatan usaha. Kreativitas, kemampuan menangkap peluang usaha, dan keuletan adalah kunci yang lebih utama. Sebab kreativitas mampu melahirkan berbagai alternatif yang tidak terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif. Sedangkan kemampuan menangkap peluang usaha dapat menghasilkan uang dan tawaran modal dari pihak lain. Keduanya menjadi lengkap apabila disertai dengan keuletan. Mereka yang ulet biasanya akan tampil sebagai pemenang. Mahasiswa yang ulet dan pantang mundur, walaupun hanya memiliki kecakapan dan dana yang relatif terbatas akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki dana dan
1
kecakapan yang lebih baik, tetapi tidak ulet. Sehingga hanya mahasiswa yang uletlah yang dapat bertahan dalam menghadapi tantangan. Program pembangunan hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian, serta meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Kegiatan program ini dikoordinasikan dengan kegiatan program terkait, misalnya pengembangan industri kecil dan menengah, salah satunya melalui warung THP yang memiliki prospek pasar dan layak. Warung THP memiliki potensi dalam menghasilkan produk-produk olahannya dan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa, serta meningkatkan kegiatan ekonomi. Salah
satu
komoditas
pertanian
yang
mempunyai
potensi
untuk
dikembangkan dalam agroindustri adalah nangka. Buah nangka sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan buah ini sebagian besar dikonsumsi segar (buah matang), sebagian lagi dibuat sayur dan diolah dalam berbagai bentuk olahan makanan dan minuman. Sebagai salah satu jenis buahbuahan tropis nangka masih berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini terutama didukung oleh permintaan pasar luar negeri terhadap buah-buahan tropis (termasuk nangka) yang cenderung meningkat, baik dalam bentuk segar maupun produk olahan. Dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas nangka Indonesia dipasaran adalah dengan melakukan penganekaragaman produk olahan nangka, salah satunya keripik nangka. Keripik nangka merupakan salah satu produk olahan dari buah nangka, dimana yang digunakan dalam pembuatan keripik nangka adalah daging buah nangka yang sudah matang. Agroindustri ini bisa membantu produsen dalam upaya meningkatkan pendapatan. Selain itu olahan nangka juga merupakan proses pascapanen yang termasuk ke dalam pengawetan sehingga buah nangka tidak cepat rusak dan masih bisa dinikmati dalam waktu yang cukup lama tetapi dalam bentuk dan rasa yang berbeda tidak seperti buah nangka yang masih segar.
2
Keripik nangka merupakan
produk yang layak dikembangkan di bursa
pasar. Industri pengolahan keripik nangka diharapkan dapat : 1. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa 2. Menciptakan kekompakan terhadap sesama mahasiswa 3. Meningkatkan kegiatan perekonomian 4. Menciptakan lapangan kerja sementara 5. Meningkatkan mutu produk
B. Tujuan Adapun tujuan dilakukannya studi kelayakan yang akan dibangun adalah untuk mengetahui apakah Industri keripik nangka layak atau tidak didirikan.
3
II. ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN A. Data Kuantitatif dan Kualitatif Permintaan Pasar Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual produk yang dihasilkan untuk digunakan atau dibeli oleh masyarakat tergantung dari kebutuhan masyarakat pada umumnya dan persediaan produk yang dibutuhkan. Sebelum menentukan jenis produk yang akan dijual, perlu diidentifikasi terlebih dahulu produk apa yang disukai, misalnya seperti produk keripik nangka. Untuk mengetahui berapa besar permintaan dan bagaimana persaingannya, maka diperlukan pengumpulan data untuk menilai apakah produk keripik nangka layak dipasarkan di pasaran. Saat ini khususnya di kota Banda Aceh, untuk produk keripik nangka masih langka dan sukar didapatkan. B. Peramalan Permintaan Produk Masa yang Akan Datang Produk keripik nangka direncanakan akan dipasarkan di pasar swalayan. Prediksi pasar sudah dapat ditentukan untuk produk ini, karena permintaannya bisa jadi meningkat. Untuk lebih menarik perhatian konsumen, kemasan yang digunakan didesain semenarik mungkin, karena desain kemasan salah satu yang berpengaruh terhadap produk yang dipasarkan. C. Perkembangan Harga Satu yang amat penting, dan harus dicermati dalam dunia usaha adalah perkembangan harga jual dari produk yang diproduksi atau diperdagangkan. Keberhasilan seorang pengusaha diukur dari kecepatannya memperoleh informasi tentang perkembangan harga barang, perubahan harga barang disebabkan karena adanya
perbedaan waktu dan tempat pemasaran. Mereka yang dapat
memanfaatkan informasi tersebut dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pesaingnya.
Harga suatu produk sangat ditentukan dari harga bahan baku yang digunakan. Semakin meningkat harga bahan baku, maka semakin meningkat pula 4
harga produk tersebut, terutama pada produk keripik nangka. Selain itu harga produk juga dipengaruhi dengan banyaknya permintaan dari konsumen produk tersebut. Produk keripik nangka direncanakan akan dipasarkan dengan harga Rp.8.000 per bungkusnya, dengan isi perbungkusnya sebanyak 1 ons. Harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk yang dihasilkan, produk ini tidak dapat diturunkan lagi harganya karena mengingat harga bahan baku yang terlalu tinggi. Untuk keripik nangka dibutuhkan buah nangka yang harganya berkisar Rp.30.000-50.000 per buahnya. Berat buah berkisar 10-15 kg. D. Saingan Pasar Dari segi daya saing, keripik nangka cukup kompetitif, namun di daerah Banda Aceh industri yang mengolah keripik nangka belum begitu menonjol sehingga daya saing belum begitu terasa. Karena buah nangka khususnya di Banda Aceh dan sekitarnya hanya berbuah hanya pada musim tertentu, maka dari segi produksi dan harganya juga akan mempengaruhi. E. Strategi Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan efektif. Rencana pemasaran menyangkut promosi dan cara mengenalkan produk kepada konsumen. Selain itu rencana pemasaran yang baik dapat meyakinkan bahwa produk yang akan dijalankan mempunyai prospek yang menguntungkan. Konsep strategi pemasaran sedikit berbeda dalam aplikasi dibandingkan dengan yang disarankan dalam kepustakaan mengenai pemasaran.
Dalam perencanaan pemasaran, strategi cenderung menjadi 3 kelompok yaitu: a. Segmentasi, yaitu penyeleksian sasaran pasar. 5
b. Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu kombinasi berbagai fungsi pemasaran. c. Bauran produk. Strategi pemasaran yang akan kami lakukan terhadap produk keripik nangka ini adalah membuat produk dengan kemasan yang menarik dan bernilai gizi tinggi. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mempromosikannya melalui selebaran-selebaran di seputaran kampus, dengan cara menawarkan kepada teman-teman di jurusan lain, dan juga dengan menjaga kebersihan lingkungan kantin, maka konumen akan datang dengan sendirinya.
III.
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
6
Suatu produk dapat dikatakan layak secara teknis jika produk dapat diterima dan dapat diproduksi secara mudah. Hal itu dapat diketahui dengan melihat apakah teknologi yang digunakan sesuai atau tidak dengan desain dan kapasitas penggunaannya. Aspek-aspek teknologis mencakup penentuan lokasi, pemilihan teknologi proses produksi, penentuan kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku, ketersediaan sumber daya manusia, alur proses, tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan. A. Teknologi Proses Produksi Penentuan pilihan teknologi yang akan diterapkan sangat tergantung kepada skala unit usaha yang akan didirikan. Beberapa patokan umum yang dapat dipakai dalam pemilihan teknologi adalah : seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi. Produksi keripik nangka termasuk kategori usaha berskala mikro - kecil dan bersifat padat tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor produksi utama dalam proses produksi keripik nangka. Ini mengingat beberapa tahap produksi keripik nangka sangat mengandalkan tenaga manusia. Dengan demikian, alternatif jenis teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah teknologi kombinasi antara peralatan tradisional dan semi-mekanik. Proses produksi keripik nangka relatif sederhana dan mudah dilakukan. Secara umum, proses produksi keripik nangka, mulai dari tahap pengadaan bahan baku buah nangka sampai tahap pengemasan keripik nangka. Berikut ini beberapa tahapan pada proses produksi keripik nangka : 1. Pengadaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah buah nangka yang masih segar dan sudah cukup tua (rasa manis), untuk selanjutnya dilakukan proses pengupasan. 2. Pengupasan Bahan Baku
7
Buah nangka dibelah dan dipotong menjadi beberapa bagian, kemudian dipisahkan dari selaput yang berikatan pada daging nangka selanjutnya dibersihkan dari getah dan dikeluarkan bijinya. 3. Pengecilan Ukuran (Pembelahan) Setelah dibersihkan dari selaput dan getah, daging buah nangka dibelah – belah agar proses penggorengan lebih cepat dan keripik yang dihasilkan lebih renyah. 4. Penggorengan Penggorengan dilakukan dengan menggunakan vacuum frying. Sekali penggorengan bahan yang dimasukkan kedalam vacuum frying sebanyak 5 kilogram, proses penggorengan berlangsung selama 60 menit. 5. Penirisan Setelah penggorengan selesai, keripik yang masih mengandung minyak ditiriskan dengan menggunakan spindle sekitar 5 menit. 6. Pengemasan Keripik yang telah ditiriskan langsung dikemas dalam plastik dengan menggunakan hand sealer supaya lebih rapi. Pengemasan harus dilakukan secepatnya agar keripik tidak menjadi lembab. B. Ketersediaan Bahan Baku Setelah dilakukan survei ke beberapa pasar seperti pasar Lambaro, pasar Ulee Kareng dan Pasar Lamnyong. Ketersediaan bahan baku yang kontinyu terdapat pada pasar Lambaro kabupaten Aceh Besar dan di pasar ini harga bahan baku lebih murah bila dibandingkan dengan pasar Lamnyong dan pasar Ulee Kareng (Survei, 2011). Perkembangan produksi buah nangka secara nasional di Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Perkembangan produksi buah nangka di Indonesia Perkembangan Produksi (Ton) Pada Tahun 2005 2006 2007 Nangka 712.693 683.904 601.929 Sumber : Pusat Data Pertanian, Departemen Pertanian (2009). Buah
8
Walaupun produksi buah nangka relatif menurun, namun musim panen buah nangka ada sepanjang tahun, karena buah nangka bukan buah musiman. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Musim panen raya aneka buah di Indonesia
Sumber : Pusat Data Pertanian, Departemen Pertanian (2009). C. Rencana Kapasitas Produksi Untuk sekali proses produksi keripik nangka yang dihasilkan adalah 2 kg. Kapasitas produksi optimal adalah ± 5 : 2, yaitu bahan baku dibanding hasil produksi (rendemen ± 40 persen). Rencana kapasitas produksi dalam sehari menghasilkan 8 kilogram keripik (empat kali produksi). Dalam setahun ( 240 hari kerja ) menghasilkan keripik sebanyak 1,92 ton. D. Penentuan Lokasi Proyek Tujuan penentuan lokasi suatu usaha dengan tepat adalah untuk dapat membantu suatu usaha beroperasi dengan lancar, efektif dan efesien. Pemilihan 9
lokasi yang optimal dilakukan dengan analisis biaya dengan didukung ketersedian bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan air, penyediaan tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Pabrik ini didirikan di Jalan Banda Aceh-Medan, Desa Lambaro, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Merupakan daerah yang potensial untuk berkembang menjadi daerah kawasan industri kecil dan menengah. 2. Tersedia tanah yang cukup luas. 3. Tersedia sumber air yang cukup besar, sehingga mampu memenuhi kebutuhan air untuk keperluan utilitas. 4. Dekat dengan pasar dan jalan raya yang lebar. Lokasi pabrik sangat berpengaruh pada keberadaan suatu industri, baik dari segi komersil, maupun kemungkinan pengembangan dimasa yang akan datang. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik. Pendirian pabrik direncanakan di desa Lambaro. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil untuk lokasi ini adalah sebagai berikut: 1. Sumber Bahan Baku Bahan baku adalah faktor utama dalam penentuan lokasi industri ini. Industri keripik nangka ini akan didirikan di desa Lambaro Kecamatan Darul Imarah, karena dekat dengan sumber bahan baku yaitu buah nangka. Bahan baku buah nangka yang diperoleh dari petani atau masyarakat yang menanam nangka yang dibawa ke pasar Lambaro, dimana kapasitas produksinya relatif besar dan lancar. Dengan tersedianya bahan baku buah nangka yang relatif besar dan lancar diharapkan kebutuhan bahan baku bisa terpenuhi. 2. Pangsa Pasar Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu pabrik haruslah jelas, karena dapat mempengaruhi nilai penjualan dari produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan permintaan dari konsumen yang akan membeli produk tersebut, baik dari segi kualitas produk, harga, bentuk dan sebagainya yang mana semua itu harus terpenuhi. 10
3. Fasilitas Transportasi Pendirian pabrik harus ditempatkan dekat dengan pasar, bahan baku, atau dekat persimpangan antara pasar dan bahan baku dan dapat juga jalan raya, yang mana bertujuan untuk memudahkan trasportasi dan mengurangi biaya yang dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun oleh karyawan. 4. Fasilitas Air Pabrik yang akan didirikan haruslah dekat dengan sumber air. Dengan dekatnya lokasi sumber air maka jalannya proses suatu pabrik akan lebih mudah, karena jalannya dari suatu proses sangatlah membutuhkan air yang banyak, baik untuk proses produksi, aktifitas kantor, dan sebagainya. E. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Agar suatu industri berjalan dengan baik disamping tersedianya alat – alat proses produksi yang lengkap dan bahan baku yang digunakan diperlukan juga tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan diperolehnya produk akhir. Penentuan lokasi industri dirancang tidak jauh dari lokasi pemukiman tenaga kerja, agar memudahkan dalam merekrut para tenaga kerja. Pembangunan industri keripik nangka dalam skala menengah ini belum membutuhkan banyak karyawan, hal ini dikarenakan proses pengolahan keripik nangka belum banyak membutuhkan tenaga kerja. Pada permulaan industri keripik nangka ini dikelola oleh 11 orang tenaga kerja yang keberadaan tempat tinggalnya sangat terjangkau dari industri. Untuk selanjutnya diharapkan adanya kemajuan pesat pada industri ini sehingga lebih banyak membutuhkan tenaga kerja. F. Alur Proses Peralatan utama yang digunakan pada pengolahan keripik nangka adalah mesin penggoreng vacuum frying. Peralatan ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
11
a) Kapasitas penggorengan = 5 kg. b) Kapasitas minyak penggorengan = 40 liter. c) Kapasitas tenaga vacuum = 1 hp. d) Kapasitas oli vacuum = 800 ml. Alur proses pembuatan keripik nangka dapat dilihat pada skema 3.1 berikut : Buah nangka 13 kg
Pengupasan Kulit 7 kg & Biji 1 kg Daging buah 5 kg
Pengecilan ukuran Penggorengan Vacuum
Minya k
Penirisan
Pengemasan
Keripik nangka 2 kg Skema 3.1 : Proses pengolahan keripik nangka.
12
Neraca massa produk dapat dilihat pada skema 3.2 berikut :
Minyak 40 L
Nangka 5 kg
Penggorengan
Penirisan
Air buah=3 kg, Minyak =39.5 L
Minyak 0,5 L
Keripik 2 kg
Skema 3.2 : Neraca massa produk keripik nangka G. Tata Letak Mesin Dan Peralatan Serta Letak Bangunan
Proses produksi keripik nangka tidak memerlukan tempat usaha (bangunan) tersendiri yang spesifik. Oleh karena itu, proses produksi bisa dilakukan dalam skala rumah tangga, selama memiliki sejumlah peralatan produksi yang diperlukan. Sebagai contoh bangunan yang dijadikan tempat usaha selama produksi memiliki luas bangunan seluruhnya 15 m². Bangunan seluas itu, mempunyai fasilitas produksi antara lain ruang produksi, ruang pengemasan, ruang pencucian, serta ruang mesin dan peralatan produksi. Keripik nangka diproduksi dengan menggunakan mesin penggoreng vacuum (vacuum frying) dan beberapa alat yang sederhana maupun dengan peralatan semi mekanik. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan keripik nangka adalah : 1. Vacuum frying Sebagai alat untuk penggorengan, agar tidak mengganggu proses penanganan bahan baku, alat tersebut diletakkan pada ruang produksi (penggorengan).
13
2. Spindel Spindel diletakkan pada ruang penirisan, bersebelahan dengan ruang penggorengan agar setelah dilakukan proses penggorengan dapat langsung ditiriskan. 3. Hand sealer Alat ini diletakkan pada ruang pengemasan bersebelahan dengan ruang penirisan. 4. Timbangan Timbangan diletakkan pada tiga tempat yaitu ruang sortasi, ruang pengupasan dan ruang pengemasan. 5. Pisau Sebagai alat untuk memotong, pisau ditempatkan pada ruang penanganan bahan baku (ruang pengupasan). 6. Baskom plastik Sebagai tempat penampung, baskom diletakkan diruang produksi (penggorengan) dan dapur. Adapun tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan dapat lihat pada gambar 3.1 berikut :
14
Gambar 3.1 : Tata letak mesin dan peralatan serta letak bangunan.
15
IV.
ANALISIS ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen operasional adalah untuk menciptakan nilai produk baik berupa barang atau jasa melalui proses transformasi input menjadi output. Manajemen operasional bertanggung jawab untuk memperoduksi barnag dan jasa dalam organisasi. Pada defenisi diatas ada tiga hal yang harus diperhatikan: 1. Fungsi, Manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau fungsi dalam organisasi yang memproduksi barang dan jasa 2. Sistem, Mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi barang atau jasa. Termasuk didalamnya adalah membuat rancangan dan analisis operasi 3. Keputusan, Menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting dalam manajemen opersional. A. Bentuk Badan Usaha dan Perijinan Usaha industri keripik nangka ini akan dibangun dalam bentuk perseroan komanditer (CV). perseroan komanditer yaitu suatu persekutuan yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seseorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. mengingat modal yang diperlukan cukup besar dan proses yang komplit, serta jangka waktu operasi yang tidak terbatas. Industri ini juga memiliki struktur organisasi yang lengkap. Untuk itu dalam membangun industri ini memerlukan beberapa perijinan yang harus dipenuhi sesuai dengan perundangan yang berlaku. B. Struktur Organisasi Perusahaan Sistem manajemen dari suatu perusahaan atau industri akan sangat menentukan kelancaran produksi dan keberlangsuangan industri tersebut. Sistem manajemen yang komplek disertai susunan struktur organisasi yang lengkap sering dijumpai dari industri berskala menengah hingga besar. Struktur organisasi industri keripik nangka ini terdiri dari direktur utama, manager keuangan, manager pemasaran, manager personalia, manager produksi, dan masing-masing bagian memiliki wakil. 16
M. Irfan Andi
Winny
Lia Agustina
Rizky Nasution
Azhar
Gambar. Struktur Organisasi Industri Keripik Nangka C. Rancangan Jabatan 1. Direktur yaitu pimpinan yang tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas semua yang menyangkut perusahaan. 2. Manager keuangan adalah orang yang mengolah dana perusahaan, dan membagi keuntungan/ laba perusahaan. 3. Manager pemasaran adalah Manajer yang bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran, perolehan hasil penjualan, penggunaan dana promosi, sebagai koordinator manajer produk, manajer penjualan, membina bagian pemasaran, membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran dan Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi 4. Manager
personalia
yaitu
harus
dapat
membangun
suatu
sistem
pengembangan produk yangmempunyai kemampuan untuk dipahami, didesain dan menghasilkan produk yangbermanfaat kompetisi bagi perusahaan 5. Manager produksi yaitu harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. D. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Rencana Penggajian 17
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam operasional perusahaan, disamping faktor permodalan dan pemasaran. Namun ironisnya, justru
faktor
tenaga
kerja
sering
dikesampingkan
oleh
perusahaan.
Pertimbangannya, tenaga kerja mudah untuk didapatkan karena setiap orang dianggap membutuhkan pekerjaan, sehingga perusahaan terkadang mengabaikan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Jika perusahaan tidak mampu untuk mengelola dan memberdayakan tenaga kerja yang ada, maka hal tersebut dapat menghambat operasional perusahaan dan dampak terburuknya adalah kolapsnya perusahaan. Untuk itu, pemilihan tenaga kerja yang tepat menjadi sangat penting. a. Waktu kerja Hari kerja : senin - jumat Sebulan
: 20 hari
Setahun
: 12 Bulan : 240 Hari
Jam kerja : Per hari 8 jam (Pukul 07.00-12.00;14.00-17.00) b. Kebutuhan tenaga kerja dan rencana penggajian Tabel . Kebutuhan tenaga kerja dan rencana penggajian Nilai No 1 2 3
Posisi Produksi Pengemasan Pemasaran Jumlah
Satuan Orang/Bulan Orang/Bulan Orang/Bulan
Jumlah 5 4 2 11
Harga/satuan 600.000 350.000 400.000
/Bulan 3.000.000 1.400.000 800.000 5.200.000
Nilai/tahun 36.000.000 16.800.000 9.600.000 62.400.000
Total gaji karyawan perbulan: Rp. 5.200.000
1 hari
Rendemen yang dihasilkan dari 20 kg adalah 8 kg (40% dari total bahan)
1 hari membutuhkan waktu 8 jam kerja
4 x penggorengan membutuhkan waktu 8 jam kerja
1× pengolahan membutuhkan waktu 2 jam
membutuhkan 20 kg daging buah nangka.
18
V. ASPEK HUKUM DAN DAMPAK LINGKUNGAN A. Bentuk Badan Usaha Bentuk badan usaha untuk industri keripik nangka ini adalah berbentuk Perseroan Komanditer (CV). Bentuk Badan Usaha CV adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT yang paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk 19
menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Namun tidak semua bidang usaha dapat dijalankan Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat adanya beberapa bidang usaha tertentu yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan oleh badan usaha Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Komanditer adalah bentuk perjanjian kerjasama berusaha bersama antara 2 (dua) rang atau dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN yang dibuat dihadapan NOTARIS yang berwenang. Para pendiri perseroan komanditer terdiri dari PESERO AKTIF dan PERSERO PASIF yang membedakan adalah tanggungjawabnya dalam perseroan. Persero Aktif yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk bertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya. Persero Pasif yaitu orang yang hanya bertanggung jawab sebatas uang yang disetor saja kedalam perusahaan tanpa melibatkan harta dan kekayaan peribadinya. Kebaikan Perseroan Komanditer (CV) adalah : Kemampuan manajemen lebih besar, proses pendirianya relatif mudah, modal yang dikumpulkan bisa lebih besar dan mudah memperoleh kredit Kelemahan Perseroan Komanditer (CV) Sebagian sekutu yang menjadi persero Aktif memiliki tanggung jawab tidak terbatas, sulit menarik kembali modal, dan kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu B. Tata Cara Perizinan Aspek yuridis merupakan aspek institusional yang menyangkut perijinan dalam pendirian industri yang dituangkan dalam peraturan pendirian industri. Peraturan-peraturan tersebut diantaranya adalah keharusan adanya hak guna tanah, izin bangunan, izin badan usaha, dan izin penggunaan tenaga kerja. Selain itu juga diperlukan ijin melakukan dagang dan peraturan pajak. Setiap pendirian industri memerlukan beberapa perizinan dari pihak pemerintah untuk melegalkan berdirinya industri tersebut dan pemasaran produk ke pasaran. Hampir setiap pendirian industri membutuhkan perizinan dari lembaga pemerintah yang sama dengan melalui tahapan yang sesuai dengan
20
hukum yang berlaku. Pada industri skala menegah dan besar
perjanjian
kepemilikan saham dan lain sebagainya harus dibuat berdasarkan akta notaris. Perizinan-perizinan yang harus dimiliki oleh industri khususnya pangan adalah SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha), IUI (Izin Usaha Industri), TDI (Tanda Daftar Industri), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Dinkes (Dinas Kesehatan), dan BPOM (Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan). Awalnya pihak industri mendaftarkan industrinya ke Dinas Pendapatan untuk mendapatkan nomor NPWP. Setelah itu maka industri tersebut telah dapat mendaftarkan industrinya ke Kantor Walikota untuk mendapatkan SKITU, IUI, TDI dan SIUP. Selain itu, pihak industri juga harus mendaftarkan diri ke Dinas Perpajakan untuk mendapatkan NPWP. Khusus untuk industri di bidang pangan, juga harus terdaftar di Dinas Kesehatan dan BPOM untuk menjamin bahwa pangan yang diproduksi memiliki jaminan kesehatan dan kebersihan. Perizinan- perizinan ini harus diperpanjang sesuai masa likuidasinya. Untuk pihak perizinan seperti Dinas Kesehatan dan BPOM, biasanya akan mengadakan inspeksi dan pengawasan langsung ke industri ini untuk menjamin
tingkat
higienitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan adanya perizinan tersebut, maka industri ini legal dalam melakukan proses produksi. C. Pengelolaan Lingkungan Dampak lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan pengkajian yang seksama. Limbah yang dihasilkan dari industri keripik nangka tidak terlalu berdampak buruk terhadap lingkungan seperti tanah, air dan udara. Namun, bila jumlahnya sudah terlalu besar pasti akan berdampak terhadap lingkungan karena limbah yang berjumlah besar tersebut sudah banyak mengandung zat-zat organik, yaitu komponen penting untuk pertumbuhan mikroorganisme dan mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan Limbah industri keripik nangka baik limbah padat maupun limbah cair, dapat diubah menjadi komoditas yang bernilai jual pemanfaatan yang dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut antara lain adalah : 21
1. Limbah Padat Dapat dijadikan : makanan ternak, pupuk yang berasal dari kulit keripik nangka. 2. Limbah Cair Limbah cair lain yang berasal dari kondensasi dapat didaur ulang sehingga bisa dibuang langsung ke lingkungan tanpa merusak ekosistem.
VI. ANALISIS ASPEK KEUANGAN A. Rincian Biaya Investasi Nama Alat
Jumlah
Satuan
Harga/ Unit
Total Harga
Umur Ekonomis
Depresiasi per Tahun
Nilai Sisa tahun ke-n
1. Tanah, BangunandanPekerjaan non produksi 22
Tanah 150 Bangunan 100 Perizinan 1 2. PeralatanProduksi Vakum 1 Kompor 1 Pompa 1 Kulkas 1 Siller 1 Baskom 2 Pisau 4 Meja 2 Ember 2 Timbanga 1 n 3. Kendaraan Alattransp ortasi 1 (motor)
M2 M2 -
250.000 300.000 2.750.000
37.500.000 30.000.000 2.750.000
5 -
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
28.000.00 0 200.000 300.000 3.500.000 1.750.000 50.000 15.000 250.000 50.000 150.000
28.000.000 200.000 300.000 3.500.000 1.750.000 100.000 60.000 500.000 100.000 150.000
3 3 3 5 3 3 3 3 3 3
10.000.000
5
Unit
10.000.00 0
6.000.000 9.333.333 66.667 100.000 700.000 583.333 33.333 20.000 166.667 33.333 50.000
114.910.00 0
Total
37.500.000 12.000.000 0 0 0 1.400.000 0 0 0 0 0 0
2.000.000
4.000.000
25.086.667
54.900.000
B. BiayaOperasionalProduksi Kebutuhan
Unit
Volume
A. BiayaVariabel (Biayabahanbaku) BuahNangka Kg 400 MinyakGoreng Kg 120 Gas LPG 15 kg 2 Oli Compressor Liter 4 PengemasPlastik Pcs 20
Biaya/ Unit 40.000 10.000 100.000 60.000 10.000
1. BiayaTenagaKerja Produksi Orang 5 600.000 Pengemas Orang 4 350.000 Pemasaran Orang 2 400.000 Total BiayaVariabel B. BiayaTetap 1. BiayaUtilitas, bahanbakardantransportasi Bensin Bulan 1 60.000 Listrik Bulan 1 300.000
Biaya/ Bulan
Biaya/ Tahun
16.000.000 1.200.000 200.000 240.000 200.000
192.000.000 14.400.000 2.400.000 2.880.000 2.400.000
3.000.000 1.400.000 800.000 23,040,000
36.000.000 16.800.000 9.600.000 276.480.000
60.000 300.000
720.000 3.600.000 23
Telepon ATK Sub Total
Bulan Bulan
1 1
150.000 100.000
150.000 100.000 610.000
1.800.000 1.200.000 7.320.000
1 1
100.000 50.000
100.000 50.000 150.000
1.200.000 600.000 1.800.000
1
70.000
70.000 70.000 830.000
840.000 840.000 9.960.000
2. BiayaPerawatan Alat Bulan Ruangan Bulan Sub Total 3. Pajak, asuransidanretribusi BiayaLainnya Bulan Sub Total Total BiayaTetap Jumlah biaya operasional
= biaya tetap + biaya variabel
= Rp 9.960.000+ Rp 276.480.000 = Rp. 286.440.000
C. Proyeksi Produksi dan Pendapatan
24
No
Produk
Volume
Unit
Harga Jual
1 2
Produksi keripik nangka Produksi terjual
160 160
kg kg
80,000 80,000
Penjualan 1 bulan 12,800,000 12,800,000
Penjualan 1 tahun 153,600,000 153,600,000
D. Analisis Keuangan Keterangan Investasi Pendapatan Usaha (a) BiayaOperasional (b) LabaSebelumPajak (a-b=c) Pajak (%pajak x c = d) LabaSesudahPajak (c-d =e) NilaiSisa Net Cash Flow (e + penyusutan + nilaisisa) Discount Factor Cash Flow Terdiscount
Tahun (umur ekonomis industri) 0 1 2 3 160.874.000 160.874.000 160.874.000 604.800.000 604.800.000 604.800.000 341.656.069 341.316.447 340.976.823 263.143.931 263.483.553 263.823.177 39.471.590
39.522.533
39.573.477
223.672.341 223.961.020 224.249.700 30.400.000 278.888.841 234.037.867 264.386.923 14%
14%
14%
14%
-160.874.000 244.638.956 180.084.539 178.453.642
1. NPV, PI tahun 0 1 2 3
NCF -216,239,000 278,888,410 234,037,867 264,386,923 NPV
DF (14%) 1 0.877193 0.769468 0.674972
present value -216,239,000 244,638,956 180,084,539 178,453,642 386,938,138 25
NPV = -58.358.226.000+ 244,638,956 + 180,084,539 + 178,453,642 = 386,938,138 NPV>1, maka investasi proyek layak dijalankan PI = Total Present Value tahun 1-3/Present value tahun 0 PI= 2.789400328 PI (B/C) > 1, maka proyek tersebut layak
2. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) DF NCF (14%) -216,239,000 1 278,888,410 0.877193 234,037,867 0.769468 264,386,923 0.674972
Tahun 0 1 2 3
present value DF (100%) -216,239,000 1 244,638,956 0.4784689 180,084,539 0.228932488 178,453,642 0.109537076
NPV
IRR i1
present value -216,239,000 133,439,431 53,578,871 28,960,170
386,938,138
-260,528
NPV (i2 i1 ) NPV1 NPV2
IRR= 39.98250581
3. Perhitungan Payback Period tahun
NCF
DF (14%)
present value
komulatif present value
0 1 2 3
216,239,000 278,888,410 234,037,867 264,386,923
1 0.877193 0.769468 0.674972
-216,239,000 244,638,956 180,084,539 178,453,642
-216,239,000 28,399,956 208,484,495 386,938,138
NPV
386,938,138
PBP=[n+(m/ 26
{PVn+1})] PBP =
3.168283777
4. BEP Tahun No
Uraian 1 Pendapatan
1 2 3 153,600,000 153,600,000 153,600,000
2 Biaya Variabel Bahan baku Bahan pengemasan Tenaga kerja Pajak
211,680,000 211,680,000 211,680,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 62,400,000 62,400,000 62,400,000 39,471,590 39,522,533 39,573,477
Total biaya variabel 3 Biaya Tetap Biaya overhead pabrik (BOP) Biaya Pemeliharaan, bensin dan lainnya Biaya penyusutan Bunga kredit Total Biaya Tetap 4 BEP (Rp) 5 BEP (%)
BEP
315,951,590 316,002,533 316,053,477
6,600,000 3,360,000 25,086,667 25,648,348 60,695,015
6,600,000 3,360,000 25,086,667 15,557,195 50,603,862
6,600,000 3,360,000 25,086,667 5,466,041 40,512,708
-57,423,240
-47,861,034
-38,304,825
0
0
0
BT BV 1 P
27
VII. PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisa kelayakan industri Keripik Nangka ini adalah : 1.
Berdasarkan peluang pasar yang bagus industri Keripik Nangka ini akan didirikan di daerah Lambaro, Aceh Besar.
2.
Proyek industri Keripik Nangka ini diasumsikan melakukan pinjaman kredit investasi sebesar Rp 216.239.000 dengan bunga yang dibayar sebesar 14% selama 3 tahun (jangka waktu maksimal kredit).
3.
Dalam perusahaan ini akan diterapkan kedisiplinan dan ketekunan agar berjalan dengan baik serta mengeluakan kreatifitas bagi mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian.
4.
Berdasarkan analisis aspek keuangan maka industri ini sangat layak dilaksanakan karena menghasilkan nilai NPV = 386,938,138, PI = 2.78, IRR = 39%.
28