Jenis-jenis Susu Bubuk Oleh: Eko Saputro, S. Pt (Widyaiswara Pertama BBPP Batu) Menurut Soeparno (1992), susu bubuk memiliki beberapa jenis: susu bubuk kering dengan kadar lemak 3,1 %, susu krim dengan kandungan lemak 18%, susu bubuk tanpa lemak yang dibuat dari skim dengan kandungan lemak kurang dari 0,5% dan susu kering tanpa lemak instant yang berasal dari susu skim kering yang dikeringkan. Menurut Hadiwiyoto (1983), ada beberapa jenis susu bubuk, antara lain: 1) susu bubuk penuh yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu segar yang tidak mengalami separasi, kadar lemak susu penuh adalah 26%, sedangkan kadar airnya 5 %; 2) susu bubuk skim, yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu skim, susu bubuk ini mengandung banyak protein, kadar airnya 5%; 3) bubuk krim atau bubuk susu mentega yang dibuat dari krim yang banyak mengandung lemak; 4) bubuk susu instant yang memerlukan alat tambahan dalam pembuatannya, yang disebut instantizer untuk membentuk rongga-rongga udara pada pertikel-partikel susu bubuk sehingga dapat mempertahankan daya larut susu dalam air; 5) jenis-jenis susu bubuk lainnya, misalnya: susu bubuk whey, susu bubuk malt, susu bubuk coklat dan
sebagainya. Badan
Standardisasi Nasional Indonesia (1999), menyatakan ada berbagai jenis susu bubuk, yaitu 1) full cream milk powder (susu bubuk berlemak) adalah susu sapi yang telah diubah bentuknya menjadi bubuk, 2) party skim milk powder (susu bubuk rendah lemak) adalah susu sapi yang telah diambil sebagian lemaknya dan diubah menjadi bubuk, 3) skim milk powder (susu bubuk tanpa lemak) adalah susu sapi yang telah diambil lemaknya dan diubah bentuknya menjadi bubuk. Susu bubuk merupakan produk susu kering atau tepung susu yang dibuat sebagai kelanjutan dari proses penguapan. Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan). Biasanya kadar air dikurangi sampai di bawah 5% dan sebaiknya harus kurang dari 2%. Susu utuh, susu skim dan bahkan campuran dari keduanya dapat dikeringkan dan proses itu juga dapat diterapkan pada produk sampingan susu seperti whey dan susu mentega (Buckle et al., 1987). Susu bubuk merupakan produksi dari evaporated milk yang diproses lebih lanjut. Produk ini mengandung 2 - 4% air dan kebanyakan susu bubuk terbuat dari skim milk. Susu ini dikenal dengan nama dried milk (Sirait, 1991). Susu bubuk menurut Arpah (1993), dibuat dari susu segar, susu evaporasi, skim milk powder (SMP) dan butter milk powder (BMP) serta unhidrous milk fat sehingga pengawasan mutu bahan juga dilakukan pada bahan-bahan tersebut. Badan Standardisasi Nasional (1999), menyatakan susu bubuk adalah susu bubuk berlemak, rendah lemak dan tanpa lemak dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Standar Mutu Susu Bubuk
1
Standar mutu susu bubuk berdasarkan SNI 01-2970-1999 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. SNI 01-2970-1999 untuk Standar Mutu Susu Bubuk susu bubuk rendah lemak
susu bubuk tanpa lemak
Kriteria Mutu
satuan
susu bubuk berlemak
Bau
-
Normal
Normal
Normal
Rasa
-
Normal
Normal
Normal
Air
b/b, %
Maks. 4,0
Maks. 4,0
Maks. 4,0
Abu
b/b, %
Maks. 6,0
Maks. 9,0
Maks. 9,0
Lemak
%
Min. 26,0
Protein
%
Min. 25,0
Min. 26,0
Min. 34,0
Pati
%
Tidak nyata
Tidak nyata
Tidak nyata
Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks. 20,0
Maks. 20,0
Maks. 20,0
Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 0,3
Maks. 0,3
Maks. 0,3
Seng (Zn)
mg/kg
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 40
Raksa (Hg)
mg/kg
Maks. 0,03
Maks. 0,03
Maks. 0,03
Arsen
mg/kg
Maks. 0,1
Maks. 0,1
Maks. 0,1
TPC
koloni/g
Maks.5 x 105
Coliform
APM
Maks. 20
Maks. 20
Maks. 20
E. coli
koloni/g
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1 x 102
1 x 102
1 x 102
1,5 - < 26,0
Maks. 1,5
Cemaran logam
Cemaran Mikroba
Salmonela S. aureus
koloni/10 0g koloni/g
Maks.5 x 10
5
Maks.5 x 105
Sumber: BSN, 1999 DAFTAR PUSTAKA Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Andi Offset, Yogyakarta.
1
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 1999. SNI 01-2970-1999: Susu Bubuk. Balai Besar Industri Kimia Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta. Bylund, G. 1995. Dairy Processing. Tetra Pak Processing System, Sweden. Harris, R. S. and E. Karmas. 1975. Nutritional Evaluation of Food Processing. Ensiklopedia Wikipedia, Jakarta. Maheswari, R.R.A. 2002. Penanganan dan Pengolahan Hasil Ternak Perah. Fakultas Peternakan. Istitut Pertanian Bogor, Bogor. Maree, H. P. 2003. Goat milk and its use as hypo-allergenic infant food. Goat Connection, Khimaira. Market Research. 2005. Freeze Drying Equipment. Global Industry Analysis, Washington. Miller G., J. Jarvis and L.M. Bean. 1999. Handbook of Dairy Foods and Nutrition. Edisi ke-2. National Dairy Council CRC Press, New York. Moster, K. 1997. Spray dryers. In: Baker, C.G.J. (edition). Industrial Drying of Food. Blackie Academic and Professional an Aimprint of Chapman and Hall, New York. Muchtadi, D. 2002. Gizi untuk Bayi: ASI, Susu Formula, dan Makanan Tambahan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Muljohardjo, M. 1990. Alat dan Mesin Pengolahan Hasil Pertanian. Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pisecky, J. 1997. Handbook of Milk Powder Manufacture. Association of British Preserved Milk Manufacture, London. Rutgers, K. dan P. Ebing. 1992. Penyediaan Produk Susu Berskala Kecil. Terjemahan: S. Idris dan I. Tohari. Penerbit Universitas Brawijaya, Malang. Sari Husada, P.T. 2006. Profil PT Sari Husada Tbk 2006. PT Sari Husada, Yogyakarta. Sari Husada, P.T. 1991. Laporan Tahunan (Annual Report) 1991. PT Sari Husada, Yogyakarta. Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT Rineka Cipta, Jakarta. Varnam, A.H. dan P. Sutherland. 1994. Milk and Milk Products, Technology Chemistry and Microbiology. Chapman and Hall. New York. Widodo. 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk Cetakan 1. Lacticia Press, Yogyakarta. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
1